Suara misterius!

Detikan jam di dinding sana terus mengiringi suara perbincangan renyah di ruang tamu itu. Candaan klasik yang mampu menghidupkan suasana malam yang baru dimulai.

Tuan Benet merasa senang saat Joy bersedia menemaninya kembali ke Rumah. ia bosan di rumah sakit terus apalagi hobinya untuk berkebun jadi terkendala.

"Aku pernah mengerjai temanku yang saat itu Alaergi Bir. dan dia sangat marah bahkan mengancam akan menjual semua perkebunan ayahku." kelakar Joy mengundang kekehan Tuan Benet yang sungguh menikmati suasana nyaman ini.

Ia sudah menganggap Joy seperti anaknya sendiri. pria muda ini begitu Enerjik bahkan, tak hayal ia seakan punya putra laki-laki.

"Uncel! apa Kellen suka anggur?"

"Anggur?"

Joy mengangguk. pria muda itu sesekali menegguk Bir merah di gelasnya seraya mata tak lekang dari wajah rentan Tuan Benet.

"Suka. tapi tak terlalu."

"Kemana dia sekarang?" Joy melihat kanan-kiri.

"Kellen putriku tengah berlibur."

"Benarkah? tak biasanya Kellen mau pergi dari mu, Uncel." jawab Joy agak heran. ada rasa penasaran di benaknya dikala pagi tadi sampai sekarang ia tak melihat sosok cantik itu.

"Yah. kalau tak di paksa dia tak akan mau."

"Memangnya kenapa?"

Tuan Benet tersenyum senang. ia yakin Kellen sekarang tengah bersdaptasi dengan yang namanya seorang pria. ia sangat ingin wanita itu bergaul sesuai masa umurnya.

"Dia tengah mencari calon suami."

"Uhukkk!!"

Joy tersedak minuman yang tadi setengah ada di kerongkongannya. matanya melebar menatap wajah terkejut Tuan Benet yang menyodorkan segelas air putih.

"Minum ini. kau berhati-hatilah sedikit saja."

Joy masih terkurung dalam rasa tak percayanya. Ia mengambil gelas air putih itu lalu meneguknya tandas seakan sangat kehausan.

"Ada apa? kenapa wajahmu sangat pucat?"

"K..Kellen ingin menikah?" tanya Joy dengan tergagap. Tuan Benet menghela nafas halus dengan anggukan yang sudah membuat seluruh tungkai Joy lemas.

B..benarkah? kenapa aku tak tahu? sekarang Kellen sudah pergi dan dia pasti mendapatkan pria di luaran sana.

"Aku sangat senang saat Kellen menyetujui itu, Joy! lagi pula aku juga tak mau dia kesepian lagi."

"Dengan siapa?"

Tuan Benet mengingat-ingat. ia rasa jika memberi tahu Joy sekarang itu tak akan menjadi kejutan nantinya. pria ini pasti akan syok saat mendengar nama Keluarga Miller yang selama ini di kagumi olehnya.

"Ntahlah. tapi yang jelas pria baik-baik."

"Apa kau setuju?"

Mendengar itu Tuan Benet terkekeh geli. justru itu yang ia tunggu-tunggu, di usia senja ini perasaan ingin memiliki cucu dan melihat putrinya bahagia sangat melekat nyata.

"Tentu saja. aku sangat ingin menimang cucu."

Joy hanya diam. tiba-tiba wajahnya yang tadi penuh kegembiraan seketika di rundung gelap dan mendung. seakan-akan batin itu sangat terguncang dan tak mampu berfikir yang lain.

"Memangnya kenapa? kau mau menyusul. ha?"

"A.. aku... aku ada pekerjaan lagi. Uncel!" elak Joy berdiri dengan senyum nanarnya.

Tuan Benet-pun mengerti ikut berdiri dengan perlahan karna ia belum sepenuhnya bisa pulih.

"Baiklah. terimakasih sudah menemaniku. lain kali kita akan berbincang lebih lama."

"Iya. Uncel! aku..aku pulang dulu."

Tuan Benet mengangguk memandangi kepergian Joy yang melangkah gontai dan tak bersemangat sampai ke pintu rumah minimalis Tuan Benet yang memang hidup sederhana.

"Hati-hati!! sepertinya salju mau turun!!"

"Yahh!!"

