BAB 5 : JAVANESE MAFIA

Tiga anak buah Jonathan yang berkhianat itu pun pulang ke markas mereka dengan tangan kosong. Mereka juga bernasib sama seperti salah satu teman mereka, setelah menyampaikan apa yang terjadi. Mereka diberendel dengan puluhan peluru dari bos mereka yang sudah terbakar amarahnya.

Dan orang yang ada dibalik penyerangan itu ternyata adalah Liam. Anak buah Jonathan yang berkhianat itu sudah dibayar oleh Liam untuk menculik Deliana dan membawanya kepada Liam. Karena itulah mereka selamat tanpa luka tembak saat terjadi penyerangan di rumah Jonathan.

Mereka juga dulunya sering melakukan tugas yang diberikan oleh Jonathan bersama-sama. Apalagi dengan penawaran yang fantastis,

sudah pasti mereka lebih memilik untuk ikut dengan Liam. Liam kecewa pada mereka, karena seharusnya mereka membawa

Deliana, Jonathan, dan Maria ke hadapannya, bukan malah berusaha memperkosanya.

Rencana Liam sudah dipastikan gagal. Namun dia mendapatkan sedikit keuntungan. Rumah Jonathan yang megah itu berisi barang-barang antik yang harganya bisa mencapai milyaran rupiah. Semua barang-barang itu diangkut oleh anak buah Liam untuk meredam amarahnya.

"Bagus. Tidak masalah aku tidak mendapatkan mereka, yang terpenting hartanya. Sebagian besar kekayaannya sudah kita miliki. Kita bisa melakukan hal yang jauh lebih penting dari pada mengejar orang-orang yang sudah tidak berguna itu." Ucap Liam kepada anak buahnya.

"Lalu bagaimana dengan Bos Besar? Pasti dia akan menuntut janji kita." Kata salah satu dari mereka.

"Tidak usah khawatir, dia tidak akan menuntut apa-apa jika kita memberikan barang-barang ini padanya. Money Is Power." Jawab Liam tersenyum.

Jonathan dan istrinya yang berhasil lolos pun bersembunyi di sebuah hotel. Mereka memiliki tempat lain yang sebenarnya bisa mereka gunakan untuk bersembunyi, tapi mereka tahu kalau semua rencana penyerangan ini sudah pasti disusun oleh Liam. Mantan tangan kanan Jonathan.

Jelas Liam akan tahu jika mereka pergi ke tempat yang menjadi milik mereka. Istri Jonathan sangat tertekan dengan peristiwa itu. Puluhan orang di rumah mereka tewas. Dari pembantu sampai penjaga. Hanya tersisa beberapa orang yang masih setia kepada Jonathan, itu pun jumlahnya sangat sedikit.

Dan belum diketahui secara pasti, apakah

mereka benar-benar setia atau tidak. Jonathan juga tidak mungkin melaporkan hal tersebut kepada kepolisian. Mereka pasti akan ditertawakan karena keluarga Zabeth adalah keluarga mafia. Dan kemungkinan besarnya, sekarang Markus juga menyewa beberapa oknum polisi untuk mencari keberadaan keluarga Zabeth.

Beruntung karena anak mereka, Deliana. Berhasil selamat dan bertemu dengan Bagas

Sanjaya, orang yang jelas akan membantu mereka. Bagas sudah pernah mewanti-wanti agar Jonathan tidak terlalu menyepelekan kekuatan keluarga Dominik. Dan tetap memperketat penjagaan di rumahnya.

Tetapi Jonathan yang sudah terbiasa dengan kekerasan itu sama sekali tidak peduli dengan hal tersebut. Dia bahkan pernah mengatakan kepada Bagas, kalau akan siap kapan pun untuk menyambut hangat keluarga Dominic. Bagas hanya bisa mengiyakan hal tersebut, karena Jonathan memang orang yang keras kepala dan susah untuk diajak kompromi.

Apalagi Jonathan adalah salah satu orang yang paling ditakuti di kota Jakarta. Pasti dia tidak merasa khawatir sekali pun, karena dia tidak pernah mengira kalau Liam dan Markus hal melakukan serangan dadakan semacam ini.

Deliana yang sudah sembuh pun akhirnya dibawa ke Banyumas, rumah asli Bagas Sanjaya. Agar dia tetap aman. Setelah beberapa hari, barulah Jonathan menghubungi Bagas.

"Bagaimana dengan putriku Bagas?"

"Tenang saja paman Jona, Deliana baik-baik saja. Tapi saya melarang dia untuk memegang alat komunikasi dalam bentuk apa pun. Dia harus fokus untuk melatih dirinya. Bagaimana pun juga, sedikit banyaknya dia harus bisa bela diri."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***