Sepayung Berdua

"Ayo karin?"

Di saat pa adrian membuka payung dan melihat kearah ku, aku terdiam ta ada kata yang terucap dan rasanya tubuh ku ta dapat bergerak.Aku terpukau oleh mahluk ciptaan tuhan yang sempurna di hadapan ku ini."Memang benar kata Rina,kalau di perhatiin Pa Adrian ganteng,kaya opa opa korea, apa lagi dengan setelan yang dia pakai saat ini.Kemeja hitam tangan panjang,celana hitam panjang ,sepatu,ah perfek, menempel sempurna pada tubunnya,rasanya aku inggin berlari menjatuh kan diri dalam pelukannya berjalan berdua di bawah payung,ah romatisnya."Gumaku yang terlarut dalam lamunan.

"Ayo karin..karin."Ucap nya sedikit keras,membuyarkan lamunan ku.

"Eh ,iya pa ayo.tapi tunggu tunggu?"Ucap ku gugup.

"Apa lagi?"

"Natan pulang bareng juga kan pa?"Ucap ku yang melihat kearah Natan.

"Tidak.Dia bisa pulang sendiri.Tadikan dia inggin pulang peke motor,dan hujan sudah reda.Jadi biarkan sajah."

"Reda giman Pa.Lihat lah hujannya masih deras.Ajak bareng kita ya Pa?"Ucap ku memelas.Namun bukan Pa Adrian yang menjawab melain kan Natan.

"Tidak Karin.Pa Adrian benar,Aku bisa pulang pakai motor.Kamu pulang sama Pa Adrian."Ucap Natan.

"Tapi Natan?"

"I'ts ok.Lain kali kita bisa pulang bareng."Ucap Natan sambil tersenyum.

"Kamu udah dengerkan.Ayo."Ucap Pa Adrian yang langsung menarik tanganku danberjalan kearah mobil dengan Pa Adrian yang memayungi ku.Aku pun melihat ke arah Natan yang berdiri melihat ku.

"Selalu saja,memikirkan hal yang ga penting."Ucap Pa Adrian di sela sela langkah kami.Sedangkan Aku yang mendegarnya hanya diam.Setelah sampai di depan pintu mobil Pa Adrian membukakan pintu dan menyurunku masuk,aku masuk dan duduk di kursi penumpang,setelah menutupkan pintu untuk ku, Pa Adrian masuk dan duduk di sebelah ku.

Suara mesin mobil menyalah dan meningalkan sekolah.Aku melihat kearah luar,ternyata Natan udah nga ada di tempat tadi.

Di pejalan ta ada kata yang terucap. Kami terdiam dalam hening untuk se saat,ke mudian, Pa Adrian membuka percakapan terlebih dahulu.

"Apa kamu masih memikirkan anak tengil itu?"Tanya Pa Adrian dengan tatapan mengarah kedepan.Aku membuang nafas dan melihat kearahnya.Ternyata Pa Adrian melihat kearah ku juga."Perasan tadi galiat ke arah ku.Terus kenapa Pa Adrian bilang Natan anak tengil?Ini ga bisa di biarin."Guma ku.Di saat aku akan porotes"tak"Pa Adrian menjitak kepalaku.

"Auw.Kenapa bapa senang sekali menjitak kepala ku?Sakit tau.Bukan nya di elus atau di sayang,ini malah di jitak,ga punya hati banget sih bapa."Ucap ku kesal sambil mengusap kepalaku.

"Salah sendiri.Bukan nya menjawab malah berkesah."Ucapnya.Lalu tatapannya mengarah ke depan tampa ekpresi,

" Ini juga gara gara bapa.Kenapa bapa bilang Natan anak tengil.Dia kan punya nama."Ucap Ku.Tampa berani untuk menatap kearah nya.Sedang kan dia kembali menatap ku karena tidak terima dengan ucapan ku tadi.

"Emang kenapa.Kamu nga terima,sebegitunya kamu terpesona oleh anak itu."Jawab nya dengan tatapan membunuh.Sedang kan aku ta menyadari perubahan sikap Pa Adrian.

"Tidak tidak bapa salah.Bapa yang membuat aku terpesona.Bapa yang selalu menganggu mataku,pikiran ku.Setiap kali aku melihat atau dekat dengan bapa."Ucap ku cuek.

Karin tidak menyadari kalau ucapan nya secara tidak sadar menunjukan isi hatinya.Sehingga Pa adrian Sedikit inggin megerjainya.

"Benarkah kamu terpesona dengan ku?"Ucapnya sambil mendekat kan tubuhnya ke arah ku.Semakin dekat dan dekat sehinga membuat ku semakin terpojok karena ulah nya.

