Jantung Hati
Di sebuah rumah sakit besar di Australia. Dia kamar VIP seseorang duduk di kursi roda dengan infus yang masih melekat di tangannya. Wajah pucat dan tubuh yang lemah sedang memandang keluar jendela dengan pikiran yang melayang jauh entah kemana. Harapan hidup yang seakan hilang ta kala mengingat penyakit yang sewaktu waktu akan merenggut hidupnya.
Wajah cantik, ceria dan senyum manis yang selalu terbayang tak kala ia memejam kan matanya. Ia menarik napas yang begitu terasa berat dan setetes air mata terjatuh dari kedua matanya. Rasa rindu yang terasa begitu menyakitkan lebih dari sakit yang sedang ia rasakan, seakan jantung nya terasa berhenti ta kala rindu itu semakin menjadi.
"Selamat sore Pak Reyndra." Ucap seseorang yang berdiri di belakangnya.
"Ya, ada apa" Ucap nya.
"Tuan Adrian wijaya, ada di luar tuan."
"Suruh dia masuk. Dan kamu membawakan apa yang aku minta."
"Baik tuan. Dan ini yang anda minta" Ucapnya sambil memberikan map berwarna coklat, lalu meninggal kan tuanya yang masih duduk dengan pandangan masih mengarah keluar jendela.
Suara langkah kaki yang mendekat dan berhenti di sebelah kanannya dengan pandangan yang sama mengarah keluar jendela. Dua sahabat yang sudah delapan tahun tak bertemu. Pertama kali mereka bertemu di rumah sakit, dengan keadaan dan ruangan yang sama. Sekarang meraka di pertemukan kembali dengan keadaan yang berbeda.
Meraka adalah Adrian Wijaya CEO PT. Wijayantara dan Reyndra Prayoga CEO PT. Ayendra Dua generasi muda yang sukses memimpin dunia bisnis, namun kesuksesannya berbanding terbalik dengan kehidupan yang meraka jalanin. Apa lagi tentang kesehatan, mereka mempunyai suatu penyakit yang sewaktu waktu akan merenggut nyawanya. Seperti bom waktu yang setiap saat akan meledak.
"Lama nga bertemu. Bagai mana kabarmu Rey?" Tanya Adrian.
"Seperti yang kamu lihat. Kamu sendiri,
bagai mana kabarnya, Yan?" Tak ada jawaban hanya tarikan napas yang terdengar.
"Kenapa kamu memanggil ku kemari?" sambil menengok ke arah Reyndra.
"Ambil ini." Reyndra memberikan tiga lembar foto yang berbeda, tapi, dengan orang yang sama yang ada di foto itu. Adrian mengambil Foto itu dan memperhatikannya.
"Manis dan cantik, siap dia?" Tanya Adrian.
"Sungguh? Kau tak mengenalnya?" Adrian tidak menjawab, untuk sesaat kedua matanya melihat kearah Reyndra dan kembali fokus ke foto itu lagi.
"Dia gadis kecil ku!" Jawab Reyndra, dengan melihat ke arah Adrian.
"Lalu, apa hubungannya dengan ku?"
"Ada. Dia juga gadis kecil mu?!" Jawab Reyndra, Adrian tetap terdiam.
"Sungguh?" Tanya Adrian, sedangkan Reyndra hanya menatap nya. Lalu mengalih kan pandangannya ke luar jendela.
"Aku dengar, besok kau akan kembali ke indonesia?" Tanya Reyndra yang mencoba mengalih kan topik dari pembicaraannya.
"Ya. Aku akan kembali dan menetap di sanah." Jawab Adrian.
"Aku--" Ucap Reyndra, sejenak dia menarik napasnya yang terasa berat dan melanjut kan ucapannya.
"Aku inggin, kau mengantikan ku untuk menjaganya?!" Ucap Reyndra, yang langsung membuat mereka terdiam tenggelam dalam pikiran mereka.
Adrian merasa kecewa atas permintaan sahabatnya. Apa yang Reyndra pikirkan? Apa semudah itu dia menyerah dengan keadaannya?
