Chapter 19 - Penginapan

"Kakek ... Aku pulang ..."

"Wah, cucu Kakek sudah pulang ... Bagaimana, apakah kamu sudah menemukan pahlawanmu?" Terdengar sebuah suara perbincangan antara dua orang di luar kamar penginapan kami, tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas karena terlalu jauh.

Saya sibuk memperhatikan kamar kami. "Mereka ditata dengan rapi."

Ada kasur, meja untuk menulis, dan, tentu, disana terdapat jendela yang mengarah langsung ke kota.

"Ngomong-ngomong tentang memesan kamar untuk dua orang, apakah kau yakin dengan ini, Liya?" Kataku, ketika memperhatikan Liya.

"Ya, saya yakin. Dan, jika kamar kita terpisah. Bagaimana cara saya memberikan ... Emmm, hadiah selamat tidur?" Eh? Apa ... Oh, ya! Bagaimana aku bisa lupa dengan itu.

Bibirku terasa hangat untuk beberapa detik, itu adalah sebuah ... Kami melakukan ini setiap hari sebelum tidur, bisa dibilang, itu adalah rutinitas saya dengan Liya. Setiap kali saya akan tidur, dia selalu memberikan semacam ciuman di bibir.

"Apakah sudah pagi?"

"Selamat pagi Tuan ..." Liya berada disampingku, kami pasti tidur seranjang lagi, lalu, "Mmm ..."

Ini!!! Bibirku terasa hangat lagi dan dibasahi. Aku bertanya-tanya, kenapa Liya tanpa ragu melakukannya? Dan, bahkan gadis ini terlihat menikmati.

"Apakah tidak boleh?" Ugh, betapa imutnya dia. Anda tidak tahu ekspresi anda ini membuat saya agak memerah. Ahhh, sial! Jika bisa, aku sangat ingin memeluknya!

"Bisakah kau melakukan itu lagi?" Kali ini aku yang meminta, dan aku yakin mendengar Liya mengatakan, "Silahkan ..." dan itu membuat saya tanpa ragu melakukan sesuatu di bibirnya, bersamaan dengan suara berisik.

"Selamat pagi anak muda! Sepertinya sarapan kalian sudah ..." Wow, suara yang akrab mengangetkan kami. Dan ketika saya tahu dia adalah Pak bastian yang sedang membuka pintu, "Hohoho ... Maaf menggangu, kalau begitu ... Saya akan-"

"T-tunggu! Aku hanya ..." Ahhh, kacau. Kenapa dia bisa tiba-tiba muncul? Dan, apakah aku bisa dibilang beruntung? Karena pada saat Bastian datang, saya yakin sudah selesai melakukan itu.

Aku hanya bisa berharap pak tua itu tidak melihat kami melakukannya, sungguh, saya tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya nanti ketika dia menanyakan ...

"Ahhh, itu sudah biasa ... Kau tahu, saya juga melakukan itu ketika masih muda ..." Apa? Yang benar saja? "Yah, karena kami melakukannya sebelum menikah. Aku tanpa sengaja membuatnya hamil, lalu dia menuntutku untuk bertanggung jawab!"

"Eh? Lalu ... Apa yang terjadi?"

"Karena satu alasan, aku langsung melarikan diri."

***

"Jadi, aku berharap kau tidak melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan." Maksudmu tentang melarikan diri dari tanggung jawab? Ahhh, tenang, karena saya tidak pernah berbuat seperti itu dengan Liya, maka aku tidak perlu khawatir.

"Ngomong-ngomong tentang sarapannya ..."

"Tentu, kau harus menyerahkan beberapa koin tembagamu untuk bisa mendapatkannya." Seperti dugaanku. Tapi, tidak masalah. Aku tidak berharap Bastian selalu memberikan 'gratis' untuk segala hal. Maksudku, karena ini adalah bagian dari bisnis, saya berharap dia tidak sering-sering mengratiskan sesuatu kepada pelanggan lain.

"Ahhh, soal itu kau tidak perlu khawatir, aku hanya memberikannya untukmu. Kau tahu, jarang-jarang ada laki-laki berusia di bawah 20 tahunan datang ke tempat ini dengan perempuan muda, jadi aku mengira kalian kabur dari rumah."

