Bab 13

"Bolehkah aku minta waktunya sebentar, Tuan Kusuma? Ada yang ingin aku bicarakan bersama Ervan," ucap Tuan Harry kepada ayahnya Ervan.

Tuan Kusuma pun mengangguk pelan. "Tentu saja, Tuan Harry. Silakan," sahutnya.

Tuan dan Nyonya Kusuma pun segera keluar dari ruangan tersebut dan memberikan kesempatan untuk Tuan Harry bicara bersama anak mereka. Sepeninggal Tuan dan Nyonya Kusuma, kini di ruangan itu tinggal Tuan Harry, Ervan dan David.

David meraih sebuah kursi kemudian meletakkannya ke samping tempat tidur pasien yang sedang ditempati oleh Ervan. Setelah itu David pun mempersilakan Tuan Harry untuk duduk di sana.

"Silakan, Tuan."

"Terima kasih," sahut Tuan Harry.

Lelaki paruh baya itu segera duduk di kursi tersebut seraya mengembangkan sebuah senyuman tipis menatap Ervan yang masih syok. Syok setelah mengetahui bagaimana keadaan kedua sahabatnya pasca kecelakaan yang mereka alami.

"Ervan, apa kamu masih ingat apa yang terjadi pada saat itu?" tanya Tuan Harry dengan begitu serius. Ia menatap lekat kedua bola mata pemuda itu dan berharap Ervan bisa membagi informasi yang benar soal kejadian tersebut.

Ervan mengangguk pelan dengan kedua mata yang tampak menerawang. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian tragis itu. Dan benar saja, kejadian itu terekam jelas di kepalanya. Bahkan ia teringat akan berbagai kejadian sebelum terjadinya kecelakaan tersebut.

"Ya, saya ingat, Tuan." Mata Ervan terlihat berkaca-kaca untuk sepersekian detik, hingga akhirnya ia tidak bisa menahan buliran bening tersebut dan akhirnya lolos dari pelupuk matanya.

Lelaki itu sesenggukan. Tubuhnya bergetar dan tampak jelas sebuah penyesalan yang amat sangat di raut wajahnya saat itu.

"Ya Tuhan!" gumam Ervan sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Tidak apa, Ervan. Lepaskan saja," ucap Tuan Harry sembari menepuk pundak Ervan dengan lembut.

Setelah beberapa menit kemudian, tangis Ervan pun mulai reda. Lelaki itu menyeka air mata dengan menggunakan sebuah tisu yang diberikan oleh Tuan Harry kepadanya.

"Sekarang kamu sudah tenang?" tanya Tuan Harry dan Ervan pun mengangguk pelan.

"Ya, Tuan."

Sebelum kembali melanjutkan pertanyaannya, Tuan Harry sempat menarik napas dalam dan menghembuskan nya secara perlahan.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan di Desa Nelayan itu? Dan apa yang membuat Alfa nekat mengemudikan mobilnya dalam keadaan mabuk?" tanya Tuan Harry penuh selidik kepada Ervan.

Menurut Tuan Harry, walaupun Alfa adalah anak yang sangat bandel, susah diatur dan suka membantah ketika dikasih tahu. Namun, ia tahu bahwa anak lelakinya itu paling anti mengemudikan mobil saat dirinya dalam keadaan mabuk. Dan anehnya, kali ini pewaris tunggalnya itu malah nekat mengemudikan mobil dalam kondisi seperti itu.

"Ehm, itu ...." Ervan menghentikan ucapannya. Wajahnya mendadak panik, apa lagi setelah ia ingat peristiwa sebelum kecelakaan itu terjadi dan apa alasan Alfa nekat mengemudikan mobilnya dalam kondisi mabuk.

Namun, tidak mungkin ia berkata jujur kepada Tuan Harry bahwa saat itu mereka mencoba melarikan diri setelah berhasil memperkosa salah satu gadis di Desa Nelayan tersebut. Ervan yakin, jika ia berkata jujur maka permasalahan mereka akan berbuntut panjang. Lagi pula, ia dan kedua sahabatnya itu sudah berjanji akan merahasiakan kejadian itu sampai kapanpun.

"Sebenarnya malam itu kami berniat menghabiskan waktu kami di pantai yang ada di desa itu, Tuan Harry. Dan seperti biasa, kami meminum-minuman memabukkan itu. Minuman yang memang sudah kami persiapkan sebelumnya. Ternyata beberapa Nelayan di sana merasa terganggu dengan kegaduhan yang kami ciptakan. Mereka marah kemudian mengusir kami dari pantai tersebut. Karena ketakutan, kami pun segera pergi dan Alfa nekat mengemudikan mobilnya. Hingga kecelakaan itu pun terjadi," tutur Ervan bohong.

Walaupun di dalam hati kecilnya menolak untuk berkata bohong kepada Tuan Harry, tetapi Ervan terpaksa harus melakukannya. Ia tidak ingin perilaku buruknya bersama kedua sahabatnya itu ketahuan oleh siapapun, apa lagi oleh Tuan Harry.

