Ternyata hari ini langit tidak mengizinkan Amy dan Octavia untuk sekedar menikmati waktu yang senggang. Semoga mereka memiliki begitu banyak kesempatan dilain waktu, dan tidak disangka Tuan Nugroho mengajak Octavia untuk ikut hadir dalam pesta apapun, ini untuk yang pertama kalinya ia mengajak Putri nya tersebut.
"Amy, sorry banget yah aku engga bisa ikut kamu buat ngopi bareng. Tiba-tiba ada hal urgent yang harus aku hadirin." Jelas Octavia, ia menatap wajah Amy dengan seksama takut sahabat terbaiknya itu sedih.
"Oh, benarkah. It`s okey Via, next time aja kalau begitu. Engga perlu merasa kecewa banget deh." balas Amy, ia memang sahabat yang pengertian dan selalu ada buat Octavia selama ini, sudah cukup lama mereka berteman mungkin sekitar 7-8 tahun lebih.
"Tapi, next time aku traktir yah."
"Serah, kamu deh Via. kalau bisa sekalian beli aset cafe nya juga deh, haha."
"Buat lo, apasih yang engga."
Octavia segera mengatar Amy untuk pulang ke apartemen nya, tak lupa juga ia mampir utuk membeli beberapa gaun ke butik terdekat karena waktu nya sudah mepet banget. Seperti dikejar deadline tugas dari dosen, awalnya Octavia ingin megenakan gaun hitam. Namun, ia ingat kembali perkataan Ayah nya tadi bahwa ini pesta ulang tahun bukan berkabung. Ia tetap membeli gaun hitam tersebut, tapi memilih untuk mengenakan gaun merah maroon dengan design sederhana namun berkelas.
Sangat matching dengan warna kulit, wajah, dan posture tubuhnya yang bagus seperti Putri Miss Universe dunia. Ia tampak begitu cocok dengan gaun yang ia kenakan saat ini, dan sedikit polesan make up sederhana membuatnnya semangkin begitu sempurna.
"Nona, anda sungguh sangat begitu cantik. Apakah anda seorang model?" tanya seorang penata rias yang sedari tadi fokus melakukan persiapan untuk Octavia. Sebelumnya Octavia sudah mencari butiq terdekat yang menyediakan penata rias langsung di toko mereka agar mempersingkat waktu.
"Terimakasih atas pujian anda," balas Octvia dengan tersenyum riang.
Ponsel Octvia berdering, ternyata itu sebuah panggilan telepon dari sang Ayah, tak menunggu lama ia langsung menjawab panggilan itu. Terdeengar suara Tuan Nugroho sedikit parau dari seberang telepon, Octavia sempat sedikit panik saat mendengarnya.
"Halo, Ayah apakah terjadi sesuatu hal?!" tanyanya dengan panik.
"Tidak nak, Ayah hanya menjauhnya ponsel tadi makanya suaranya kedengaran tidak baik."
"Baiklah, Ayah."
"Apakah kamu sudah siap, nak?"
"Sudah Ayah, sedikit lagi Via akan menuju lokasi, bisakah Ayah mengirim alamat lokasinya?"
"Kamu tidak ingin datang bersama Ayah?" tanya Tuan Nugroho
"Via membawa mobil Ayah, tidak lama Via akan sampai lebih dulu dan menunggu Ayah disana. Dan menggandeng tangan Ayah didepan semua orang, haha."
"Oh benarkah? Kamu tidak akan malu"
"Tentunya tidak sama sekali, Ayahku sangat begitu tampan dan rupawan bukan? Untuk apa merasa malu."
"Baiklah, kalau begitu akan Ayah tunggu sayang."
Panggilan telpon berakhir, penata rias tersenyum puas dengan hasil karya nya yang menempel baus diwajah Octavia. Begitu selesai melakukan teransaksi, Octavia bergegas menuju lokasi pesta, ia tidak ingin terlambat dan membuat Ayah nya malu.
Begitu sampai di lokasi pesta, Octavia segera keluar dari dalam mobil BMW Hitam yang ia kendarai. Mobil ini adalah hadiah ulang tahun dari Kakak laki-lakinya, mereka sangat begitu saling menyayangi sebagai saudara. Sehingga tak perlu merasa iri hati terhadap satu dan yang lain, itulah yang mereka terapkan dalam keluarganya.
"Via, nak." panggil Tuan Nugroho saat melihat Octavia baru keluar dari dalam mobil.
"Kamu sangat cantik, mirip sekali dengan Ibumu." ucap Tuan Subroto dengan mata berkaca-kaca seperti ingin menangis namun ditarik kembali.
"Ayah juga sangat tampan." Octavia langsung menggandeng tangan Ayah nya dengan manja, sebenarnya ia juga ingin menangis ketika melihat wajah Ayah nya.
