Benih Sang Pewaris

Benih Sang Pewaris

Bab 1

Sebuah mobil sport mewah tengah melaju di sebuah perkampungan dan kini menjadi perhatian warga sekitar. Mobil mewah berharga milyaran itu dikemudikan oleh seorang laki-laki tampan bersama dua sahabatnya.

Tampak beberapa orang anak-anak desa berlarian, mengikuti pergerakan mobil tersebut dari belakang. Bocah-bocah itu tampak senang, terlihat dari gelak tawa yang terus meluncur dari bibir-bibir mungil mereka.

Di dalam mobil.

"Sebenarnya kita mau ke mana, Al? Apa kamu tidak tahu bahwa saat ini badanku rasanya remuk semua," keluh Ervan kepada sahabatnya yang bernama Alfa Alexander Graham (29 tahun), yang merupakan seorang pewaris tunggal dari sebuah perusahaan manufaktur besar, Algra Grub.

"Sebentar lagi kita akan tiba dan aku yakin kalian semua akan senang setelah melihat keindahan tempat itu," jawab Alfa sambil terus fokus pada kemudinya.

Arman yang juga sudah merasa kelelahan, memutarkan bola matanya. "Halah, sejak tadi kamu selalu bilang begitu. Buktinya, sudah lebih dari satu jam kita berada di sini, tempat yang kamu maksud bahkan belum terlihat sedikit pun."

Alfa tersenyum miring setelah mendengar keluhan kedua sahabatnya itu. "Oh ya, kalian tidak lupa 'kan, membawa minuman itu? Karena kita akan berpesta malam ini!" tanya Alfa sembari melirik Arman dari kaca spion mobilnya.

"Tentu saja, tidak! Bagaimana kita bisa melupakan yang satu ini, ha? Ini 'kan minuman wajib kita," ucap Arman sambil menenteng sebuah minuman memabukkan yang tidak pernah absen menemani ketiga sahabat itu ke manapun mereka pergi.

Alfa dan Ervan pun tersenyum puas melihat benda tersebut dan rencananya mereka akan berpesta di tempat yang akan mereka tuju pada malam ini.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Alfa pun tiba di tempat tersebut. Sebuah pantai yang belum terjamah dan benar-benar masih alami.

Alfa memarkirkan mobilnya sambil tersenyum puas. Ia kembali melirik Arman dan Ervan sambil mengangkat kedua alisnya. "Kita sudah sampai. Bagaimana menurut kalian?"

"Wah, kamu benar, Al! Tempat ini benar-benar sangat indah! Ngomong-ngomong, siapa yang sudah memberitahumu soal tempat ini?" tanya Ervan yang tidak hentinya berdecak kagum melihat keindahan di tempat tersebut.

Alfa yang baru saja selesai mengamankan mobil mewahnya tersebut, segera keluar dan berdiri tepat di samping pintu mobil. Tak mau ketinggalan, Ervan dan Arman pun bergegas menyusul Alfa kemudian berdiri di samping lelaki itu.

"Tepat di saat aku tahu bahwa Cecilia sudah mengkhianatiku. Apa kalian tahu, aku menghabiskan waktuku di tempat ini dan sedikit demi sedikit rasa sakit yang aku rasakan saat itu berkurang. Dan ada satu hal lagi yang harus kalian tahu tentang desa ini," tutur Alfa dan kemudian menatap kedua wajah sahabatnya itu secara bergantian.

"Apa itu?" Ervan dan Arman saling lempar pandang untuk sejenak kemudian kembali fokus pada sahabatnya itu.

"Gadis-gadis di desa ini cantik-cantik. Aku bisa pastikan kepada kalian berdua bahwa mereka jauh lebih cantik daril gadis-gadis di perkotaan," lanjut Alfa dengan sangat antusias.

Arman menggeleng pelan. "Ah, tidak mungkin!" elak Arman. "Aku tidak percaya. Mana mungkin mereka lebih cantik dibandingkan dengan cewek-cewek di kota. Mungkin matamu kebalik, Al," lanjutnya lagi, sambil mencebikkan bibir.

Alfa mengangkat kedua bahunya. "Ya, sudah jika tidak percaya. Tapi awas, aku tidak ingin bertanggung jawab jika nanti kalian bakal terpincut pada salah satu gadis di desa ini."

Arman dan Ervan tergelak setelah mendengar jawaban dari Alfa. Mereka masih menganggap ocehan Alfa barusan hanyalah bercandaan semata.

Alfa mencebikkan bibirnya kemudian melenggang pergi dengan membawa tenda serta peralatan lainnya untuk mereka gunakan pada nanti malam.

Arman dan Ervan mengikuti langkah Alfa kemudian membantunya memasang sebuah tenda untuk tempat peristirahatan mereka. Yang terletak tak jauh dari tempat Alfa memarkirkan mobilnya.

