Mentari pagi ini cukup hangat untuk menurunkan embun yang tadi malam menempel di dedaunan.
Kemilau kekuningan itu terasa sangat damai menimpa Kediaman besar dengan pilar-pilar kokoh khas Roma yang mendominasi warna coklat tua klasik itu.
Namun. Kehangatan ini tak terasa di dalam Kediaman Miller yang tengah riuh karna usulan Castor tentang mengeluarkan Axton dari ruang bawah tanah.
Tentu saja ini tak di setujui oleh Nyonya Verena yang sangat menentangnya.
"Kau ingin membuat orang di luaran sana tahu tentang dia. Ha??"
"Nyonya! Maaf, tapi mengurung dia terus di bawah sana akan berakibat fatal nantinya." jawab Castor dengan pandangan ke bawah bukti ia patuh.
Nyonya Verena menatap datar Castor yang berusaha meyakinkan Nyonya Verena. Ia ingin Kellen bisa membantu Axton untuk keluar dari kegelapan itu.
"Jika dia sampai keluar dari sana. Dia akan menghancurkan reputasi Miller dan satu Kediaman ini tak akan tenang karnanya."
"Tapi, jika dia lepas. Kita bisa semakin membuatnya depresi. Nyonya!" sambar Castor mencari jalan lain.
Nyonya Verena terdiam sejenak melempar pandangannya ke arah pintu dimana Martinez juga sudah datang ingin berangkat ke Perusahaan.
"Mom! yang Castor katakan itu masuk akal."
"Kau pergi saja bekerja." tegas Nyonya Verena masih kekeh dengan keputusannya. Martinez menghela nafas berjalan maju dengan jas yang masih tergantung di lengannya.
"Aku rasa ini bisa menjadi keuntungan bagi kita. jika nanti ada yang mencurigai, maka kita bisa mengatakan jika Axton sudah pernah kita keluarkan tapi dia malah mengancam nyawa semua orang."
"Kau tak mengerti apapun." tekan Nyonya Verena lalu bangkit dan melangkah elegan melewati Castor yang mengumpat. Sialnya wanita ini sangat susah untuk di pengaruhi.
Melihat kepergian Momynya, Martinez segera menghela nafas kasar. Ia tertarik akan rencana Castor saat mengatakan tentang Axton.
"Tuan!"
"Aku sangat ingin membuat wanita itu kesulitan mengendalikan Axton. Pemandangan indah akan terjadi jika dia keluar dan menghancurkan segalanya." gumam Martinez sangat bersemangat. Mendengar itu Castor memiliki secercah harapan.
"Tuan! Apa kau merasa rencana ini cukup baik?"
"Yah. Asalkan wanita itu sengsara aku akan terus mencari jalan keluarnya." jawab Martinez membuat seringaian tipis Castor tercipta.
"Sebaiknya jangan. Tuan!"
Pandangan tajam Castor beralih pada Groel yang tiba-tiba muncul dari arah pintu sana. Pria dengan jambang tipis nyaris memutih itu menatap Castor bengis.
"Maksudmu?"
"Jika Axton keluar. Maka besar kemungkinan dia akan terbiasa dengan dunia luar." jawab Groel berdiri di belakang Martinez yang terdiam.
Melihat pria itu berfikir. Castor dengan cepat mendekati Martinez yang bisa saja di pengaruhi orang lain.
"Aku rasa, selama bertahun-tahun ini tak ada kemajuan sama sekali. jika dia di keluarkan maka akan menambah amarah Nyonya Verena dan semakin memperburuk citra Axton nantinya."
"Masuk akal!" jawab Martinez pada Castor yang melempar pandangan penuh arti pada Groel yang mengepal.
"Tuan! Kau tak bisa gegabah."
"Gegabah bagaimana? Bagus jika Axton semakin membuat keadaan memanas."
"Tapi. Nyonya bisa marah besar." sangkal Groel membuat suasana bimbang bagi Martinez yang juga perlu waktu meyakinkan Momynya.
"Apalagi bawahan Nyonya pasti akan memantau. Axton!" imbuhnya penuh tekanan.
"Tapi. jika.."
"Cukup!!!"
Martinez menyela bantahan Castor yang mendapat tatapan licik Groel yang segera menyimpan senyum misterius.
"Aku akan memikirkannya. Kalian kembalilah bekerja."
"Baik. Tuan!" ucap Groel menunduk membiarkan Martinez keluar. Saat pria itu telah menjauh barulah ia memandang Castor yang sama-sama menajamkan tatapan.
"Kau begitu ingin mengeluarkannya?"
"Tentu. Aku sangat ingin membahagiakan Tuan Martinez." jawab Castor santai melangkah melewati Groel yang berdecih.
"Atau kau ingin mengkhianatinya."
Langkah Castor terhenti. Ucapan Groel seakan mencurigainya sebagai pengkhianat.
"Aku berdiri di mana aku mau."
"Tak akan ku biarkan." sambar Groel mengibar bendera permusuhan.
Castor hanya acuh melanjutkan langkahnya keluar ruang santai ini. Ia harus menemui Kellen yang tadi pagi keluar karna membersihkan dirinya.
Para pelayan yang melihat Castor menuju Bangunan samping hanya bisa diam menundukan pandangan.
"Kenapa Penjaga Castor menghadap Nyonya?"
"Ntahlah. Tadi Nyonya keluar, sepertinya marah."
Desas-desus mereka namun, seketika memucat kala Castor memandangnya dengan tajam.
"Kalian ingin di laporkan?"
