Bab 3 Bertemu Idola

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Sandi begitu berburu-buru karena Camelia sedari tadi terus menghubunginya. Artis ibu kota seperti tidak sabaran menunggu pacar yang baru dekat dengannya sebulan yang lalu.

Setibanya di lokasi syuting, Sandi begitu saja meninggalkan Thalia di mobil. Dia secepat mungkin untuk menemui Camelia.

Kalau gak butuh buat endorse kafe, males banget harus bela-belain datang ke sini. Serasa jadi pesuruh," sungut Sandi dalam hati.

Wajah tampan dengan senyum yang mempesona mampu menutupi isi hati pemuda itu. Dia menghampiri Camelia yang sedang break syuting dengan tersenyum manis pada gadis cantik itu.

"Kenapa lama sekali? Kamu kan janji akan datang pagi-pagi." Camelia langsung mencecar Sandi.

"Sorry, Cantik! Kamu tahu sendiri jalanan ibu kota setiap hari selalu macet. Aku sudah usahakan berangkat pagi tapi ternyata terjebak macet. Ya mau gimana lagi, akhirnya aku datang telat," elak Sandi.

"Alasan saja kamu. Lalu rencananya gimana sekarang? Aku sudah mulai syuting," tanya Camelia melihat ke arah laki-laki yang mampu menggetarkan hatinya.

"Tidak apa, kamu syuting saja dulu. Nanti aku kembali kalau kamu selesai. Background langit senja juga tidak buruk untuk mengambil gambar," ucap Sandi.

"Baiklah, kamu atur saja. Aku selalu siap jika gak lagi syuting."

"Sayangku memang yang ter-the best," puji Sandi seraya mencium tangan gadis itu.

Sementara Thalia yang merasa bosan di dalam mobil menunggu Sandi yang sedang bercengkerama dengan kekasihnya, Dia pun berjalan-jalan sendiri di area syuting. Matanya yang terus berkelana melihat semua orang yang ada di sana, membuat Thalia tidak menyadari ada kabel yang menghalangi langkah kakinya.

Tubuh mungilnya menjadi oleng dan hampir terjatuh. Untung saja ada sebuah tangan kekar yang menariknya. Membuat Thalia tidak harus mempermalukan dirinya di tengah-tengah lokasi syuting.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya seseorang yang memiliki suara bass.

Thalia langsung mendongak, dia ingin tahu siapa orang yang telah menolongnya. Namun, saat dia tahu siapa orang itu, mulutnya langsung menganga, matanya melotot tidak percaya kalau laki-laki yang sudah menolongnya adalah artis idolanya.

"Jojo Frizt, benarkan kamu idolaku?" tangan Thalia terulur ingin memegang pipi laki-laki yang jadi idolanya itu.

Namun secepat mungkin Jojo menahan tangan Thalia, "Jangan asal memegang pipi orang! Aku tidak suka!"

"Maaf! Bolehkan kalau aku meminta tanda tanganmu? Aku fans berat kamu," tanya Thalia.

"Baiklah! Tapi setelah ini jangan menggangguku!"

"Terima kasih Idola," ucap Thalia dengan wajah yang berbinar. Dia langsung mengeluarkan spidol yang ada di dalam tasnya. Tanpa mengeluarkan kertas, Thalia langsung memberikan spidol itu pada Jojo.

"Tulis di mana?" tanya Jojo bingung.

"Di sini saja," tunjuk Thalia pada dadanya.

Jojo sempat mengeryitkan keningnya dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Namun, tak urung dia pun mengabulkan keinginan Thalia. Tanpa merasa sungkan, Jojo pun memberi tanda tangannya di dada atas Thalia.

"Makasih, Jojo!" ujar Thalia setelah Jojo memberikan spidol kepadanya.

Sementara Sandi yang melihat semua itu, hatinya langsung bergejolak. Dia merasa tidak suka melihat Thalia dekat dengan laki-laki lain. Setelah pamit pada Camelia, Sandi langsung menarik tangan Thalia yang sedang asyik berbincang dengan Jojo.

"Kasar banget sih, Sandal!" gerutu Thalia.

"Gak usah protes! Ayo cepat kerja! Kita ke sini bukan untuk bersenang-senang ataupun menggoda lelaki, tapi untuk kerja kerja dan kerja," ketus Sandi.

Idih, nih bocah kesurupan apa? Bukannya dia sendiri yang mengajak ke sini? Kenapa sekarang dia yang malah marah-marah? Sepertinya harus dijampi-jampi biar setannya hilang, batin Thalia.

Saat keduanya sudah sama-sama duduk di dalam mobil, Thalia segera melaksanakan keinginannya untuk menjampi-jampi sahabatnya. Dengan memegang kepala Sandi, dia pun mulai merapalkan jampi-jampi yang diingatnya.

"Wus ... wus ... Jangan ganggu jangan iseng. Kita ke sini tidak punya niat jahat. Sandal pulang Sandal," panggil Thalia dengan mengusap wajah Sandi berkali-kali. Tentu saja hal itu membuat Sandi heran dengan apa yang dilakukan sahabatnya.

