Bab 17 Bersama Papa

Tiga hari sudah Sandi di rawat di rumah sakit. Dia tidak membiarkan Thalia untuk pulang ke rumah ataupun bekerja di kafe. Sandi meminta gadis itu untuk tetap berada di sisinya.

Mau tidak mau, Thalia dengan setia menjaga sahabatnya di rumah sakit. Entahlah, Sandi seakan memanfaatkan sakitnya agar Thalia selalu ada di dekatnya. Playboy itu selalu saja bersikap manja pada Thalia.

"Tali, kepalaku pusing sekali," keluh Sandi

"Bukannya tadi sudah minum obat? Kenapa masih pusing?" tanya Thalia bingung.

"Kamunya sini pijitin aku, biar cepat sembuh!" pinta Sandi.

"Ya udah sini aku pijitin," ucap Thalia.

Pemuda tampan itu langsung saja tiduran di paha Thalia dengan wajah menghadap ke perut gadis itu Dihirupnya dalam-dalam aroma tubuh Thalia yang menenangkan pikirannya. Sungguh, Sandi sangat takut jika dia sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk bersama dengan sahabatnya.

Tanpa bisa dicegah, setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Saat dulu dia harus berpisah dengan mamanya, rasanya tidak sesakit ini. Tetapi sekarang hatinya benar-benar merasa tidak siap jika harus kehilangan Thalia.

Aku tidak akan menyerah untuk mempertahankan kamu. Apapun caranya, kamu harus tetap bersamaku. Aku tidak boleh lemah, karena saat aku lemah, mungkin saja sialan itu merebut Tali dariku, batin Sandi.

"Sandal, masih pusing gak?" tanya Thalia saat dia merasakan ada yang membasahi pahanya.

"Aku pusing, mikirin kamu. Tali, ada obat yang belum kamu berikan sama aku biar aku cepat sembuh," ucap Sandi dengan merubah posisi tidurnya jadi telentang.

"Obat apa?" tanya Thalia bingung. Tangannya langsung berhenti untuk memijat kepala Sandi.

"Sini jamunya!" Tangan Sandi langsung terulur menarik tengkuk Thalia hingga bibir mereka saling bersentuhan.

"Sandal ...." Thalia tidak dapat melanjutkan ucapannya saat lidah Sandi sudah menerobos masuk ke dalam rongga mulut. Pemuda itu terus mengabsen tiap inci rongga mulut Thalia. Hingga suara decakan pun memenuhi seisi ruangan yang hening itu.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu ada yang mengetuk dari luar, Sandi pun segera melepaskan pagutannya. Dia tersenyum dengan tangan yang membersihkan sisa saliva di bibir Thalia. "Tali, kenapa kita tidak saling jujur kalau kita sama-sama menginginkan."

Thalia tidak menjawab ucapan Sandi. Dia bergegas turun untuk membuka pintu. Dilihatnya, seorang laki-laki dewasa yang tampan hampir mirip dengan Sandi. Thalia pun tersenyum pada laki-laki yang dia tahu sebagai papanya Sandi.

"Siang, Om! Silakan masuk!" sapa Thalia.

"Siang, Bagaimana keadaan Sandi?" tanya Tuan Morgan seraya masuk ke dalam.

"Sudah membaik, Om!" jawab Thalia.

Thalia memilih untuk duduk di sofa dan membiarkan Sandi melepaskan kerinduan pada papanya. Dia tidak ingin mengganggu kebersamaan mereka yang jarang sekali terjadi.

"Tali, aku ingin minum jus alpukat. Sekalian juga buat papa ya!" pinta Sandi.

"Ya sudah aku beli dulu. Om mau minum apa?" tanya Thalia.

"Om, capuccino saja."

"Baik, Om! Saya permisi," pamit Thalia.

Sandi hanya melihat kepergian Thalia. Dia sengaja menyuruh gadis itu keluar karena ada hal ingin dia katakan pada papanya. Setelah memastikan Thalia tidak akan mendengar pembicaraannya, Sandi pun mulai bicara pada papanya.

