BAB 2. PERMINTAAN GILA

Xavier mengabaikan ponselnya yang terjatuh. Bahkan teriakan-teriakan ibunya yang panik tidak dihiraukan. Tubuhnya menegang ketika melihat seseorang tergeletak di tengah jalan. Sepi, tidak ada pengendara lain.

Setelah beberapa waktu berlalu, pria itu bergegas turun dari mobilnya. Kakinya melangkah panjang mendekati korban kecelakaan itu. Matanya memicing menatap gadis yang tergolek lemah tak sadarkan diri.

“Bangun!” gumamnya menendang-nendang lengan gadis itu perlahan.

Tidak ada pergerakan sama sekali, Xavier memberanikan diri untuk berjongkok. Napasnya tertahan sesaat, lengannya menjulur menyibak rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu.

Manik matanya bergerak turun, terlihat dada sang korban masih bergerak. Meski ada beberapa luka di lengan dan kepalanya.

Menyadari hal itu, Xavier segera mengangkat tubuh gadis itu perlahan. Membawanya masuk ke mobil. Lalu berlari lagi mengambil koper yang sempat terlempar.

“Menyusahkan saja!” gerutu Xavier menginjak pedal gas dalam-dalam setelah duduk di balik kemudi.

Tanpa pikir panjang, Xavier segera membawa gadis itu ke RS Sebastian, rumah sakit swasta milik keluarganya.

Sementara itu, Khansa masih panik di kediamannya. Ia segera membangunkan sang suami untuk melacak keberadaan putranya.

“Sayang, bangun! Xavier sepertinya kecelakaan! Cepat temukan dia sekarang!” rengek Khansa pada Leon yang terlelap dalam tidurnya.

Pria yang sangat sensitif ketika tidur itu segera beranjak bangun dengan cepat. Mengumpulkan segenap kesadarannya. Ia menengok jarum jam masih berada di angka 11:30 malam.

“Xavier kecelakaan, Leon!” seru Khansa menggoyangkan lengan sang suami yang tak kunjung bergerak.

“Apa?” sahutnya panik dan segera turun dari ranjang. Leon membuka laptop di mejanya, menggerakkan jari jemarinya dengan lincah di atas keyboard untuk melacak keberadaan putranya.

Setelah beberapa waktu berlalu, Leon berhasil menemukannya. “Sayang, dia di rumah sakit kita!” lapor pria itu pada sang istri.

Khansa segera mengambil sweater tebal tanpa mengganti pakaian. Ia juga mengambilkan jubah panjang dan tebal untuk suaminya. Mereka segera berangkat ke rumah sakit malam itu juga. Takut terjadi sesuatu yang buruk pada putranya.

...\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=...

Sedangkan di kediaman Joni, Morgan marah besar saat mengetahui Frisha melarikan diri. Ia menyuruh anak buahnya untuk menghajar Joni hingga babak belur karena dianggap melanggar janji.

“A ... ampun, Tuan! Ampun! Saya janji akan segera menemukannya dan langsung menyerahkan pada Anda, Tuan!” rintih Joni di tengah kesakitannya. Ia sampai berlutut memohon ampun.

“Hmmm ... saya kasih waktu satu minggu! Jika dalam rentang waktu itu kamu tidak menyerahkannya, nyawamu sebagai gantinya!” tegas Morgan mengibaskan jasnya lalu melenggang pergi diikuti akan buahnya.

Joni mendesis kesakitan. Iring-iringan mobil Morgan sudah semakin jauh dari rumahnya. Pria itu beranjak dengan sisa tenaga, lalu membanting apa pun yang ada di hadapannya.

“Aaarrghh! Awas kau Frisha!” pekiknya tidak terima.

...\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=...

Di rumah sakit, Xavier berdiri tegap di depan ruang pemeriksaan. Bibirnya terkatup rapat dengan pandangan lurus ke depan.

“Xavier!” teriak Khansa dari ujung lorong.

Khansa yang tidak sabar berlari menghampiri putranya. Lalu memeluk pria itu dengan sangat erat.

“Kamu tidak apa-apa? Tidak ada luka ‘kan? Kamu tadi kenapa?” sambung wanita itu lagi menangkup pipi Xavier meneliti wajah tampan putranya, juga sekujur tubuhnya.