"Hey hentikan! Apa yang kamu lakukan Tali?" Sandi langsung memegang tangan Thalia. Dengan sorot mata yang mengintimidasi, dia menatap dalam sahabatnya.

"Aku hanya ingin menyadarkan kamu agar tidak usah marah-marah terus."

"Kamu pikir, aku kerasukan setan?" tanya Sandi.

"Iya, lihat mata kamu melotot seperti itu sangat mengerikan. Aku seperti tidak mengenal sahabatku sendiri."

Tidak ingin berdebat lagi, Sandi langsung menyalakan mesin mobil. Dia menghela napas berkali-kali untuk menetralkan perasaannya. Sungguh, dia sangat tidak suka melihat Thalia bersama dengan lelaki manapun. Baginya, Thalia hanya miliknya. Meskipun status mereka hanya sebagai seorang sahabat.

Melihat Sandi yang fokus dengan jalanan yang berkelok-kelok, Thalia memilih diam dan berpura-pura tidur. Itu cara ampun yang selalu dia lakukan saat tidak ingin berdebat dengan Sandi ataupun melihat pemuda itu bersama dengan gadis lain.

Saat mobil sudah sampai di tempat tujuan, keduanya pun turun tanpa bersuara sedikit pun. Sandi masih kesal dengan apa yang dilihatnya. Sementara Thalia tidak ingin mencari masalah yang membuat laki-laki itu akan marah-marah lagi.

Sandi terus berkeliling kafe yang belum rampung dibangun. Dia dengan teliti mengecek tiap detail desain interior kafe barunya. Setelah memastikan semuanya seperti yang dia inginkan, dia pun langsung menemui pekerja di sana.

"Mas, kira-kira kalau minggu depan sudah bisa dipakai tidak?" tanya Sandi.

"Saya usahakan bisa, Mas. Ini tinggal finishing saja," jawab penanggung jawab pembangunan kafe.

"Sip, aku ke sana dulu," tunjuk Sandi pada Thalia yang sedang duduk di bangku panjang. Gadis itu sedang menikmati pemandangan di pinggir jurang.

Tanpa bicara lagi, Sandi langsung merebahkan badannya dan menjadikan paha Thalia sebagai bantalnya. Dia langsung memejamkan matanya. Menghindari cahaya sinar matahari yang menyilaukan.

"Udah selesai belum?" tanya Thalia.

"Udah. Kamu catat apa saja yang dibutuhkan untuk lounching Minggu depan. Nanti sore pemotretan Camelia. Dia bersedia menjadi endorse," terang Sandi.

"Oke, aku akan siapkan segala sesuatunya."

"Tali, ada hubungan apa kamu sama Jojo?" tanya Sandi dengan mata yang masih terpejam.

"Tidak ada! Selain fans dengan idolanya. Tapi kalau dia bersedia jadi suamiku, aku tidak keberatan. Pasti banyak gadis yang akan iri sama aku. Wartawan pun pasti mencari tahu tentang aku. Sepertinya akan menyenangkan jika nanti jadi istrinya," cerocos Thalia.

"Aku tidak mengijinkan!" tukas Sandi.

"Emang ngaruh persetujuan kamu? Sudahlah! Aku mau cari minum dulu. Kamu mau ikut atau tunggu di sini saja?"

"Aku ikut!" Sandi langsung bangun dari tidurnya. Dia tidak ingin kecolongan lagi. Membiarkan Thalia bisa bebas bercengkerama dengan laki-laki lain selain dirinya.

...~Bersambung~...

...Dukung terus Author ya kawan! Klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....

...Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Nurafni Zalfaalituhayu

Nurafni Zalfaalituhayu

kalau cinta bilang bos .....

2023-02-03

1

Nurafni Zalfaalituhayu

Nurafni Zalfaalituhayu

gengsinya di gedein. ...jaim bgt

2023-02-03

0

Sasa Al Khansa 💞💞

Sasa Al Khansa 💞💞

sahabat jadi cinta.. tapi, aku pribadi berpendapat gak ada persahabatan antar lawan jenis.. karena pasti ada salah satu atau bahkan keduanya yang memiliki rasa lebih..