"T..tidak. Maaf..maafkan kami, Tuan!"
Mereka segers membubarkan diri hingga helaan nafas Castor meruak. Ia melanjutkan langkahnya menuju Bangunan di belakang tempat ruang bawah tanah.
Para penjaga di sana langsung menyapa Castor yang merupakan Kepala pengawal Axton.
"Tuan!"
"Ada apa?" Castor terhenti. Ia mendengar suara pukulan di dalam sana membuat para penjaga disini panik.
"Dia kembali kambuh. Sedari tadi mencoba menghancurkan pintu."
"Apa yang kalian lakukan padanya?" geram Castor tapi mereka menggeleng tak mengerti.
"Sedari tadi dia terus mencoba membuka pintu. Kami tak tahu kenapa tapi.."
"Castor!" suara gelisah seorang wanita muncul dari dalam.
Dahi Castor menyeringit melihat wajah cantik Kellen yang cemas mendekat.
"Kau..."
"Buka pintunya. Dia bisa melukai diri sendiri." resah Kellen yang tadi tak di perbolehkan masuk oleh para penjaga disini.
"Kami hanya tak ingin dia lepas dan tak terkendali nantinya. Tuan!"
"Kalian pergilah."
"Tapi.."
"Aku yang akan mengurusnya." sela Castor melewati mereka yang akhirnya pergi meninggalkan daerah bangunan belakang.
Castor menatap Kellen yang sungguh tak bisa tenang mendengar hantaman seseorang di balik pintu besi sana.
"Cepat buka pintunya!"
"Kau yakin?"
Castor hanya memastikan. Jika sudah kambuh begitu akan sulit untuk mengendalikan Axton tanpa obat penenang.
"Aku tak perduli. Dia bisa menyakiti dirinya sendiri. Walau bagaimanapun kita harus membuatnya tenang."
Akhirnya Castor melangkah masuk ke dalam bangunan itu hingga terlihatlah suasana remang karna cahaya dari luar tak bisa masuk secara sempurna.
Braakkk...
"Aaax. Berhenti memukul pintu." teriak Kellen merasakan getaran dari dinding ini.
Castor menarik kuncian rantai di pintu dengan dorongan pukulan Axton menguat dari dalam sana.
"Menjauh dari pintu!"
"Tapi.."
Kellen tersentak saat pintu ini terbuka kasar hampir mengenai bahunya. Kalau tidak sigap Castor menarik lengan Kellen maka wanita ini akan terhantam besi.
"Astaga!" gumam Kellen dengan mata terbelalak melihat darah di pintu besi ini meleleh.
Netra embernya menatap takut sosok yang sudah memandangnya dengan tatapan membunuh. Tubuh kekar yang dibaluti kemeja putih semalam itu terlihat semrawut, hanya satu kancing yang terpasang hingga tonjolan otot kekar di perut dan dada bidangnya terlihat menggoda.
Namun, bukan itu yang harus di fokuskan. Tapi, luka di kepalan tangan kekar Axton yang meneteskan darah ke lantai.
"A.. Ax." gumam Kellen menelan ludah. Ia tadi diam-diam melepaskan diri karna harus mengganti pakaian yang koyak. Tapi tak di sangka respon Axton akan seperti ini.
Deru nafas Axton naik turun dengan berat. alisnya menekuk tajam dengan gigi bertaut rapat menahan emosi yang sudah mengubun.
"P.. Pergi."
"A.. Itu.. Aku.."
Castor mencoba berfikir untuk meredam amukan Tuannya. Bisa saja nanti Kellen kembali kena imbasnya.
"A.. Kita.. Aaaaxxx!!!" pekikan Kellen di akhir kalimat kala Axton menariknya kasar ke dalam sampai tubuhnya membentur daun pintu.
Castor berusaha mendekat tapi Axton menyeret Kellen masuk ke dalam dengan sangat kasar.
"Tuan!!! Tuan berhenti menyeretnya!"
Axton tak perduli. Ia sudah kelap dan hanya ingin Kellen disini, saat tak melihat Kellen di dekatnya tadi emosi Axton seakan membakar tempat ini.
"Lepasss!!!"
Braakkk..
"Tuaaan!!!" suara Castor menggelegar saat melihat tubuh Kellen di banting ke lantai tempat dimana Axton di tahan.
Tentu lagi-lagi Kellen merasa ia akan segera berakhir disini juga.
"Tuan!!"
"C..Cas.." Kellen terbatuk darah memeggangi dadanya yang terbentur lantai.
Castor ingin mendekati Kellen tapi itu semakin menyulut Axton yang sudah tak mengerti apapun.
"Tuan! Sadarlah!"
"Aaaaxxx!!!"
Axton meninju wajah Castor membuat mata Kellen melebar. terlihat rasa takut dan amarah yang besar di manik elang itu membakar semua yang ia pandang.
"Berhenti!!! kau..."
Kellen berusaha bangkit kala Axton memukuli Castor yang tak melawan. Pria itu hanya berusaha menghindar tapi ia memang bukan tandingan Axton.
"A.. Ax.. S..sudah.. Sudah Axton!!"
.....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Abigail Chavali
Hadeuh Kellen jgn manggil ax trus
langsung peluk aj ax nya tenggelam kan ke belahan jiwa mu psti axton langsung diem tenang..😏😏
2023-04-19
0
Kinay naluw
Ax marah karena Kellen ga ada tambah marah saat liat Kellen di lindungi Castro.
2022-12-29
0
Tri Eni Lestari
mengerikan....gimana ya kira kira orang bernama axton ini.....
2022-11-02
0