"Cih!selerah makanku jadi hilang karena melihatmu, ayo kita pulang sekarang!" tukas Chandra dengan sombong.
"Ck!kata siapa kau tidak selerah makan setelah melihatku?buktinya seluruh makananmu sudah habis tuh." tambahku sambil melirik kearahnya.
"Pelayan...ini" panggil Chandra seraya memberikan sebuah black card, ketanggan pelayan tersebut.
Tidak perlu menunggu lama, pelayan itu datang kembali untuk memulangkan black card milik Chandra "Ini Tuan, terimakasih atas kunjungan anda."
"Buruan percepat langkah kakimu, agarku antar sampai rumah!" ucapnya seraya berjalan lebih dahulu dariku.
"Sabarlah, inikan juga lagi jalan. Kamu aja tuh jalan cepat banget, seperti dikejar anjing." balasku, tiba tiba Chandra memberhentikan langkahnya membuatku menabrak punggungnya.
"Aduh, sakit bodoh!"
"Bodoh kamu bilang?coba pikirkan kembali ucapanmu barusan, siapa yang bodoh disini!" serunya dengan wajah geram menahan amarah.
"Iya iya, aku yang bodoh. Kamu yang pintar." sambungku, memicingkan pandangan kearahnya.
Kami berdua berjalan menuju parkiran mobil, tidak kusangkah hari ini malah bertemu dengan Tony diparkiran mobil.
"Octavia...sedang apa kau disini?" panggil Tony membuatku berbalik kearahnya.
"To-tony, sedang apa kau disini?" tanyaku kembali begitu gugup saat melihatnya tepat dibelakang kami berdua.
"Hahaha, kau lucu sekali aku bertanya kau malah bertanya kembali...aku sedang ada urusan, jadi mampir kesini begitu selesai." jelas Tony begitu detail.
"Oh..."
"Mau masuk sebentar, biar aku mentraktirmu makanan kesukaanmu seperti biasa." ajak Tony tanpa menghiraukan Chandra disebelahku.
"Ta-tapi..."
"Octavia, apa ada masalah?" tanya Chandra menatap tajam kearahku.
"Ah, tidak ada. Ak-aku hanya berbicara dengan teman sekampusku." jawabku terbata bata.
"Siapa dia Octavia?rasanya baru kali ini aku melihat kau berjalan dengan seorang pria, selain aku." sambung Tony
"Di..."
"Perkenalkan Chandra Subroto, calon suami Octavia Nugroho." Chandra menyela perkataanku, untuk menjawab Tony.
"Ap-apa?kalau begitu perkenalkan saya Tony William, sepertinya kita sudah saling mengenal sebelumnya." balas Tony dengan pandangan kecewa.
"Diantara kita tidak pernah ada yang saling mengenal sebelumnya, maaf...Octavia, ayo pergi!" kata Chandra dengan nada penekanan.
"Emh, aku pergi yah."
"Oh satu hal lagi, undangan pernikahan kami berdua akan sampai dirumahmu begitu selesai dicetak." tambah Chandra
"Lah, tadi katanya saling tidak mengenal." gumamku kebinggungan.
Tatapan kesedian terlihat sangat jelas diwajahnya, tapi dia bisa menyembunyikannya dengan senyuman palsu. Tony, sudah lama menyimpan perasaan kepada Octavia namun saat diungkapkan, Octavia selalu menolaknya dengan cara halus. Dengan alasan sebuah pertemanan, yang membuatnya tidak menerima perasaan itu, padahal itu bukan alasan sesungguhnya.
"Hei, kenapa kau melamun dari tadi?sudah seperti patung liberty saja!apa kau memikirkan pria jelek tadi?" ucap Chandra seraya melambai lambaikan telapak tanganya kehadapanku.
"Ti-tidak, kamu jangan asal menebak dulu mana mungkin aku berani memikirkannya dihadapan calon suamiku." sahutku menatap kearahnya.
"Cih, baru sekarang kau menyebutku calon suami saat didepannya kenapa tidak kau katakan?"
"Ish, bukannya kamu langsung menyela ucapanku?dasar Chandra gila!"
"Siapa kau bilang gila?"
"Tentu saja kau, Chandra Subroto yang gila!"
"Argh, diamlah!"
Dia mengantarku sampai rumah, tetapi saat aku ingin melangkahkan kaki untuk keluar dari dalam mobil dia menarik tanganku dengan kasar.
"Ingat!permainkan skenario kita ini dengan baik, jangan sampai terlihat sedikit cela didepan semua orang, paham!" tuturnya
"Tenang saja,"
"Pernikahan kita beberapa hari lagi, sebelum hari itu tiba jangan membuat masalah yang akan mempermalukan nama keluarga Subroto. Paham!"
"Nyenyeneyee..."
Jawabku dengan malas, dan langsung pergi setelah membanting pintu mobilnya dengan sangat keras.
"Aku pulang" sapaku diambang ambang pintu masuk.
"Non Viaa sudah pulang?sini bibi bawakan tasnya kedalam." tawar Bibi Ani pembantu dirumah ku.
"Oke, terimakasih yah bii."
"Sama sama..."
"Viaa, ternyata anak kesayangan Ayah sudah pulang. Bagaimana, apakah perjalananmu menyenangkan?" tanya Ayah
"Yah, begitulah."
"Oh, tadi ada pelayan toko datang membawakan beberapa totebag berisi gaun pesananmu dan sudah dibayar lunas. Bibi meletakannya didalam kamarmu, dik." sambung kak Laurent.
"Wah, cepat juga yah sampainya."
"Nak, tolong buatkan Ayah sandwich. Entah kenapa Ayah sangat ingin memakannya hari ini." pintah Ayah
"Baiklah Ayah..."
"Kakak juga yah, oke."
"Sipp, boss."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Zein Hafiz
wkwkwk...maaf thor aku gemar bgt baca novel dri sekian bnyk novel yg ku baca baru kali ini bayar pke krtu unlimitid dengan bilang ke kepelayan resto tnpa disebutin dgn gmblang pun org psti tau klo sultan krtu ny unlimitedv😅 1 lgi pas percakapan ngg harus pke huruf besar mengganggu pas baca 😩 btw semangat thor
2020-07-23
0
kiki rizki
semangat thor...
masukan dikit thor.. kasih spasi yaa tiap dialognya..
2020-05-20
1