"Ehhh ... Jadi begitu." Yah, tebakan anda, sepenuhnya salah! Kabur dari rumah katamu? Aku bahkan belum punya rumah di dunia ini! "Tidak! Anda salah paham! Kami tidak sedang melakukannya ..."

"Baik, saya hanya bercanda. Setiap orang pasti memiliki alasan masing-masing. Saya tidak akan menuntut anda mengatakannya." Syukurlah jika dia mengerti, lalu, untuk Liya. Kuharap dia tidak mendengar perbincangan kami. "Hei! Richard."

"Ah, ya?! Ada apa?!" Aku terkejut mendengar Bastian yang tiba-tiba memanggil nama saya.

"Kau pasti menyadari itu bukan? Bahwa, pakaian yang dikenakan oleh gadis itu terlihat sangat rusak." Apa gadis yang kau maksud adalah ... Liya yang sedang duduk di meja lain?

Yah, aku juga sependapat dengan itu. Kenapa saya bisa lupa untuk membelikannya pakaian baru, dan, ahh! Sial! Saya lupa dengan janji membelikannya ...

"Apakah kau tidak terpikirkan untuk menghadiahkannya sesuatu?"

"Maksudmu membelikannya baju baru?"

"Nah, karena kau sudah mengerti. Cepatlah, ajak dia berkeliling! Anggap saja ini sebagai kencan pertama kalian di kota Tulha. Dan, pilihkan dia baju terbaik!" Bastian menepuk punggung saya dengan keras sebelum mendorong saya ke arah Liya.

"Whoah ..." Itu berlebihan, anda pasti sengaja bukan? Membuat saya berada di situasi ini? Aku mendapatkan kembali keseimbanganku setelah berada cukup dekat dengan Liya, dan dia melihatku dengan cukup terkejut.

"Ahhh, begini Liya ... Bagaimana dengan kencan? Emmm, ah, maksudku ... Maukah kau menemaniku berbelanja?" Astaga, ini terlalu mendadak, jadi aku agak bingung memulainya dari mana.

***

"Baik, bagaimana jika kita pergi ke toko sebelum ke serikat?"

"Apakah Tuan berencana untuk membeli sesuatu?"

"Ahhh, soal itu. Aku hanya penasaran dengan penampilanmu ketika memakai ..." Liya memiringkan kepala, pasti tidak mengerti apa maksud saya. Anda akan menemukan jawabannya ketika kita memasuki toko.

Setelah kami sampai, aku langsung pergi menemui penjual dan sedikit membicarakan sesuatu di belakang Liya.

"Anda menginginkan pakaian untuk gadis itu?"

"Tolong, bisakah kau membantuku memilihkan ..." Saya tidak punya pengalaman soal ini, jadi aku rasa karena pemilik toko adalah seorang wanita, dia mungkin bisa membantu.

"Tenang, Tuan bisa menyerahkan ini kepada saya! Lalu ... Kita lihat, baju apa yang cocok untuk dia ..." Hmmm? Kurasa dia menambahkan, "Aku akan memakaikan setiap baju yang ada." dengan suara kecil dan mata yang dipenuhi bintang sebelum pergi menyeret Liya masuk ke ruang ganti.

Hoi! Tunggu! Aku memang menyuruhmu membantuku memilihkan, tapi sungguh! Jika pemilik toko memasukan semuanya ke dalam daftar pilihan, bagaimana cara saya membayar? Maksudku, aku tidak memiliki uang sebanyak itu!

"Jadi ... Bagaimana?" Setelah satu jam, wanita itu keluar membawa Liya dengan penampilan berbeda. Dan, tentu, Liya sudah tidak mengenakan pakaian lama itu.

"..." Seolah-olah pemilik toko mengatakan, "Ayolah, berikan dia pujian untuk ini." membuatku mematung selama beberapa detik. Jika kau meminta pendapatku untuk ini. "... ITU SANGAT LUAR BIASA!"

"Benarkah?" Wajah Liya agak memerah di bagian tertentu.

"Hahaha ... Saya sudah tahu pilihan saya tidak salah!" Itu benar sekali. Menurutku, anda memilihkan gadis itu pakaian tidak biasa. Jika itu adalah di dunia lama saya, pakaian yang dikenakan Liya sangat mirip dengan kostum maid lengan panjang, lalu, berwarna hitam putih lengkap dengan bando dan kaus kaki putih melebihi panjang lutut serta sepatu hitam.