“Mom, Xavier tidak apa-apa. Hanya saja, tadi nggak sengaja menabrak orang,” balas Xavier pelan.

“Apa! Bagaimana keadaannya?” pekik wanita itu.

“Sedang diperiksa, Mom,” ujar Xavier lagi.

Selang beberapa menit, seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Ia langsung membungkuk hormat setelah melihat sang pemilik rumah sakit ada di sana.

“Selamat malam, Tuan, Nyonya,” sapa dokter pria berkaca mata.

“Hmm ... bagaimana keadaannya?” Leon langsung menimpali dengan pertanyaan.

“Mari saya jelaskan di ruangan saya, Tuan!”

“Tidak usah! Langsung saja!” sahut Leon menuntut.

Dokter pun mengangguk, “Tuan, pasien sudah sadar. Akan tetapi, tidak bisa menggerakkan kakinya. Salah satu bagian dari sistem saraf rusak, hingga menyebabkan kelumpuhan,” papar dokter tersebut setelah melakukan serangkaian pemeriksaan sesuai prosedur.

“Berikan perawatan terbaik sampai sembuh!” tegas Xavier setelah dokter berhenti berbicara. Leon dan Khansa mengangguk setuju.

Bagaimana pun Xavier harus bertanggung jawab.

“Baik, Tuan. Kami akan segera memindahkannya ke ruang perawatan,” sahut sang dokter.

...\=\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=...

Di sebuah ruang rawat VIP, tangis Frisha pecah setelah mengetahui dirinya lumpuh. Ia idak tahu bagaimana menjalani hari-hari ke depannya nanti.

Derit suara pintu yang terbuka, membuat gadis itu menoleh. Tampak seorang pria bergaris wajah tegas, begitu tampan dan berbadan tegap, kini berjalan mendekatinya.

Manik jernih Frisha yang berair tertautan dengan mata elang Xavier. Sempat terpaku dengan ketampanan pria itu, netranya enggan berkedip.

“Saya akan bertanggung jawab. Memberikan pengobatan terbaik dan uang tunai 5 milyar,” ucap Xavier lugas tanpa basa basi.

Frisha terperanjat, menarik kembali kesadarannya. ‘Astaga! Nyesel sempat kagum padanya. Ternyata sombong, arogan! Tapi ... dia menawarkan banyak hal. Pasti orang ini sangat kaya!’ gumam Frisha dalam hati.

“Bagaimana? Deal?” tanya Xavier memicingkan mata, melihat gadis itu diam saja.

“Tidak bisa! Kamu sudah membuatku lumpuh seperti ini!” teriak Frisha semakin menangis.

“Lalu apa maumu?” geram Xavier bersuara lantang, cukup membuat nyali Frisha menciut.

Debaran dada Frisha sungguh berantakan. Tetapi ini kesempatan dan satu-satunya cara agar dia terbebas dari jerat lelaki tua bangka yang akan menikahinya itu.

“Anda harus menikahi saya, Tuan!” ucap Frisha memberanikan diri. Tak peduli dengan tatapan tajam yang semakin menusuk jantung Frisha saat ini.

Tubuh gadis itu gemetar, kedua tangannya mencengkeram kuat selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Melampiaskan rasa takut yang menanjak hingga ubun-ubun.

“Apa? Kau gila?” berang Xavier berkacak pinggang sembari menendang nakas di sebelahnya.

“Tentu saja tidak, Tuan. Akan tetapi, bagaimana nanti kehidupan saya setelah ini. Pasti tidak akan ada yang mau menikahi saya. Padahal, melihat saya menikah mungkin bisa jadi permintaan terakhir ayah saya,” papar Frisha menangis tersedu-sedu. Dalam kondisi terdesak, bibir Frisha pun lancar berbicara.

“Omong kosong!” sembur Xavier tidak percaya.

“Xavier, kenapa, Nak? Suara apa tadi?” tanya Khansa menerobos masuk saat mendengar benturan benda tumpul.

Khansa dan Leon baru saja kembali setelah mencari identitas gadis itu. Kebetulan mereka menemukan kartu identitas yang ada di tas gadis itu. Dan meminta bawahannya untuk menghubungi keluarganya.

