Tawanan Cinta Playboy

Tawanan Cinta Playboy

Bab 1 Playboy Cap Kadal

Lama sekali datangnya. Katanya jam dua siang sudah sampai. Ini udah jam tiga masih belum juga nongol. Ah ... Sandal kebiasaan telat. Kamu pikir menunggu itu enak? Big no, Sandal. Punya sahabat dan bos, kenapa modelan kayak dia sih? Udah Playboy, senang banget PHP-in orang, gerutu Thalia Rafika Azhari dalam hati.

Seorang gadis cantik yang imut dengan Surai hitam yang panjang, terus saja menggerutu. Dia yang diminta menjemput bosnya sekaligus sahabatnya di bandara, harus menunggu lebih dari satu jam. Karena ternyata Sandiaga Lancanter, seseorang yang sedang dia tunggu, seseorang yang dia cintai dalam diam belum menunjukkan batang hidungnya. Padahal dari jadwal penerbangannya, seharusnya sudah sampai satu jam yang lalu.

Saat Thalia sedang asyik menggerutu, terlihat segerombolan orang yang baru keluar dari terminal kedatangan domestik. Namun, yang membuat gadis itu merasa kaget, saat ada seseorang yang memanggil nama khususnya.

"TALI RAFIA, AKU DATANG ...," teriak Sandi, nama panggilan Sandiaga Lancanter sehari-hari.

Terlihat Sandi menarik kopernya dengan seorang gadis cantik. Gadis itu menggandeng tangan Sandiaga dengan mesra. Melihat semua itu, Thalia hanya bisa menghembuskan napas pelan.

Gadis mana lagi yang dia bawa? Pasti nanti aku yang repot saat si Sandal ingin lepas dari gadis itu, batin Thalia.

"Kenapa baru sampai? Kamu tahu, aku menunggu dari satu jam yang lalu. Besok-besok aku gak mau kalau diminta buat jemput kamu lagi," sewot Thalia saat Sandi sudah ada di depannya.

"Jangan marah dong, Sayang! Aku terpaksa mundur satu jam, karena Airin ingin pulang bersamaku. Rin, kenalin ini sahabat aku yang paling top markotop." Sandi langsung merangkul pundak Thalia. Sudah bukan hal yang aneh bagi Thalia jika Sandi bersikap seperti itu.

"Hai ... Aku Airin. Pacar barunya Sandi."

"Aku Thalia," ucap Thalia datar.

"Ayo sayang-sayangku, kita pulang. Tali, kita antar Airin dulu ya! Baru pulang," ucap Sandi.

"Siap, Bos!" Thalia langsung berlalu pergi menuju ke mobilnya. Sebisa mungkin dia menyembunyikan rasa tidak sukanya saat melihat Sandi dan Airin berjalan bergandengan tangan.

Sadar Thalia! Sandal hanya menganggap kamu sebagai sahabatnya. Tidak mungkin dia memiliki perasaan yang sama sepertimu. Kamu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan gadis-gadis yang pernah dekat dengan Sandi, batin Thalia.

"Tali, biar aku saja yang nyetir. Kamu duduk di sampingku saja," ucap Sandi.

"Aku saja yang duduk samping kamu," potong Airin.

Tanpa bicara lagi, Thalia langsung masuk ke pintu belakang. Dia tidak ingin melihat kemesraan Sandi dan Airin yang duduk di kursi depan. Thalia pun langsung memejamkan matanya. Dia memilih tidur selama perjalanan menuju apartemen.

Apa kamu cemburu Tali? Aku ingin tahu seberapa kuat kamu menyembunyikannya dariku, batin Sandi.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Sandi sesekali melihat Thalia lewat kaca mobil. Kedua sudut bibirnya terangkat sempurna melihat kepala Thalia yang bergoyang ke sana ke mari. Rupanya gadis itu benar-benar tertidur pulas.

"Sandi, sejak kapan kalian bersahabat?" tanya Airin.

"Sejak kami duduk di bangku SMP. Aku dan Tali selalu satu kelas hingga SMU bahkan kuliah pun, kami mengambil jurusan yang sama. Makanya selain kami bersahabat, dia juga orang kepercayaan aku dalam mengelola beberapa kafe yang ada di ibu kota," jelas Sandi.

"Oh, sedekat itu ya hubungan kalian. Sampai aku sempat berpikir, kalau kalian memiliki hubungan khusus yang lebih dari sekedar sahabat," ungkap Airin.

Aku juga inginnya begitu, batin Sandi.

Setelah melewati beberapa gedung, barisan toko dan ruko serta mall yang terlihat ramai, Sandi segera membelokkan mobilnya pada sebuah perumahan elit. Dia pun langsung menghentikan mobilnya di depan rumah bercat putih dengan pagar yang tinggi.

"Mau mampir dulu gak?" tanya Airin.

"Aku langsung pulang, kasian dia udah tepar gitu." Sandi melihat sekilas ke arah Thalia yang masih betah tidur meskipun mobil sudah berhenti.

"Iya gak apa. Next time main ke rumahku ya!" pinta Airin.

