Di sebuah rumah sakit besar di Australia. Dia kamar VIP seseorang duduk di kursi roda dengan infus yang masih melekat di tangannya. Wajah pucat dan tubuh yang lemah sedang memandang keluar jendela dengan pikiran yang melayang jauh entah kemana. Harapan hidup yang seakan hilang ta kala mengingat penyakit yang sewaktu waktu akan merenggut hidupnya.
Wajah cantik, ceria dan senyum manis yang selalu terbayang tak kala ia memejam kan matanya. Ia menarik napas yang begitu terasa berat dan setetes air mata terjatuh dari kedua matanya. Rasa rindu yang terasa begitu menyakitkan lebih dari sakit yang sedang ia rasakan, seakan jantung nya terasa berhenti ta kala rindu itu semakin menjadi.
"Selamat sore Pak Reyndra." Ucap seseorang yang berdiri di belakangnya.
"Ya, ada apa" Ucap nya.
"Tuan Adrian wijaya, ada di luar tuan."
"Suruh dia masuk. Dan kamu membawakan apa yang aku minta."
"Baik tuan. Dan ini yang anda minta" Ucapnya sambil memberikan map berwarna coklat, lalu meninggal kan tuanya yang masih duduk dengan pandangan masih mengarah keluar jendela.
Suara langkah kaki yang mendekat dan berhenti di sebelah kanannya dengan pandangan yang sama mengarah keluar jendela. Dua sahabat yang sudah delapan tahun tak bertemu. Pertama kali mereka bertemu di rumah sakit, dengan keadaan dan ruangan yang sama. Sekarang meraka di pertemukan kembali dengan keadaan yang berbeda.
Meraka adalah Adrian Wijaya CEO PT. Wijayantara dan Reyndra Prayoga CEO PT. Ayendra Dua generasi muda yang sukses memimpin dunia bisnis, namun kesuksesannya berbanding terbalik dengan kehidupan yang meraka jalanin. Apa lagi tentang kesehatan, mereka mempunyai suatu penyakit yang sewaktu waktu akan merenggut nyawanya. Seperti bom waktu yang setiap saat akan meledak.
"Lama nga bertemu. Bagai mana kabarmu Rey?" Tanya Adrian.
"Seperti yang kamu lihat. Kamu sendiri,
bagai mana kabarnya, Yan?" Tak ada jawaban hanya tarikan napas yang terdengar.
"Kenapa kamu memanggil ku kemari?" sambil menengok ke arah Reyndra.
"Ambil ini." Reyndra memberikan tiga lembar foto yang berbeda, tapi, dengan orang yang sama yang ada di foto itu. Adrian mengambil Foto itu dan memperhatikannya.
"Manis dan cantik, siap dia?" Tanya Adrian.
"Sungguh? Kau tak mengenalnya?" Adrian tidak menjawab, untuk sesaat kedua matanya melihat kearah Reyndra dan kembali fokus ke foto itu lagi.
"Dia gadis kecil ku!" Jawab Reyndra, dengan melihat ke arah Adrian.
"Lalu, apa hubungannya dengan ku?"
"Ada. Dia juga gadis kecil mu?!" Jawab Reyndra, Adrian tetap terdiam.
"Sungguh?" Tanya Adrian, sedangkan Reyndra hanya menatap nya. Lalu mengalih kan pandangannya ke luar jendela.
"Aku dengar, besok kau akan kembali ke indonesia?" Tanya Reyndra yang mencoba mengalih kan topik dari pembicaraannya.
"Ya. Aku akan kembali dan menetap di sanah." Jawab Adrian.
"Aku--" Ucap Reyndra, sejenak dia menarik napasnya yang terasa berat dan melanjut kan ucapannya.
"Aku inggin, kau mengantikan ku untuk menjaganya?!" Ucap Reyndra, yang langsung membuat mereka terdiam tenggelam dalam pikiran mereka.
Adrian merasa kecewa atas permintaan sahabatnya. Apa yang Reyndra pikirkan? Apa semudah itu dia menyerah dengan keadaannya?