Suara sahutan Joy seadanya sayup-sayup terdengar di tengah hembusan angin tengah malam dan gesekan ranting di atap rumah.

Tuan Benet menghela nafas dengan gelengan ringan. anak-anak muda zaman sekarang memang sangat mudah lemas.

Namun. Tuan Benet ingat jika ia belum menelfon Kellen malam ini, tentu sebagai seorang ayah rasa rindunya pada putri kecilnya itu sangat membuncah.

"Apa dia begitu senang sampai melupakan dadynya?" gumam Tuan Benet lalu mengambil ponsel diatas meja. ia kembali duduk dengan hati-hati seraya menghubungi kontak Kellen.

Lama Tuan Benet terus mencoba panggilan tapi tetap saja tak aktif. dahi rentannya mulai menyeringit dengan perasaan tak menentu.

"Tak biasanya Kellen begini." gumam Tuan Benet terus mencoba menghubungi, tapi tak ada tanggapan lain selain suara operator yang mematikan kontak.

"Apa dia begitu bersenang-senang? tapi, baguslah. setidaknya Kellen tak tertekan terus."

Tuan Benet hanya berpikir positif. ia harap wanita itu baik-baik saja dan semoga rencananya berhasil.

Mungkin anggapan Tuan Benet hanya sekedar do'a seorang ayah pada putrinya yang ntah dimana sekarang. apa wanita itu baik-baik saja, atau sekarang malah sebaliknya.

Namun. kenyataan memang pahit dan sangat miris, keinginan hati begitu berbeda dengan apa yang sekarang melanda wanita itu.

Masih di ruangan yang sama dengan kegelapan yang semakin pekat. hanya ada cela kecil di bagian bebatuan meloloskan cahaya rembulan yang tiba-tiba membangunkan sosok tengah pingsan di dalamnya.

"Ehmm!"

Suara geraman sakit dan tertahan. desisan muncul di sela bibirnya dikala merasakan kepala itu sangat pusing bahkan begitu menyiksa.

"Ssss.. *** sakit.." gumam Kellen meraba bagian kakinya. mata ember itu perlahan terbuka dan berkedip tak menentu.

"C..cahaya.. ini.."

Ia tersadar. Kellen melihat ke arah cela pintu batu ini dimana ada lubang seukuran kelingking yang meneroboskan sinaran putih ke dalam.

"T..Tolong!! siapapun di luar, tolong aku!!!"

Ia kembali berusaha meminta bantuan. Namun, sekuat apapun Kellen berteriak hanya gema suaranyalah yang menyahut.

"Y..ya tuhan." gumam Kellen tak tahu lagi harus bagaimana. perutnya sakit karna tak makan sedari pagi bahkan minum-pun hanya ludah pengisi lambung.

Sungguh. ia sudah tak kuat untuk bergerak di kondisi seperti ini, tapi Kellen juga tak ingin mati sia-sia disini sebelum pulang menemui Dadynya.

"D..Dad. K..Kellen harus apa? K..Kellen takut." gumam Kellen sungguh putus asa. bagaimana kalau ia menyusul mendiang Momynya lebih dulu. siapa yanga akan menjaga Dadynya? pria tua itu sangat cerewet dan tak akan cocok dengan orang lain.

"Dady. kalau.. kalau Kellen tak selamat. Kellen minta maaf. Kellen.."

Ucapan Kellen terhenti dikala sinaran pelit rembulan ini memantulkan kaca benda yang tadi jatuh di bawah sana.

"P..Ponsel."

Seakan kesetanan Kellen beringsut turun kembali meraih benda pipi yang terlempar dari tasnya itu.

Tangan gemetar Kellen menggenggam benda itu dengan secercah harapan. Ia berusaha menyalakannya tapi tak kunjung bisa.

"Aku..aku mohon. bantu aku."

Mata Kellen memanas dikala layar ponselnya retak bahkan ini sangat sulit untuk di perbaiki.

"Kenapa?? Kenapa tak bisa??" maki Kellen terus mencoba dan akhirnya kaca itu lepas dari batang ponselnya membuat rasa sesak dan frustasi beriringan.

"K..Kenapa?"

Ia mencengkramnya kuat. tak ada lagi harapan untuk keluar dari sini, ia akan tetap terkurung tanpa udara segar dan makanan.