Sempurna, Liya terlihat cocok mengenakannya. "Aku akan mengambilnya, dan jika memungkinkan, saya berniat untuk membelikannya satu pakaian yang sama lagi untuk cadangan."

"Oh, baiklah! Anda akan mendapatkannya segera!" Wanita itu segera pergi ke lemari pakaiannya, baik, karena dia sangat sibuk dengan urusan memilih baju. Aku memutuskan untuk berkeliling toko.

"Bagaimana jika Tuan juga memilih salah satu?" Untuk aku? Yah ... Saya tidak terlalu memikirkan tentang ini, aku bahkan masih mengganggap pakaian yang aku kenakan sekarang ini belum rusak. Ngomong-ngomong pakaian yang aku kenakan adalah seragam sekolah dunia lama saya.

"Tidak boleh seperti itu. Tuan harus memilih, saya merasa tidak enak jika hanya saya yang mendapatkan ..." Oh, tentu. Dia mengatakannya dengan mata polosnya. Astaga, jangan perlihatkan ekspresi itu. Kau tahu, akan sulit bagiku untuk menolaknya.

Terpopuler

Comments

Nazrul

Nazrul

Thor jika x ada misi dri guild napa mc gak kluar kota supaya bisa bunuh haiwan lalu jual pada sistem..buat nambah uang ya...karna di guild dia cuma bisa lakuin misi rendah