"Apa kau yakin dengan ucapan mu? Semudah itu kah kau menyerah? Mana senyum dan semangat mu, setiap kali kau menyebut namanya, setiap kali kau inggin bertemu dengan nya." Reyndra terkejut ketika mendengar ucapan Adrian, karena bukan itu jawaban yang dia inginkan. Keheningan selalu ada setiap kali mereka bicara. Seakan lidah terasa kelu tatkala inggin mengucap kan maksud dan tujuan Reyndra. Adrian mendekat ke arah Reyndra dan menepuk bahu nya.
"Aku akan pergi dan pikirkan ucapan mu. sebelum kau menyesalinya." Ucap Adrian lalu pergi meninggalkan Reyndra. Namun, langkah nya terhenti ketika ia mendengar perkataan Reyndra.
"Menyesal?! Apa seperti yang pernah kamu lakukan? Membuat janji lalu kamu tinggalkan, Apa bedanya kamu dengan ku?"
"Ya.Itu lah penyesalan ku. Dulu aku menyerah seperti mu, tapi kenyataan nya waktu masih memberikan aku kehidupan. Andai aku masih bersamanya, tak akan ada waktu yang terbuang dan aku bisa menempati janji ku. Hidup bersamanya, hingga takdir menentukan akhir hidup ku." Ucap Adrian tampa melihat Kearah Reyndra dan Ucapannya itu, membuat Reyndra terdiam.
"Rey. Kamu masih beruntung, masih bisa melihatnya. Kalau kamu mencintainya, berjuang lah dan bertahanlah untuknya. Pergunakan lah waktu mu, selagi kamu bisa, sehingga ta ada penyesalan di hatimu. Seandainya aku tau di mana dia, aku pun akan melakukan hal yang sama." Setelah mengatakan semuanya Adrian pun pergi meninggal kan Reyndra seorang diri.
"Kamu bodoh Adrian, kalau kamu tau gadis yang kita cintai sama. Apa kamu akan merelakan dia untuk hidup bersama ku?!" Ucap Reyndra dengan senyum getir terukir di wajah pucat nya.
Setelah pertemuan nya dengan Reyndra, Adrian pun kembali ke Indonesia.Pukul dua siang Adrian tiba di Bandara, dia berjalan menuju mobil dan melajukan nya meninggalkan bandara itu. Di saat pulang menuju kediaman nya, tak sengaja mobil yang di kendarainya menabrak seseorang.
"Bruk." Mobil berhenti mendadak.
"Auw."
"Sial, kenapa dia menyeberang sembarangan." Ucapnya dan langsung keluar mobil, memeriksa ke adaan orang yang tertabrak oleh nya.
"Maaf kan saya Nona. Apa anda baik baik Aja? Apa anda terluka?" Tanya Adrian, sedang kan orang yang di tabrak nya masih berjongkok di depan mobil. Entah apa yang sedang di lakukan nya. Namun sedetik kemudian gadis itu berdiri sambil mengendong anak kucing.
"Syukurlah kamu gak terluka." Ucapnya, sambil berdiri dan membalikan badannya menghadap Adrian. Sedang kan Adian terpukau ketika melihat gadis yang mengenakan seragam SMA yang tadi dia tabrak. Berdiri di hadapannya sambil mengendong anak kucing.
"Cantik." Gumam Adrian dalam hati.
"Eh. Tuan maaf kan saya. Saya telah menggangu perjalanan anda.Tadi saya melihat anak kucing berlari ketengah jalan, karena saya takut dia kenapa napa. Saya berlari dan mengenai mobil anda, Sekali lagi maaf kan saya."Ucap gadis itu menjelaskan kejadian sebenarnya ke Adrian.
"Tidak. Seharus nya saya yang meminta maaf. Apa anda terluka Nona, kita kerumah sakit." Ajak Adrian.
"Tidak tuan, saya baik baik aja. Anak kucing ini juga baik ko." Ucap nya lagi sambil mengelus anak kucing itu.
"Tapi Nona ada memar di ke pala anda." Ucapnya memastikan keadaan gadis itu dalam keadaan baik .
"Saya baik tuan, terimakasih dan saya permisi." Ucap gadis itu sambil berlalu meninggal kan Adrian seorang diri. Setelah kepergian gadis itu Adrian kembali ke mobil dan meneruskan perjalananya.