"Papa, aku ingin menikah dengan gadis itu."

"Maksud kamu sahabat kamu itu?" tanya Morgan.

"Iya, tapi sekarang dia dijodohin oleh keluarganya dengan kutu kupret itu," adu Sandi.

"Siapa kutu kupret?"

"Anaknya pebinor itu. Sekarang aku yang akan merebutnya. Aku gak akan biarkan dia menikah dengan Tali. Papa harus bantu aku agar bisa membatalkan acara pernikahan mereka."

"Tenang saja, Papa pasti akan bantu kamu. Apa harus Papa pindah ke sini lagi?" tanya Morgan dengan menatap lekat putranya.

Sebenarnya dia ingin membawa Sandi pergi bersamanya. Tetapi dia tidak ingin Sandi semakin tertekan jika dia memaksanya. Sehingga membiarkan putranya berbuat sesuka hatinya.

"Jangan! Aku yang akan bawa istriku ke tempat Papa."

"Oke Papa tunggu! Kamu bilang saja apapun yang kamu butuhkan. Nanti sekretaris Papa yang akan mengurusnya."

Tunggu saja kejutan dari aku! Tali, selamanya kamu akan jadi milik aku, batin Sandi.

Ayah dan anak pun mulai menyusup rencana agar bisa membatalkan pernikahan Thalia. Morgan terlihat bersemangat saat membahas strategi demi strategi bersama dengan putranya. Setelah bertahun-tahun lamanya. Dia kembali merasakan hal yang dulu sering dia lakukan bersama dengan Sandi ketika pemuda itu masih kecil.

"Perfect, Pah! Aku akan ikuti rencana Papa. Kita satu team sekarang," ucap Sandi dengan wajah yang berbinar.

Tidak berapa lama kemudian, Thalia datang dengan dua kantong plastik di tangannya. Dia membawa jus pesanan Sandi beserta dengan cemilannya. Hatinya menghangat saat melihat Sandi dan papanya sedang tertawa bersama.

"Sandal ini jusnya dan ini untuk Om," ucap Thalia dengan menyimpan jus dan capuccino di atas nakas. Sementara dia memilih kembali duduk di sofa.

"Terima kasih!" sahut Morgan tersenyum ramah pada gadis yang dicintai putranya.

"Sama-sama, Om."

"Thalia, Om dengar kamu akan menikah. Siapa calon suami kamu?" tanya Morgan.

"Iya, Om. Dia Jojo Frizt Om. Artis terkenal itu loh," jawab Thalia dengan bangga.

Cih! Cowok gemulai gitu disukai, mending juga aku ke mana-mana, sungut Sandi dalam hati.

"Oh, iya Om tahu. Tapi kalian kenal di mana?" tanya Morgan lagi penasaran.

"Sebenarnya, Tuan Simon yang meminta pada ayah untuk menjodohkan aku dengan putranya," jelas Thalia.

"Oh, seperti itu rupanya." Morgan hanya menganggukkan kepalanya berkali-kali. Kini dia mengerti dengan apa yang terjadi sebenarnya.

Harusnya Sandi gak sulit merebut gadis itu. Tapi, baiklah. Aku pasti akan membantu putraku meski dengan cara kotor sekalipun. Simon, kita kembali berhadapan, batin Morgan.

Morgan kembali mengobrol dengan putranya memakai bahasa yang tidak diimengerti oleh Thalia. Sehingga gadis itu pun memilih untuk bermain ponsel. Setelah mereka cukup berbincang-bincang, Morgan pun pamit pulang. Dia mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari balik jasnya. Kemudian menghampiri Thalia yang sedang asyik berseluncur di dunia Maya.

"Thalia, Om pulang dulu. Ini sedikit sebagai ucapan terima kasih Om, karena kamu menjaga putra Om yang bandel itu."

"Tidak usah, Om. Aku ikhlas kho, lagipula aku kan sahabat dia," tolak Thalia.

