Tepatnya jam 10 malam, Satria pulang ke rumah. Viona menyambut kedatangan suami dengan berdandan cantik dan berpakaian seksi, tentu saja dengan senyumannya yang manis.
Namun bagi Satria, semua itu tidak menarik lagi baginya, begitu membosankan. Padahal Viona sangat merindukan suaminya yang tiga hari baru pulang ke rumah.
"Aku sudah buatkan kopi kesukaan Mas Satria." ucap Viona sambil memeluk sang suami.
"Aku capek lho Viona," Satria sedikit mendorong tubuh Viona, dia merasa risih dengan semua itu.
Satria berjalan ke meja makan, dia meneguk segelas kopi buatan Viona.
Viona hanya tersenyum tipis, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Satria, namun dia memilih bertahan karena dia tidak bisa menentang keputusan tantenya yang menjodohkan Viona dengan Satria, dari kecil Viona tinggal bersama om dan tantenya karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Apalagi selama ini dia sudah mencoba belajar untuk mencintai suaminya, melayaninya dengan sepenuh hati.
Bahkan di kamar pun Satria nampak cuek, dia terlihat sedang mengirim pesan dengan seseorang.
"Sedang kirim pesan sama siapa sih?" Tanya Viona, kepo.
"Atasan aku lah," Satria mengatakannya dengan nada malas, dia menjauhkan ponselnya agar tidak terlihat oleh Viona.
"Tapi ini sudah di rumah lho masa masih chatan sama atasan?"
"Dia cuma ngasih kabar akan ada CEO baru nanti di kantor menggantikan Pak Anderson Gilbert. Hmm...aku dengar dia dulu satu SMA sama kamu."
"Oh benarkah?" Viona jadi teringat dengan acara reunian SMA.
"Emm... boleh gak mas aku pergi ke acara reunian SMA?"
"Terserah kamu." Ucap Satria dengan sikapnya yang acuh.
"Oh iya siapa nama CEO baru kamu itu Mas?"
"Namanya Daniel!"
Lagi lagi Viona mendengar nama Daniel.
Jantung Viona bergetar lagi, jika mengingat laki-laki itu hatinya selalu bergemuruh, selalu ada perasaan aneh yang menyentuh sanubarinya. Viona menggelengkan kepala, apa dia yakin dia sanggup bertemu cinta pertamanya itu?
Mengapa harus bertanya sanggup atau tidak?
Hei Viona, itu semua masa lalu. Tidak mungkin kamu masih mencintainya, apalagi dia tidak pernah mengangap kehadiran kamu. Ya dirinya mungkin hanya lah butiran debu yang tak dianggap keberadaannya oleh Daniel Gilbert.
Dia masih ingat Daniel hanya menyapanya untuk meminjam buku atau bolpoin atau entah apalah itu baginya hal sekecil itu membuat dia sangat bahagia.
Viona tersadar kembali ke dalam dunianya, dia mengutuk dirinya sendiri mengapa harus memikirkan kenangannya sama Daniel sampai sejauh itu, sejauh itu? Bahkan tidak ada kenangan manis, hanya kenangan saat tidak sengaja Daniel tersenyum manis padanya, saat Daniel meminjam bolpoin padanya, saat Daniel meminjam buku pelajaran padanya, dan saat Daniel pernah satu kelompok belajar dengannya.
Viona mengomeli dirinya sendiri, bisa-bisanya dia memikirkan Daniel disaat sedang bersama suaminya. Ah dasar istri laknat!
Sudah Viona, lupakan soal Daniel.
Viona menggeser posisi tubuhnya, padahal malam ini dia memakai lingerie yang sangat seksi, dan juga Satria sudah beristirahat dengan cukup lama. Ya baginya Daniel hanyalah dunia hayalan yang tidak akan pernah dia raih, tapi Satria adalah dunia nyata, jadi dia harus fokus ke dunianya yang nyata.
Hmm... begini akibatnya mungkin nasib seorang istri yang jarang dibelai.
Viona memeluk Satria, "Mas, kita sudah lima tahun menikah lho. Apa kamu gak sadar, sudah dua tahun kita tidak pernah berhubungan int*m, memangnya kamu tidak ingin memiliki anak?"
Satria menghela nafas, "Aku lelah Viona, pekerjaan aku banyak sekali. Dan aku belum siap memiliki anak."
"Memangnya kenapa? Padahal aku tidak akan kesepian kalau ada anak."
"Terus kalau ada anak pekerjaan kamu bagaimana? Nanti kamu gak akan kerja, terus cicilan rumah bagaimana? Masa aku harus banting tulang sendirian."
"Ya ampun mas, masa harus nunggu cicilan rumah lunas dulu. Tinggal sepuluh tahun lagi lho."
"Lagian gak ada kehadiran anak juga gak apa-apa. Banyak kok pasangan yang awet tanpa perlu kehadiran seorang anak."
"Tapi mas...."
"Udah lah, aku mau tidur." Satria melepaskan pelukan Viona, dia memilih tidur dengan posisi membelakangi Viona.
Viona hanya bisa menghela nafas. Sebenernya dia jenuh jika harus bertemu dengan ibu mertuanya yang selalu memberikan dia jamu katanya agar rahimnya subur sampai perutnya merasakan sakit, dia harus menahan rasa sakit itu sendirian, karena Satria jarang di rumah, kalau ada di rumah pun paling bilangnya jangan manja jadi wanita.
...****************...
...Cinta pertama memang sulit untuk dilupakan 😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Jd ingat cowok dulu saat SMA cowok yg disukai byk yg naksir krn ganteng dan baik..Diriku cuma bisa diam saja memendam perasaan krn malu dan g pede juga..Lama2 dia mendekat wlw cuma pinjam buku catatan atau minta info ulangan harian yg keluar soalnya yg mana ( kita beda kelas tp guru mapelnya sama).Aaahh bahagianyaaaa..🤭🤗🤗
2025-02-22
0
Alexandra Juliana
Laaahhh ngasih nafkah kan sdh KEWAJIBAN seorang suami Satriaaaa...bukan tugas istri utk byr cicilan rumah...Kalaupun istri bekerja yaa itu HANYA membantu bukan istri yg ikut tanggung jawab sama urusan rumah tangga..
2025-02-22
0
Alexandra Juliana
Jgn2 Daniel juga sebenarnya ada rasa sama kamu Vio cuma krn kamunya cuek ( mungkin saat itu kamu insecure) makanya Daniel juga diam saja pdhl dalam hati ingin dekat dengan kamu..
2025-02-22
0