"Pasti dong, Cantik!" Sandi tersenyum hangat pada Airin. "Ayo aku bantu keluarkan koper kamu!"

Sandi langsung ke luar mobil dan menuju bagasi. Setelah dia menyimpan koper Airin di depan pintu gerbang, dia pun bergegas akan masuk kembali lagi ke mobil. Namun Airin segera melongokkan kepalanya di kaca mobil.

"See you ... Thanks ya untuk semuanya," ucap Airin sebelum akhirnya dia keluar mobil.

"You're welcome."

***

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari arah rumah Airin, Sandi pun langsung membelokkan mobilnya ke arah apartemen yang dia tempati. Semenjak perceraian orang tuanya, dia memilih untuk tidak tinggal dengan salah satunya. Dia pun memilih kost di dekat rumah Thalia, sebelum akhirnya membeli apartemen.

"Kebo banget tidurnya. Apa karena jauh dari aku, kamu sampai susah tidur?" gumam Sandi saat akan mengangkat tubuh sahabatnya.

Namun, baru saja dia melongokkan kepalanya ke dalam dengan tangan yang siap mengangkat tubuh Thalia, gadis itu langsung membuka matanya. Dengan jarak wajah yang begitu dekat, Thalia bisa merasakan aroma napas Sandi. Tidak jauh berbeda dengan Thalia, Sandi pun langsung terdiam mematung. Dia menatap lekat iris mata coklat gadis yang ada di depannya.

"Awas Sandal! Jangan melihat aku seperti itu! Aku bukan gadis ...." Thalia tidak melanjutkan ucapannya saat Sandi mengecup singkat bibirnya.

"Jangan bandingkan kamu dengan gadis-gadis itu, kalau tidak ingin aku cium beneran!" Sandi langsung berlalu pergi mengambil kopernya di bagasi.

Dia tidak peduli jika Thalia akan marah-marah padanya. Sudah menjadi hal biasa jika mereka bersitegang ataupun berbeda pendapat. Karena ujungnya mereka akan berdamai seperti tidak pernah terjadi keributan di antara keduanya.

"Dasar Playboy cap kadal! Seenaknya saja main cium-cium aku," sungut Thalia.

Dia terus saja memasang wajah masam sampai masuk ke dalam apartemen Sandi. Meskipun kesal, tak urung gadis itu menyiapkan makanan untuk sahabatnya. Dia memang sengaja memasak sebelum menjemput Sandi. Agar saat Saadi datang, tinggal menghangatkannya.

"Tali, jangan marah dong! Nih aku bawakan oleh-oleh," pinta Sandi seraya memperlihatkan sebuah kotak perhiasan pada Thalia.

"Sandal, kamu kan tahu aku gak terlalu suka pakai perhiasan."

Kamu memang beda dari gadis-gadis itu, Tali. Aku memang sengaja beli buat kamu saat tadi Airin meminta di antar beli oleh-oleh untuk mamanya, batin Sandi.

"Gak apa disimpan saja, buat kenang-kenangan kalau kamu pernah menunggu aku," ucap Sandi cuek.

"Ya udah, makasih Sandal!" Thalia memaksakan bibirnya tersenyum, sehingga Sandi tertawa kecil melihat senyuman kaku dari sahabatnya.

"Gak usah senyum kalau lagi kesal! Jatuhnya jadi jelek. Kelihatan banget kalau senyumnya gak ikhlas," ucap Sandi seraya menjawil hidung Thalia gemas.

Kamu tahu, Sandal. Sikap kamu yang seperti ini, yang membuat aku salah paham dan berharap sama kamu. Aku memang bodoh, sudah tahu dia playboy tapi masih saja terbawa perasaan.

...~Bersambung~...

...Ikuti terus ya kawan kelanjutan kisah Tali Sandal! Jangan lupa dukungannya ya!...

...Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Lies Atikah

Lies Atikah

mampir thor lanjut

2025-04-19

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TERJEBAK DGN PRASAAN CINTA MASING2, TPI MALU ATAU GENGSI UNTUK MNGAKUI..

2024-01-01

0

Sasa Al Khansa 💞💞

Sasa Al Khansa 💞💞

sama-sama cinta dalam diam..