2022-12-28

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Playboy Cap Kadal
2 Bab 2 Jangan marah dulu!
3 Bab 3 Bertemu Idola
4 Bab 4 Hanya Sahabat
5 Bab 5 Bohong
6 Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7 Bab 7 Kamu marah?
8 Bab 8 Tali bantu aku!
9 Bab 9 Kompensasi Putus
10 Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11 Bab 11 First Kiss
12 Bab 12 Pasar Malam
13 Bab 13 Bersama Jojo
14 Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15 Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16 Bab 16 Sakit
17 Bab 17 Bersama Papa
18 Bab 18 Kena Batunya
19 Bab 19 Pulang
20 Bab 20 Dimana kamu?
21 Bab 21 Hanya Ada Kita
22 Bab 22 Sahabat Tercinta
23 Bab 23 Flashback Sandi
24 Bab 24 Ayah!!!
25 Bab 25 Packing
26 Bab 26 Kapan nikah?
27 Bab 27 Kedatangan Jojo
28 Bab 28 Raline Kabur
29 Bab 29 Persiapan Pernikahan
30 Bab 30 Bertemu Tifani
31 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33 Bab 32 Percaya sama aku, please!
34 Bab 33 Kala Hujan
35 Bab 34 Mantan vs Mantan
36 Bab 35 Siuman
37 Bab 36 Kelinci Percobaan
38 Bab 37 Apa kamu yakin?
39 Bab 38 Pulang
40 Bab 39 Menginap?
41 Bab 40 Apa kamu gugup?
42 Bab 41 Ancaman Simon
43 Bab 42 Pengganggu
44 Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45 Bab 44 Positif
46 Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47 Bab 46 Hampir Tertabrak
48 Bab 47 Kemarahan Sandi
49 Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50 Bab 49 Ketemu
51 Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52 Bab 51 Melepaskan Rindu
53 Bab 52 Sandi vs Ivan
54 Bab 53 Pernikahan Camelia
55 Bab 54 Hot Jeletot
56 Bab 55 Ratu di Hati
57 Bab 56 Terkuak
58 Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59 Bab 58 Sama-sama Butuh
60 Bab 59 Dikira Maling
61 Bab 60 Hentikan, Ayah!
62 Bab 61 Menjenguk Jojo
63 Bab 62 Kejujuran Melati
64 Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65 Bab 64 Masalah Kafe
66 Bab 65 Thalia Merajuk
67 Author Menyapa
68 Bab 66 Terpaksa Berbohong
69 Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70 Bab 68 Siapa yang datang?
71 Bab 69 Sembunyi
72 Bab 70 Lahir Prematur
73 Bab 71 Baby Ale
74 Bab 72 Ale Pulang
75 Bab 73 Syukuran Baby Ale
76 Bab 74 Ada Penguntit
77 Bab 75 Tinggalkan dia!
78 Bab 76 Diculik
79 Bab 77 Duel
80 Bab 78 Cepat sehat ya!
81 Bab 79 Rujuk?
82 Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83 Pengumuman Give Away
84 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85 Promo Mainan CEO Arogant
86 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 Playboy Cap Kadal
2
Bab 2 Jangan marah dulu!
3
Bab 3 Bertemu Idola
4
Bab 4 Hanya Sahabat
5
Bab 5 Bohong
6
Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7
Bab 7 Kamu marah?
8
Bab 8 Tali bantu aku!
9
Bab 9 Kompensasi Putus
10
Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11
Bab 11 First Kiss
12
Bab 12 Pasar Malam
13
Bab 13 Bersama Jojo
14
Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15
Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16
Bab 16 Sakit
17
Bab 17 Bersama Papa
18
Bab 18 Kena Batunya
19
Bab 19 Pulang
20
Bab 20 Dimana kamu?
21
Bab 21 Hanya Ada Kita
22
Bab 22 Sahabat Tercinta
23
Bab 23 Flashback Sandi
24
Bab 24 Ayah!!!
25
Bab 25 Packing
26
Bab 26 Kapan nikah?
27
Bab 27 Kedatangan Jojo
28
Bab 28 Raline Kabur
29
Bab 29 Persiapan Pernikahan
30
Bab 30 Bertemu Tifani
31
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33
Bab 32 Percaya sama aku, please!
34
Bab 33 Kala Hujan
35
Bab 34 Mantan vs Mantan
36
Bab 35 Siuman
37
Bab 36 Kelinci Percobaan
38
Bab 37 Apa kamu yakin?
39
Bab 38 Pulang
40
Bab 39 Menginap?
41
Bab 40 Apa kamu gugup?
42
Bab 41 Ancaman Simon
43
Bab 42 Pengganggu
44
Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45
Bab 44 Positif
46
Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47
Bab 46 Hampir Tertabrak
48
Bab 47 Kemarahan Sandi
49
Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50
Bab 49 Ketemu
51
Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52
Bab 51 Melepaskan Rindu
53
Bab 52 Sandi vs Ivan
54
Bab 53 Pernikahan Camelia
55
Bab 54 Hot Jeletot
56
Bab 55 Ratu di Hati
57
Bab 56 Terkuak
58
Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59
Bab 58 Sama-sama Butuh
60
Bab 59 Dikira Maling
61
Bab 60 Hentikan, Ayah!
62
Bab 61 Menjenguk Jojo
63
Bab 62 Kejujuran Melati
64
Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65
Bab 64 Masalah Kafe
66
Bab 65 Thalia Merajuk
67
Author Menyapa
68
Bab 66 Terpaksa Berbohong
69
Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70
Bab 68 Siapa yang datang?
71
Bab 69 Sembunyi
72
Bab 70 Lahir Prematur
73
Bab 71 Baby Ale
74
Bab 72 Ale Pulang
75
Bab 73 Syukuran Baby Ale
76
Bab 74 Ada Penguntit
77
Bab 75 Tinggalkan dia!
78
Bab 76 Diculik
79
Bab 77 Duel
80
Bab 78 Cepat sehat ya!
81
Bab 79 Rujuk?
82
Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83
Pengumuman Give Away
84
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85
Promo Mainan CEO Arogant
86
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!