Tak mengerti apalah yang terjadi. Begitulah kalimat yang tepat untuk menjelaskan isi hati James saat pandangannya menangkap sosok wanita yang tengah tidur meringkuk di atas ranjang di atasnya.
Meski baru saja bangun dari posisi duduk di lantai, James berniat buru-buru meninggalkan kamar ini sebelum ledakan boom atom dari peperangan antara dirinya dan Rebecca.
Belum sempat James keluar dari kamar bernuansa putih tersebut, kakinya terantuk sepatu hak tinggi milik Rebecca yang tergeletak dari semalam. "Aduh!" keluh James merasa sakit pada jempol kakinya.
Suara keras James, sontak mengagetkan Rebecca hingga wanita itu membuka kedua kelopak matanya. Redup namun pasti, manik Becca hampir copot mana kala seorang lelaki berdiri tepat di depan hidungnya. Terlebih lagi Becca kenal siapa pria tersebut.
"A-apa yang kamu lakukan?" tegur Rebecca dengan sedikit berteriak. Secara refleks dokter wanita itu langsung menutup area depan tubuhnya dengan menggunakan kedua telapak tangannya.
Belum juga James menjawab Becca, wanita itu menggeser pandangannya kini menuju bawah. "Syukurlah!" ucapnya di dalam hati karena mendapati tak ada jejak kekerasan seksual di tubuhnya.
"Aku hanya mengantarmu saja, semalam kau hampir pingsan," Meskipun nantinya Rebecca tidak memercayai James, pria itu tak ingin membohongi serta berkata yang sejujurnya.
"Mengantarku memesan kamar? Lalu" Kesal, Rebecca sedikit bangkit berdiri dengan bertumpu pada kedua lututnya serta menunjukkan jarinya ke arah James.
"Aku tidak melakukan apapun denganmu, lagipula seharusnya kau berterimakasih padaku!" Benar, jika bukan bertemu dengan James. Atau lebih tepatnya jika Rebecca bertemu dengan pria hidung belang, mungkin nasib Rebecca tidak akan seberuntung ini.
"Okey kamu tidak melakukan apapun? Jika niatmu membantuku, lalu mengapa kamu bermalam di sini," Rebecca mulai mengingat kejadian tadi malam bahwa ia merasa aneh setelah meminum sedikit anggur.
"A-aku ... " James sendiri kesulitan menjelaskan perihal alasan mengapa ia pagi ini berada satu kamar dengan Rebecca.
Jika James mengatakan mengantuk dan numpang tidur di sini juga akan salah. Bukankah dirinya yang membayar deposit kamar ini? "Lalu siapa yang numpang?"
Melihat wajah penuh kedamaian Rebecca yang telah tertidur semalam membuat hati James terasa amat nyaman. Ia bahkan tanpa sadar menyandarkan punggungku di bagian tepi ranjang hotel dan kantuk pun segera merayunya agar tidur di kamar tersebut.
"Kamu pasti mencuri kesempatan ya, 'kan?" tebak Rebecca seperti menusuk tepat di ulu hati James.
"Yang benar saja? Anggap saja aku salah. Dan kita sudah sama-sama dewasa. Lagipula kau tidak aku rugikan, bukan?' James tak terima jika Becca menuduhnya dengan mengatakan jika James mencuri kesempatan.
"Jadi jika sudah dewasa terus bisa bebas tidur dengan wanita lain? Ngaco ih!" Rebecca pun bangkit dari tempat awalnya dan segera membereskan barang-barangnya untuk keluar dari hotel laknat ini.
James juga tak mau kalah, ia mengikuti keluarnya Rebecca. Pria itu harus mengurusi putrinya yang sudah pulang dari rumah sakit beberapa hari yang lalu.
Keduanya berpisah dan sepakat tidak akan memperpanjang masalah ini. Karena sama-sama tidak sadar akan hal yang telah terjadi. Lagipula, Rebecca juga tidak merasa kekurangan satu hal pun.
**
Masuknya Rebecca dalam jebakan Wina dan temannya sempat diabadikan oleh teman Wina. perawat itu mengambil gambar Rebecca yang tengah dipapah oleh James. Pada foto tersebut wajah Rebecca terlihat jelas. sedangkan James hanya memunggungi kamera.
Menjadi pusat perhatian bukan hal yang Becca inginkan. Terlebih dalam kasus seperti ini. Foto menggelikan itu telah disebarluaskan di kalangan pegawai rumah sakit.
Tak sampai hitungan hari, hanya berselang jam saja Rebecca dipermalukan oleh rekan-rekannya. Hingga dokter malang itu harus menerima sanksi sosial berupa menjadi bulan-bulanan gosip tentangnya.
Sempat juga wakil kepala bedah sentral memanggilnya untuk menjelaskan perihal kebenaran gosip tersebut.
