"Kakek ... Aku pulang ..."
"Wah, cucu Kakek sudah pulang ... Bagaimana, apakah kamu sudah menemukan pahlawanmu?" Terdengar sebuah suara perbincangan antara dua orang di luar kamar penginapan kami, tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas karena terlalu jauh.
Saya sibuk memperhatikan kamar kami. "Mereka ditata dengan rapi."
Ada kasur, meja untuk menulis, dan, tentu, disana terdapat jendela yang mengarah langsung ke kota.
"Ngomong-ngomong tentang memesan kamar untuk dua orang, apakah kau yakin dengan ini, Liya?" Kataku, ketika memperhatikan Liya.
"Ya, saya yakin. Dan, jika kamar kita terpisah. Bagaimana cara saya memberikan ... Emmm, hadiah selamat tidur?" Eh? Apa ... Oh, ya! Bagaimana aku bisa lupa dengan itu.
Bibirku terasa hangat untuk beberapa detik, itu adalah sebuah ... Kami melakukan ini setiap hari sebelum tidur, bisa dibilang, itu adalah rutinitas saya dengan Liya. Setiap kali saya akan tidur, dia selalu memberikan semacam ciuman di bibir.
"Apakah sudah pagi?"
"Selamat pagi Tuan ..." Liya berada disampingku, kami pasti tidur seranjang lagi, lalu, "Mmm ..."
Ini!!! Bibirku terasa hangat lagi dan dibasahi. Aku bertanya-tanya, kenapa Liya tanpa ragu melakukannya? Dan, bahkan gadis ini terlihat menikmati.
"Apakah tidak boleh?" Ugh, betapa imutnya dia. Anda tidak tahu ekspresi anda ini membuat saya agak memerah. Ahhh, sial! Jika bisa, aku sangat ingin memeluknya!
"Bisakah kau melakukan itu lagi?" Kali ini aku yang meminta, dan aku yakin mendengar Liya mengatakan, "Silahkan ..." dan itu membuat saya tanpa ragu melakukan sesuatu di bibirnya, bersamaan dengan suara berisik.
"Selamat pagi anak muda! Sepertinya sarapan kalian sudah ..." Wow, suara yang akrab mengangetkan kami. Dan ketika saya tahu dia adalah Pak bastian yang sedang membuka pintu, "Hohoho ... Maaf menggangu, kalau begitu ... Saya akan-"
"T-tunggu! Aku hanya ..." Ahhh, kacau. Kenapa dia bisa tiba-tiba muncul? Dan, apakah aku bisa dibilang beruntung? Karena pada saat Bastian datang, saya yakin sudah selesai melakukan itu.
Aku hanya bisa berharap pak tua itu tidak melihat kami melakukannya, sungguh, saya tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya nanti ketika dia menanyakan ...
"Ahhh, itu sudah biasa ... Kau tahu, saya juga melakukan itu ketika masih muda ..." Apa? Yang benar saja? "Yah, karena kami melakukannya sebelum menikah. Aku tanpa sengaja membuatnya hamil, lalu dia menuntutku untuk bertanggung jawab!"
"Eh? Lalu ... Apa yang terjadi?"
"Karena satu alasan, aku langsung melarikan diri."
***
"Jadi, aku berharap kau tidak melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan." Maksudmu tentang melarikan diri dari tanggung jawab? Ahhh, tenang, karena saya tidak pernah berbuat seperti itu dengan Liya, maka aku tidak perlu khawatir.
"Ngomong-ngomong tentang sarapannya ..."
"Tentu, kau harus menyerahkan beberapa koin tembagamu untuk bisa mendapatkannya." Seperti dugaanku. Tapi, tidak masalah. Aku tidak berharap Bastian selalu memberikan 'gratis' untuk segala hal. Maksudku, karena ini adalah bagian dari bisnis, saya berharap dia tidak sering-sering mengratiskan sesuatu kepada pelanggan lain.
"Ahhh, soal itu kau tidak perlu khawatir, aku hanya memberikannya untukmu. Kau tahu, jarang-jarang ada laki-laki berusia di bawah 20 tahunan datang ke tempat ini dengan perempuan muda, jadi aku mengira kalian kabur dari rumah."
"Ehhh ... Jadi begitu." Yah, tebakan anda, sepenuhnya salah! Kabur dari rumah katamu? Aku bahkan belum punya rumah di dunia ini! "Tidak! Anda salah paham! Kami tidak sedang melakukannya ..."
"Baik, saya hanya bercanda. Setiap orang pasti memiliki alasan masing-masing. Saya tidak akan menuntut anda mengatakannya." Syukurlah jika dia mengerti, lalu, untuk Liya. Kuharap dia tidak mendengar perbincangan kami. "Hei! Richard."
"Ah, ya?! Ada apa?!" Aku terkejut mendengar Bastian yang tiba-tiba memanggil nama saya.