2022-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Playboy Cap Kadal
2 Bab 2 Jangan marah dulu!
3 Bab 3 Bertemu Idola
4 Bab 4 Hanya Sahabat
5 Bab 5 Bohong
6 Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7 Bab 7 Kamu marah?
8 Bab 8 Tali bantu aku!
9 Bab 9 Kompensasi Putus
10 Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11 Bab 11 First Kiss
12 Bab 12 Pasar Malam
13 Bab 13 Bersama Jojo
14 Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15 Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16 Bab 16 Sakit
17 Bab 17 Bersama Papa
18 Bab 18 Kena Batunya
19 Bab 19 Pulang
20 Bab 20 Dimana kamu?
21 Bab 21 Hanya Ada Kita
22 Bab 22 Sahabat Tercinta
23 Bab 23 Flashback Sandi
24 Bab 24 Ayah!!!
25 Bab 25 Packing
26 Bab 26 Kapan nikah?
27 Bab 27 Kedatangan Jojo
28 Bab 28 Raline Kabur
29 Bab 29 Persiapan Pernikahan
30 Bab 30 Bertemu Tifani
31 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33 Bab 32 Percaya sama aku, please!
34 Bab 33 Kala Hujan
35 Bab 34 Mantan vs Mantan
36 Bab 35 Siuman
37 Bab 36 Kelinci Percobaan
38 Bab 37 Apa kamu yakin?
39 Bab 38 Pulang
40 Bab 39 Menginap?
41 Bab 40 Apa kamu gugup?
42 Bab 41 Ancaman Simon
43 Bab 42 Pengganggu
44 Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45 Bab 44 Positif
46 Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47 Bab 46 Hampir Tertabrak
48 Bab 47 Kemarahan Sandi
49 Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50 Bab 49 Ketemu
51 Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52 Bab 51 Melepaskan Rindu
53 Bab 52 Sandi vs Ivan
54 Bab 53 Pernikahan Camelia
55 Bab 54 Hot Jeletot
56 Bab 55 Ratu di Hati
57 Bab 56 Terkuak
58 Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59 Bab 58 Sama-sama Butuh
60 Bab 59 Dikira Maling
61 Bab 60 Hentikan, Ayah!
62 Bab 61 Menjenguk Jojo
63 Bab 62 Kejujuran Melati
64 Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65 Bab 64 Masalah Kafe
66 Bab 65 Thalia Merajuk
67 Author Menyapa
68 Bab 66 Terpaksa Berbohong
69 Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70 Bab 68 Siapa yang datang?
71 Bab 69 Sembunyi
72 Bab 70 Lahir Prematur
73 Bab 71 Baby Ale
74 Bab 72 Ale Pulang
75 Bab 73 Syukuran Baby Ale
76 Bab 74 Ada Penguntit
77 Bab 75 Tinggalkan dia!
78 Bab 76 Diculik
79 Bab 77 Duel
80 Bab 78 Cepat sehat ya!
81 Bab 79 Rujuk?
82 Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83 Pengumuman Give Away
84 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85 Promo Mainan CEO Arogant
86 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 Playboy Cap Kadal
2
Bab 2 Jangan marah dulu!
3
Bab 3 Bertemu Idola
4
Bab 4 Hanya Sahabat
5
Bab 5 Bohong
6
Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7
Bab 7 Kamu marah?
8
Bab 8 Tali bantu aku!
9
Bab 9 Kompensasi Putus
10
Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11
Bab 11 First Kiss
12
Bab 12 Pasar Malam
13
Bab 13 Bersama Jojo
14
Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15
Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16
Bab 16 Sakit
17
Bab 17 Bersama Papa
18
Bab 18 Kena Batunya
19
Bab 19 Pulang
20
Bab 20 Dimana kamu?
21
Bab 21 Hanya Ada Kita
22
Bab 22 Sahabat Tercinta
23
Bab 23 Flashback Sandi
24
Bab 24 Ayah!!!
25
Bab 25 Packing
26
Bab 26 Kapan nikah?
27
Bab 27 Kedatangan Jojo
28
Bab 28 Raline Kabur
29
Bab 29 Persiapan Pernikahan
30
Bab 30 Bertemu Tifani
31
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33
Bab 32 Percaya sama aku, please!
34
Bab 33 Kala Hujan
35
Bab 34 Mantan vs Mantan
36
Bab 35 Siuman
37
Bab 36 Kelinci Percobaan
38
Bab 37 Apa kamu yakin?
39
Bab 38 Pulang
40
Bab 39 Menginap?
41
Bab 40 Apa kamu gugup?
42
Bab 41 Ancaman Simon
43
Bab 42 Pengganggu
44
Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45
Bab 44 Positif
46
Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47
Bab 46 Hampir Tertabrak
48
Bab 47 Kemarahan Sandi
49
Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50
Bab 49 Ketemu
51
Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52
Bab 51 Melepaskan Rindu
53
Bab 52 Sandi vs Ivan
54
Bab 53 Pernikahan Camelia
55
Bab 54 Hot Jeletot
56
Bab 55 Ratu di Hati
57
Bab 56 Terkuak
58
Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59
Bab 58 Sama-sama Butuh
60
Bab 59 Dikira Maling
61
Bab 60 Hentikan, Ayah!
62
Bab 61 Menjenguk Jojo
63
Bab 62 Kejujuran Melati
64
Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65
Bab 64 Masalah Kafe
66
Bab 65 Thalia Merajuk
67
Author Menyapa
68
Bab 66 Terpaksa Berbohong
69
Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70
Bab 68 Siapa yang datang?
71
Bab 69 Sembunyi
72
Bab 70 Lahir Prematur
73
Bab 71 Baby Ale
74
Bab 72 Ale Pulang
75
Bab 73 Syukuran Baby Ale
76
Bab 74 Ada Penguntit
77
Bab 75 Tinggalkan dia!
78
Bab 76 Diculik
79
Bab 77 Duel
80
Bab 78 Cepat sehat ya!
81
Bab 79 Rujuk?
82
Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83
Pengumuman Give Away
84
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85
Promo Mainan CEO Arogant
86
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!