Malam itu Kimta tidak bisa tidur. Dia bergolek ke kanan-kiri dengan gulingnya. Dia melihat jam di ponselnya. Masih jam setengah sembilan. Dia melihat wallpaper itu lagi. Foto Selena yang agak samar. Foto yang didapatnya dengan susah payah. Kini gadis itu telah resmi jadi pacarnya tanpa terduga. Tanpa menembaknya dengan susah payah. Kimta mengingat lagi sikap Selena tadi siang. Sikapnya berbeda dengan Selena yang biasanya tersenyum manis padanya. Kimta segera mencari nama Nimas di phonebook dan meneleponnya.
Nimas
Not support
Kimta
Not support
Kimta hendak menceritakan proses jadian dia dan Selena yang agak aneh. Namun setelah terbayang senyuman manis Selena, dia mengurungkannya.
Kimta
Not support
Nimas
Not support
Kimta
Not support
bujuknya sambil tergagap.
Nimas
Not support
Awan menghela nafas sesaat.
Kimta
Not support
Nimas
Not support
Kimta menghela nafas lagi. Sudah pasti Nimas merasa bingung. Dia sendiri saja juga bingung.
Nimas
Not support
Kimta
Not support
Nimas
Not support
tanpa sadar Kimta mengangguk.
Kimta
Not support
Nimas
Not support
Kimta kena serangan panik! Dia segera mematikan ponselnya.
Kimta
‘Aku kenapa? Kenapa aku? Benar, aku sudah ditipu dengan sikap Selena selama ini! Besok aku harus segera memutuskannya!’
Pikirnya panik. Kimta membuka galeri foto di hapenya. Dia terkejut ketika tidak meemuka satupun foto di dalamnya. Dia segera mengecek memory card tanpa ragu. Benar saja, tidak ada memory card di dalam hapenya. Kimta berpikir sejenak. Entah kenapa dia berpikir bahwa Selena yang telah mengambilnya. Dia memutuskan untuk menemukan nama ‘Selena’ di daftar kontaknya.
#Panggil Selena
Tut
Selena
Not support
Kimta
'Kun..? Kenapa dia memanggilku dengan imbuhan -kun? Ini bukan seperti Selena biasanya.’
Selena
Not support
Kimta
'WHAT?!!!'
Selena
Not support
Kimta
Not support
Selena
Not support
Kimta
Not support
Selena
Not support
Kimta mengacak-acak rambutnya. Dia benar-benar bingung. Kimta memang suka padanya. Lantas kenapa sikap Selena berubah total sesudah menembaknya? Pikirannya begitu kalut hingga tidak mampu berkata-kata.
Comments