Bab 11 First Kiss

Satu jam

Dua jam

Tiga jam

Sampai tiga jam lebih Sandi menunggu kedatangan Thalia di rumah ibu kost-nya. Dia sudah menghabiskan secangkir kopi, sepiring pisang goreng yang disuguhkan oleh ibu kost. Ditambah sepiring nasi serta lauk pauknya.

Ibu kost-nya begitu menyayangi playboy itu. Apalagi pembawaan Sandi yang mampu memikat para kaum hawa membuat dia mudah diterima di mana saja, kecuali rumahnya Thalia. Selain itu juga, kedatangan Sandi ke rumah itu, dua tahun setelah kematian putra bungsu ibu kost. Membuat kerinduan pada almarhum sedikit terobati dengan keberadaannya.

"Nak Sandi sedang menunggu Thalia, ya!" tebak Ibu Kost.

"Iya, nih Bu. Katanya mau sebentar, tapi kho lama."

"Kenapa gak manjat tembok aja? Biasanya kan suka lewat sana."

"Yah ketahuan sama Ibu," ucap Sandi cengengesan.

"Kalau dari kamar Ibu, kelihatan pas Nak Sandi naik ke pohon itu."

"Iya, yah Bu. Tapi jangan bilang ke Pak Gerry dan Bu Eva ya, Bu. Bu Eva suka mendadak darah tinggi kalau ketemu aku. Pasti bawaannya marah-marah mulu."

"Iya, Ibu ngerti. Berat juga ya kalau cinta tidak restui oleh orang tua. Harus memiliki tekad yang kuat baru bisa mendapatkan gadis yang dicintai," ucap Elma, ibu kost Sandi.

"Ibu benar sekali. Saya tak akan pantang mundur untuk mendapatkanny. Kalau begitu, saya permisi dulu, Bu. Titip mobil ya, Bu. Mau ketemu Thalia dulu," pamit Sandi.

"Iya, berjuanglah! Jangan pantang menyerah! Ibu pasti akan mendukung Nak Sandi," ucap Elma memberi semangat sama ank kost-nya.

"Makasih, Bu. Doakan ya!" pinta Sandi seraya berllau pergi menuju ke halaman belakang rumah ibu kost.

Dari sana dia langsung memanjat pagar yang lumayan tinggi kemudian melompat ke arah pohon mangga yang lumayan besar. Lompatan terakhir langsung sampai ke balkon kamar Thalia. Dia terus saja celingukan, takut orang tua gadis itu menyadari kehadiranya.

Dirasa semuanya aman, Sandi pun perlahan membuka pintu kamar yang menuju ke balkon. Tidak biasanya pemuda itu lewat pintu. Karena suara pintu yang berderit membuat dia terkadng enggan membukanya sehingga memilih lewat jendela kamar.

Dilihatnya Thalia yang sedang asyik menelpon seraya memain gantungan kunci di tangannya. Pandangannya yang lurus menatap ke langit-langit kamar, membuat Thalia telat menyadari saa Sandi langsing menimpa tubuhnya.

"Aw ... Sandal apa-apaan sih?" Thalia berusaha memberontak saat Sandi sudah mengungkungnya.

"Kamu yang apa-apaan? Janji sebentar tapi sudah empat jam belum juga nongol. Kamu suka membuat aku menunggu? Tapi aku gak suka digantung! Aku akan mencarimu saat kamu tidak bisa menepati kata-katamu," Sewot Sandi dengan menatap tajam wajah Thalia yang tepat berada di bawahnya.

"Sorry Sandal, aku kelupaan karena saking bahagianya. Aku akan ...."

Belum selesai Thalia bicara, sandi sudah membungkam mulutnya. Pemuda itu begitu kesal karena Thalia dengan tega melupakannya. Thalia yang kaget dengan apa yang Sandi lakukan padanya hanya diam dengan mata yang melotot sempurna.

Awalnya Sandi bermain kasar. Namun lama kelamaan dia bermain penuh dengan kelembutan. Hingga keduanya saling menikmati sensasi yang baru mereka rasakan. Meskipun memang benar Sandi sering mengecup bibir Thalia tapi mereka belum pernah merasakan ciuman yang sebenarnya.

Setelah keduanya merasakan pasokan oksigen yang semakin menipis, Sandi pun segera melepaskan pagutannya. Dengan napas yang masih memburu, playboy itu bicara pada sahabatnya.

"Tali, kamu milikku! Aku tidak suka kamu lebih mementingkan orang lain dibanding aku. Dengar! Kita saling memiliki satu sama lain."

"Kita hanya sahabat," ucap Thalia dengan napas yang masih terengah. Rasa kaget dan tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, membuat gadis itu tidak bisa berpikir dengan baik. Hingga saat Sandi mengulangi apa yang sudah terjadi, dia hanya mengikuti permainan pemuda tampan itu. Sampai terdengar suara seseorang di ponsel Thalia, barulah mereka melepaskan pagutannya.

"Elah, suaranya sampai terdengar ke sini. Woy ... Kalian ngapain?" teriak Melati di seberang sana.

