Irfan dan Tehe yang sudah berada diatas pohon beringin susah menggapai tubuh Boneng yang menggelayut pada dahan kecil yang menjulur ke bawah. Posisi tangan Mardek yang terikat dahan dan kaki yang menggantung menyulitkan untuk ditarik Irfan. Tapi Tehe punya akal memotong dahan pengikat tangan korban hingga putus dan tubuh Bonengpun jatuh ke atas kain yang dipegangi orang2 dibawah pohon.
"Brukk!!"
"Horeee..Si kerbau sudah jatuh"
Boneng yang bertubuh besar itu disebut kerbau oleh penduduk karena seperti Sopo yang bloon. Usai jatuh ditahan tangan rame- rame, Boneng masih pingsan atau tidur ayam.
"Eh..bangun heh udah siang nih"
" Kok ada bau tai..jangan- jangan Boneng berak nih."
"Iya..bau tahi wajahnya."
"Itu bibirnya belepotan kotoran manusia. Hoek"
"Awas awas tubuh Mardek jatuh tuh..awasss.."
Kini tubuh Mardek gantian terjatuh dan tidak tepat ditengah kain jarik yang dipegang keempat ujungnya.
"Brukkk!!"
"Aduuuhhh..Hoek.."
Kali ini Mardek kesakitan pinggangnya karena jatuh ke tanah yang tidak ada alas empuk sedikitpun. Mardek menangis seperti anak kecil saja.
Pak Kades tertawa melihat kelakuan hansip itu yang aneh seperyi anak kecil. Tapi pak kades berusaha menghampiri dan memberi minum kopi yang dibuatkan Bu Modin.
" Ini minum dulu dek"
Mardek menggelengkan kepala. Begitu pula Boneng yang seperti orang bloon hanya senyum2 dan kadang menangis. Untung ada Mbah Wig yang memberi tahu kepada mereka.
" Orang kalau digondol Wewe itu jadi bisu dan sableng karena di sana sudah disuap kotoran manusia dan cacing."
"Hah? Mosok Mbah?"
"Bawa saja ke puskesmas atau rumah sakit jiwa."
Akhirnya para kades dan perangkat desa membawa Boneng dan Mardek ke rumah Datok Amin.
Datok Amin biasa meruqyah orang yang ketempelan setan atau diganggu makhluk halus.
****
Tok tok tok. Pintu diketuk dari luar saat Bayu sedang tidur memeluk putrinya. Bayu ingat yg ketok pintu pasti Bendot mau ngajak main ceki. Bayupun seperti kesetanan bangun sambil membongkar lipatan baju Lintang yg tersimpan banyak uang. Setelah itu Bayu kembali bergegas keluar rumah menemui Bendot yg ternyata bersama Srihadi teman main judi di pos ronda.
" Kamu sudah bawa uangnya ?" tanya Bendot. Bayu tersenyum.
" Sudah dong.. tapi jangan di pos ronda ah. Itu mah cuma untung ngantuk." kata Bayu.
" Tenang saja. Di warung kopi mbak Tinuk. Tahu kan ?"
" Oke." jawab Bayu yg ikut pergi membawa motor sendiri. Bendot ternyata sudah berkolaborasi dengan Tinuk pemilik warung kopi untuk mengerjai Bayu yg punya duit banyak. Bayu kalau main judi selalu bawa uang banyak dan royal buat minum serta bagi2 kepada Tinuk dan cewek2 warung kopi.
Di rumah besar Tinuk sudah siap .meja bundar rendah berkaki tiga dua buah. Tamu yg main ceki kartu cina digelar di lantai beralas tikar.
*" Nah ini boss kita lama nggak nongol. " ujar Keplek dan Dono yg sudah duduk di pojok sambil ngopi.
" Lagi bikin anak nih." jawab Bayu.
" Anak ? Emang gendruwonya cuti ?" tanya Dodo sambil tertawa.
Di komunitas judi sudah hapal jika Bayu sedang menikmati selingkuhan istrinya dengan Gendruwo hingga setiap hari tidak mungkin Bayu miskin.
" Anakmu juga sudah prawan gitu Yu. Gak papa kamu keloni, kan dia anak gendruwo." kata Bendot. Sesaat kemudian Tinuk datang membagikan kopi dan gorengan diatas meja. Ngobrol di warkop Tinuk enak, ditemani cewek cantik bercelana pendek hingga pamer paha yg putih2 dan dada yg montok.
