You're My First Love

Daniel terdiam sejenak lalu menatap Viona, "Bagaimana kalau kamu hamil anakku?"

Wajah Viona memerah seketika, rupanya Daniel ingat tentang kejadian malam itu, lalu dia tertawa, "Kamu ini bicara apa?" Viona pura-pura tidak mengerti.

"Itu pertamanya untukku, Viona."

Viona menganga, itu artinya dia lah yang telah membuat anak orang tidak perjaka lagi. Itu artinya Daniel hanya melakukannya dengannya saja.

"Lebih baik kita jangan bahas itu."

"Kenapa? Memang begitu kan adanya.

" Aku sudah memiliki suami."

"Tapi belum tentu kan suami kamu setia."

Viona menghirup nafas dalam-dalam, dia harus bisa terus bersikap tenang. "Tidak mungkin itu yang pertama, bahkan kamu seperti orang yang ahli." Viona tidak mempercayai ucapan Daniel.

Daniel tertawa kecil mendengar ucapan Viona, "Aku pria normal dan dewasa, Viona. Tentu saja aku tau materi tanpa harus melakukan praktek. Dan malam itu aku melakukannya dengan kamu. Hanya dengan kamu."

"Tapi kenapa harus aku? Aku wanita yang sudah bersuami. Padahal jika kamu ingin melakukan ONS bisa kan dengan wanita yang masih single atau calon tunangan kamu."

Daniel tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Viona, "Calon tunangan?"

"Iya, Alexa calon tunangan kamu kan?"

"Bukan, aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan dia. Aku sudah menolak parjodohan itu."

Viona terdiam sebentar, dia membiarkan pikirannya tenang lebih dahulu sambil memandangi pemandangan di balik jendela bus itu, lalu dia menatap Daniel yang masih saja menatapnya. "Aku tidak bisa menyalahkan kamu, karena aku juga yang salah. Jadi lebih baik kita lupakan saja dengan apa yang terjadi dengan kita malam itu. Anggap saja itu sebuah mimpi. Jika aku hamil pun kamu tidak perlu khawatir, aku wanita yang sudah bersuami. Sudah jelas itu anak suamiku. Lebih baik kita fokus ke pasangan kita masing-masing. Aku rasa kamu dan Alexa sangat cocok." Viona mengatakannya dengan pura-pura bersikap tenang, dia hanya ingin Daniel beranggapan bahwa malam itu sama sekali tidak berarti apa-apa untuk Viona.

Setelah bus berhenti di depan halte bus di dekat gerbang perumahan yang Viona tempati, Viona segera turun dari bus, meninggalkan Daniel yang masih di dalam bus. Beruntung hujan sudah reda.

Daniel tersenyum miris,dia tidak terima dengan ucapan Viona, segitu gampangnya dia meminta Daniel untuk melupakan apa yang terjadi malam itu.

Daniel berlari turun dari bus. Dia rasa dia sudah gila. Melupakan semuanya adalah keuntungan baginya, dia tidak perlu bertanggungjawab jawab pada Viona toh Viona sudah memiliki suami. Dan dia juga bisa berkencan dengan wanita yang lebih segalanya dari Viona. Tapi hatinya tidak bisa, hanya Viona yang ada di dalam pikirannya.

Viona tersentak kaget, tiba-tiba Daniel menarik tangannya membuat dia hampir menubruk dada bidang Daniel. Daniel memegang kedua bahu Viona dan menatapnya begitu intens.

"Gak bisa, kamu gak bisa meminta aku untuk melupakannya begitu saja, Viona."

"Daniel..."

"Walau itu salah tapi bagiku itu adalah kenangan yang indah buat aku. Karna kamu adalah cinta pertama aku, Viona."

Deg!

Perkataan Daniel membuat Viona terkejut, bahkan jantungnya seakan berhenti sesaat ketika mendengar kata cinta dari Daniel.

Jika dia masih sendiri, mungkin saja dia akan berjingkrak-jingkrak saking senangnya dan berteriak sekencang mungkin bahwa seorang Daniel Gilbert mencintai dirinya. Apalagi ternyata dia adalah cinta pertama pria itu. Oh sungguh hal yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Ternyata dulu cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Dan dia akan langsung memeluk pria itu lalu berciuman mesra dengannya.

Tapi apa pentingnya sebuah kata cinta itu jika statusnya kini adalah menjadi istri orang lain. Istri dari seorang Satria Mahendra. Yang sudah lima tahun menemaninya.