Klik

Sandi langsung memutuskan sambungan telepon Thalia. Lalu dia menatap Thalia dengan tersenyum manis. "Tali, ternyata ciuman itu enak ya! Andai saja kita cobain dari dulu. Pasti sekarang kita ...."

"Gak usah dibahas! Lagian yang gitu-gituan itu buat orang yang pacaran. Kita kan ...."

"Kita itu lebih dari orang pacaran ataupun sahabatan, karena kita saling memiliki satu sama lain. Ayo ke apartemen aku," potong Sandi.

Ada benarnya juga apa yang Sandi katakan. Bahkan aku selalu dikasih uang bulanan sama dia. Saat Sandi tahu kalau Ibu kadang tidak memberiku uang jajan. Sampai sekarang pun, dia selalu memberikan uang lebih setiap aku gajian di kafe. Entahlah, aku juga tidak mengerti hubungan seperti apa aku dan dia. Lalu bagaimana cara aku mengatakannya pada Sandal kalau aku sudah dijodohkan dengan Jojo Frizt, batin Thalia.

"Woy, malah bengong! Ayo kita ke apartemen aku! Kamu bilang saja disuruh lembur oleh bos kamu. Aku tunggu di rumah ibu kost ya!"

"Ya sudah, aku ganti baju dulu."

"Pakai sweater atau jaket. Aku mau ngajak main ke suatu tempat." Sandi terus saja menyunggingkan senyuman di kedua sudut bibirnya. Dia merasa sangat bahagia karena akhirnya bisa merasakan apa yang selalu dia lihat di film-film.

Ya ampun! Aku bahagia banget hari ini. Sepertinya menikah muda tidak buruk. Baiklah, aku akan bilang sama Papa, batin Sandi.

Setelah kepergian Sandi, Thalia segera mengganti bajunya seperti apa yang pemuda itu katakan. Dia terus saja menggigit bibirnya sendiri. Merasakan kembali ciuman sahabatnya yang masih membekas.

Lama-lama aku gila, Jojo Frizt mau, Sandi juga cinta. Help me God! Aku ingin keduanya, pekik Thalia dalam hati.

Setelah dirasa semuanya beres, dia pun segera keluar dari kamarnya. Bersamaan dengan Tifani yang baru pulang dari kampus. Dia pun langsung tersenyum manis pada adik sambungnya.

"Baru pulang, Fani?"

"Iya, Kak. Kakak mau ke mana? Mukanya cerah sekali," tanya Tifani.

"Disuruh lembur oleh bos. Jadi Kakak mau kembali ke kafe. Tumben gak jalan dulu?" tanya Thalia balik.

"Nggak ada duit! Bagi apa Kak, Kakak kan udah kerja pasti banyak duit." Tifani langsung menengadahkan tangannya pada Thalia.

"Uang sih ada, tapi gak banyak." Thalia pun mengambil dompet dari tas selempang-nya.

Namun, Tifani langsung mengambil uang Thalia begitu saja saat gadis itu baru membuka dompetnya. "Makasih ya Kak! Bye Kakak!"

"Selalu begitu, minta duit tapi ujung-ujungnya rampok. Punya adik kayak gitu banget sih. Cantik sih cantik tapi kang rampok," gerutu Thalia pelan.

"Kamu kenapa Lia? Mendumel terus. Gak baik anak gadis terus mendumel," tanya Eva di bawah.

"Aku pamit, Bu! Disuruh lembur sama bos. Katanya buat ganti uang yang kemarin aku pinjam." Bohong Thalia.

"Ya sudah. Hati-hati di jalan!"

...~Bersambung~...

...Dukung terus Author ya kawan! Klik like, comment, vote, rate gift dan favorite....

...Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Sandi kya blm prnh ciuman aja dehh😂
Pleyboy msa ga prnh ciuman