"Om, memaksa. Simpan saja untuk berjaga-jaga jika ada kebutuhan yang mendesak." Morgan langsung mengambil tangan Thalia dan menyimpan amplop yang lumayan tebal itu di atas telapak tangan Thalia.

"Tapi, Om aku ...."

"Om, mohon jangan menolak!"

"Baiklah, Om. Terima kasih!"

"Ya sudah, Om pulang ya!" Morgan berniat langsung pulang ke hotel. Dia mulai merasakan lelah karena tadi setibanya di Jakarta, dia langsung menuju ke rumah sakit.

Saat dia keluar dari ruang perawatan Sandi. Bibirnya tersenyum sinis saat mendapati seorang wanita yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik lidah topi yang lebar. Namun, sedikit pun dia tidak berniat untuk menyapanya.

Kasihan sekali, keegoisan kamu membuat anak yang sudah kamu lahirkan tidak peduli padamu, batin Morgan.

...~Bersambung~...

...Dukung terus Author ya kawan! Klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....

...Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PASTI RALINE SI WANITA/IBU & ISTRI PENGHIANAT..

2024-01-02

1

Asef Sudarsono

Asef Sudarsono

lanjut dong kk

2022-08-12

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Playboy Cap Kadal
2 Bab 2 Jangan marah dulu!
3 Bab 3 Bertemu Idola
4 Bab 4 Hanya Sahabat
5 Bab 5 Bohong
6 Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7 Bab 7 Kamu marah?
8 Bab 8 Tali bantu aku!
9 Bab 9 Kompensasi Putus
10 Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11 Bab 11 First Kiss
12 Bab 12 Pasar Malam
13 Bab 13 Bersama Jojo
14 Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15 Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16 Bab 16 Sakit
17 Bab 17 Bersama Papa
18 Bab 18 Kena Batunya
19 Bab 19 Pulang
20 Bab 20 Dimana kamu?
21 Bab 21 Hanya Ada Kita
22 Bab 22 Sahabat Tercinta
23 Bab 23 Flashback Sandi
24 Bab 24 Ayah!!!
25 Bab 25 Packing
26 Bab 26 Kapan nikah?
27 Bab 27 Kedatangan Jojo
28 Bab 28 Raline Kabur
29 Bab 29 Persiapan Pernikahan
30 Bab 30 Bertemu Tifani
31 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32 Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33 Bab 32 Percaya sama aku, please!
34 Bab 33 Kala Hujan
35 Bab 34 Mantan vs Mantan
36 Bab 35 Siuman
37 Bab 36 Kelinci Percobaan
38 Bab 37 Apa kamu yakin?
39 Bab 38 Pulang
40 Bab 39 Menginap?
41 Bab 40 Apa kamu gugup?
42 Bab 41 Ancaman Simon
43 Bab 42 Pengganggu
44 Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45 Bab 44 Positif
46 Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47 Bab 46 Hampir Tertabrak
48 Bab 47 Kemarahan Sandi
49 Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50 Bab 49 Ketemu
51 Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52 Bab 51 Melepaskan Rindu
53 Bab 52 Sandi vs Ivan
54 Bab 53 Pernikahan Camelia
55 Bab 54 Hot Jeletot
56 Bab 55 Ratu di Hati
57 Bab 56 Terkuak
58 Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59 Bab 58 Sama-sama Butuh
60 Bab 59 Dikira Maling
61 Bab 60 Hentikan, Ayah!
62 Bab 61 Menjenguk Jojo