2022-10-19

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Game
2 Chapter 2 - Pacar
3 Chapter 3 - Slime
4 Chapter 4 - Petualangan di dunia lain
5 Chapter 5 - Malam yang singkat
6 Chapter 6 - Serigala
7 Chapter 7 - Rumah
8 Chapter 8 - Labirin
9 Chapter 9 - Peti Harta
10 Chapter 10 - Hadiah
11 Chapter 11 - Mandi
12 Chapter 12 - Bos
13 Chapter 13 - Kemampuan Istimewa
14 Chapter 14 - Kekuatan
15 Chapter 15 - Misi Di Labirin Pertama, Berhasil
16 Chapter 16 - Dunia Arcia
17 Chapter 17 - Serikat Petualang
18 Chapter 18 - Misi Pertama
19 Chapter 19 - Penginapan
20 Chapter 20 - Kencan Di Kota Pertama
21 Chapter 21 - Penguntit
22 Chapter 22 - Rencana
23 Chapter 23 - Menyelamatkan Salsa
24 Chapter 24 - Menangkap Buronan
25 Chapter 25 - Bertarung
26 Chapter 26 - Pertarungan
27 Chapter 27 - Merampas
28 Chapter 28 - Petualang Perak
29 Chapter 29 - Kastil
30 Chapter 30 - Kontrak
31 Chapter 31 - Naga
32 Chapter 32 - Kencan Part 2
33 Chapter 33 - Kemunculan Naga
34 Chapter 34 - Gelar
35 Chapter 35 - Misi Paling Sulit Peringkat D
36 Chapter 36 - Mengawal
37 Chapter 37 - Perampok Di Gunung
38 Chapter 38 - Bermalam
39 Chapter 39 - Teman Baru
40 Chapter 40 - Meninggalkan Gunung
41 Chapter 41 - Makanan Kesukaan
42 Chapter 42 - Kota Rithea
43 Chapter 43 - Monster Laut
44 Chapter 44 - Naik Peringkat Ke C
45 Chapter 45 - Speed Up
46 Chapter 46 - Permintaan Mendesak
47 Chapter 47 - Pembunuh
48 Chapter 48 - Serangan
49 Chapter 49 - Sesuatu Yang Besar Itu Adalah
50 Chapter 50 - Ibu Kota
51 Chapter 51 - Skill Pengganti
52 Chapter 52 - Misi Menyusup Dimulai
53 Chapter 53 - Labirin Kota Rithea
54 Chapter 54 - Lantai 1 Labirin Serikat Rithea
55 Chapter 55 - Lantai Tiga Labirin Rithea
56 Chapter 56 - Labirin Lantai 3
57 Chapter 57 - [Gerbang]
58 Chapter 58 - Lantai 8 dan 9
59 Chapter 59 - Lantai Dua Belas
60 Chapter 60 - Lantai 15
61 Chapter 61 - Lantai 20
62 Chapter 62 - Kraken
63 Chapter 63 - Kabur
64 Chapter 64 - Misi Mata-Mata Selesai
65 Chapter 65 - Gadis Penyembuh
66 Chapter 66 - Desa Yang Diserang
67 Chapter 67 - Anak Baru
68 Chapter 68 - Hanz
69 Chapter 69 - Rencana Gila Dimulai
70 Chapter 70 - Membeli Zirah
71 Chapter 71 - Masa Lalu Sistine
72 Chapter 72 - Pilihan Sulit
73 Chapter 73 - Dua Minggu
74 Chapter 74 - Turnamen
75 Chapter 75 - Persiapan Turnamen
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Chapter 1 - Game
2
Chapter 2 - Pacar
3
Chapter 3 - Slime
4
Chapter 4 - Petualangan di dunia lain
5
Chapter 5 - Malam yang singkat
6
Chapter 6 - Serigala
7
Chapter 7 - Rumah
8
Chapter 8 - Labirin
9
Chapter 9 - Peti Harta
10
Chapter 10 - Hadiah
11
Chapter 11 - Mandi
12
Chapter 12 - Bos
13
Chapter 13 - Kemampuan Istimewa
14
Chapter 14 - Kekuatan
15
Chapter 15 - Misi Di Labirin Pertama, Berhasil
16
Chapter 16 - Dunia Arcia
17
Chapter 17 - Serikat Petualang
18
Chapter 18 - Misi Pertama
19
Chapter 19 - Penginapan
20
Chapter 20 - Kencan Di Kota Pertama
21
Chapter 21 - Penguntit
22
Chapter 22 - Rencana
23
Chapter 23 - Menyelamatkan Salsa
24
Chapter 24 - Menangkap Buronan
25
Chapter 25 - Bertarung
26
Chapter 26 - Pertarungan
27
Chapter 27 - Merampas
28
Chapter 28 - Petualang Perak
29
Chapter 29 - Kastil
30
Chapter 30 - Kontrak
31
Chapter 31 - Naga
32
Chapter 32 - Kencan Part 2
33
Chapter 33 - Kemunculan Naga
34
Chapter 34 - Gelar
35
Chapter 35 - Misi Paling Sulit Peringkat D
36
Chapter 36 - Mengawal
37
Chapter 37 - Perampok Di Gunung
38
Chapter 38 - Bermalam
39
Chapter 39 - Teman Baru
40
Chapter 40 - Meninggalkan Gunung
41
Chapter 41 - Makanan Kesukaan
42
Chapter 42 - Kota Rithea
43
Chapter 43 - Monster Laut
44
Chapter 44 - Naik Peringkat Ke C
45
Chapter 45 - Speed Up
46
Chapter 46 - Permintaan Mendesak
47
Chapter 47 - Pembunuh
48
Chapter 48 - Serangan
49
Chapter 49 - Sesuatu Yang Besar Itu Adalah
50
Chapter 50 - Ibu Kota
51
Chapter 51 - Skill Pengganti
52
Chapter 52 - Misi Menyusup Dimulai
53
Chapter 53 - Labirin Kota Rithea
54
Chapter 54 - Lantai 1 Labirin Serikat Rithea
55
Chapter 55 - Lantai Tiga Labirin Rithea
56
Chapter 56 - Labirin Lantai 3
57
Chapter 57 - [Gerbang]
58
Chapter 58 - Lantai 8 dan 9
59
Chapter 59 - Lantai Dua Belas
60
Chapter 60 - Lantai 15
61
Chapter 61 - Lantai 20
62
Chapter 62 - Kraken
63
Chapter 63 - Kabur
64
Chapter 64 - Misi Mata-Mata Selesai
65
Chapter 65 - Gadis Penyembuh
66
Chapter 66 - Desa Yang Diserang
67
Chapter 67 - Anak Baru
68
Chapter 68 - Hanz
69
Chapter 69 - Rencana Gila Dimulai
70
Chapter 70 - Membeli Zirah
71
Chapter 71 - Masa Lalu Sistine
72
Chapter 72 - Pilihan Sulit
73
Chapter 73 - Dua Minggu
74
Chapter 74 - Turnamen
75
Chapter 75 - Persiapan Turnamen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!