"Angga?"
"Ya Aku Rangga yang tadi siang bertemu denganmu"
Linggar tak bisa mempercayai jika pertemuan itu terulang kembali. Ah betapa bahagia hati gadis SMA itu ketika memandang wajah Rangga yang kini sedang duduk di teras rumahnya. Lampu teras yang cuma 10 Watt itu cukup terang perlihatkan wajah tampan Rangga. Tapi pemuda itu lebih suka menunduk menghindari lampu yang sangat terang. Linggar menengok ke kamar dalam mengecek apakah Bu kades ada, Ketika yakin di rumah tidak ada siapa- siapa Linggar berani melangkah keluar mendekati Rangga untuk duduk bersanding.
"Bagaimana kamu bisa tahu rumahku?"
"Gadis secantik kamu gampang sekali mencari rumahnya"
"Ah bisa saja kamu"
Mata kedua remaja itu saling bertemu dan Rangga suka menatap lama tanpa kedip hingga Linggar tersipu dan menunduk.
"Rumahmu dimana sih?"
" Dijauh. Tapi aku bisa datang menemui kamu kapan saja jika kamu bayangkan aku dan sebut namaku" kata Rangga.
Ah semudah itu ingin bertemu dengan Rangga yang sangat tampan itu. Kata Linggar dalam hati.
"Bagaimana kalau aku mau kau antar aku besok ke sekolah?"
"Bisa kok."
"Bisa? Bener ya?"
"Tapi aku sekarang mau pulang dulu." kata Rangga yang beranjak dari duduknya.
"Kok buru- buru sih?"
"Aku gak mau ganggu kamu belajar."
"Ooo oke deh."
Linggar menjabat tangan Rangga yang dingin seperti es, kemudian melepas pemuda itu berjalan dibalik kegelapan pohon mangga.
**"
Linggar ingat dongeng mamanya kala ia masih balita tentang gendruwo yang sebenarnya sangat tampan itu suka menggoda gadis secantik Linggar. Linggar memang terlahir sangat cantik mirip putri sinderella.Kulitnya yang putih bersih dengan bibir merah belah pinang, dan bulu mata yang lentik sangat sempurna. Madihbdalam gendongan saja, tetangga suka gemes memandangi pipi Linggar yang chubby.
"Gendruwo itu bisa menjelma manusia yang sangat tampan jika melihat putri secantik Linggar." kata mamanya.
"Tapi Iga takut ma sama Uwo." kata balita Linggar.
"Ya udah Iga bobok dulu ntar Uwo datang kalau gak bobok"
Ingatan Linggar tentang gendruwo jadi berubah sejak Linggar bertemu dengan Rangga. Tapi kenapa sih aku jadi teringat cerita tentang gendruwo? gumam Linggar dalam hati ketika mau tidur.
***
Esoknya seperti biasa habis mandi Linggar masuk kamar berdandan dan menyiapkan peralatan sekolah seperti tas gamblok dan buku, serta labtop yang dimasukkan ke dalam tas.
"Nih Nggar, sarapan dulu" kata Bu kades yang sudah siapkan nasi liwet dengan lauk ayam bakar.
"Inggar mau minum susu aja ma."
"Sedikit saja, yang penting perutmu harus isi"
"Aachh.males"
Akhirnya Linggar mau juga walau cuma dua sendok nasi dan menggado sepotong ayam bakar.
"Tuh kan.Kebiasaan. Kamu nanti kalau olah raga gak kuat lho perut kosong"
"Kan jajan."
Gara- gara anak semata wayang sangat dimanja pak kades tiap berangkat sekolah dikasih sangu/ bekal 100 ribu.
"Udah ya ma.. brangkat dulu"
"Kok gak bawa motor?"
"Kan anak sekolah belum boleh bawa motor sendiri."
"Ya udah hati- hati di jalan"
Linggar baru ingat, bukannya kemaren suruh bayangin wajah Rangga dan nyebut namanya. Pasti cowok tanpan itu akan datang menemaninya berangkat sekolah. Linggarpun mulai membayangkan wajah tampan Rangga sambil mengucap lirih.
"Rangga, datanglah"
"Jlegg!!"
Ahh..beneran cowok ganteng itu sudah berdiri disampingnya saat Linggar berjalan menuju halte nungguin angkot. Gadis itu seperti tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Cowok ganteng itu sudah ada didepan mata dengan tatapan yang penuh pesona.
"Angga!"
"Hayuk ke sekolahmu"
Dada gadis itu berdebar- debar karena sangat mencintai Angga yang dikenal baru kemarin siang.
Tangan gadis itupun menggelayut lengan Rangga berjalan menuju halte.