63 Bab 62 Kejujuran Melati
64 Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65 Bab 64 Masalah Kafe
66 Bab 65 Thalia Merajuk
67 Author Menyapa
68 Bab 66 Terpaksa Berbohong
69 Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70 Bab 68 Siapa yang datang?
71 Bab 69 Sembunyi
72 Bab 70 Lahir Prematur
73 Bab 71 Baby Ale
74 Bab 72 Ale Pulang
75 Bab 73 Syukuran Baby Ale
76 Bab 74 Ada Penguntit
77 Bab 75 Tinggalkan dia!
78 Bab 76 Diculik
79 Bab 77 Duel
80 Bab 78 Cepat sehat ya!
81 Bab 79 Rujuk?
82 Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83 Pengumuman Give Away
84 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85 Promo Mainan CEO Arogant
86 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 Playboy Cap Kadal
2
Bab 2 Jangan marah dulu!
3
Bab 3 Bertemu Idola
4
Bab 4 Hanya Sahabat
5
Bab 5 Bohong
6
Bab 6 Jangan curi kesempatan!
7
Bab 7 Kamu marah?
8
Bab 8 Tali bantu aku!
9
Bab 9 Kompensasi Putus
10
Bab 10 Kedatangan Tuan Simon
11
Bab 11 First Kiss
12
Bab 12 Pasar Malam
13
Bab 13 Bersama Jojo
14
Bab 14 Perjanjian Pra Nikah
15
Bab 15 Kamu Hanya Milikku
16
Bab 16 Sakit
17
Bab 17 Bersama Papa
18
Bab 18 Kena Batunya
19
Bab 19 Pulang
20
Bab 20 Dimana kamu?
21
Bab 21 Hanya Ada Kita
22
Bab 22 Sahabat Tercinta
23
Bab 23 Flashback Sandi
24
Bab 24 Ayah!!!
25
Bab 25 Packing
26
Bab 26 Kapan nikah?
27
Bab 27 Kedatangan Jojo
28
Bab 28 Raline Kabur
29
Bab 29 Persiapan Pernikahan
30
Bab 30 Bertemu Tifani
31
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
32
Bab 31 Minta Tanggung Jawab
33
Bab 32 Percaya sama aku, please!
34
Bab 33 Kala Hujan
35
Bab 34 Mantan vs Mantan
36
Bab 35 Siuman
37
Bab 36 Kelinci Percobaan
38
Bab 37 Apa kamu yakin?
39
Bab 38 Pulang
40
Bab 39 Menginap?
41
Bab 40 Apa kamu gugup?
42
Bab 41 Ancaman Simon
43
Bab 42 Pengganggu
44
Bab 43 Memiliki Seutuhnya
45
Bab 44 Positif
46
Bab 45 Hanya Bisa Berdoa
47
Bab 46 Hampir Tertabrak
48
Bab 47 Kemarahan Sandi
49
Bab 48 Terbebas Dari Camelia
50
Bab 49 Ketemu
51
Bab 50 Akhirnya Menemukanmu
52
Bab 51 Melepaskan Rindu
53
Bab 52 Sandi vs Ivan
54
Bab 53 Pernikahan Camelia
55
Bab 54 Hot Jeletot
56
Bab 55 Ratu di Hati
57
Bab 56 Terkuak
58
Bab 57 Cinta Butuh Perjuangan
59
Bab 58 Sama-sama Butuh
60
Bab 59 Dikira Maling
61
Bab 60 Hentikan, Ayah!
62
Bab 61 Menjenguk Jojo
63
Bab 62 Kejujuran Melati
64
Bab 63 Menancapkan Tongkat Sakti
65
Bab 64 Masalah Kafe
66
Bab 65 Thalia Merajuk
67
Author Menyapa
68
Bab 66 Terpaksa Berbohong
69
Bab 67 Kamu Yang Terhebat
70
Bab 68 Siapa yang datang?
71
Bab 69 Sembunyi
72
Bab 70 Lahir Prematur
73
Bab 71 Baby Ale
74
Bab 72 Ale Pulang
75
Bab 73 Syukuran Baby Ale
76
Bab 74 Ada Penguntit
77
Bab 75 Tinggalkan dia!
78
Bab 76 Diculik
79
Bab 77 Duel
80
Bab 78 Cepat sehat ya!
81
Bab 79 Rujuk?
82
Bab 80 Jodoh dari Tuhan
83
Pengumuman Give Away
84
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
85
Promo Mainan CEO Arogant
86
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!