2022-12-21

3

FDH21

FDH21

awas Lo sandi kamu kecanduan

2022-08-18

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Playboy Cap Kadal
2 Bab 2 Jangan marah dulu!
3 Bab 3 Bertemu Idola
4 Bab 4 Hanya Sahabat
5 Bab 5 Bohong
6 Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7 Bab 7 Kamu marah?
8 Bab 8 Tali bantu aku!
9 Bab 9 Kompensasi Putus
10 Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11 Bab 11 First Kiss
12 Bab 12 Pasar Malam
13 Bab 13 Bersama Jojo
14 Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15 Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16 Bab 16 Sakit
17 Bab 17 Bersama Papa
18 Bab 18 Kena Batunya
19 Bab 19 Pulang
20 Bab 20 Dimana kamu?
21 Bab 21 Hanya Ada Kita
22 Bab 22 Sahabat Tercinta
23 Bab 23 Flashback Sandi
24 Bab 24 Ayah!!!
25 Bab 25 Packing
26 Bab 26 Kapan nikah?
27 Bab 27 Kedatangan Jojo
28 Bab 28 Raline Kabur
29 Bab 29 Persiapan Pernikahan
30 Bab 30 Bertemu Tifani
31 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33 Bab 32 Percaya sama aku, please!
34 Bab 33 Kala Hujan
35 Bab 34 Mantan vs Mantan
36 Bab 35 Siuman
37 Bab 36 Kelinci Percobaan
38 Bab 37 Apa kamu yakin?
39 Bab 38 Pulang
40 Bab 39 Menginap?
41 Bab 40 Apa kamu gugup?
42 Bab 41 Ancaman Simon
43 Bab 42 Pengganggu
44 Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45 Bab 44 Positif
46 Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47 Bab 46 Hampir Tertabrak
48 Bab 47 Kemarahan Sandi
49 Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50 Bab 49 Ketemu
51 Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52 Bab 51 Melepaskan Rindu
53 Bab 52 Sandi vs Ivan
54 Bab 53 Pernikahan Camelia
55 Bab 54 Hot Jeletot
56 Bab 55 Ratu di Hati
57 Bab 56 Terkuak
58 Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59 Bab 58 Sama-sama Butuh
60 Bab 59 Dikira Maling
61 Bab 60 Hentikan, Ayah!
62 Bab 61 Menjenguk Jojo
63 Bab 62 Kejujuran Melati
64 Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65 Bab 64 Masalah Kafe
66 Bab 65 Thalia Merajuk
67 Author Menyapa
68 Bab 66 Terpaksa Berbohong
69 Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70 Bab 68 Siapa yang datang?
71 Bab 69 Sembunyi
72 Bab 70 Lahir Prematur
73 Bab 71 Baby Ale
74 Bab 72 Ale Pulang
75 Bab 73 Syukuran Baby Ale
76 Bab 74 Ada Penguntit
77 Bab 75 Tinggalkan dia!
78 Bab 76 Diculik
79 Bab 77 Duel
80 Bab 78 Cepat sehat ya!
81 Bab 79 Rujuk?
82 Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83 Pengumuman Give Away
84 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85 Promo Mainan CEO Arogant
86 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 Playboy Cap Kadal
2
Bab 2 Jangan marah dulu!
3
Bab 3 Bertemu Idola
4
Bab 4 Hanya Sahabat
5
Bab 5 Bohong
6
Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7
Bab 7 Kamu marah?
8
Bab 8 Tali bantu aku!
9
Bab 9 Kompensasi Putus
10
Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11
Bab 11 First Kiss
12
Bab 12 Pasar Malam
13
Bab 13 Bersama Jojo
14
Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15
Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16
Bab 16 Sakit
17
Bab 17 Bersama Papa
18
Bab 18 Kena Batunya
19
Bab 19 Pulang
20
Bab 20 Dimana kamu?
21
Bab 21 Hanya Ada Kita
22
Bab 22 Sahabat Tercinta
23
Bab 23 Flashback Sandi
24
Bab 24 Ayah!!!
25
Bab 25 Packing
26
Bab 26 Kapan nikah?
27
Bab 27 Kedatangan Jojo
28
Bab 28 Raline Kabur
29
Bab 29 Persiapan Pernikahan
30
Bab 30 Bertemu Tifani
31
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33
Bab 32 Percaya sama aku, please!
34
Bab 33 Kala Hujan
35
Bab 34 Mantan vs Mantan
36
Bab 35 Siuman
37
Bab 36 Kelinci Percobaan
38
Bab 37 Apa kamu yakin?
39
Bab 38 Pulang
40
Bab 39 Menginap?
41
Bab 40 Apa kamu gugup?
42
Bab 41 Ancaman Simon
43
Bab 42 Pengganggu
44
Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45
Bab 44 Positif
46
Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47
Bab 46 Hampir Tertabrak
48
Bab 47 Kemarahan Sandi
49
Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50
Bab 49 Ketemu
51
Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52
Bab 51 Melepaskan Rindu
53
Bab 52 Sandi vs Ivan
54
Bab 53 Pernikahan Camelia
55
Bab 54 Hot Jeletot
56
Bab 55 Ratu di Hati
57
Bab 56 Terkuak
58
Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59
Bab 58 Sama-sama Butuh
60
Bab 59 Dikira Maling
61
Bab 60 Hentikan, Ayah!
62
Bab 61 Menjenguk Jojo
63
Bab 62 Kejujuran Melati
64
Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65
Bab 64 Masalah Kafe
66
Bab 65 Thalia Merajuk
67
Author Menyapa
68
Bab 66 Terpaksa Berbohong
69
Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70
Bab 68 Siapa yang datang?
71
Bab 69 Sembunyi
72
Bab 70 Lahir Prematur
73
Bab 71 Baby Ale
74
Bab 72 Ale Pulang
75
Bab 73 Syukuran Baby Ale
76
Bab 74 Ada Penguntit
77
Bab 75 Tinggalkan dia!
78
Bab 76 Diculik
79
Bab 77 Duel
80
Bab 78 Cepat sehat ya!
81
Bab 79 Rujuk?
82
Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83
Pengumuman Give Away
84
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85
Promo Mainan CEO Arogant
86
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!