******
Satu minggu telah berlalu, semenjak kejadian tertabrak karena menyelamatkan seekor anak kucing.
"Hei, gadis bodoh bangun..malas sekali mamah memanggilmu." Ucap Iren keponakan dari Karina Adriana Putri.
Namaku Karin Adriana Putri aku anak tunggal dari keluarga Adriansa. Saat ini aku tinggal dengan keluarga jauh ku. Sejak usiaku menginjak 7 tahun aku udah dititip kan kepada keluarga Danu Adimansa, karena hanya keluarga ini satu satunya yang aku punya dan keluarga ini juga yang menjadi wali ku saat ini. Semenjak kedua orang tua ku meninggal.
"Hey cepat lah." Ucap Iren.
"Ya ya,ga sabaran sekali." Ucap ku.
"Kau yang lama." Ucap Iren sambil berlalu.
Yah itu lah hari hariku yang penuh dengan derama, dari bangun tidur hingga waktu tidur, Ocehan dan comohan yang menjadi makanan setiap hari. Lelah tapi bisa apa,
Karena gak ingin drama nya tambah panjang, Aku pun bergegas menghampiri tante Rani ibu dari Iren.
"Pagi tan." Sapa ku.
"Hemm. Datang juga, cepat bantu Tante nyiapin sarapan pagi. Nanti Paman mu dan Iren gak sempet sarapan, dan tumben kamu kesiangan bisanya sarapan udah siap."Ucap tante Rani.
"Maaf Tan." Ucap ku, dan aku menyiap kan sarapan yang udah Tante Rani buat ke meja makan. Setelah selesai menyiapkan sarapan, aku melanjutkan membersih kan rumah dan yang lainnya, lalu aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Biarpun di rumah Tante Rani ada pembantu aku tidak di per boleh kan menjadi nona rumah kerena mereka pikir aku hanya menumpang.
Selang berapah menit aku pun bersiap ke sekolah dan ta lupa berpamitan kepada Paman dan Tante Rani.
"Aku pergi dulu Paman, Tante." Ucap ku sambil mencium kedua tangan mereka, dan saat aku akan pergi paman memangil ku.
"Karin apa ga kesiangan? Biar bareng Paman sama Iren, kan arah nya sama." Ajak paman Danu, belum sempat aku menjawab Tante Rani udah mendahului menjawab.
"Jangan kau manjakan dia, biarkan dia pake angkutan umum saja. Udah biasakan. Dan ini bekal mu,buat satu minggu cukup ga cukup harus cukup. Cepat sanah pergi." Aku pun berlalu dari hadapan Paman dan Tante yang masih berdebat.
"Mah apa salah nya kalo aku sekali saja mengantar dia, dan arah kita sama."Ucap paman mengiba.
"Kau berani anter anak itu , siap siap kau tidur di luar." Ucap Tante Rani penuh penekanan.
"Ya yah. Jangan pedulikan dia, ayo yah nanti Iren kesiangan." Ucap Iren dan mereka pun pergi.
Di sisi lain. Saat aku menunggu angkutan umum, Aku termenung. Selalu sajah ada yang di debat kan dan semua karena aku, bisa ga sehari ajah aku ga terlibat dalam masalah mereka. Apa memang aku biang masalah, menyedihkan.
"Karin..karin..Nona karin?"
Aku tersentak. karena seseorang memangil ku.
"I-ya." Ucap ku terbata.
"Pagi. Kenapa pagi pagi udah melamun, dan lihat angkutan yang di tunggu udah pergi." Ucap nya sambil menunjukan bahwa angkutan umun yang ku tunggu memang sudah pergi.
"Apa. Aduh gimana ini aku bisa kesiangan, bodoh nya." Ucap ku dengan sedikit panik.
"Ayo naik." Tawarnya
"Emm." Aku sedikit ragu.
"Cepat nanti benar benar terlambat." Tawarnya kembali. Dengan rasa ragu aku pun naik keatas motor nya, pergi bersama ke sekolah. Dan tak butuh lama aku pun sampe ke sekolah tepat waktu.
Bersambung.
