BAB 3 : JAVANESE MAFIA

"Kita tidak harus selalu memikirkan orang lain terus menerus Den Mas. Ada kalanya kita juga harus mengedepankan diri kita sendiri."

"lya. Dokter benar. Saya sudah lama tidak menikmati alam indah di luar Sana."

"Cobalah sesekali. Ya?"

Bagas hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Dokter Haris.

"Ya sudah. Saya harus pulang dan istirahat. Saya akan menyuruh suster untuk datang ke sini. Tanyakan apa permasalahannya Den Mas. Sangat tidak manusiawi kalau kita membiarkan seorang gadis harus terlunta-lunta tidak jelas mau kemana."

"lya Dokter Haris. Terima kasih sudah mau datang kemari."

"Sama-sama."

Dokter Haris berlalu dari apartemen itu bersama dengan supirnya. Dia khawatir dengan keadaan Bagas nantinya. Karena setelah disadari, gadis yang ditolong oleh Bagas sepertinya berasal dari keluarga yang berada. Jelas dia sedang berada dalam masalah besar yang kemungkinan besarnya juga akan menyeret Bagas, karena dia menolongnya.

Ayah Bagas pernah berpesan kepada Dokter Haris agar dia menjaga anaknya dengan baik.

Pesan itu masih terngiang ditelinga Dokter Haris, walau pun sudah berlalu selama puluhan tahun. Dokter Haris sudah seperti ayah untuk Bagas. Bahkan untuk menu makan saja, Dokter Haris yang menyiapkan semuanya dalam sebuah buku catatan.

Mengatur apa yang harus dimakan oleh

Bagas di pagi, siang, dan sore hari.

......................

"Jadi kamu berasal dari mana? Dan kenapa kamu bisa sampai sememprihatinkan ini?" Tanya Bagas kepada gadis itu.

Gadis itu hanya menangis sembari terus menatap mata Bagas. Dia ingin mengatakan semuanya kepada Bagas. Tapi rasanya sangat berat.

"Tenang. Saya yang membawa kamu kesini. Dan saya tidak akan merugikan kamu sedikit pun. Justru saya disini berusaha membantu." Ucap Bagas untuk menenangkan gadis itu.

Gadis itu mengelap pipinya yang basah dengan kedua tangannya. Dia mengatakan sesuatu yang membuat Bagas heran, karena dia menanyakan nama Bagas. Padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

"Apa anda yang bernama Bapak Bagas Sanjaya?" tanya gadis itu.

Bagas dan Rosa saling bertatapan. Rosa bersiap memegang kedua bilah pisau yang tersimpan dengan rapi dibalik bajunya. Bagas menggelengkan kepala memberikan kode kepada Rosa agar tidak melakukan tindakan apa pun.

"Bagaimana kamu bisa mengira kalau saya adalah Bagas Sanjaya?"

"Saya Deliana Zabeth. Anak dari Jonathan Zabeth dan Maria Zabeth. Saya pernah melihat foto anda bersama dengan ayah saya." Ucap gadis yang bernama Deliana itu.

Rasanya seperti disambar petir. Bagas dan Rosa sangat tidak menyangka sama sekali kalau dia adalah anak dari sahabat ayahnya sendiri, yaitu Jonathan Zabeth. Orang yang sangat berjasa bagi keluarga Sanjaya. Bagas

pun langsung memahami apa yang terjadi kepada Deliana. Dia sudah tahu siapa dan apa yang menyebabkan semua ini terjadi kepada Deliana.

"Ya. Saya Bagas. Bagas Sanjaya anak dari Bara Sanjaya dan Ningsih Sanjaya." Jawab Bagas.

Deliana langsung memeluk Bagas. Karena dia sudah bertemu dengan orang yang beberapa hari ini telah ia cari. Seperti apa yang dikatakan Jonathan, bahwa saat ini Bagas Sanjaya hanyalah satu-satunya harapan

mereka untuk mengembalikan keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Deliana pun dengan sendirinya menceritakan semua yang telah terjadi kepadanya dan juga keluarganya. Jonathan memiliki 'Rival' yang bernama Markus Dominic. Pada malam hari sebelum kejadian mengerikan itu, Deliana mendengar sendiri ayahnya sedang berdebat dengan salah satu anak buahnya yang bernama Liam.

Mereka beradu argumen karena Jonathan sudah tidak bisa menahan lagi amarahnya akibat Liam mengatakan sesuatu yang entah itu apa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!