Awalnya aku nga peduli.Tapi lama lama aku merasa ada yang aneh dan menyadari apa yang aku ucap kan.Replek aku melihat kearah Pa Adrian.Dan seketika itu,jarak kami sangat dekat hampir ta ada jarak di antara kita.Wajah kami,mata kami saling bertemu.Bahkan napas kami saling menghembus memberikkan rasa hagat.Bahkan di saat pa adrian bicara aku dapat mecium harum min dari napasnya.

"Katakan sekali lagi.Apa yang kamu ucap kan tadi?"Tanyanya dengan senyum yang sulit di artikan.

"Ucapan yang mana?"Ucap ku lalu mendorong tubuh Pa Adrian menjauh dan aku merapat kan tubuh ke pintu mobil.Ke dua pipiku terasa panas karena ulah Pa adrian tadi.Dan Pa Adrian kembali duduk ditampat nya lagi.Aku benar benar di buat kaget oleh sikap nya,rasanya jantung ku berhenti untuk sesaat.Kenapa dia,ya ampun,ada apa dengan Pa Adrian.

"Apa yang bapa lakukan?"Ucap ku dengan tatapan holor.Lalu mengalih kan pandangan ku keluar jedela mobil,dengan perasaan yang masih ta nenentu.Ta ada sepatah katapun semuanya hening,sampai aku menyadari sesuatu.

"Ini kan jalan ke arah rumah"guma ku.Lalu aku melihat Pa Adrian.Ingin bertanya.Namun kedua matanya terpejam,dengan kedua tangan di lipat di depan dada dan kedua kaki yang saling bertumpu."Ya tuhan.pesonamu masse."Gumaku lagi.Sesaat kemuadian terdenggar suara Pa Adrian.

"Ada apa lagi?"Ucapnya dengan mata masih terpejam.Aku pun memberanikan untuk menjawab dan berjaga jaga takut Pa Adrian membuat ulah lagi.

"Di kirain tidur.Dari mana Pa Adrian tau jalan kerumah ku?"Tanyaku ragu ragu.Dan Pa Adrian pun menjawab sekenanya.

"Apa pun tentang Kamu,aku tau.Bahkan hal paling terkecil pun."Ucap nya.

"So tau."Balas ku dengan wajah kesal.melihat ekpresi wajah kesal ku,Pa Adrian tertawa.

"Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" Tanyaku yang makin kesal.

"Wajah mu Karin. Kalau kesal dan gugup, apa lagi saat tersipu aku suka ekpresinya." Ucap nya sambil terus tertawa. Seolah aku badut yang sangat lucu. Akhinya aku tak perduli lagi, apapun ulah Pa Adrian, mau ketawa atau apalah aku ga perduli. Aku melihat ke arah luar dan disaat mobil melewati depan gang rumah, aku menghentikannya.

"Pa berhenti di depan." Ucap ku. Mobil pun berhenti bersamaan dengan tawa Pa Adrian yang terhenti saat mendengar ucapan ku, aku pun merapih kan pakaian ku yang sedikit berantakan, dan melipat jaket Nathan lalu menyimpannya ke dalam tas.

Tapi saat akan membuka pintu mobil. Pa Adrian mencegah ku.

"Tunggu yang mana rumah mu?" Tanyanya.

"Masuk kesanah Pa! lima rumah dari sini." Jawab ku. Sebenarnya rumah ku masuk ke dalam gang, dan jalan gang pun masih bisa di lewati mobil, tpi aku nga mau kalau nanti Tante Rani melihat ku turun dari mobil Pa Adrian. Bisa ribet urusannya.

"Kamu akan turun dan berlari di bawah deras nya hujan, buat apa aku antar kau kemari tapi tetap sajah ke hujanan."Ucap nya dengan nada sedikit marah. Aku pun berusaha untuk tenang dan menjawab nya.

"Tapi, udah dekat Pa. Paling basah dikit gak apa, saya bisa langsung ganti baju." Ucap ku. karena aku tak inggin berlama lama lagi, rasanya inggin cepat sampai rumah. Tapi Pa Adrian terus sajah mecegah ku.

"Tidak, Tunggu sebentar!" Sambil keluar memakai payung dan membukakan pintu mobil untuk ku.

"Keluar lah aku antar." Jawab nya sambil mengambil tangan ku keluar, untuk berdiri di bawah payung yang dia bawa dan menutup pintu mobil kembali. Saat menutup pintu aku dapat mecium harum tubuh Pa Adrian karena jarak kami yang begitu dekat. Aku merasa canggung dengan situasi ini, namun sebisa mungkin aku berusaha tenang.

Kami berjalan beriringan. Menembus hujan yang sedikit reda, di bawah payung yang Pa Adrian bawa. Aku memulai membuka suara untuk meng hilangkan sepi.

"Pa." Ucapku.

"Hemm." Deheman yang aku dengar.