Akhirnya aku tiba di sekolah tepat waktu. Motor yang kami naikipun masuk dan parkir di parkiran sekolah, aku pun turun dari motor dan merapihkan seragam dan ranbut ku yang sempat berantakan terkena angin saat naik motor tadi. Sedang kan orang yang mengantar ku tadi, memarkirkan motor dan berjalan ke arah ku. Tapi bukan nya berhenti,dia lewat begitu sajah di depan ku. Aku sedikit bingung." Mau kemana dia?Bukan nya seharusnya pergi tapi kenapa malah masuk ke sekolah dan mengarah ke ruang guru." Guma ku dalam hati. Karena penasaran aku pun belari mengejarnya.
Aku nga tau harus memangilnya apa.Tapi kalau di lihat dari usianya dia hampir sama dengan guru guru yang ada di sinih, Aku pun memutus kan memangilnya bapa.
"Cepat sekali jalan nya." ucap ku. Lalu aku memanggil nya ke tika jarak kami udah sedikit dekat.
"Pa tunggu?" Dia pun berhenti dan berbalik ke arah ku.
"Ada apa?"tanya nya.
"Ih. Bapa jalan nya cepat sekali." Protes ku setelah berada di hadapannya.
"Salah sendiri kaki mu pendek." ucapnya ketus.
"Bisa ga pa.Bicaranya agak enakan di denger gitu,udah tadi pergi begitu ajah main ninggalin segala.Aku kan mau ngucapin terimakasih atas tumpangan nya." Ucap ku.
"Tidak perlu.Dan kebetulan kita searah." Ucapnya, sambil berlalu.
"Ih.Ni orang main pergi aja." Ucap ku lirih.
"Terserah bapa.Tapi sekali lagi terima kasih." Teriak ku.
"Gapain sih rin? Pagi pagi udah teriak teriak." Tanya sahabat ku Rina, yang entah dari kapan ada di belakang ku. Ternyata Rina tidak sendiri melaikan dengan Reina dan Doni. Mereka ketiga sahabat ku yang selalu bersamaku dalam suka mau pun duka.
"Hello, Karina Adrian Putri. Kenapa pagi Pagi udah teriak teriak. Bisa kau jelaskan?" Tanya Rina yang mengulang pertanyaan nyatadi.
"Apaan sih? Nanyanya sampai gitu amat. Tadi itu ada orang aneh, masa aku mau ngucapin terimakasih. Dia pergi gitu aja." Jelas ku.
"Kaya apa sih orang nya?" Tannya Reina.
"Kaya apa ya?Ya gitu lah,aku males bayanginnya." Ucap ku.
"lsh. Kamumah bikin penasaran Rin." Ucap Rina.
"Udah udah nanti lagi bahas nya, kita ke kelas. Jam masuk sebentar lagi." Ajak Doni.
"Benar tuh. Kita kekelas aja yu, nanti kita dapet SP3 kalau telat." Aku membenarkan per kataan Doni.
"Iya, Sekarang kan mata pelajaran guru Killer tapi cool itu kan?" Ucap Rina, yang sepontan ucapan nya membut kami bergegas pergi kekelas. Hari ini mata pelajaran Kimia. Yang di mana gurunya sangat disiplin, tegas dan tampa ekpresi selalu berwajah dinggin. Dia selalu memgatakan bahwa ketepatan waktu sangat lah penting. Kalau ada yang telat di saat dia mengajar dia tidak segan memberikan peringatan yang tegas, atau SP3 sekaligus. Makanya kami sering menyebutnya Guru Kiler Tapi CooL.
Di dalam kelas
"Untung sajah gurunya belum datang." Ucap Rina. Tak lama dari itu guru itu datang dengan wajah coolnya.
"Selamat pagi." Ucapnya sambil berjalan menuju kursi guru, kami merapih kan duduk, lalu berdoa dan mengucapkan salam. Pelajaran pun di mulai dengan sedikit ketegangan hingga jam mata pelajaran di ganti dengan pelajaran berikutnya.
"Kesel deh, setiap pelajaran ini keringat dingin ku bercucuran. Mengalir deras tampa batas." Ucap Reina yang merutukki nasib nya setiap pelajaran kimia.