"Nak, bisakah kita berbicara sebentar didalam mobil? Ada yang ingin Ayah sampaikan."
"Baik, Ayah."
Bak disambar petir, Octavia bergetar saat mendengar pembicaraan Ayah nya. Bagaimana tidak, ternyata belakangan ini perusahan Tuan Nugroho mengalami masalah dan akan gulung tikar jika tidak diatasi dengan cepat. Produk pemasaran mereka mengalami penurunan yang tinggi, sehingga tidak memiliki pemasukan yang cukup. Tuan Subroto sudah memutuskan kontrak kerja dengan setiap karyawan diperusahaan utuk mengurangi pengeluaran, namun hasilnya tetap sama saja.
Octavia bergetar hebat begitu mendengar hal tersebut, sebenarnya ia sudah curriga dengan sikap Ayah nya belakangan ini yang selalu berusaha menutupinya.
"Nak, apa kamu bisa membantu Ayah?"
Tanpa berpikir panjang, Octavia langsung, "Tentu sangat bisa Ayah. Apapun akan kulakukan untukmu dan Kakak."
"Terimakasih, nak."
Perasaan Octavia campur aduk saat ini, tapi ia harus membangun personality yang bagus di hadap para pengusaha-pengusaha besar saat ini demi menjaga citra sang Ayah. Semua orang disini juga mengetahui kalau Tuan Nugroho sedang berada dalam ambang kehancuran, namun mereka semua memilih untuk menutup mata. Padahal selama ini Tuan Nugroho sangat begitu baik dalam memberikan pertolongan kepada mereka..
Tetapi begitulah seperti kacang yang lupa akan kulitnya, pasti saja kita akan menemukan hal seperti itu kan.
"Nak, kalian tunggu lah disini sebentar. Tuan Subroto memanggil Ayah."
Tidak berbicara Octavia hanya mejawab dengan anggukan, sepertinya energi Octavia sudah habis saat ini dan ia benar-benar lelah dan ingin memejamkan matanya.
"Apapun akan kulakukan untukmu Ayah, aku tahu perusahaan ini kalian bangun atas kerja keras bersama dengan Ibu. Sehingga bisa menghasilkan banyak produk yng berkualitas, akan lebih baik jika aku yang berkorban dari pada perusahaan itu harus gulung tikar," batin Octavia.
Dari kejauhan Tuan Nugroho berjalan menghampiri Octavia. Ia terlihat lebih lesu dari sebelumnya, apa yang mereka bicarakan sampai menjadi seperti itu. Octavia begitu melihat Ayah nya langsung berdiri untuk menghampiri.
"Ada apa Ayah?"
"Nak, A-ayah"
"Ayo, kita pulang saja Ayah." Octavia memegang tangan Ayah nya dan mereka berjalan meninggalkan lokasi pesta kearah parkiran mobil.
"Nak, berhentilah." Akhirnya mereka berdua pun berhenti, Ayah nya meneteskan air mata. Octavia tahu betapa lelah dan sakitnya Tuan Subroto saat ini, ia lebih memilih untuk memeluk sang Ayah dan menangis bersama saling memeluk.
"Ayah kalah nak, Ayah gagal!"
"Ayah gagal! Bisa-bisanya Ayah melupakan kontrak saham dengan Tuan Subroto! Ayah berpikiran bahwa dia akan membantu menyelesaikan perusahaan Ayah, ternyata dia malah menginginkan hal lebih!"
"Apa itu Ayah?! Kata kan lah!"
"Ia akan membantu kembali perusahaan Ayah dan mengembalikan 20% saham yang sempat Tuan Subroto pegang sebelumnya kepada Ayah, J-jika"
"Jika apa Ayah?"
"Jika Ayah menikah kan mu dengan Putra nya yang berengsek itu!"
Tuan Nugroho menangis sejadi-jadinya, ia memukul tanah yang tak bersalah karena merasa kesal akan semua pilihan yang diberikan atasnya. Menatap ke wajah Octavia dengan isak-tangis, ini sungguh menyakitkan bagi keduanya.
"Tidak apa Ayah, Octavia siap menjalanin pilihan yang diberikan Tuan Subroto." tegas Octavia, ia berkata dengan serius dihadapan sang Ayah.
"Tidak, kamu harus menyelesaikan pendidikanmu apapun yang terjadi. Dan ayah tidak mau kamu diperlakukan patriarki oleh laki-laki berengsek nak."
Benar apa yang Ayah nya katakan, namun Octavia tidak bissa melihat Ayah nya dalam keadaan terpuruk seperti ini. Dia akan melakukan apapun demi kebahagian sang Ayah.
See u guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Susi Andriani
lanjuuut
2020-11-10
0
hmiesha aryani🐣 amie
penasaran dengan cerita via
2020-07-15
1
Della Mellia
smngt thor
2020-07-11
1