"Aaaaaaa!!!!" teriak Kellen mengeluarkan semua rasa sesak dan sakit itu lepas dari dadanya. Tangan letihnya dengan ringan melempar ponsel ke arah depan.

"Kenapaaaaaa????"

Suara Kellen menggema bergelombang merambat ke lorong di hadapannya. Tanpa Kellen sadari ia sudah mengusik sesuatu yang hanya sejalur dengannya disini.

"Kenapa nasibku tak pernah baik?? kenapa kau begitu ingin aku sengsara. kau buat Dadyku sakit dan sekarang kau menjebakku di..."

Kalimat Kelllen terhenti saat ada suara runtuhan yang mengaum sangat dahysat. bulu kuduk Kellen meremang dengan keringat dingin mulai mengalir.

"S..Siapa?" gumam Kellen bergetar. sungguh ia sangat takut bahkan ludahnya terus di telan meredam perasaan mengerikan ini.

Semakin Kellen diam maka suara itu semakin keras seakan ada yang tengah memukul sesuatu di seberang sana.

"A.. apa ada orang?"

Kellen berusaha berdiri. bibirnya merapat menahan sakit yang teramat kuat tapi jika tetap disini ia tak tahu apa disana ada manusia atau tidak.

"M..mungkin.. mungkin disana ada orang. yah.."

Dengan susah payah Kellen berjalan mengusuri dinding bata ini. Ia beberapa kali meringis tapi tetap ia lanjutkan.

"A.. apa ada orang??"

Suara Kellen terus mengalun. bunyi rintikan air dan dengungan baja ini seakan memanggil Kellen untuk mendekat.

Semuanya gelap bahkan sangat gelap. cahaya dari cela batu tadi tertinggal di belakang sana hingga Kellen hanya mengandalkan pikiran dan perasaanya.

"Apa ada orang?? kau...kau mendengarku??"

Kellen terus berusaha menanggil dan mencari. kaki polos Kellen yang tak memakai alas bisa merasakan perbedaan suhu disini.

Lantai yang tadi lembab mulai sedikit berair, semakin dalam Kellen melangkah menyusuri lorong gelap gulita ini maka air itu akan semakin naik sampai ke mata kaki Kellen yang gugup.

"Ada orang disini???? kau mendengarku???"

Krekk..

"Dady!!!" pekik Kellen terperanjat dikala terdengar suara seretan rantai di arah depan. Tungkainya tiba-tiba bergetar dengan jantung seakan mau melompat keluar.

"S..Siapa? kau...kau siapa?"

Ya tuhan. kenapa airnya semakin naik? tapi.. tapi itu siapa.

Kellen di landa ketakutan yang teramat. tempat ini sangat aneh dan begitu misterius. bisa saja itu adalah ular atau sejenis binatang buas.

"K..kau manusia?"

Tapi tak ada jawaban. mau tak mau Kellen hanya bisa maju. jika ia mundur jalan yang tadi begitu menyeramkan dilalui untuk kedua kalinya.

"D..Dad."

Kellen seakan mau lari. tapi, sekuat tenaga Kellen memaksakan kakinya untuk melangkah kedepan walau keberaniannya hanya beberapa persen lagi.

Semakin ke dalam air ini naik ke bagian betis putih Kellen yang sudah mendingin. suara seretan rantai itu juga mulai nyata dan begitu dekat.

"S.. siapa? kau..kau me.."

Kalimat Kellen terhenti dikala kakinya tak sengaja menginjak sesuatu yang dingin dan ini seperti kaki seseorang.

"Aaaaa!!!"

Teriak Kelllen kala kaki itu menendang pahanya sampai terbentur keras ke dinding samping.

Kellen tak sadarkan diri di tengah genagan air di setengah bagian tubuhnya yang tersandar na'as.

Vote and Like Sayang..