"Sabar ya Rei, Apa yang kamu rasain kita juga merasakannya." Ucap Rina dan di iyain oleh Ku dan Doni. Setelah sedikit drama kami pun melanjut kan pelajaran berikut nya, kali ini kami memgikuti pelajarannya dengan tenang dan santai sampai jam istirahat tiba.
"Rin gantin yu! aku udah laper nih."Ucap Doni dan Reina bersamaan.
"Boleh, kebetulan aku juga udah laper" Ucap ku.
"Hey gak bisa, Karin ngantinnya bareng aku. kalian pergi saja sanah berdua, Jangan ganggu aku sama Karin." Ucap Rina sewot.
"Ih kau ini larang larang. Emang kau emanya,so gatur." Ucap Reina ga kalah sewot
"Tau nih nene lampir." Sambung Doni.
"Biarin kalo aku emanya kenapa." Balas Rina.
"Iiiiih serem." Ucap Reina dan Doni bersamaan.
"Kalian ini selalu aja berdebat, ayo aku udah lapernih." Ucap ku sambil berlalu.
"Tuh Karin pergikan.Rin tunggu?" Teriak Rani mengejarku di ikuti Raiena dan Doni.
Aku ta memperdulikan teriakan ketiga sahabat ku dan terus berjalan menuju kantin, tapi saat mau belok kearah kantin aku ga sengaja menabrak seseorang, dan hampir sajah aku terjatuh tapi dengan sigap dia menarik tangan dan menyangah punggunku hingga aku tidak terjatuh. Untuk sesaat mata kami bertemu, aku tersadar dan menjaga jarak. "Cantik." Ucapnya lirih tapi masih bisa aku dengar.
"Maaf." Ucap ku.
"Ya,lain kali hati hati." Ucapnya sambil tersenyum. Untuk sesaat aku terpana melihat senyumannya.
"senyuman yang indah" Gumma ku.
"Apa ada yang sakit?" Ucapnya kembali.
Aku mengelengkan kepala, lalu pergi melajutkan niat ku untuk ke kantin karena perut ku sudah benar benar laper. Setiap hari aku selalu melewatkan sarapan pagi karena ltu aturan yang harus aku taati. Setibanya di kantin ketiga sahabat ku sudah duduk di meja yang ada di kantin itu. Rina melambaikan tanggan nya dan aku pun bergabung dengan mereka.
"Aku pesenin ya Rin.mau apa?" Tanya Rina.
"Mie ayam dan mimun nya air mineral aja." Ucap ku. Rina dan Reina berlalu
"Rin, perasaan tadi duluan abis dari man dulu." Tanya Doni.
"Oh, itu abis ketemu pangeran." Ucap ku
"Ih, di tanya apa jawab apa." Kesal Doni. Talama makana datang dan kami pun makan makan tersebut, sampai bel istirahat berbunyi kami pun kembali kekelas. Tapi tiba tiba seseorang memangilku
"Karina Adriana Putri?"
"Ya."
*****
Diruang kepala sekolah.
"Alhamdulilah. Sekali lagi saya ucap kan terima kasih karena Tuan Adrian bersedia bergabung di sekolah ini." Ucap kepala sekolah dengan senangnya. Karena dia tidak menyangka seorang Adrian Wijaya mau bergabung di sekolahnya sebagai guru. Ini suatu kehormatan terbesar bagi sekolahnya.
"Iya pa,Sama sama. Semoga saya bisa membantu bapa, mendidik anak anak di sekolah ini agar lebih baik." Ucap Adrian.
"Saya percaya pa Adrian bisa memberikan contoh terbaik bagi anak anak disinih."
"Semoga sajah begitu, Dan satu hal lagi,saya minta tolong rahasiain indentitas saya yang sebenarnya.Saya inggin guru,stap sekolah dan semua murid yang ada di sekolah ini hanya mengetahui kalau saya hanya seorang guru bukan hal lain." Ucap Adrian tegas.
"Baik Tuan, saya mengerti maksud anda."
"Baiklah kalau begitu saya permisi."
