tanya anak laki-laki berseragam putih-merah kepada teman-teman sebayanya. Teman-temannya saling pandang. Mereka memasang wajah khawatir. Namun salah satu dari mereka memberanikan diri untuk melangkah ke depan.
Anak SD (1)
“Kamu itu anak yang lemah. Karena itu kamu tidak bisa main dengan kita semua. Kalau kamu ikut main, nanti kita yang disalahkan sama bu guru. Sedikit-sedikit mimisan.”
Cowok yang ditolak oleh temannya itu seketika menundukkan kepala dengan wajah sedih. Tiga orang anak perempuan berlari menghampirinya.
Nimas
“Awan, ayo main lompat tali yuk. "
Anak laki-laki yang semula menolaknya langsung tertawa terbahak-bahak. Teman-teman lainnya juga ikut tertawa. Anak yang bernama Awan itu semakin menundukkan wajahnya.
Anak SD (1)
“Main saja sana sama anak-anak perempuan. Dasar bencong.”
Salah satu anak perempuan itu mengernyitkan dahi dengan marah.
Nimas
“Kalian kok tega sih menertawakan teman sendiri. Aku laporin ibu guru ya nanti!”
Mendengar hal itu, sekumpulan anak laki-laki segera berlari meninggalkan Awan dan ketiga anak perempuan lainnya.
Nimas
“Makanya jadi cowok harus kuat dong!”
Anak perempuan tadi menunjukkan genggaman tangannya, seakan-akan ingin meninjunya. Awan memegang bahunya. Anak perempuan itu menoleh.
Kimta
“Aku nggak apa-apa kok. Mereka benar, aku nggak bakalan bisa seperti mereka. Lagipula kalau aku ikut main dengan mereka, nanti mereka bisa disalahkan lagi karena aku mimisan.”
Nimas
“Tenang saja, aku berjanji akan selalu menjagamu dari semua orang yang mengejek Awan. Aku berjanji!”
Kimta
“Nimas, kenapa kamu selalu melindungiku?”
Nimas
“Karena kita adalah teman.”
Kedua anak perempuan berjalan mendekatinya.
Anak SD (2)
“Karena Awan itu anak yang baik.”
Anak SD (3)
“Suka main dengan kita."
Tak lama senyuman anak laki-laki itu mengembang.
Nimas
“Ayo kita main,”
Nimas menarik tangannya. Mereka berempat berlari-lari kecil masuk ke dalam aula sekolah.
Comments