Tak terasa malam pun tiba.

Benar saja, ketiga lelaki itu tengah asik menikmati keindahan malam di pinggir pantai tersebut sambil meminum minuman memabukkan yang sudah mereka persiapkan sebelumnya.

Terdengar pekikan suara tawa mereka di sela bunyi nada gitar yang kini sedang dipetik oleh Alfa. Selain itu, nyanyian dengan nada sumbang juga keluar dari bibir Arman yang tengah duduk di samping Alfa.

Sementara Ervan terlihat asik dengan ponsel yang sejak tadi terus menempel di tangannya. Lelaki itu terlihat sedang mengelus sesuatu yang mengeras di dalam celananya tersebut. Menyadari hal itu, Arman menyenggol Alfa yang masih asik bermain dengan gitarnya.

"Heh, Al. Coba kamu lihat itu!"

Alfa sontak menoleh dan kini matanya tertuju pada tangan Ervan yang masih mengelus benda sensitifnya sambil terus menatap layar ponsel tanpa berkedip sedikit pun.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Ervan!" tegur Alfa sambil tertawa renyah. Sementara Arman segera bangkit dari posisinya kemudian duduk di samping Ervan.

"Apaan sih itu?" Arman menengok ke layar ponsel milik Ervan dan setelah tahu apa yang sedang di tonton oleh lelaki itu, Arman pun ikut tergelak.

"Ya ampun, Ervan! Kenapa kamu tidak mengajakku!" ucapnya sembari meraih ponsel tersebut dan menunjukkannya kepada Alfa.

Alfa membuatkan matanya dengan sempurna. "Gawat kamu, Ervan! Di sini tidak ada cewek yang bisa menyalurkan hasratmu, tau!"

Ervan yang masih saja mengelus area sensitifnya yang terbungkus celana jeans berwarna biru malam tersebut, tertawa pelan. "Aku bisa melakukannya sendiri," jawab Ervan dengan gamblang.

"Ya ampun!" pekik Alfa dan Arman sambil tertawa renyah.

Bukannya menghentikan aksi mereka, ketiga lelaki itu semakin larut dalam acara tak senonoh mereka tersebut. Bahkan hingga waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi, ketiga sahabat itu masih belum juga menghentikan aksinya.

Malah sebaliknya, ketiga sahabat itu mulai mabuk dan berceloteh tanpa tahu apa yang mereka perbincangkan saat itu. Di tengah-tengah percakapan aneh mereka, tiba-tiba mata Alfa tertuju pada seseorang yang sedang berjalan di tepi pantai.

"Hei, apa aku tidak salah lihat? Ada seorang gadis yang sedang berjalan di pagi-pagi buta seperti ini," ucap Alfa sambil menunjuk ke arah seseorang yang berjalan semakin mendekat ke arah mereka.

Arman dan Ervan pun segera menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Alfa. Dan ternyata mereka pun melihat sosok wanita tersebut. Terlihat jelas dari rok yang sedang dikenakan olehnya melambai-lambai tertiup angin pantai.

"Kamu benar. Apa menurutmu wanita itu wanita sungguhan?" tanya Ervan yang masih terlihat berhasrat.

"Sepertinya, ya! Memangnya kenapa? Apa kamu ingin melepaskannya bersama wanita itu?" Pertanyaan gila yang tiba-tiba saja keluar dari bibir Arman.

Ternyata bukan hanya Ervan yang saat itu membutuhkan pelepasan, tetapi Alfa dan Arman pun sama. Mereka sama-sama terpengaruh oleh video tak senonoh yang mereka tonton sebelumnya.

"Sepertinya, ya!" sahut Ervan sambil menyeringai menatap kedua sahabatnya itu secara bergantian.

"Bagaimana kalau kita kerjain saja wanita itu?" ucap Alfa kemudian.

...***...

Terpopuler

Comments

MutiaMamu mutiamamu

MutiaMamu mutiamamu

ya cntkn gadis desa ygg MSI punya attitude nya d bndng gds Dkota🙏 nmnya juga cerita

2023-03-25

1

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

aku hadirr thorr di karyamu

2023-03-21

0

Mas aditya Galis

Mas aditya Galis

hader

2023-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139 Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140 Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141 Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142 Promo Karya 'Still Love You'
143 Promo Karya 'The Gray Autumn'
144 Derit Ranjang Adik Angkat
145 Simpanan Janda Kaya
146 Gadis Kaki Palsu
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139
Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140
Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141
Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142
Promo Karya 'Still Love You'
143
Promo Karya 'The Gray Autumn'
144
Derit Ranjang Adik Angkat
145
Simpanan Janda Kaya
146
Gadis Kaki Palsu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!