BAB R&V 15

*Allahuakbar Allahuakbar **

suara adzan subuh berkumandang, vio dan yang lainnya bangun. mereka bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhuk.secara bergantian.

"vi, aku ngampung sejadah ya," ucap rana.

"ya. ayo" ajak vi memasuki musholla yang berada di depan rumah posko.

sholat subuh di mulai, dengan di imami oleh ustad yang juga alumni pesantren. dengan lantunan yang merdu dan fashoha yang tepat membuat bulu kuduk berdiri.

"Assalamualaikum wr wb"

selesai sholat kita saling berjabat tangan. dhikiran di mulai yang di lanjutkan dengan doa. selesai sholat subuh, vio masuk ke kamar dan mencabut ponselnya yang di cas semalam.

"wow, tampan sekali cowok kamu ya" ucap lia yang berdiri di samping vio yang duduk.

vio melihat ke atas. "makasih" ucap vio tulus.

"boleh gak aku minta foto pacar kamu"

"vio mengernyitkan dahinya "buat apa?"

"buat pajangan, dia tampan jadi pingin aku jadikan wallpeper"

"kenapa gak foto artis saja?"

"aku inginnya dia"

"wah, parah ini anak. gak tahu malu banget" ucap sasa yang baru datang dengan ke 3 temannya.

"gak ada harga diri kamu ya?" tanya jesi.

"tidak perlu di tanyakan, pasti tidak punya lah" sewot jeslin.

lia menatap tajam sasa dkk" kayak ada yang ngomong, tapi gak ada wujudnya" ucap lia sambil bergidik ngeri.

"buta dong " tawa mereka mengisi kamar.

"eh, enak saja, jaga mulut kamu ya" ucap lia yang terpancing emosi.

rana berkacak pinggang. "yang harus di jaga hati kamu, biar gak iri terus sama orang"

"benar tuh, tadi apa saya suru jaga mulut, yang ada itu pasnya buat kamu. "

"kenapa aku?" tanya lia dengan sinis.

"lah, bego. ngapain tuh mulut kamu mintak foto raka?"

"suka suka saya dong" nyinyir lia.

sasa menarik kerudung lia. " raka itu, cowok tajir, maunya sama hal hal yang istimewa buka murahan" ucap sasa "paham kan" sambungnya sambil menarik sebelah alisnya.

"camkan itu" tambah jesi.

"sudah, kalian tidak perlu begitu sama lia" ucap vio yang sudah berdiri.

""gak usah belain dia vi, dia ini punya niat busuk sama kamu" ucap jesi, yang tidak habis pikir denan vio

"lia melihat ke arah vio dengan tatapan permusuhan "gak usah sok baik kamu" ucapnya. "aku akan rebut raka dari kamu" ucap lia dengan senyum sinisnya.

"ambil saja" ucap vio enteng, membuat temannya melongo. "kalau dia mau" tambah vio.

"semua teman vio tertawa. "gak beda jauh sama benalu" ucap sasa melihat kepergian lia

"kamu gak papa vi?" tanya rana memastikan.

violet tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban.

Pandangan mereka ter alihkan dengan suara deringan ponsel vio. vio melihat layar ponselnya, dan langsung mengangkat ponselnya sejajar dengan wajah vio.

"Assalamualaikum" ucap raka dari seberang yang sedang membenarkan rambutnya.

"waalaikum salam" vio selalu di buat kagum dengan pesona raka. walau vio tidak pernah mengucapkan dengan kata kata.

"kenapa?" tanya raka

vio mengernyitkan dahinya. raka tersenyum simpul " kamu kenapa liatin aku kayak gitu, baru tahu kalau aku tampan." ujar raka membuat pipi vio memerah.

"tampan?, mana ada? B saja" jawab vio menutupi salah tingkahnya.

"kamu pakai blas on?"

vio mengernyitkan dahinya sambil menggeleng" enggak pernah pakai begituan"

"tapi kok merah?"