Terpopuler

Comments

Denis blora

Denis blora

ikut deg degan aku Thor😁

2023-10-29

0

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

tegang ni

2023-06-09

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

babanh joy💔💔

2023-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Ayahmu Kambuh!
2 Kegundahan Kellen!
3 Paksaan Tuan Benet!
4 Isu Keluarga Miller!
5 Pria menjijikan!
6 Tak menduga!
7 Keluarkan aku!
8 Suara misterius!
9 Monster?
10 Obat apa?
11 Pecandu!
12 Rencana licik Martinez!
13 Amukan Axton!
14 Ancaman mematikan
15 Menuju Pernikahan!
16 Yang sebenarnya!
17 Rahasia Miller!
18 Menyusun staregi!
19 Tak terkendali!
20 Keanehan Axton!
21 Secercah cahaya!
22 Ada apa sebenarnya?
23 Si polos
24 Penembakan?
25 Tak akan ku biarkan!
26 Pelajaran!
27 Taruhan mengerikan!
28 Membunuhnya?
29 Ancaman besar!
30 Apa yang terjadi?
31 Pengaruh obat!
32 Mencoba segala cara!
33 Tempat ini..
34 Bertemu teman lama?
35 Hipnoterapi
36 Melarikan diri!
37 Rasa takut!
38 Kemajuan pesat!
39 Wanita penggoda!
40 Kekacauan Kellen!
41 Bukan Kelainan?
42 IMPIANMU!
43 Bernostalgia!
44 Axton menghilang!
45 Keanehan di hutan
46 Pengganggu!
47 Keberanian Kellen
48 Candu akan rasanya
49 Sampai kapan?
50 Kedatangan Johar?
51 Menahan diri!
52 Meracuni Nyonya Verena!
53 Jangan main-main!
54 Intimidasi yang kuat.
55 Siapa Masimo?
56 Sudah gila!
57 Perasaan yang aneh!
58 Apa yang terjadi?
59 Putra Miller!
60 Aku tak sesabar ini!
61 Kecerobohan Kellen!
62 Merasa canggung!
63 Menahan diri!
64 Sangat tak berguna!
65 Jangan dulu!
66 Ada yang aneh!
67 Sudah mendugganya!
68 Hari ini aku milikmu!
69 Cemburu?
70 Masih ragu!
71 Akan membuka diri!
72 Menemukan sesuatu!
73 Aku mencintaimu!
74 Apa yang kurang?
75 Mencari tahu!
76 Tak semudah itu!
77 Memprofokasi!
78 Ajaran sesat Nicky!
79 Percayakan padaku!
80 Bonus penantian!
81 Ingin Pulang kembali!
82 Mencari Tahu
83 Surat dari siapa?
84 Berat hati meninggalkanmu!
85 Tuan Muda Arogan?
86 Wanita di masa lalu!"
87 Bahaya
88 Apa dia Masimo?
89 Mabuk asmara!
90 Aku Pulang!
91 Tak menerima masa depan!
92 Menguji kesabaran!
93 Jangan mendekat!!
94 Rasa bahagia yang terpendam!
95 Tak akan melepaskannya!
96 Ke Klinik!
97 Membawa ke ranah hukum!
98 Melakukannya dalam diam!
99 Hanyalah Suruhan!
100 Menjatuhkan Kellen!
101 Memaksakan Kontrak!
102 Kekuasaan Miller!
103 Permintaan gila Axton!
104 Penembakan Martinez!
105 Keanehan Miss Barbie!
106 Masimo kembali?
107 Ketakutan di masa lalu!
108 Malam ini?
109 Penyerangan kembali!
110 Berkhianat!
111 Pertarungan sebenarnya!
112 Kenyataan di balik pengkhianatan!
113 Penculikan!
114 Melahirkan penuh kesakitan!
115 Pengorbanan Kellen!
116 Memilih jalan sendiri!
117 Pembalasan yang mengerikan!
118 Dia akan baik-baik saja!
119 Terasa bermimpi!
120 Akan ku tunjukan!
121 Sejarah Kelam Keluarga Miller!
122 Luka masa lalu!
123 Kau?
124 Tak menyangka!
125 Kepulangan kembali!
126 Dimana dia?
127 Kenyataan pahit
128 Ternyata itu kau!
129 Tak akan ku biarkan!
130 Pertemuan!
131 Keputusasaan Martinez!
132 Mabuk-mabukan!
133 Suka atau tidak akan tetap bersamaku!
134 Tak bisa lagi bersaman
135 Mengejarnya!