Diluar rumah Tinuk, Dirin dan Sakir sudah siap2 ngacir ke rumah Bayu pakai motor berniat merampok Lintang, istri Bayu.
Istri Bayu pasti menyimpan uang banyak dan putrinya yg sudah remaja itu bisa diculik untuk minta tebusan.
Sampai di lokasi Sakir memarkir motornya agar jauh agar suara motor tidak didengar mereka.
" Tok ! Tok ! Tok !"
Lintang yg tadi sudah lelap tidur tidak mendengar ketukan itu, tetapi Putri mendengar sehingga beranjak membukakan pintu.
Begitu pintu dibuka, Sakir langsung masuk ke dalam menangkap tangan Putri dan membawanya keluar. Dirin masuk ke dalam kamar untuk menggeledah lemari tempat penyimpanan uang Lintang. Namun sial bagi Dirin, karena ia dihadang makhluk tinggi besar hitam hingga menggigil kerakutan. Belum sampai mau berbalik keluar rumah, kepalanya ditangkap tangan besar itu dan diangkat tubuhnya ke atas hingga melihat betapa wajah makhluk itu sangat seram.
" Mau apa kamu masuk rumah ini?" tanya makhluk itu sambil meremas leher Dirin dengan kuku2 tajamnya.
" Heh eh ek hek " Dirin tidak bisa mengucapkan kata sepatahpun karena tenggorokannya terasa menyempit dan sulit bernafas.
Makhluk aneh itu kemudian mencampakkan tubuh Dirin ke ranah diluar rumah dan menginjaknya dengan sangst jwras hingga Dirin menjerit sangat keras.
" Aaaaacchhh.."
Masih di luar rumah, Sakir yg telah berhasil membawa Putri, terjegal jatuh karena Putri telah berubah ujud menjadi makhluk tinggi besar dengan rambut terurai dan bulu di sekujur tubuhnya. Sakir dicabik- cabik tubuhnya dengan kuku panjangnya dan lari kabur. Dalam keadaan tubuh berdarah - darah Sakir naik motor dan ngebut tapi tidak tahu arah karena keadaan gelap gulita.
" Brakkk!!"
" Ampuuuunnn tolooong !!"
Sakir memacu motornya hingga menabrak pagar tembok dan jatuh terkapar di jalan kampung. Wargapun keluar menemukan Sakir bersimbah darah setelah motornya menghantam tembok rumah orang.
Lintang yg mendengar ribut2 diluar mencari putrinya yg tidak ada di kamar, ia khawatir Putri berada di luar.
" Puputtt.. Puuut !!"
" Iya maa " jawab Putri yg ternyata sedang nonton tv di ruang tengah.
" Sukurlah kamu di rumah Put. Jangan keluar ya Kayaknya ada maling itu berisik warga pada ngumpul" kata Lintang sambil memeluk putrinya.
Esoknya warga kampung itu menemukan Sakir sudah mati karena mabok bermotor hingga kecelakaan. Sedang Dirin mati terkapar di jalan desa yg berbatas dengan lembah. Dikabarkan kedua orang itu adalah residivis yg dicari polisi karena sering mencuri dan merampok.
Bayu pulang di rumah sudah banyak warga yg berkerumun dan didatangi polisi untuk mengusut kronologi kematian Sakir dan Dirin. Bayu tidak habis pikir, bagaimana mungkin kedua temannya itu mati karena kecelakaan motor dan yg satu tersangkut di pohon yg menjulur di pinggir jurang dengan sekujur tubuh berlumur darah. Sungguh tidak masuk akal bila kecelakaan motor bisa nyangkut ke atas pohon yang menjulur ke jurang.
Mungkin mereka tidak tahu jika daerah itu termasuk jalur tengkorak atau angker. Terutama sejak kejadian aneh di sekitar pohon beringin tua itu.
"Sudah sudah sudah bubar sana. Biar diurus yang berwakib." kata pak kades yang ikut datang karena dipanggil warga.
Wargapun bubar dengan bulu kuduk yang merinding karena mengingat kondisi korban sangat mengerikan.Polisi sudah datang satu mobil dan satu pickup untuk mengangkut dua jenazah yang ditemukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Bagus Prakoso
berwajib mungkin saja
2024-03-29
0