"Bapa kembali aja ke mobil, gak usah anter saya. liat Pa,hujannya gak begitu deras. Aku kan bisa lari dan cepat sampai rumah, agar aku bisa mandi, ganti baju dan bisa rebahan deh." Ucap ku. Tapi Pa Adrian masih kekeh dengan pediriannya. Keras kepala dan menjawab parmintaan ku semaunya.

"Jangan terlalu cerewet. Cepat jalanya, kalau emag ingin sampai." Ucap nya lagi.

"Pa Adrian gitu amat. Kalau ngomong ngada manis manis nya." Gumam ku, tambah kesal aku di buatnya.

"Mendekat lah.Percuma aku memayungi mu, tapi kamu basah juga." Perintah nya. Aku pun medekat kan diri dengan kedua tanggan ku memeluk tas sekolah, dan entah perasan ku saja. Kalau aku merasa jarak mobil kerumah rasanya lama sekali, atau karena langkah kami yang lambat.

****

Selang beberapah menit.

Langkah kami terhenti, ketika salah satu tetanggaku Tante Mei menyapa kami.

"Eh, Na Karin baru pulang. Di antar sama siapa?" Tanya Tante Mei basa basi.

"Iya Tante.Tadi Karin kejebak hujan,untung ada temen yang mau mengantar." Jawab ku

"Oh,temen ya.Di kirain pacar.Kenapa ga pacaran aja, padahal temennya ganteng. Jangan jual mahal na Karin nanti keburu di ambil orang, nyesel baru tau rasa." Ucap nya jutek.Sedang kan aku tersenyum kikuk atas pertanyaan Tante Mei. Karena nga mau berlama lama, aku pun pamit ke tante Mei .

"Kalau gitu kami permisi Tan."Ucap ku. Dan di balas senyum sinis, Aku pun menarik Pa Adrian agar cepat pergi, lalu melajutkan langkah kami.

"Dasar orang aneh, nanya kaya orang introgasi saja." Ucap ku kesal.

karena ucapa tante Mei, Aku merasa ga enak sama Pa Adrian.Aku pun meminta maaf atas ucapan tante Mei tadi.

"Pa.Maaf atas pertanyaan tante Mei."Ucap ku.Sambil melihat Pa Adrian,karena aku takut dia marah.

"Kenapa kamu bilang temen bukan pacar?"