"Itu memang saya, dan saya tidak bermaksud mempermalukannya rumah sakit, Bu!' jelas Rebecca membela dirinya.
Rebecca tidak bisa mengelak lagi karena wajahnya sangat jelas pada foto tersebut. Namun, ia juga tak ingin kehormatan James diinjak-injak juga.
Wakil kepala bedah memberi kesempatan Rebecca untuk merenungi diri selama sehari. Becca mendapatkan cuti selama satu hari untuk merenungkan kesalahannya.
Gosip memalukan Rebecca berembus hingga ke telinga Nyonya Melati dan juga Thomas. Dan Nyonya Melati merasa jantungnya hampir berhenti berdetak saat melihat punggung pemeran pria di foto tersebut.
Melati sangat mengenali bagian belakang putra sulungnya. Apalagi kecurigaan itu dikuatkan oleh jam tangan di tangan kiri pria tersebut. Melati sangat paham dengan merek jam yang ia berikan untuk kado ulang tahun James.
"Hubungi kakakmu, Thom! suruh dia menemui aku. Secepatnya!"
"Kenapa, Ma? Apa ada hal penting?"
"Katakan saja, dia akan mama interogasi."
**
Seperti permintaan Melati yang disampaikan oleh Thomas untuk James, papa Alicia itu menghadap sang mama. Meski belum sempat beristirahat dari penerbangannya, James tak ambil pusing. Jika ia sudah mendengar bahwa akan ada interogasi di rumah sang mama, berarti ada masalah besar.
"Mama cari aku? Ada apa?" James dengan tampang tak bersalah menunjukan batang hidung ke hadapan sang mama.
Nyonya Melati melempar James dengan foto-foto hasil jepretan fotografer kelas teri di wajah sang putra sulung. James sendiri langsung memunguti foto-foto tersebut. Dan tak menyatakan jika dirinya menjadi pemeran utama pria dalam foto tersebut.
"Apa wanita ini memeras mama?' tanya James menduga jika Rebecca sengaja mencari gara-gara. Padahal keduanya sepakat tidak saling memperkarakan hal yang terjadi kemarin malam.
"Memeras bagaimana? Rebecca saja diskors, ini karena ulahmu."
"Aku? Ma, aku hanya membantunya saja. Sepertinya wanita itu dijebak orang jahat." terang James membela dirinya dan Rebecca.
"Tapi kamu tidak harus mengajaknya check-in, James! kau salah."
Benar seperti yang dikatakan oleh Nyonya Melati. Tidak seharusnya James memesankan kamar untuk Becca. Ia bisa menggunakan pihak keamanan atau yang lainnya guna meminimalisir hal selanjutnya. Tapi kini? Nasi sudah menjadi bubur dan nggak bisa jadi lontong lagi.
James dan Rebecca harus mempertanggungjawabkan perbuatannya mereka berdua. "Baiklah, Ma! akan kulakukan sesuatu untuk meredam kabar tak sedap ini." Tentu saja James harus segera bertindak. Jika tidak, kehormatannya dan juga sang mama akan dipertaruhkan. Begitu pula Rebecca, wanita itu harus menerima pemberitaan yang tidak seperti seharusnya.
Jika Rebecca lebih memilih memendam serta membungkam mulutnya agar masalah ini tidak melebar ke mana-mana. Tidak dengan James. Pilot itu memiliki cara tersendiri untuk menyelamatkan kehormatan dirinya dan juga Rebecca.
"Ini salahku, aku akan menanggungnya."
Malam hari yang seharusnya ia habiskan bersama Alicia, nyatanya tidak demikian. James akan menyelesaikan masalah ini dengan sekali tepuk saja.
...****...
난 안되겠니 이생에서
다음 생에선 되겠니
약속한다면 오늘이 끝이라도
두렵지 않겠어 my love
나는 자꾸 지쳐가 너의 등 뒤에서
너는 불러도 다른 곳만 봐 대답이 없어
보내줘야 하는데 나 잘 알고 있는데
나의 마음은 내 것이 아냐
너의 슬픔이 나를 닮아서
그 외로움 알 것 같아서
눈물이 못 오게 꼭 안고 싶었어
왜 몰라주니 넌 내 맘을
아는 나라도 안되니
누군갈 내가 이렇게 간절하게
원한적 없었
Preview Bab Selanjutnya
Keknya pada ketawa, kenapa ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆
karena bentar lagi James akan membongkar siapa yang menjebak Becca,,,semangat James...💪💪
2022-09-10
1
𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆
dan bisa langsung di makan. 😅😅
2022-09-10
1
Baihaqi Sabani
uuh q pngn mrka cpt menikah....oppa😍😍😍😍😍😘😘😘😘
2022-09-08
0