“Tanya saja sama gadis gila itu!” ketus Xavier masih dengan emosi membuncah.

Frisha tertegun, melihat pasangan suami istri yang masih begitu cantik dan tampan, walaupun usianya tak muda lagi. Ia pun semakin berniat melancarkan aksinya untuk menarik empati mereka.

“Nyonya, kenapa saya tidak mati sekalian saja.” Gadis itu kembali menangis sembari memukul-mukul kakinya yang sama sekali tidak terasa apa pun.

Khansa segera mendekat, menahan tangan gadis itu dan menenangkannya. “Kamu bicara apa? Jangan menyerah, tenang saja kami akan memberi pengobatan terbaik,” sahut wanita itu.

Frisha menggeleng, “Tidak, Nyonya. Lebih baik saya mati saja dari pada harus hidup cacat seperti ini. Tidak akan ada lelaki yang mau menikahi gadis lumpuh seperti saya!” Gadis itu terus menangis.

Khansa yang mudah tersentuh hatinya, tidak tega. Ia pun memeluk perempuan itu, mencoba memberi ketenangan. “Jangan bicara seperti itu,” ucapnya pelan.

“Nggak usah akting!” dengkus Xavier melipat kedua lengannya di dada.

“Xavier, turunkan emosimu!” Leon menepuk bahu Xavier yang menegang. Ia hanya mengamati apa yang sebenarnya terjadi sebelum bertindak.

“Dad, dia meminta Xavier menikahinya! Apa nggak gila itu namanya?!” lapor Xavier menggebu-gebu.

“Apa?!” teriak Khansa dan Leon bersamaan.

Bersambung~

Terpopuler

Comments

BismillahkuJadiAlhamdulillah💫

BismillahkuJadiAlhamdulillah💫

cerdas bener si Frisha😁

2023-09-28

4

BismillahkuJadiAlhamdulillah💫

BismillahkuJadiAlhamdulillah💫

gk ada akhlak emang bang sapir nih

2023-09-28

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ouh xevier adek nya Luna kan ?