"Apa kau yakin dengan ucapan mu? Semudah itu kah kau menyerah? Mana senyum dan semangat mu, setiap kali kau menyebut namanya, setiap kali kau inggin bertemu dengan nya." Reyndra terkejut ketika mendengar ucapan Adrian, karena bukan itu jawaban yang dia inginkan. Keheningan selalu ada setiap kali mereka bicara. Seakan lidah terasa kelu tatkala inggin mengucap kan maksud dan tujuan Reyndra. Adrian mendekat ke arah Reyndra dan menepuk bahu nya.
"Aku akan pergi dan pikirkan ucapan mu. sebelum kau menyesalinya." Ucap Adrian lalu pergi meninggalkan Reyndra. Namun, langkah nya terhenti ketika ia mendengar perkataan Reyndra.
"Menyesal?! Apa seperti yang pernah kamu lakukan? Membuat janji lalu kamu tinggalkan, Apa bedanya kamu dengan ku?"
"Ya.Itu lah penyesalan ku. Dulu aku menyerah seperti mu, tapi kenyataan nya waktu masih memberikan aku kehidupan. Andai aku masih bersamanya, tak akan ada waktu yang terbuang dan aku bisa menempati janji ku. Hidup bersamanya, hingga takdir menentukan akhir hidup ku." Ucap Adrian tampa melihat Kearah Reyndra dan Ucapannya itu, membuat Reyndra terdiam.
"Rey. Kamu masih beruntung, masih bisa melihatnya. Kalau kamu mencintainya, berjuang lah dan bertahanlah untuknya. Pergunakan lah waktu mu, selagi kamu bisa, sehingga ta ada penyesalan di hatimu. Seandainya aku tau di mana dia, aku pun akan melakukan hal yang sama." Setelah mengatakan semuanya Adrian pun pergi meninggal kan Reyndra seorang diri.
"Kamu bodoh Adrian, kalau kamu tau gadis yang kita cintai sama. Apa kamu akan merelakan dia untuk hidup bersama ku?!" Ucap Reyndra dengan senyum getir terukir di wajah pucat nya.
Setelah pertemuan nya dengan Reyndra, Adrian pun kembali ke Indonesia.Pukul dua siang Adrian tiba di Bandara, dia berjalan menuju mobil dan melajukan nya meninggalkan bandara itu. Di saat pulang menuju kediaman nya, tak sengaja mobil yang di kendarainya menabrak seseorang.
"Bruk." Mobil berhenti mendadak.
"Auw."
"Sial, kenapa dia menyeberang sembarangan." Ucapnya dan langsung keluar mobil, memeriksa ke adaan orang yang tertabrak oleh nya.
"Maaf kan saya Nona. Apa anda baik baik Aja? Apa anda terluka?" Tanya Adrian, sedang kan orang yang di tabrak nya masih berjongkok di depan mobil. Entah apa yang sedang di lakukan nya. Namun sedetik kemudian gadis itu berdiri sambil mengendong anak kucing.
"Syukurlah kamu gak terluka." Ucapnya, sambil berdiri dan membalikan badannya menghadap Adrian. Sedang kan Adian terpukau ketika melihat gadis yang mengenakan seragam SMA yang tadi dia tabrak. Berdiri di hadapannya sambil mengendong anak kucing.
"Cantik." Gumam Adrian dalam hati.
"Eh. Tuan maaf kan saya. Saya telah menggangu perjalanan anda.Tadi saya melihat anak kucing berlari ketengah jalan, karena saya takut dia kenapa napa. Saya berlari dan mengenai mobil anda, Sekali lagi maaf kan saya."Ucap gadis itu menjelaskan kejadian sebenarnya ke Adrian.
"Tidak. Seharus nya saya yang meminta maaf. Apa anda terluka Nona, kita kerumah sakit." Ajak Adrian.
"Tidak tuan, saya baik baik aja. Anak kucing ini juga baik ko." Ucap nya lagi sambil mengelus anak kucing itu.
"Tapi Nona ada memar di ke pala anda." Ucapnya memastikan keadaan gadis itu dalam keadaan baik .
"Saya baik tuan, terimakasih dan saya permisi." Ucap gadis itu sambil berlalu meninggal kan Adrian seorang diri. Setelah kepergian gadis itu Adrian kembali ke mobil dan meneruskan perjalananya.
******
Satu minggu telah berlalu, semenjak kejadian tertabrak karena menyelamatkan seekor anak kucing.
"Hei, gadis bodoh bangun..malas sekali mamah memanggilmu." Ucap Iren keponakan dari Karina Adriana Putri.