"mana ada?" tanya vio yang semakin salah tingkah.

"bohong ka, dia setiap malam selalu liat foto kamu" ucap sasa dengan sedikit keras. vio langsung menatap sasa dengan pelototan matanya.

"benar?" tanya raka.

vio kembali lihat ke layar yang menampilkan wajah raka yang terlihat frees. "gak, bohong sasa" elak vio.

"bener ka, sampai kita mau liat saja tidak di kasih. protektif banget" sekarang bukan sasa yang berbicara melainkan rana.

vio kembali menatap tajam temannya itu.

"foto kamu banyak banget di galerinya" teriak jesi yang semakin memanasi keadaan. tanpa peduli dengan espresi vio yang menatap tajam mereka.

"ka, vio senang pas di kasih jajan banyak, dia bilang jadi cinta, begitu katanya" ucap jeslin yang tidak mau kalah. dengan membuat buat ucapannya.

vio menatap kesal teman temannya ini yang sangat suka menjaili dirinya," pergi sana, kayak  gak ada kerja an lain saja?" usir vio ke mereka semua. tidak tahu apa kalau mulai tadi dia itu malu setengah mati, apa nanti yang di pikirkan raka. bukan hanya setan yang laknat, teman juga ada yang laknat.

"bilang saja tidak mau di ganggu" ucap rana.

"iya ini kita pergi, sana romantisan, kita gak akan ganggu, ya gak guys" beo sasa,

"iya" ucap mereka kompak.

"apaan sih kalian" balas vio.

mereka semua pergi ke luar dengan tawa yang sangat bahagia. ciri ciri teman minta di tampol, begini.

vio melihat ke arah ponselnya yang masih terhubung dengan raka. "jangan percaya"

"kenapa?" tanya raka.

"bohong semua" balas vio dengan meyakinkan.

raka tersenyum, raka tahu mana canda an dan yang mana realita. dan perkataan semua teman vio tidak sepenuhnya benar.

"kegiatan kamu apa sekarang?" tanya raka yang sudah mulai enjoy.

"ada kerja bakti di kompek pagi ini" balas vio.

"aku ke sana nanti"

"jangan" tolak vio dengan tegas.

raka mengernyitkan dahinya. "why?"

"jangan saja. aku gak enak ini acara pesantren, kalau ketahuan bawa kamu, aku takut di tegur." jelas vio.

"gak mungkin, percaya sama aku"

"pokoknya jangan"

"aku tetap ke sana"

panggilan terputus membuat vio kesal. batu banget sih jadi orang" ucap vio menatap ponselnya yang tertera wajah tam***pan raka "untung tampan" tambah vio. yang langsung meletakkan ponselnya.

******

Vio dan sasa mengangkat tong sampah bersama, untuk di bawa ke jeslin yang sedang menyapu mengumpulkan dedaunan.

"semangat dong, itu saja tidak kuat" ejek jeslin sambil menyakupkan sampah ke sekrup sampah.

"berat tahu" bela sasa.

"mana, aku enteng nih" balas jeslin sambil mengangkat sapu dan sekrupnya.

"adik aku juga bisa nhgangkat sapu." kesla sasa.

"vi, ayo kita cabut rumput, tinggalin orang yang tidak tahu berterima kasih ini" ucap sasa sambil menarik tangan vio.

"nanti pindahkan sendiri tong sampahnya ya mbak" tambah sasa sebelum melangkah jauh.

jeslin melotot, "eh sa, bantuin nanti, ini kan berat, sa" ucap jeslin kesal. sasa terus berjalan tanpa mendengarkan pendengarannya.

"sasa" panggil jeslin dengan sedikit teriak, ingta sedikit.

sasa menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke belakang menatp jeslin" katanya kuat,?" ujar sasa puas.

jeslin mencak mencak , yang membuat sasa dan vio tertawa. dan lanjut ke depan untuk mengambil sarung tangan.

