Bab 6

Susi yang tidak bisa menahan rasa kesalnya segera mendudukkan Dea ke sofa ruang depan dengan sangat kasar. "Apa yang sudah terjadi padamu, Dea! Katakan dengan jujur. Katakan yang sebenarnya kepada Kakakmu ini! Awas saja jika kamu berani berbohong maka aku tidak akan segan-segan untuk menghukummu!"

Dea kembali menundukkan kepalanya menghadap lantai sambil menggulung-gulung ujung kemejanya. Herman yang penasaran, ikut berdiri di samping Susi sambil menunggu jawaban dari adik perempuannya itu.

Bukannya menjawab pertanyaan dari kakak iparnya tersebut, Dea malah terisak di sana hingga tubuh mungilnya bergetar dengan hebat. Ia tidak tahu bagaimana caranya memberitahu mereka soal kejadian tadi malam.

Melihat hal itu, Susi pun semakin emosi saja. Ia menarik rambut Dea dengan kasar sembari memarahi gadis itu.

"Kamu tuli, ya? Bukannya menjawab pertanyaanku, kamu malah menagis seperti bayi!" kesal Susi.

"A-ampun, Kak! Ampun," lirih Dea sambil menyeka air matanya. Ini baru permulaan dan Dea yakin hukuman yang akan dia dapatkan dari wanita itu akan lebih menyeramkan lagi setelah tahu kebenarannya bahwa ia sudah tidak suci lagi.

"Coba jawab pertanyaan Kakakmu, Dea. Jelaskan semuanya biar kami tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu," ucap Herman mencoba membujuk Dea agar secepatnya menjawab pertanyaan dari mereka.

"Siapa yang sudah melakukan hal ini kepadamu, Dea? Apakah lelaki itu Julian? Jika itu benar maka aku akan segera ke rumahnya dan meminta lelaki itu agar mempercepat pernikahan kalian. Benar-benar memalukan!" ketus Susi lagi sambil bertolak pinggang di hadapan Dea.

Perlahan Dea mengangkat kepalanya. Ia menoleh kepada Susi dan Herman secara bergantian dengan wajah yang masih terlihat memucat. Ia menggelengkan pelan kemudian menjawab pertanyaan dari kakak iparnya tersebut dengan terbata-bata.

"Bu-bukan Julian, Kak. Bukan," lirihnya dengan bibir bergetar.

"Bukan!" pekik Susi yang begitu syok mendengar jawaban dari Dea. "Kalau bukan Julian, lalu siapa, Dea! Katakan," lanjut Susi dengan gemas. Ia kembali mencengkram kedua pundak Dea dan mengguncang-guncang tubuh gadis itu dengan kasar.

"Se-sebenarnya tadi malam aku diperkosa, Kak. Dan aku tidak tahu siapa lelaki itu," lirih Dea sambil menitikkan air matanya.

"Apa?!" pekik Susi dan Herman secara bersamaan. Mereka benar-benar syok mendengar jawaban dari gadis itu. Susi pun semakin meradang, wanita itu bahkan tanpa sadar sudah menyerang Dea dan memukulinya hingga berkali-kali.

"Ampun, Kak! Ampun .... aku pun tidak menginginkan hal ini," ucap Dea sambil melindungi wajahnya dengan kedua tangan dari serangan Susi yang bertubi-tubi. Terdengar suara rintihan memilukan yang keluar dari bibir gadis itu ketika Susi memukulinya.

Tenyata bukan hanya Susi yang naik darah. Herman pun ikut-ikutan meradang. Ia bahkan memukul pipi Dea dengan keras hingga membuat sudut bibir gadis itu berdarah.

Plak!

"Kamu benar-benar melakukan, Dea! Bagaimana jika keluarga Julian mengetahui hal ini? Bisa-bisa mereka akan membatalkan pernikahan kalian secara sepihak! Lalu di mana kita akan meletakkan wajah kita nantinya? Sekarang katakan padaku, siapa yang sudah melakukan itu padamu!" geram Herman yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

Dea menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil memegang sudut bibirnya yang membiru. "Aku tidak tau, Kak. Aku bahkan tidak mengenali mereka," jawab Dea di sela isak tangisnya.

"Mereka, katamu! Itu artinya mereka lebih dari satu orang?!" pekik Susi lagi dengan mata melotot.

Sementara Herman menjatuhkan dirinya ke sofa sambil mengacak rambutnya yang sudah tersisir rapi hingga terlihat acak-acakan. Ia tampak putus asa dan tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Y-ya, Kak. Ta-tapi yang melakukan hal itu hanya satu orang saja da-dan sepertinya mereka bukan berasal dari kampung ini," lirih Dea lagi dengan pundak yang turun naik, seiring dengan isak tangisnya.