Namaku Karin Adriana Putri aku anak tunggal dari keluarga Adriansa. Saat ini aku tinggal dengan keluarga jauh ku. Sejak usiaku menginjak 7 tahun aku udah dititip kan kepada keluarga Danu Adimansa, karena hanya keluarga ini satu satunya yang aku punya dan keluarga ini juga yang menjadi wali ku saat ini. Semenjak kedua orang tua ku meninggal.
"Hey cepat lah." Ucap Iren.
"Ya ya,ga sabaran sekali." Ucap ku.
"Kau yang lama." Ucap Iren sambil berlalu.
Yah itu lah hari hariku yang penuh dengan derama, dari bangun tidur hingga waktu tidur, Ocehan dan comohan yang menjadi makanan setiap hari. Lelah tapi bisa apa,
Karena gak ingin drama nya tambah panjang, Aku pun bergegas menghampiri tante Rani ibu dari Iren.
"Pagi tan." Sapa ku.
"Hemm. Datang juga, cepat bantu Tante nyiapin sarapan pagi. Nanti Paman mu dan Iren gak sempet sarapan, dan tumben kamu kesiangan bisanya sarapan udah siap."Ucap tante Rani.
"Maaf Tan." Ucap ku, dan aku menyiap kan sarapan yang udah Tante Rani buat ke meja makan. Setelah selesai menyiapkan sarapan, aku melanjutkan membersih kan rumah dan yang lainnya, lalu aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Biarpun di rumah Tante Rani ada pembantu aku tidak di per boleh kan menjadi nona rumah kerena mereka pikir aku hanya menumpang.
Selang berapah menit aku pun bersiap ke sekolah dan ta lupa berpamitan kepada Paman dan Tante Rani.
"Aku pergi dulu Paman, Tante." Ucap ku sambil mencium kedua tangan mereka, dan saat aku akan pergi paman memangil ku.
"Karin apa ga kesiangan? Biar bareng Paman sama Iren, kan arah nya sama." Ajak paman Danu, belum sempat aku menjawab Tante Rani udah mendahului menjawab.
"Jangan kau manjakan dia, biarkan dia pake angkutan umum saja. Udah biasakan. Dan ini bekal mu,buat satu minggu cukup ga cukup harus cukup. Cepat sanah pergi." Aku pun berlalu dari hadapan Paman dan Tante yang masih berdebat.
"Mah apa salah nya kalo aku sekali saja mengantar dia, dan arah kita sama."Ucap paman mengiba.
"Kau berani anter anak itu , siap siap kau tidur di luar." Ucap Tante Rani penuh penekanan.
"Ya yah. Jangan pedulikan dia, ayo yah nanti Iren kesiangan." Ucap Iren dan mereka pun pergi.
Di sisi lain. Saat aku menunggu angkutan umum, Aku termenung. Selalu sajah ada yang di debat kan dan semua karena aku, bisa ga sehari ajah aku ga terlibat dalam masalah mereka. Apa memang aku biang masalah, menyedihkan.
"Karin..karin..Nona karin?"
Aku tersentak. karena seseorang memangil ku.
"I-ya." Ucap ku terbata.
"Pagi. Kenapa pagi pagi udah melamun, dan lihat angkutan yang di tunggu udah pergi." Ucap nya sambil menunjukan bahwa angkutan umun yang ku tunggu memang sudah pergi.
"Apa. Aduh gimana ini aku bisa kesiangan, bodoh nya." Ucap ku dengan sedikit panik.
"Ayo naik." Tawarnya
"Emm." Aku sedikit ragu.
"Cepat nanti benar benar terlambat." Tawarnya kembali. Dengan rasa ragu aku pun naik keatas motor nya, pergi bersama ke sekolah. Dan tak butuh lama aku pun sampe ke sekolah tepat waktu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
anna dharta
aku mampir nih kak, bagus kak. semangaat terus ya🌹
2023-04-02
1
EL Shawieto
Sudah bagus. Hanya harus diperbaiki aja typo yaa... Tetap bersemangat 💪💪💪💖💖💖
2023-03-16
0
Ig :@kak_karma
Walaupun udah Kontrak, inget huruf kapital, terus abis tanda (koma) pake (spasi) dulu, ya 😁
2023-03-14
0