"Kau pasti menyadari itu bukan? Bahwa, pakaian yang dikenakan oleh gadis itu terlihat sangat rusak." Apa gadis yang kau maksud adalah ... Liya yang sedang duduk di meja lain?
Yah, aku juga sependapat dengan itu. Kenapa saya bisa lupa untuk membelikannya pakaian baru, dan, ahh! Sial! Saya lupa dengan janji membelikannya ...
"Apakah kau tidak terpikirkan untuk menghadiahkannya sesuatu?"
"Maksudmu membelikannya baju baru?"
"Nah, karena kau sudah mengerti. Cepatlah, ajak dia berkeliling! Anggap saja ini sebagai kencan pertama kalian di kota Tulha. Dan, pilihkan dia baju terbaik!" Bastian menepuk punggung saya dengan keras sebelum mendorong saya ke arah Liya.
"Whoah ..." Itu berlebihan, anda pasti sengaja bukan? Membuat saya berada di situasi ini? Aku mendapatkan kembali keseimbanganku setelah berada cukup dekat dengan Liya, dan dia melihatku dengan cukup terkejut.
"Ahhh, begini Liya ... Bagaimana dengan kencan? Emmm, ah, maksudku ... Maukah kau menemaniku berbelanja?" Astaga, ini terlalu mendadak, jadi aku agak bingung memulainya dari mana.
***
"Baik, bagaimana jika kita pergi ke toko sebelum ke serikat?"
"Apakah Tuan berencana untuk membeli sesuatu?"
"Ahhh, soal itu. Aku hanya penasaran dengan penampilanmu ketika memakai ..." Liya memiringkan kepala, pasti tidak mengerti apa maksud saya. Anda akan menemukan jawabannya ketika kita memasuki toko.
Setelah kami sampai, aku langsung pergi menemui penjual dan sedikit membicarakan sesuatu di belakang Liya.
"Anda menginginkan pakaian untuk gadis itu?"
"Tolong, bisakah kau membantuku memilihkan ..." Saya tidak punya pengalaman soal ini, jadi aku rasa karena pemilik toko adalah seorang wanita, dia mungkin bisa membantu.
"Tenang, Tuan bisa menyerahkan ini kepada saya! Lalu ... Kita lihat, baju apa yang cocok untuk dia ..." Hmmm? Kurasa dia menambahkan, "Aku akan memakaikan setiap baju yang ada." dengan suara kecil dan mata yang dipenuhi bintang sebelum pergi menyeret Liya masuk ke ruang ganti.
Hoi! Tunggu! Aku memang menyuruhmu membantuku memilihkan, tapi sungguh! Jika pemilik toko memasukan semuanya ke dalam daftar pilihan, bagaimana cara saya membayar? Maksudku, aku tidak memiliki uang sebanyak itu!
"Jadi ... Bagaimana?" Setelah satu jam, wanita itu keluar membawa Liya dengan penampilan berbeda. Dan, tentu, Liya sudah tidak mengenakan pakaian lama itu.
"..." Seolah-olah pemilik toko mengatakan, "Ayolah, berikan dia pujian untuk ini." membuatku mematung selama beberapa detik. Jika kau meminta pendapatku untuk ini. "... ITU SANGAT LUAR BIASA!"
"Benarkah?" Wajah Liya agak memerah di bagian tertentu.
"Hahaha ... Saya sudah tahu pilihan saya tidak salah!" Itu benar sekali. Menurutku, anda memilihkan gadis itu pakaian tidak biasa. Jika itu adalah di dunia lama saya, pakaian yang dikenakan Liya sangat mirip dengan kostum maid lengan panjang, lalu, berwarna hitam putih lengkap dengan bando dan kaus kaki putih melebihi panjang lutut serta sepatu hitam.
Sempurna, Liya terlihat cocok mengenakannya. "Aku akan mengambilnya, dan jika memungkinkan, saya berniat untuk membelikannya satu pakaian yang sama lagi untuk cadangan."
"Oh, baiklah! Anda akan mendapatkannya segera!" Wanita itu segera pergi ke lemari pakaiannya, baik, karena dia sangat sibuk dengan urusan memilih baju. Aku memutuskan untuk berkeliling toko.
"Bagaimana jika Tuan juga memilih salah satu?" Untuk aku? Yah ... Saya tidak terlalu memikirkan tentang ini, aku bahkan masih mengganggap pakaian yang aku kenakan sekarang ini belum rusak. Ngomong-ngomong pakaian yang aku kenakan adalah seragam sekolah dunia lama saya.
"Tidak boleh seperti itu. Tuan harus memilih, saya merasa tidak enak jika hanya saya yang mendapatkan ..." Oh, tentu. Dia mengatakannya dengan mata polosnya. Astaga, jangan perlihatkan ekspresi itu. Kau tahu, akan sulit bagiku untuk menolaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nazrul
Thor jika x ada misi dri guild napa mc gak kluar kota supaya bisa bunuh haiwan lalu jual pada sistem..buat nambah uang ya...karna di guild dia cuma bisa lakuin misi rendah
2022-10-19
2