"Oh ya, Tuhan!" Susi memijit pelipisnya.

Ia tidak habis pikir bagaimana hal memalukan itu bisa terjadi. "Ini semua gara-gara kamu sendiri, Dea! Bukankah aku sudah melarangmu menemui Julian dan sekarang kamu lihat sendiri 'kan akibatnya! Tak ada gadis perawan berjalan di pagi-pagi buta, selain kamu! Ya, kamu yang bodoh itu!"

Susi mendorong kening Dea dengan kasar hingga kepala gadis itu mundur beberapa centi ke belakang.

"Maafkan aku, Kak."

"Maaf katamu? Memang dengan meminta maaf masalah ini akan selesai begitu saja, Dea? Lalu dengan meminta maaf, keluarga Julian sudi menerima dirimu yang sudah tidak perawan itu, iya?" Susi mendengus kesal.

Kini tatapan Susi beralih pada Herman yang masih terdiam di sofa dengan wajah kusutnya. Susi tersenyum sinis kemudian kembali bicara.

"Sekarang terbukti 'kan, Mas. Apa yang aku khawatirkan ternyata benar-benar terjadi."

Herman benar-benar sudah kehilangan kata-kata. Ia merasa sangat malu karena sebelumnya tidak mempercayai ucapan Susi.

"Lihatlah Adik kesayanganmu ini! Lihat cara dia berterima kasih kepada kita yang sudah bersusah payah membesarkannya! Dia bahkan ingin mencoreng muka kita di hadapan seluruh warga desa!" gerutu Susi kepada Herman yang masih terdiam.

Akhirnya Herman mengangkat kepalanya lalu menatap Susi. "Lalu apa yang harus kita lakukan setelah ini? Apakah kita harus mengatakan yang sebenarnya kepada keluarga Julian?"

Susi menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia benar-benar tidak setuju dengan ucapan Herman barusan.

"Tidak-tidak! Jangan lakukan itu! Aku tidak setuju! Apa kamu ingin seluruh warga kampung tahu bahwa Adik perempuanmu ini sudah tidak suci lagi, ha? Setelah kamu mengakuinya kepada keluarga besar Julian, aku yakin sekali bahwa mereka tidak akan pernah diam. Mereka pasti akan menyebarkan berita memalukan itu kepada seluruh warga desa!"

"Ya, kamu memang benar. Lalu kita harus bagaimana?" tanya Herman yang sudah putus asa.

"Biarkan ini jadi rahasia kita. Kita jaga rahasia ini hingga pernikahan Julian dan Dea dilaksanakan. Dan setelah itu, biarkan Dea yang menjelaskan semuanya kepada Julian. Kalau lelaki itu benar-benar mencintainya, maka hal itu bukanlah masalah besar untuk Julian. Lagi pula ini kasus pemerkosaan, bukan karena Dea yang berselingkuh di belakangnya, 'kan?" Susi melirik Dea yang sepertinya keberatan dengan keputusannya.

"Namun, jika Julian tidak bisa menerima dirimu, itu artinya dia tidak benar-benar mencintaimu apa adanya, Dea!" lanjut Susi.

Dea membalas tatapan Susi. "Se-sebenarnya aku tidak yakin, Kak. Aku rasa Julian tidak akan bisa menerima hal itu," lirih Dea dengan wajah sedih.

"Ya, sudah. Terima saja nasibmu! Kamu akan dibuang oleh Julian, dihina oleh seluruh keluarganya, satu kampung akan mengetahui aibmu dan itu artinya kamu tamat, Dea!" ketus Susi.

"Makanya, otakmu ini digunakan!" Susi kembali mendorong kasar kening Dea dengan telunjuknya. "Jika aku bilang jangan pergi, ya jangan pergi! Sekarang kamu rasakan akibatnya. Akibat suka membantah omongan orang tua," lanjut Susi dengan wajah kesal.

...***...

Terpopuler

Comments

shadowone

shadowone

susi ini bukan pemarah tapi di balik itu dia perhatian sama Dea, dia cuma kasar dengan mendidik Dea.

2024-02-04

1

Bundana Irpan Sareng Faizal

Bundana Irpan Sareng Faizal

sorry thor q ga bisa baca fool di bab" awal karna hatiku terlalu sakit baca'y😭

2023-11-19

1

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Kasihan Dea😭😭

2023-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139 Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140 Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141 Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142 Promo Karya 'Still Love You'
143 Promo Karya 'The Gray Autumn'
144 Derit Ranjang Adik Angkat
145 Simpanan Janda Kaya
146 Gadis Kaki Palsu
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139
Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140
Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141
Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142
Promo Karya 'Still Love You'
143
Promo Karya 'The Gray Autumn'
144
Derit Ranjang Adik Angkat
145
Simpanan Janda Kaya
146
Gadis Kaki Palsu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!