Bersambung

Episodes
1 Termenung
2 GURU KILER TAPI COOL
3 seseorang di masa lalu
4 SEBUAH SAPUTANGAN
5 ADRIAN WIJAYA
6 Adrian wijaya ll
7 Di Antar pulang
8 Sepayung Berdua
9 Bekas Tamparan
10 Bekas Tamparan ll
11 Di Rumah Pa Adrian
12 Kehebohan Tiga kurcaci
13 Siapa Dia?
14 Pelaratan meke up
15 Percayalah Pada Ku
16 Reydra Prayoga
17 Reydra Prayoga ll
18 Geng Motor
19 Kantor polisi
20 Takut gemuk
21 Naik Motor
22 Perpustakaan Kota
23 Teman Iren
24 Rasa sakitnya begitu menyiksa
25 Menjalan kan ibadah bersama
26 CCTV
27 Siapa yang menyuruh mereka?
28 Ciuman pertamaku
29 Aku Mencintai Mu
30 Pencuri Ciuman
31 Berjiarah
32 Keyakinan Ku benar
33 Mengikhlaskan Untuk Sebuah Janji
34 Janji Di Masa Kecil
35 Masmelon
36 Janji
37 Black Angel
38 Ka Adrian?
39 Jonathan
40 Penjelasan Adrian
41 Laut
42 Menghabiskan Waktu Bersama
43 Bertemu Kembali
44 Makan Siang
45 Welas Asih
46 Alasan
47 Salah paham
48 Tetaplah Bersama Ku
49 Menjelaskan
50 Karin menangis?
51 Sikap Yang Berubah
52 KARENA KAMU
53 Tante Elis
54 Dilema
55 Bermain di Taman
56 I Love You To..
57 Ratu Kepo
58 Tamu Bulanan
59 Epek Jera
60 Tragedi
61 Tragedi ll
62 Termakan Ucapan Sendiri
63 Bumerang
64 Gelisah
65 Kepingan Pazel
66 Aku MerinduKan mu
67 Karin Tersadar
68 Perhatian Adrian
69 Kondisi Karin
70 Trauma
71 Kebenaran
72 Keyakinan Juana
73 Takut Kehilangan
74 AKU SALAH
75 Penyesalan
76 Keputusan Adrian
77 Menyakitkan
78 Tak Ada Kabar
79 Hasrat Adrian
80 Penyesalan
81 Rasa Canggung
82 Waktu yang tersisa
83 Tetap Tersenyum
84 Kondisi Reydra
85 Kebahagiaan
86 Kecewa
87 Kerinduan
88 Wisuda
89 menjaga hati
90 Diam lagi
91 Misi yang sulit
92 Curiga
93 Dua kepribadian
94 Bi Inah
95 Tersadar
96 Menyiksa Diri
97 Kenyataan
98 Aura
99 Transplantasi
100 Menghitung Detik
101 Menggoceh
102 Seorang Wanita
103 Bunda Yuni
104 Menyerah
105 Posesif
106 Tidak Menyakiti
107 Menggoda
108 Kesalahan Di masa lalu
109 Bertemu Reydra
110 Mencari Informasi
111 Penerus PT. Adrias
112 Tiga Generasi
113 Rasa Takut
114 Trik Kotor
115 Kenyataan
116 Khawatir
117 Kesepian
118 Keputusan
119 Sekilas
120 Siapa Dia?
121 Maaf
122 Target
123 Konsekuensi
124 Bahagia atau terluka
125 Diam untuk mengalah
126 Tak Berpihak
127 Icon
128 Sosok yang di rindukan
129 Masalah Waktu.
130 Bertemu
131 Ragu
132 Dilema
133 Dilema 2
134 Merasa terabaikan
135 Waktu
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Termenung
2
GURU KILER TAPI COOL
3
seseorang di masa lalu
4
SEBUAH SAPUTANGAN
5
ADRIAN WIJAYA
6
Adrian wijaya ll
7
Di Antar pulang
8
Sepayung Berdua
9
Bekas Tamparan
10
Bekas Tamparan ll
11
Di Rumah Pa Adrian
12
Kehebohan Tiga kurcaci
13
Siapa Dia?
14
Pelaratan meke up
15
Percayalah Pada Ku
16
Reydra Prayoga
17
Reydra Prayoga ll
18
Geng Motor
19
Kantor polisi
20
Takut gemuk
21
Naik Motor
22
Perpustakaan Kota
23
Teman Iren
24
Rasa sakitnya begitu menyiksa
25
Menjalan kan ibadah bersama
26
CCTV
27
Siapa yang menyuruh mereka?
28
Ciuman pertamaku
29
Aku Mencintai Mu
30
Pencuri Ciuman
31
Berjiarah
32
Keyakinan Ku benar
33
Mengikhlaskan Untuk Sebuah Janji
34
Janji Di Masa Kecil
35
Masmelon
36
Janji
37
Black Angel
38
Ka Adrian?
39
Jonathan
40
Penjelasan Adrian
41
Laut
42
Menghabiskan Waktu Bersama
43
Bertemu Kembali
44
Makan Siang
45
Welas Asih
46
Alasan
47
Salah paham
48
Tetaplah Bersama Ku
49
Menjelaskan
50
Karin menangis?
51
Sikap Yang Berubah
52
KARENA KAMU
53
Tante Elis
54
Dilema
55
Bermain di Taman
56
I Love You To..
57
Ratu Kepo
58
Tamu Bulanan
59
Epek Jera
60
Tragedi
61
Tragedi ll
62
Termakan Ucapan Sendiri
63
Bumerang
64
Gelisah
65
Kepingan Pazel
66
Aku MerinduKan mu
67
Karin Tersadar
68
Perhatian Adrian
69
Kondisi Karin
70
Trauma
71
Kebenaran
72
Keyakinan Juana
73
Takut Kehilangan
74
AKU SALAH
75
Penyesalan
76
Keputusan Adrian
77
Menyakitkan
78
Tak Ada Kabar
79
Hasrat Adrian
80
Penyesalan
81
Rasa Canggung
82
Waktu yang tersisa
83
Tetap Tersenyum
84
Kondisi Reydra
85
Kebahagiaan
86
Kecewa
87
Kerinduan
88
Wisuda
89
menjaga hati
90
Diam lagi
91
Misi yang sulit
92
Curiga
93
Dua kepribadian
94
Bi Inah
95
Tersadar
96
Menyiksa Diri
97
Kenyataan
98
Aura
99
Transplantasi
100
Menghitung Detik
101
Menggoceh
102
Seorang Wanita
103
Bunda Yuni
104
Menyerah
105
Posesif
106
Tidak Menyakiti
107
Menggoda
108
Kesalahan Di masa lalu
109
Bertemu Reydra
110
Mencari Informasi
111
Penerus PT. Adrias
112
Tiga Generasi
113
Rasa Takut
114
Trik Kotor
115
Kenyataan
116
Khawatir
117
Kesepian
118
Keputusan
119
Sekilas
120
Siapa Dia?
121
Maaf
122
Target
123
Konsekuensi
124
Bahagia atau terluka
125
Diam untuk mengalah
126
Tak Berpihak
127
Icon
128
Sosok yang di rindukan
129
Masalah Waktu.
130
Bertemu
131
Ragu
132
Dilema
133
Dilema 2
134
Merasa terabaikan
135
Waktu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!