"Sekarang kalian tahu akibatnya, 'kan?! Aku sudah sering mengingatkan kalian soal efek minuman itu. Tetapi kalian semua tidak pernah peduli! Kalian bahkan tidak peduli dengan ucapanku!" kesal Tuan Harry.

Ervan menundukkan kepalanya. Apa yang dikatakan oleh Tuan Harry memang benar. Lelaki tua itu sering sekali memperingati mereka bertiga soal efek minuman beralkohol tersebut. Namun, sayang tak satupun dari mereka peduli. Termasuk Alfa, anak lelakinya Tuan Harry sendiri.

"Ya, Tuan Harry. Aku menyesal, sungguh-sungguh sangat menyesal," lirih Ervan.

"Seandainya kami mendengar kata-kata Anda, mungkin kecelakaan ini tidak akan pernah terjadi dan sampai sekarang kakiku pasti akan baik-baik saja." Ervan memperhatikan kakinya yang buntung dan masih terbalut perban dengan tatapan sedih.

Menyesal pun sudah tiada arti. Nasi sudah menjadi bubur. Kakinya yang diamputasi tidak akan mungkin bisa kembali normal. Begitu pula nyawa Arman dan kesucian gadis nelayan yang sudah direnggut oleh Alfa tidak mungkin kembali lagi.

"Ya, sudah. Sepertinya aku harus segera kembali." Tuan Harry melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya.

Ervan pun mengangguk pelan. "Baik, Tuan Harry."

Setelah berpamitan, Tuan Harry pun segera keluar dari ruangan itu dan diikuti oleh David dari belakang. Ia harus segera kembali ke ruangan Alfa dan Nyonya Kharisma yang juga masih membutuhkan perawatan.

Setelah beberapa saat, Tuan Harry tiba di ruangan Nyonya kharisma dirawat. Wanita itu tersenyum ketika dirinya datang mendekat.

"Bagaimana kondisi Alfa, Sayang? Apa dia sudah sadar?" tanya Nyonya Kharisma kepada Tuan Harry yang kini duduk di samping tempat tidurnya.

Pertanyaan itu hampir tiap hari keluar dari bibir Nyonya Kharisma. Bukan mengkhawatirkan kesehatannya sendiri, wanita itu malah lebih mengkhawatirkan kondisi Alfa yang masih stuck atau jalan di tempat dan tidak ada kemajuan sama sekali.

Tuan Harry menghela napas berat kemudian mencoba tersenyum kepada istrinya itu. "Masih sama seperti kemarin, Kharisma. Sebaiknya kita berdoa saja, semoga Alfa bisa sembuh dan kembali seperti sedia kala."

Ekspresi wajah Nyonya Kharisma kembali murung. Ia sedih karena hingga saat ini kondisi anak semata wayangnya itu masih sama dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa Alfa akan segera membaik.

"Setiap hari, setiap menit dan dalam setiap detik ku, tak pernah sekali pun aku absen mendoakan kesembuhan untuk Alfa. Tapi kenapa sampai sekarang Tuhan masih saja tidak mendengarkan doaku ini, kenapa?" ucap Nyonya Kharisma dengan setengah kesal.

Tuan Harry meraih tangan Nyonya Kharisma dengan erat kemudian bicara kepada wanita itu. "Hush! Jangan bicara seperti itu. Aku yakin suatu hari nanti Alfa pasti akan sembuh. Entah itu bulan depan, minggu depan atau pun besok, tidak ada yang tahu jika Tuhan sudah berkehendak, Sayang."

Nyonya Kharisma hanya bisa terisak di atas tempat tidur.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan." Tuan Harry mengelus lembut puncak kepala Nyonya Kharisma.

"Jika kamu terus seperti ini, yang ada kondisi kesehatanmu pun akan ikut memburuk, Kharisma. Apa kamu tidak kasihan denganku? Bukankah selama ini kamu sudah berjanji bahwa kamu akan terus menemaniku. Hingga kita tua dan menjadi grandpa serta grandma untuk cucu kita nanti?" lirih Tuan Harry.

Nyonya Kharisma menatap mata sendu Tuan Harry sambil menganggukkan kepala. "Maafkan aku," lirihnya.

...***...

Terpopuler

Comments

Anita Anita

Anita Anita

Uda dapat karma Masi aja ngak mau jujur

2023-12-01

0

Samsuna

Samsuna

jujur saja Ervan😠

2023-05-04

0

Juline Kuhuwael

Juline Kuhuwael

si ervan itu minta d kasih karma yg baru lagi tu thor... biar bisa jujur... kaki satu udah hilang msh tetap aja bohong..😤

2023-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139 Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140 Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141 Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142 Promo Karya 'Still Love You'
143 Promo Karya 'The Gray Autumn'
144 Derit Ranjang Adik Angkat
145 Simpanan Janda Kaya
146 Gadis Kaki Palsu
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139
Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140
Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141
Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142
Promo Karya 'Still Love You'
143
Promo Karya 'The Gray Autumn'
144
Derit Ranjang Adik Angkat
145
Simpanan Janda Kaya
146
Gadis Kaki Palsu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!