Energi benar-benar terkuras hari ini, bahkan Octavia sampai tidak berani menatap layar handphone nya. Kecuali menerima panggilan masuk, setakut itu ia menerima kritikan dari berbagai pihak akan pernikahan ini.
"Octavia, akhirnya kamu pulang nak. Ayah khawatir sedari tadi denganmu." Tuan Nugroho menghampiri anaknya itu dan memeluknya dengan erat. Rasanya energi itu kembali terisi begitu melihat wajah sang Ayah.
"Via, baik-baik saja Ayah."
Diruang taman mereka berdua duduk saling menikmati waktu sore hari ditemani oleh teh melati kesukaan Ibu dan cemilan kering kesukaan Ayah. Octavia tahu, mungkin selama 1 tahun nanti ia tidak akan bisa melakukan hal ini bersama dengan Ayahnya. Keduanya tertawa sambil bernostalgia mengingat kenangan masa kecil.
"Wah, ada apa nih, seru banget kayaknya?" Laurent dia adalah kakak laki-laki Octavia yang baru tiba dari luar negeri untuk menjalin kerja sama dengan perusahan luar.
"Kakak, kamu sudah kembali?!"
"Iya, Laurent baru tiba siang tadi nak. Ayah sampai lupa menyampaikan kepadamu."
Keduanya saling melepas rindu, Laurent tahu apa yang sedang adiknya alami saat ini. Sebagai seorang kakak dia begitu terpukul mendengar kabar adiknya akan menikah, dan semua ini atas pilihan adiknya sendiri.
"Kamu benar-benar mengambil pilihan ini, Via?"
"Benar kak, aku sudah memutuskan nya."
"Baiklah, kakak akan terus mengawasimu dari belakang nantinya. Jika terjadi sesuatu hal katakan kepada ku jangan berdiam diri."
Ketiganya saling menghabiskan waktu bersama, senang rasanya akhirnya mereka bisa berkumpul kembali. Tidak ada yang perlu Octavia takutkan sekarang kakak nya sudah berada disini.
"Ayah berat nak untuk membiarkanmu pergi, kepergian Ibu mu 6 tahun lalu juga sungguh membuat ku terpukul. Tapi aku berusaha menjalaninnya demi kalian berdua."
"Tenanglah, Ayah semua akan baik-baik saja."
Terkadang kita harus mengikhlaskan satu hal demi sebuah kebahagian, jika kita degan egois memaksakan untuk terus menggengam nya maka kita akan semangkin terpuruk dan terluka. Memang berat, namun pada akhirnya waktu akan menjadi obat pelupa terbaik.
"Ayah, aku izin untuk pergi menuju kediaman Subroto sekarang. Nyonya Subroto menghubungiku untuk ikut malam bersama dengan mereka."
"Sekarang?"
"Iya, Ayah."
"Kalau begitu biar kakak mengatarmu."
"Tidak perlu kak, kamu istirahat saja. Via bisa membawa mobil kok."
"Hati-hati dijalan kalau begitu."
Octavia menganti pakaiannya, ia menggunakan dres dibawah lutut berwarna hijau muda. Sangat metching dengan warna hels nya yang berwarna putih. semua berpadu dengan warna kulitnya yang sangat begitu bagus dalam menggunakan pakaian warna apapun.
"Selamat malam, Tuan dan Nyonya." Octavia mencium kedua tangan mereka, kita harus tahu kapan mencium tangan agar tidak ada pihak yang tersinggung. Candra sedari tadi hanya memperhatikan Octavia saja, tanpa berbicara sepata kata pun.
"Panggil Ayah dan Ibu dong sayang."
"Ah benar, Via lupa Ibu."
"Gitu dong sayang, kamu cantik banget hari ini. Sangat begitu cocok dan serasi dengan putraku yang tampan ini."
Kalau bisa menampilkan ekspresi ingin muntah dihadapan mereka semua, sudah pasti itu yang akan Octavia lakukan. Pria Narsistik seperti Candra dibilang tampan, yah walaupun dia memang tampan namun mines akhlak sama saja dengan percuman.
Setelah makan malam selesai Nyonya Subroto membicarakan prawedding, gaun, penata rias dan hal lain-lainnya kepada Octavia. disamping itu Candra hany bisa diam mendengarkan, pandangnya terfokus kepada handphone karena saat ini Lusyana sedang mengirimkan pesan kepadanya.
"Bagaimana menurutmu untuk tema dekorasinya nak?" tanya Nyonya Subroto kepada Candra.
"Terserah saja," jawabnya tak acuh.
Begitu selesai mengenai pembicaraan, Octavia pamit untuk pulang. Tanpa disadari Nyonya Subroto memberikan kalung berlian untuk Octavia. Gadis itu menolaknya karena kalungnya memiliki harga yang fantasti, Nyonya Subroto bersikeras untuk memberika mau tidak mau Octavia menerimanya.
"Antar calon istrimu pulang," suruh Tuan Subroto.
"Ah, tidak perlu Ayah. saya bisa menyetir mobil sendiri."
"Ini sudah malam nak, biar pelayan kami yang menggantar mobilmu nanti."
"Tidak perlu repot-repot Ayah, Candra pasti lelah dengan pekerjaan kantor hari ini. Biarlah Octavia pulang sendiri saja."
"Hati-hati dijalan kalau begitu."
Octavia pun meninggalkan kediaman itu dengan mobil BMW hitamnya, entah sampai ia sanggup bertahan akan semua ini.
See u guys, revisi bertahap yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Kodok Ngorek
hai thor aku mampir lagi
jangan lupa mampir di ceritaku juga ya😊
2020-07-10
0
Rika Jhon
hmmm dr td aq bca komen ada beberapa yg komen klo author pke huruf besar.aq bingung huruf bsr yg di gunakan author yg mn ya?cz aq liat itu huruf tebal bkn huruf besar🤔😁
2020-07-08
1
Ab Rhi
aduh pusing knp hurus besar bgtu sii thour😒😑😑😑
2020-07-08
0