"Silakan Tuan. Sekali lagi saya ucap kan terimakasih dan selamat bergabung di SMAN NUSA BAKTI." Ucap kepala sekolah dan menjabat tangan ku. Lalu aku meninggal kan ruangan kepala sekolah.
Aku berjalan di kolidor sekolah, dan ta segaja aku melihat gadis itu sedang berjalan bersama ketiga temannnya menuju arah tangga. Namun langkah mereka terhenti ketika salah satu siswa menyapanya, Aku memperhatikan aktivitas mereka yang entah mengobrol apa. Saat langkah ku sudah mendekat, mereka menghentikan obrolanya dan menberikan salam kepada Ku, Aku hanya menganggukan kepala. Mata ku tak senggaja melihat ke arah gadis itu, dan mata kami pun saling bertemu. Pandangan kami teralih kan ketika seseorang mamangil ku dari arah belakang dan bejalan mendekat ke arah kami.
"Rian tunggu?" Teriaknya.
Aku melihat kearahnya dan ternyata dia sahabat ku Abimanyu. Dia salah satu pengajar di sekolah ini dengan mata pelajaran kimia, setelah jarak kami dekat, dia pun berhenti. Namun pandangan nya teralih kan ke lima siswa yang berada di hadapan ku.
"Apa yang sedang kalian lakukan?Apa kalian tidak mendengar bel masuk?" Ucap nya tegas.
"Ya pa maaf, Kalau begitu kami permisi." Ucap salah satu dari kelima siswa itu,Lalu merekapun pergi.
"Ya,Seharus nya itu yang kalian lakukan pergi kekelas bukan nya mengobrol." Ucap Abimanyu ke lima siswa itu.
Meraka pun pergi menaiki anak tangga untuk ke kelas yang letaknya di lantai dua. Namu di saat Abi memanggil nama ku gadis itu menghentikan langkahnya dan melihat kearah ku lagi, Aku pun melihat ke arah nya sambil mendengar kan Abi bicara yang sedikit tidak terdengar karena aku kurang fokus. Pikiran ku sedikit telalih kan ke arah gadis itu.
"Ian..Rian?"
"Eh.iyah kenapa?"
"Kenapa sih lo. Apa yang lo liat?" Tanya Abi yang pandangannya mengikuti ke arah pandangan ku melihat.
"Oh. Ternyata seorang Adrian Wijaya terpesona oleh seorang siswi SMU." Ucap Abi sambil tersenyum jahil.
Setelah mendengar ucapan Abi, Aku melihat ke arah Abi dan berusaha untuk mengalih kan pemikiran nya." Hilang kan pemikiran konyol mu, Ayo kita pergi dari sinih." Ucap ku sambil berlalu meninggal kan Abi yang masih tersenyum jahil.
Bersambung.
"Karina Adriana Putri." Sebuah pangilan yang membuat kami ber empat berhenti.Dan kami pun berbalik melihat sumber suara yang meng hentikan langkah kami,ternyata dia siswa yang aku tabrak saat aku pergi ke kantin tadi.
"Ya?"Ucap ku.
"Aku Natan.yang tadi kamu tabrak."
"Ya,ada apa ya?"Ucap ku balik tanya.
"Maaf soal tadi."Ucap nya.
"Nga papa,lagian aku yang salah."Ucap ku.
"Oh ia,apa kita bisa berteman?"Tanyanya dengan penuh harap.
Sebelum menjawab,aku melihat ke arah tiga sahabat ku.Dan meraka hanya melihat ku tampa menggucap kan sepatah katapun.Seolah mereka mengerti maksud ku.
"Baik lah."Ucap ku meng iya kan ajakan nya.
"Ok.kalau gitu mulai hari ini kita berteman."Ucap nya sambil tersenyum.Aku hanya menganggukan kepala aja.
Di saat kami akan kembali kekelas,aku melihat orang yang memberikan tumpangan tadi.Berjalan kearah kami."Dia masih di sinih?Apa yang sedang dia lakukan?"Guma ku dalam hati,Sambil melihat dia yang semakin mendekat dan lewat di hadapan kami.Kami pun memberi salam,kecuali aku yang hanya diam terus melihat ke arah nya."Selamat siang pa."Ucap ke empat sahabat ku.