136 Kericuhan antara dua Keluarga!
137 Kedatangan Isyana!
138 Inilah Miller sesungguhnya!
139 Surat Cinta Author
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Ayahmu Kambuh!
2
Kegundahan Kellen!
3
Paksaan Tuan Benet!
4
Isu Keluarga Miller!
5
Pria menjijikan!
6
Tak menduga!
7
Keluarkan aku!
8
Suara misterius!
9
Monster?
10
Obat apa?
11
Pecandu!
12
Rencana licik Martinez!
13
Amukan Axton!
14
Ancaman mematikan
15
Menuju Pernikahan!
16
Yang sebenarnya!
17
Rahasia Miller!
18
Menyusun staregi!
19
Tak terkendali!
20
Keanehan Axton!
21
Secercah cahaya!
22
Ada apa sebenarnya?
23
Si polos
24
Penembakan?
25
Tak akan ku biarkan!
26
Pelajaran!
27
Taruhan mengerikan!
28
Membunuhnya?
29
Ancaman besar!
30
Apa yang terjadi?
31
Pengaruh obat!
32
Mencoba segala cara!
33
Tempat ini..
34
Bertemu teman lama?
35
Hipnoterapi
36
Melarikan diri!
37
Rasa takut!
38
Kemajuan pesat!
39
Wanita penggoda!
40
Kekacauan Kellen!
41
Bukan Kelainan?
42
IMPIANMU!
43
Bernostalgia!
44
Axton menghilang!
45
Keanehan di hutan
46
Pengganggu!
47
Keberanian Kellen
48
Candu akan rasanya
49
Sampai kapan?
50
Kedatangan Johar?
51
Menahan diri!
52
Meracuni Nyonya Verena!
53
Jangan main-main!
54
Intimidasi yang kuat.
55
Siapa Masimo?
56
Sudah gila!
57
Perasaan yang aneh!
58
Apa yang terjadi?
59
Putra Miller!
60
Aku tak sesabar ini!
61
Kecerobohan Kellen!
62
Merasa canggung!
63
Menahan diri!
64
Sangat tak berguna!
65
Jangan dulu!
66
Ada yang aneh!
67
Sudah mendugganya!
68
Hari ini aku milikmu!
69
Cemburu?
70
Masih ragu!
71
Akan membuka diri!
72
Menemukan sesuatu!
73
Aku mencintaimu!
74
Apa yang kurang?
75
Mencari tahu!
76
Tak semudah itu!
77
Memprofokasi!
78
Ajaran sesat Nicky!
79
Percayakan padaku!
80
Bonus penantian!
81
Ingin Pulang kembali!
82
Mencari Tahu
83
Surat dari siapa?
84
Berat hati meninggalkanmu!
85
Tuan Muda Arogan?
86
Wanita di masa lalu!"
87
Bahaya
88
Apa dia Masimo?
89
Mabuk asmara!
90
Aku Pulang!
91
Tak menerima masa depan!
92
Menguji kesabaran!
93
Jangan mendekat!!
94
Rasa bahagia yang terpendam!
95
Tak akan melepaskannya!
96
Ke Klinik!
97
Membawa ke ranah hukum!
98
Melakukannya dalam diam!
99
Hanyalah Suruhan!
100
Menjatuhkan Kellen!
101
Memaksakan Kontrak!
102
Kekuasaan Miller!
103
Permintaan gila Axton!
104
Penembakan Martinez!
105
Keanehan Miss Barbie!
106
Masimo kembali?
107
Ketakutan di masa lalu!
108
Malam ini?
109
Penyerangan kembali!
110
Berkhianat!
111
Pertarungan sebenarnya!
112
Kenyataan di balik pengkhianatan!
113
Penculikan!
114
Melahirkan penuh kesakitan!
115
Pengorbanan Kellen!
116
Memilih jalan sendiri!
117
Pembalasan yang mengerikan!
118
Dia akan baik-baik saja!
119
Terasa bermimpi!
120
Akan ku tunjukan!
121
Sejarah Kelam Keluarga Miller!
122
Luka masa lalu!
123
Kau?
124
Tak menyangka!
125
Kepulangan kembali!
126
Dimana dia?
127
Kenyataan pahit
128
Ternyata itu kau!
129
Tak akan ku biarkan!
130
Pertemuan!
131
Keputusasaan Martinez!
132
Mabuk-mabukan!
133
Suka atau tidak akan tetap bersamaku!
134
Tak bisa lagi bersaman
135
Mengejarnya!
136
Kericuhan antara dua Keluarga!
137
Kedatangan Isyana!
138
Inilah Miller sesungguhnya!
139
Surat Cinta Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!