"kenapa lin?" tanya jesi.

"hai, bestie, kamu kan baik" ucap jeslin

"emang" jawab jesi. jeslin memutar malas matanya.

"bantu aku ngangkat tong sampah yuk" ajak jeslin penuh harapan.

"karena aku ini, teman yang baik hati, cantik dan tidak sombong, jadi aku bantuin" ucap jesi.

"ayo" ajak jeslin dengan raut muka bahagia.

jeslin dan jesi mengangkat tong sampah ke gerobak. saat melewati sasa dan vio  yang sedang menarik rumput liar. dengan sengaja jeslin menyenggol pelan sasa dengan lututnya, sasa yang sedang jongkok, karena tidak ada persiapan sasa jadi nyungsep ke depan dengan posisi yang tidak elit, membuat tawa jeslin dan jesi pecah.

"wah ngajak  gelud ini orang" ucap sasa yang sudah berdiri dari posisinya.

sebagai teman yang baik, vio membatu sasa, melakukan pertolongan pertama yaitu ketawa. jeslin menjulurkan lidahnya "emang enak, suruh siapa gak bantu aku. kualat itu. ingat aku dulu yang lahir sebelum kamu. ucap jeslin puas.

"awas, aku balas nanti" ucap sasa yang menatap jeslin yang sudah sampai gerobak.

"Vi kamu lanjutin tarik rumputnya, aku mau buang ini ke tempat sampah" ucap sasa, sambil mengangkat tempat sampah mini yang berisi rumput  liar yang baru dia cabut. vio menganggukkan sebagai jawaban.

"ustad, ini gerobaknya penuh, bagaimana kalau di injak biar gak penuh" usul sasa.

"oh, boleh kalau begitu" ucap ustad, yang juga turun tangan membersihkan komplek.

ustad rahman hendak naik ke gerobak sampah. " tad, jangan ustad biar dari kami saja, " usul sasa.

"memang kalian bisa?"

"bisa, salah satu teman kita ada yang sering naik gerobak sampah begini, di jamin sudah ahli" ucap sasa.

"siapa?"

"jeslin" jawab sasa

"jeslin" ulang ustad. jelin yang mendengar namanya di sebut langsung menghadap ke ustad. senyum kepuasan elas di wajah sasa

"kamu sering naik ke gerobak sampah waktu kerja bakti di pesantren?" tanya ustad rahman.

"enggak"'

belum selesai sasa memotong. "enggak sering tad, kan pesantren gak setiap hari, kerja bakti"

"benar juga, kamu hebat ya jeslin, gak takut kotor" puji ustad rahman.

"iya tad, dia ini teman saya yang kuat, tidak alai kayak yang lain ya gak lin?" kata sasa.

jeslin hanya tersenyum jengkel ke arah sasa, saat di lihat ustad dia mencoba untuk tersenyum ikhlas, walau berat.

"kalau begitu bisa dong kamu bantu injak sampah ini, di grobak penuh lin" ujar sasa " bisa dong" jawab sasa.

jeslin tersenyum paksa, ketika ustad menatapnya. sasa mendorong jeslin agar mendekat ke gerobak. mau tidak mau jeslin naik.

"emang enak, ini karma, karena orang yang terlebih dulu lahir usil dengan anak yang muda darinya ." senyum kemenangan jelas di sasa. setelah jeslin naik sasa langsung kembali ke vio dengan tawa yang sangat lepas.

vio melihat ke arah sasa yang masih tertawa dengan memegang perutnya. "kenapa?" tanya vio yang penasaran. vio berdiri menatap sasa bingung. sasa menunjukkan ke arah yang ada di belakang vio.  vio langsung mengikuti arah tunjuk sasa. tawa vo pecah saat melihat jelin menginjak nginjak sampah di grobak dengan espresi yang sangat lucu, yaitu berusaha tersenyum.

bukan hanya sasa dan vio, rana jesi juga ikut ngakak melihatnya.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!