Sesuai dengan ucapannya tadi malam. Siang ini dengan pesawat penerbangan menuju Spanyol itu sudah mendarat di Bandar Udara Internasional Barcelona-El Part.
Saat pintu itu di buka, maka terlihatlah berbagai macam ciri khas manusia di pertontonkan. Rata-rata semuanya berkulit putih dan rambut pirang turun dari tangga Pesawat.
Yang menjadi objek perhatian adalah sesosok wanita dengan kaca mata coklat bertengger di hidung mancungnya. Ia melangkah jenjang keluar pintu dengan penuh percaya diri menatap keluar.
Suasana benar-benar berbeda dengan keadaan yang mungkin tak begitu sama dengan Negara tempat ia tinggal.
"This is so amazing!" decah kagum keluar dari sela bibir merah naturalnya melihat di sekitar bangunan mewah ini.
"Shenorita!"
"Yeah!" Kellen turun menyapa seorang supir Taksi yang memang sudah ia pesan lebih dulu lewat layanan disini.
Pria dengan rambut panjang ikal dan kulit putih plus rahang panjang itu tersenyum menyambut Kellen keluar dari tangga pesawat.
"Welcome to Spain!" ucapnya dengan membungkuk. senyum Kellen tercipta melepas kacamatanya membuat pria itu termenggu akan kecantikan wanita Amerika ini.
"Thanks. Can you take me to the apartment?" tanya Kellen menyadarkan pria itu dari lamunanya.
"Yes. of course. Follow me!"
Kellen mengikuti pria itu dengan Koper yang sudah di tarik ke arah Mobil yang nyatanya termasuk golongan mewah. ia kagum akan interaksi beberapa orang yang saling menyapa disini.
"Nyatanya tak sekaku yang aku kira." gumam Kellen menghela nafas. ia baru pertama ke Negara ini karna ia enggan bepergian apalagi Dadynya tengah sakit.
"Silahkan. Shenorita!" membuka mobilnya setelah memasukan barang Kellen ke bagasi.
"Kau sudah tahu alamatnya. bukan?"
"Yeah! Apartemen Chepan art? right?"
Kellen mengangguk masuk ke mobil. ia merasa nyaman dengan pelayanan ini, pria yang tak begitu jauh dewasa darinya itu mengemudi dengan stabil dan sangat paham jalur disini.
"Baru kesini. Shenorita?"
"Yeah! aku kira disini orangnya sibuk." gumam Kellen merapikan Dress yang ia kenakan. pakaiannya tak terbuka sama sekali hingga menimbulkan anggapan jika ia benar-benar orang yang tertutup.
"Tidak juga. kami selalu santai, setiap orang bisa menjadi temanmu."
"Ouhh. Realy?" tanya Kellen bersahabat. Pria itu mengangguk memberi senyum ramah seraya sesekali melihat wajah bening Kellen dari arah spion.
"Baru kali ini aku menjemput wanita secantik kau?" pujinya agak malu.
Kellen hanya tersenyum menanggapi itu. Ia terus melihat keluar kaca mobil dimana bangunan beraksitektur Romania ini bisa ia lihat jelas.
"Dimana letak Perusahaan Miller itu?"
Batin Kellen mencari-cari. ia mengeluarkan Kartu yang ia peggang dan di baca dengan teliti.
"Ada yang ingin kau ketahui?"
"A.. itu.. apa kau tahu Perusahaan Miller Company?" tanya Kellen seraya menyodorkan kartu di tangannya.
Tanpa melihat-pun. sepertinya Supir Taksi ini sudah tahu terbukti dengan anggukan kecilnya melihat ke arah rambu jalan.
"Perusahaan terbesar di bidang Cosmetik di sini, tak hanya dalam Industri kecantikan mereka juga memekarkan diri dalam dunia Otomotif."
"B..benarkah?" gumam Kellen agak terhenyak. kedengarannya begitu luar biasa apalagi Supir Taksi-pun sampai tahu.
"Yah! tapi, untuk masuk ke sana perlu akses tertentu dan bahkan hanya orang-orang terpilih yang bisa lolos."
"Aku..aku tak ingin jadi Karyawan di Perusahaanya. tapi, apa bisa aku bertemu dengan Presdir mereka?" tanya Kellen dengan senyum agak tak percaya.
"Ntahlah. mereka sangat membatasi akses masuk. apalagi Nyonya besar Miller sangat menjunjung aturan Keluarga dan Perusahaan."
"Dari mana kau tahu?" tanya Kellen agak menyeringit.
Pria dengan rambut ikal sebahu itu membuka kaca jendela bagian depan dan belakang. Ia menunjuk sebuah Bangunan besar seperti Hotel yang megah.
"Ini aset Keluarga Miller! di setiap tempat milik mereka selalu di tekankan aturan, jika tidak jangan harap bisa hidup tenang disini."
"Benarkah?"
Batin Kellen mengamati setiap inci Gedung pencakar langit itu. Mobil melaju lamban hingga Kellen bisa melihat bagaimana ketatnya para penjaga berkeliaran.
"Memangnya kau ada urusan apa dengan mereka?"
Kellen tersentak. ia kembali pada kesadarannya yang tadi sempat melayang.
"Ada urusan kecil. mungkin lebih pada masalah."