2023-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. KABUR
2 BAB 2. PERMINTAAN GILA
3 BAB 3. DIPAKSA MENIKAH
4 BAB 4 : KAMU TIDAK SENDIRI
5 BAB 5. MANUSIA MONSTER
6 BAB 6 : HIDUP BARU
7 BAB 7 : PERAWAT PRIBADI
8 BAB 8. PROJECT MEMIKAT HATI SUAMI
9 BAB 9 : KHAWATIR
10 BAB 10 : INTEROGASI
11 BAB 11. PENYELIDIKAN
12 BAB 12. PENYELAMATAN
13 BAB 13 : PENYELAMATAN PART 2
14 BAB 14 : MENDADAK PANIK
15 BAB 15 : IMPOSSIBLE IS NOTHING
16 BAB 16 : SETIMPAL
17 BAB 17 : PERNIKAHAN NORMAL
18 BAB 18 : TERAPI
19 BAB 19 : SKY FLOWER
20 BAB 20 : MAAF, AKU MENGINGINKANNYA
21 BAB 21 : AKU TAKUT MENYAKITIMU
22 BAB 22 : OVERTHINKING
23 BAB 23 : SEBUAH PROSES
24 BAB 24 : CARUT MARUT
25 BAB 25 : SURAT CERAI
26 BAB 26 : APA YANG TERJADI?
27 BAB 27 : KEPUTUSAN KILAT
28 BAB 28 : TEKANAN
29 BAB 29 : SEKONGKOL
30 BAB 30 : NYASAR
31 BAB 31 : CURIGA
32 BAB 32 : HAMIL?
33 BAB 33 : INTIMIDASI
34 BAB 34 : PENGGREBEKAN
35 BAB 35 : PENGGANGGU
36 BAB 36 : HUKUMAN
37 BAB 37 : ORANG BAIK
38 BAB 38 : KEHILANGAN
39 BAB 39 : Akhirnya ... Ku Menemukanmu!
40 BAB 40 : Kabar Bahagia tetapi Menyakitkan
41 BAB 41 : Kamu Cemburu?
42 BAB 42 : Imbalan
43 BAB 43 : Kamu Lebih Berharga
44 BAB 44 : Kelinci Percobaan
45 BAB 45 : Penyatuan
46 BAB 46 : Bayi Besar
47 BAB 47 : Bisa Diandalkan
48 BAB 48 : Dosis Paling Tinggi
49 BAB 49 : Pengertian Sejak Dini
50 BAB 50 : Autopsi
51 Bab 51 : Cinta yang Dalam
52 BAB 52 : Medical Chek Up
53 BAB 53 : Setimpal
54 BAB 54 : Perlahan tapi Pasti
55 BAB 55 : Aku Mencintaimu
56 BAB 56 : Darurat
57 BAB 57 : Mencekam
58 BAB 58 : Berpisah Sementara
59 BAB 59 : Happiness
60 BAB 60 : ENDING
61 Mendadak jadi HOT DADDY
62 GIVE AWAY
63 Extra Part 1
64 Extra Part 2
65 Terjerat Pesona Dokter Luna
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB 1. KABUR
2
BAB 2. PERMINTAAN GILA
3
BAB 3. DIPAKSA MENIKAH
4
BAB 4 : KAMU TIDAK SENDIRI
5
BAB 5. MANUSIA MONSTER
6
BAB 6 : HIDUP BARU
7
BAB 7 : PERAWAT PRIBADI
8
BAB 8. PROJECT MEMIKAT HATI SUAMI
9
BAB 9 : KHAWATIR
10
BAB 10 : INTEROGASI
11
BAB 11. PENYELIDIKAN
12
BAB 12. PENYELAMATAN
13
BAB 13 : PENYELAMATAN PART 2
14
BAB 14 : MENDADAK PANIK
15
BAB 15 : IMPOSSIBLE IS NOTHING
16
BAB 16 : SETIMPAL
17
BAB 17 : PERNIKAHAN NORMAL
18
BAB 18 : TERAPI
19
BAB 19 : SKY FLOWER
20
BAB 20 : MAAF, AKU MENGINGINKANNYA
21
BAB 21 : AKU TAKUT MENYAKITIMU
22
BAB 22 : OVERTHINKING
23
BAB 23 : SEBUAH PROSES
24
BAB 24 : CARUT MARUT
25
BAB 25 : SURAT CERAI
26
BAB 26 : APA YANG TERJADI?
27
BAB 27 : KEPUTUSAN KILAT
28
BAB 28 : TEKANAN
29
BAB 29 : SEKONGKOL
30
BAB 30 : NYASAR
31
BAB 31 : CURIGA
32
BAB 32 : HAMIL?
33
BAB 33 : INTIMIDASI
34
BAB 34 : PENGGREBEKAN
35
BAB 35 : PENGGANGGU
36
BAB 36 : HUKUMAN
37
BAB 37 : ORANG BAIK
38
BAB 38 : KEHILANGAN
39
BAB 39 : Akhirnya ... Ku Menemukanmu!
40
BAB 40 : Kabar Bahagia tetapi Menyakitkan
41
BAB 41 : Kamu Cemburu?
42
BAB 42 : Imbalan
43
BAB 43 : Kamu Lebih Berharga
44
BAB 44 : Kelinci Percobaan
45
BAB 45 : Penyatuan
46
BAB 46 : Bayi Besar
47
BAB 47 : Bisa Diandalkan
48
BAB 48 : Dosis Paling Tinggi
49
BAB 49 : Pengertian Sejak Dini
50
BAB 50 : Autopsi
51
Bab 51 : Cinta yang Dalam
52
BAB 52 : Medical Chek Up
53
BAB 53 : Setimpal
54
BAB 54 : Perlahan tapi Pasti
55
BAB 55 : Aku Mencintaimu
56
BAB 56 : Darurat
57
BAB 57 : Mencekam
58
BAB 58 : Berpisah Sementara
59
BAB 59 : Happiness
60
BAB 60 : ENDING
61
Mendadak jadi HOT DADDY
62
GIVE AWAY
63
Extra Part 1
64
Extra Part 2
65
Terjerat Pesona Dokter Luna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!