Rosa tersenyum melihat Deliana yang sudah mulai berubah. Yang awalnya seorang pendiam dan tak banyak bicara, sekarang justru Deliana yang suka membuka pembicaraan terlebih dahulu. Rumah megah bercorak kerajaan Jawa itu telah mengajari Deliana banyak hal.
Merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Deliana jauh lebih tenang segala situasi dan kondisi. Dulu dia selalu was-was setiap ada masalah dalam hidupnya. Apalagi dengan Jonathan yang latar belakangnya adalah seorang mafia. Hidupnya tidak pernah tenang. Kemana-mana harus selalu berada dalam pengawalan dan pengawasan orang-orang kepercayaan ayahnya.
Sekarang dia rasanya Deliana sudah terbebas dari sebuah belenggu. Walau pun semua masalahnya belum selesai, tapi setidaknya dia sudah memahami bagaimana situasi yang terjadi, dan bagaimana caranya untuk
bersahabat dengan situasi rumit seperti ini.
"Den Mas Bagas? Kapan saya bisa kembali ke Jakarta? Saya sudah rindu dengan ayah dan ibu." Tanya Deliana kepada Bagas.
Mereka berdua berbincang-bincang di ruang seni milik Bagas. Disana ada beberapa penari yang berlenggak-lenggok menampilkan kelembutan seni tari mereka. Diiringi suara gamelan dengan tempo yang pelan, membuat
suasana semakin sejuk.
"Deliana. Nanti juga tiba waktunya kamu bisa bertemu dengan mereka. Ayahmu meminta saya untuk melatih kamu sampai kamu benar-benar siap untuk menghadapi situasi yang jauh lebih sulit." Jawab Bagas.
"Maksudnya Den Mas?"
"Banyak orang di luar sana yang memberi harga untuk kepala seluruh keluargamu dan semua orang yang berhubungan dengan keluargamu. Jika kamu tidak benar-benar siap, saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri. Kamu adalah tanggung jawab saya, Deliana."
"Terimakasih Den Mas. Tapi, saya.."
"Saya tahu betapa rindunya kamu dengan mereka. Saya paham, dan mengerti. Tapi apakah kamu tega membuat semua keluargamu berada dalam bahaya? Markus mencari kamu untuk dijadikan alat untuk
mengancam Paman Jonatahan, ayahmu."
Deliana menarik nafasnya dalam-dalam. Dia menahan air matanya agar tidak menetes. Dia sudah tidak tahan ingin menggunakan seluruh kemampuannya untuk membalas semua perbuatan keluarga Dominic
kepada keluarganya. Hasratnya untuk balas dendam begitu besar.
Dia tidak mau terus menerus hidup dalam keadaan yang tidak pasti.
"Saya harap kamu lebih bersabar Deliana. Karena ini tidak semudah yang difikirkan. Kita harus memikirkan bagaimana caranya meminimalisir korban yang akan berjatuhan."
"Maksud Den Mas?"
"Ini bukan hanya soal keluargamu saja. Tapi orang-orang yang masih mendukung ayahmu juga terkena imbasnya. Mereka yang tidak mau melepas ikatan dengan Paman Jonathan akan dihabisi."
"Dan kamu harus tahu. Sudah ada lima keluarga yang terbunuh dengan cara mengenaskan pagi ini. Mereka semua tidak berhasil diselamatkan. Karena para anak buah Paman Jonathan yang berkhianat sudah
membocorkan jaringan mereka."
Emosi Deliana semakin menggebu-gebu. Entah apa yang merasukinya saat itu. Dia tidak pernah memendam amarah sampai seperti ini. Dia selalu bisa meredam amarahnya. Namun kali ini, dia benar-benar sulit untuk mengendalikan emosinya.
Apalagi dengan dia mendengar ucapan Bagas
Sanjaya yang mengatakan kalau ada lima keluarga yang sudah menjadi korban. Deliana lalu beranjak pergi ke kamar mandi. Dia membasuh seluruh tubuhnya untuk meredakan hawa panas dalam tubuhnya. Itu cukup membantu, meski tidak sepenuhnya.
Dia memandangi wajahnya disebuah cermin yang menempel di dinding kamar mandi itu.
Dia melihat wajahnya yang putih bersih dengan kedua mata yang indah. Namun raut wajahnya terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Deliana menyadari kalau dia bukanlah Deliana yang dulu lagi.
Rosa dan Bagas benar-benar telah merubah sosok Deliana yang pendiam dan penakut,
menjadi sosok yang pemberani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
mee
dari bab 8 - 13 baru di bab ini aku temukan banyak percakapan...
2022-09-25
2