"Kita nunggu angkot ya"
"Gak usah."
"Kenapa? Kamu jangan takut gak bawa uang, aku yang bayarin ongkosnya."
"Bukan, jalan denganku kan gak berasa capek."
"Oke deh." Bener juga ya, jalan bergandeng tangan dengan cowok tampan mana capek? Kata Linggar dalam hati. Biarin aja teman- temannya yang lihat ia bersama cowok ganteng pada jeles.
Tak terasa Linggar sudah sampai di depan sekolahnya. Linggar ketawa ketiwi sambiltak bosan menatap wajah Rangga di sampingnya sambil menggandeng tangan.
"Loe ngapain ketawa ndiri Nggar ? Stress ya?"
"Loe gak lihat gue lagi bawa gebetan gue yang baru"
"Mana? Emang gak punya ongkos loe jalan ndiri dari rumah ke sekolah?"
Linggar bingung memandangi Rangga yang senyam senyum, sementara teman- temannya di sekolah ngeledek dia jalan ndiri. Emang pada buta ya teman di sekolahnya. Pikir Linggar
Sampai masuk kelas Linggar asik dengan Rangga yang menggandeng tangannya sambil ngobrol.Sayangnya teman Linggar tidak melihar ujud Rangga yang sebenarnya gendruwo itu.Jadi Linggar dianggep temannya lagi stress ketawa sendiri dan omong ndiri. Namun ketika Bu Nita mengadakan ulangan, Linggar jadi sangat cerdas menjawab semua pertanyaan dalam kertas ulangan. Tidak ada yang tahu bila ada makhluk halus yang membantu Linggar mengerjakan soal.
Fauzan dan Kevin yang paling diburu cewek di sekolah itu karena tampan dan cool habis. Mereka juga yang dulu suka iseng godain Linggar, hari ini merasa seperti tidak digapai gadis itu. Linggar yang cantik dan sexy di mata Kevin, sangat bangga jika digoda dua teman cowok ganteng itu. Tapi hari ini Fauzan yang ngebet pengin godain Linggar. Karena itulah mereka sudah siap jail ketika berada di kantin.
"Heh yank," kata Kevin sambil mencolek dagu Linggar.
"Krek."
"Auw!"
Tiba-tiba secara reflek tangan mungil Linggar menepis tangan Kevin. Tapi Kevin merasakan tangannya dipukul oleh sepotong besi hingga pergelangan tangannya sakit.
Tentu saja Fauzan penasaran melihat Kevin yang gagal mendekati gadis itu. Iapun langsung memeluk tubuh Linggar yang kerempeng ke pintu kantin.
"Gerrrrkk!!"
"Auw!!"
Fauzan tiba-tiba terdorong jatuh ketika sebuah tangan besar di samping Linggar telah memukul bagian.bawah perutnya. Fauzan meringis karena merasa sesak nafas testisnya disodok keras oleh tangan gaib. Kevin benar- benar heran, kenapa sih ia cowok gengster yang terlalu kuat bagi Linggar bisa jatuh kena pukul tangan gadis itu.
Rombongan anak kelas XII yang jadi geng Kevin tertawa tertiwi karena ada Linggar yang berani lawan cowok ganteng itu. Terutama Yeyen yang ngebet sama Fauzan.Gadis IPA XII itu tentu jeles habis kalau cowoknya nguber anak baru.
Namun betapa mereka terkejut ketika mau menghampiri Linggar yang dianggap pecundang sedang berdua dengan makhluk tinggi besar dengan bulu lebat sekujur tubuhnya.
Saat Kevin bangun dan diteriaki Fauzan baru kaget setengah mati melihat Linggar ternyata tidak sendirian. Ada makhluk seram yang duduk disamping gadis cantik itu.
"Keviiin!! Awass!!"
"Hah?"
Anak- anak kelas dua belas itupun kabur dari kantin karena takut melihat ada makhluk serem disamping Linggar. Sedang Linggar tak merasa terusik dengan kawan- kawannya yang pergi sambil teriak - teriak. Malah Rangga asik traktir Linggar.
"Loe gak makan?"
"Gaklah."
"Udah,gue udah bawa duit kok."
"Gak papa, ambil aja duitnya." kata Rangga yang kasih duit segepok kepada Linggar. Linggar mau bayar ibu kantin,ee pada lari takut menjauhi Linggar. Linggar bingung sampai nyeletuk.
"Loe pada ngapain sih?"
"Ada gendruwoi!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Bagus Prakoso
laptop
2024-03-29
0
Bagus Prakoso
cinderella thor
2024-03-29
0