Tak Ada Waktu Meladeni

"Berhenti!" pinta James dengan nada sedikit memohon agar Rebecca tidak menjauh dari tempat keduanya saat ini.

James mengikuti Rebecca hingga wanita itu tiba di salah satu apotek. Sepertinya, James hendak menyampaikan sesuatu pada Rebecca.

Namun, jauh di lubuk hatinya, Rebecca masih menaruh rasa kesal yang mendalam prihal sikap James selama ini padanya.

"Bisakah kita bicara selayaknya orang dewasa dengan kepala dingin?" James menawarkan kepada Rebecca untuk sedikit membicarakan hal yang membuat keduanya terlibat pertikaian.

"Maaf, aku nggak ada waktu." jawab Rebecca membuang muka dari James hendak memasuki apotek yang ia tuju.

Di tempat umum seperti ini, James menyadari jika ia dan Rebecca bersistem di sini akan membuat orang yang melihat mereka merasa terganggu. "Ayo kita bicara," Alhasil, James menarik paksa Rebecca agar dokter wanita itu mau mengikuti langkahnya.

"Nggak usah sok akrab!" Rebecca langsung menghempas tangan James, begitu keduanya tiba di tempat yang jauh dari keramaian.

"Iya, oke! aku tahu kau kesal padaku. Namun, aku juga memiliki alasan untuk tidak menyukaimu."

Rebecca tetap bergeming hingga tak menimbulkan sebuah gerakan apapun. Ia sungguh tidak menyukai James sama sekali. Terlepas dari semua itu, Becca juga tidak peduli jika James memiliki alasan yang kuat untuk membencinya. Lagipula, keputusan Becca untuk keluar dari rumah sakit sudah buat. Becca merasa dipermainkan serta dipermalukan.

Keduanya berhenti tepat di sebuah booth dari street food. James mengumpulkan semua keramahan yang ia punya untuk menyelesaikan masalah yang telah berlarut ini.

Papa Alicia mulai menceritakan awal dari konflik kehidupan pernikahan dengan Raisa, istri yang telah meninggalkan James untuk selamanya.

Cekcok demi cekcok telah sering dialami oleh keduanya. Karena pernikahan mereka tak dilandasi dengan cinta. Iya, dari awal Raisa tak pernah mencintai dan mau menerima James sebab suaminya. Semua itu lumrah adanya, karena pernikahan keduanya adalah buah dari perjodohan kedua orangtua.

Namun, ada hal yang tak bisa diterima oleh akal sehat James. Sejak menikahi Raisa, James telah menerima wanita itu dengan semua kelebihan serta kekurangannya. Namun, apa balasannya?

Pada malam sebelum Raisa pergi untuk selamanya, wanita itu mengaku jika bayi yang mereka memiliki bukanlah dari darah daging James. Raisa telah hamil terlebih dahulu dengan orang lain sebelum menikah dengan putra tertua keluarga Mochtar.

Pengakuan dari Raisa itu menjadi pukulan terberat James. Pasalnya selama ini, ia telah banyak meluangkan waktu hingga berkorban banyak untuk Raisa. Tetapi apa yang ia dapatkan? Jangankan cinta Raisa, putri yang ia kandung saja bukanlah hasil darah daging James.

Selain itu, selama menikah dengan James, Raisa mengaku juga masih menjalin hubungan dengan pria lain yang merupakan mantan pacarnya. Dan secara kebetulan saja, pria itu adalah kakak lelaki Rebecca.

"Jadi apa aku salah jika membencimu?" Jauh di lubuk hati James, sebentar tak memiliki perasaan yang begitu kejam pada Rebecca.

Tetapi, jika James melihat Rebecca, pria itu selalu teringat dengan istri dan juga mantan pacar Raisa.

"Hak setiap orang untuk membenci, aku tak bisa menolak ataupun mendukung. Maaf jika aku telah banyak menyusahkan Anda. Aku harap hari ini menjadi pertempuran di antara kita." Rebecca memupus kesempatan yang mungkin bisa ke-dua alami. Memang seharusnya ia dan James tidak saling kenal agar tidak ada gemercik api dendam.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, aku juga tahu kau tidak bersalah. Tapi ... "

"Aku tahu, terimakasih!" Rebecca membuang muka dan berniat kembali ke apotek untuk membeli obat yang ia butuhkan.

Namun, bukannya kalimat dari Becca tadi bisa menyelesaikan masalah dengan James, nyatanya pria itu masih mengikutinya. "Ada apa lagi? Segera surat pengunduhan diriku akan kukirim besok!"

"Kenapa kau keras kepala sekali? Aku sudah menyelesaikan masalah di antara kita, lalu kenapa kau masih bersikeras untuk keluar dari sana?" James merasa jika tindakan Rebecca kurang tepat. Bagaimanapun juga impian Becca tak harus menjadi korban dan keegoisannya.

"Lalu? Apa kau tahu kenapa hari ini aku kesal?"

"Tidak," jawab James santai. Ia bisa menebak jika Rebecca membencinya karena sering dipermalukan.

"Mamamu keterlaluan padaku, dia berbohong agar aku mau menemuinya." aku Rebecca dengan jujur.

Bukan sebuah pembelaan yang ia dapatkan setelah mengakui jika mama James telah membodohi Becca. Reaksi James di luar dugaan. Ia malah tertawa mendengar Becca mengadu padanya.

James membenarkan kebodohan Rebecca yang telah percaya pada sang mama, "Mamaku emang seperti itu, itu tandanya dia menyukaimu."

"Terus? Dia bisa seenaknya mempermainkan aku?"

"Kali aja kau bisa diangkat jadi pegawai tetap." James malah menggoda Rebecca dengan berkata demikian.

"Udah yah, aku tak ada waktu meladeni kalian,"

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

pertempuran? berat banget bahasanya

2023-10-25

0

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

bersistem maksudnya?

2023-10-25

0

isma

isma

kak, kok byk skali typo nya...mungkin kakak,bs review ulang penulisan nya ...hanya skedar saran kak.. sayang soalna,ceritanya sdh bagus

2023-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!