"Aku sarankan kau lebih berhati-hati. ini Negara kekuasaan mereka." peringat pria itu serius. Kellen hanya diam merasa begitu ngeri tapi ia tak takut, bahkan rasa penasaran itu lebih melonjak tinggi.
"Kalau begitu langsung saja antar aku ke Perusahaanya!"
"Tidak bisa. disana kau akan di tanya kepentingan dan.."
"Aku punya kartu!" sela Kellen menunjukan kembali benda persegi itu. raut wajah sang supir Taksi agak berubah menatap Kellen dengan pandangan sulit diartikan.
"Kau siapanya mereka?"
"Bukan siapa-siapa? tapi, aku kenal dengan calon tunangan Presdir disana." jawab Kellen yakin. Pria itu menghela nafas, ia tahu jika Kellen wanita baik-baik dan sangat di sayangkan jika habis disini.
"Kenapa?" imbuh Kellen tak mengerti.
"Presdir di sana terkenal sebagai pemain wanita."
"Lalu?"
Pria itu melempar pandangan anehnya pada Kellen yang juga ikut menyeringit. jelas jika wanita ini tak punya rasa takut sama sekali.
"Kau tak takut?"
"Aku tak salah, kenapa harus takut? lagi pula aku hanya ingin bicara. terserah dia mau bagaimana yang jelas aku hanya menyelesaikan urusanku." jawab Kellen tenang dengan ketegasan yang tampak tak main-main.
Ia bisa membagikan ketenagan pembawaan itu pada siapapun termasuk Pria yang mulai percaya diri membawa Kellen ke area lingkungan Elite Perusahaan Miller.
"Ini dimana?" tanya Kellen dikala mobil terhenti tepat di sebuah jalan yang begitu teratur dengan pohon-pohon hijau memanjakan mata.
"Lihat di area sana!" ia menunjuk ke arah Gerbang besar yang di jaga dua pria berbadan kekar.
Mobil-mobil mewah itu keluar masuk dari sana hingga mata ember Kellen terhenyak melihat Dua bangunan pencakar langit yang sangat estetik dan berwibawah. ada tulisan Miller dengan kaca tebal di dinding lebar mewahnya.
"Itu Perusahaan mereka. letaknya memang sangat strategis dan wilayahnya juga luas. aku harap kau.."
Kalimatnya terhenti dikala terdengar suara Mobil di buka. Matanya agak melebar melihat Kellen sudah ada di samping Body Mobil.
"Kau..."
"Tunggu disini. aku mau kesana sebentar." ucap Kellen kembali memakai kacamatanya lalu melenggang bak super model memanah mata siapa saja.
Tapi disini ialah yang merasa di kibas aura dewi dari seorang Kellen.
"Dia.. dia sangat berani." gumamnya menyandarkan tubuh dengan lemas. matanya hanya bisa memperhatikan Kellen dari sini dengan decak kagum akan tubuh jenjang itu di baluti Dress selutut dengan boot panjang di padupadankan dengan sebuah kain khas menutupi bagian dada sekang Kellen yang tersembunyi.
"Excuse me!" suara lembut Kellen mengalun tegas menyita perhatian dua penjaga berkepala plontos ini.
Tatapan mereka seperti kamera LED memantau penampilan Kellen dari ujung rambut sampai ujung boot coklat itu.
"Kau dari Agensi mana?" tanya mereka menduga Kellen seorang Model. pantas mereka menduga seperti itu karna memang Style Kellen tak main-main.
"Mungkin kalau aku katakan aku dari Agensi mungkin mereka akan menerima."
Batin Kellen membuat rencana. dari cerita pria tadi ia yakin Perusahaan ini juga sudah banyak menerima tamu wanita.
"Agensi Beauty UA." jawab Kellen menunjukan Kartunya. itu adalah nama Agensi milik Miss Barbie yang terpaksa ia gunakan.
Salah satunya mengambil Kartu yang di sodorkan Kellen. mereka membacanya dengan teliti seakan ingin menelan deretan huruf dan angka itu.
"Kau ingin bertemu siapa dan kenapa kau datang sendiri?"
"Aku ingin bertemu Presdir dan para Teamku tengah ada di lokasi. aku di undang kesini oleh Presdir sendiri." jawab Kellen penuh percaya diri agar ia tak ketahuan berbohong. bisa habis ia detik ini juga jika tak berkilah.
Dua pria ini saling pandang. sepertinya mereka tengah berkomunikasi dengan tanda tanya 'apakah wanita ini salah satu teman wanita pimpinannya?
"Tutupi wajahmu. jangan membuat Skandal baru."
"Baik."
Kellen menaikan kacamatanya seraya melirik ke arah Taksi tadi. ia melempar senyum kemenangan membuat pria di mobil itu nyaris tersedak melihatnya bisa masuk ke sana.
"Shitt! aku benar.. dia..dia itu sesuatu.." gumamnya geram sendiri. ntah apa yang akan terjadi pada wanita itu disana ia hanya bisa berdoa semoga Kellen tak kembali dalam keadaan mereggang nyawa.
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Mystera11
awal baca aj udah sangat menarik...
2023-03-02
0
Kinay naluw
haiizzz kok horor kalo sang Presdir pemain wanita.
2022-12-28
0
Niko Najwa
uh ngeri... supir ny yg takut
2022-11-09
1