Dia pun berhenti dan hanya menganggukan kepala.Lalu dia melihat ke arah ku dan tak sengaja mata kami saling bertemu."Tatapan ini?.Aku pernah melihat nya,tapi di mana?"ucap ku dalam hati.Namu jantung ku semakin berdetak kencang,ketika seseorang memangilnya dengan nama yang mengingat kan ku akan seseorang di masa lalu.
"Rian tunggu?"pangilnya .Ketika aku lihat orang itu adalah Pa Abimanyu guru kimia yang terkenal kiler itu.Dia berjalan ke arah kami dan seketika arah pandangannya langsung menghunus bagai kan pisau ke arah kami."Apa yang kelian lakukan?Apa kalian tidak mendengar bel masuk?"Ucap nya dengan sorot mata yang dinggin.Karena kami gak mau berurusan terlalu lama dengan nya ,kami pun langsung ijin untuk pergi kekelas."Ya pa maaf.Kalau gitu kami permisi."Ucap Doni yang mewakili kami ber lima.kami pun pergi meninggal kan Pa Abimanyu dan orang itu.
Aku dan ketiga sahabat ku pergi menaiki anak tangga untuk menuju kelas,karena kelas ku berada di lantai dua.Sedang kan Natan pergi ke arah lain di lantai satu untuk menuju kelasnya.Langkah ku terhenti ketika aku tak sengaja mendengar pecakapan Pa Abimanyu dengan orang itu.Aku melihat kearah nya dan ternyata dia pun sedang melihat kearah ku.Lagi lagi mata kami saling bertemu dan seolah olah pandangan ku terkunci kearahnya ."Ian.Udah lama yah kita ga ketemu?Mungkin hampir 8 tahun.Kita berhubungan hanya melalu chat dan video call sajah.Eh, gima na kabar rumah mu yang di Bandung?Apa kita masih bisa main kesanah?Aku sangat merindukan rumah itu."Ucap Pa Abimanyu panjang lebar.Tapi aku melihat orang itu hanya menatap kearah ku,tampa menperdulikan Pa Abimanyu yang sedang mengajak nya bicara.Karena merasa ucapannya nga di denggar Pa Abimanyu melihat ke arah ku.Aku menyadari tatapanya dan seketika itu Rina memangil ku."Rin,Ayo.kenapa kamu diam?"Pangil Rina.
"Eh,Ga ada apa apa.Ayo."ucap ku.Dan melanjutkan langkah ku menuju kelas.
Didalam kelas Rina terus sajah mengejek ku,aku pun kesal dan menjitak kepalanya dengan pulpen yang aku pegang.
"Ciee,yang punya pengemar.Pengemar nya ganteng ganteng lagi.Rin buat aku satu lah?"ucapnya.
"Auw sakit karin"teriak Rina sambil mengusap kepala dengan tangannya.
"Ops,Sorry.Sengaja."Ucap ku cuek.
"Karin.Ko gutu sih.jahat ih!"Ucap Rina so memelas.Aku ta menghiraukannya dan fokus mengikutin pelajaran sampai jam sekolah usai.
Aku dan ketiga sahabat ku meninggalkan kelas dan menuruni tangga namun saat aku berada di lantai bawah aku mencari Natan.Ternyata di tidak ada."katanya mau nunggu.Tapi kenapa dia nga ada?dasar orang aneh."Ucap ku dalam hati.
"Eh.Rin.Cowo yang namanya Natan,dia kan ketua Osis si sekolah ini?"Tanya Rina.
"Tau."Ucap ku sambil melanjut kan langkah ku .
"Rin.Ditanya malah pergi sih."
Aku nga perduliin Rina yang terus berteriak.dan melanjutkan langkah ku untuk pulang.
******
Setelah menempuh jarak 30menit dari sekolah, aku pun sampai kerumah.
"Aku pulang."ucap ku saat masuk rumah
"Oh,pulang juga,di kirain gak kan pulang,bagus lah cepat ganti baju,makan dan setelah itu bantu bibi inah dibelakang."Ucap tante Rani yang sedang duduk di depan tv.
"Baik tan."Ucap ku.aku pun bergegas menganti baju dengan baju rumahan,lalu makan setelah selasi aku menghampiri bibi inah di belakang yang kebetulan sedang gosok baju.
"Siang Bi."ucap ku.
"Eh, Non Karin udah pulang.tumben masih siang Non?"ucap Bi Inah.
"Iya Bi. Lagi gak ada kegitan.Hehe.Bibi heran ya, biasanya aku pulang jam 4 atau jam 5?"Ucap ku sambil membalikan baju yang akan Bibi gosok.
"Maaf ya,Non"Ririh Bi Inah.
" Ga papa Bi.Tadi juga Tante heran aku udah pulang.Bibi tau,Tante tadi bilang apa?"Ucap ku sambil berbisik.
"Apa itu Non?"tanya Bi Inah.
"Pulang juga? dikirain gak kan pulang?"Ucap ku.
"Masasih Non,nyonya bilang gitu?"
"Hemm.Tau gitu aku gakkan pulang cepet atau gak pulang sekalian."Ucap ku sedih.
"Eh. Non jangan bilang gitu.Jangan buat masalah lagi,bibi mah kasian sama Non Karin setiap hari dapat omelan mau Non ngelakuin benar atau salah sama ajah. Mulut nya tuh Non kalo udah gomelin Non kaya rel kereta api gakada berhentinya nyabung terus,gimana ya Non kalo bibir nya manjagin. Kaya kerata api nya sekalian."Omel Bi Inah.
" Bibi Inah ga baik loh doa in orang kaya gitu."Ucap ku sambil tertawa cecil liat Bi Inah yang gomel,lucu liat wajah nya klo lagi kesel.
"Biarin non abis bibi kesel ,sapa tau jadi viral gitu ,ada orang yang mulut nya panjang kaya kereta api kan bibi juga ikut terkenal karena punya majikan yang bibirnya unik "ucap bibi sambil ketawa
"Bibi bisa ajah."Ucap ku yang ikut ketawa. Tapi tawa kami terhenti karena kedatangan keponakan ku yang super jutek.
"Seru amat. Ngetawain apa ?jangan bilang kalian lagi getawain aku?"Tanyanya.
"Ih.Siapa yang ngetawain pede amat.kamu nga pain kesini mau bantuin kita?"Tannya ku.
"Ih. Sudi aku.Buat apa ada Bi Inah sama kamu."Jawab nya dengan jutek.
"Terus. ngapain kesini?"Tanya Ku takalah jutek.
"Mau pagil Bi Inah.Tadi mamah nyuruh aku memangilnya."Ucap nya sambil berlalu.
"Ih. Amit deh punya ponakan kaya gitu.Udah bi sini aku yang terusin gosok bajunya Bibi cepat tuh samperin.Nanti dia balik lagi males aku liat nya Bi"Keluh ku.
"Sabar Non.Ya udah bibi tinggal dulu,tapi ga papa Non Karin yang terusin?"Tanya Bi Inah merasa nga enak.
"Ga papa Bi. Sini." Balasku sambil mengambil
alih tugas Bi Inah.Hampir setengah delapan malam tugas batu batu Bi Inah selesai dari gosok baju,siapin makan malem semuanya udah beres."Waktunya aku bersih bersih."Ucap Ku.Namun saat aku akan kembali ke kamar Bi Inah memangil.
"Non?"Panggil Bi Inah.
"Ya,.Bi ada apa?"Jawab Ku.
"Non Karin udah makan?Bibi ngaliat Non makan.Nanti Non sakit?"Tanya Bi Inah dengan wajah khawatir.
"Udah bi.Tadi pas Bibi nyiapin makan buat Tante dan yang lain."Ucap Ku.
"Syukurlah."Ucap nya.
"Ya udah Bi, aku pamit mau kekamar."Ucap Ku sambil ber lalu.
Setelah bersih bersih dan nyiapin keperluan sekolah besok, aku bersiap untuk tidur sambil memain kan ponsel.Tiba tiba ada chat masuk.
"Malem?"
" Ya.Malem.ini sama siapa ya?" Hanya di baca.
"Siapa sih?Ganggu aja."Ucap ku.Aku pun menyimpan ponsel ku lalu merebahkan tubuh untuk tidur.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!