Bab 12

Malam itu Dea tidak bisa tidur karena memikirkan perkataan kakak iparnya tadi sore. Ia benar-benar ketakutan. Takut jika apa yang dikatakan oleh wanita itu benar-benar menjadi kenyataan.

"Ya, Tuhan! Cobaan yang Engkau berikan padaku sudah sangat-sangat berat dan janganlah Engkau berikan aku cobaan yang lebih berat dari ini," ucap Dea sambil menitikkan air matanya.

Dea melirik ke arah perutnya kemudian menyentuh bagian itu dengan perlahan. Tiba-tiba ada sebuah getaran yang ia rasakan bahkan getaran itu terasa sampai ke dalam hatinya. Getaran yang begitu kuat, hingga membuat Dea tersentak kaget.

Dea refleks memindahkan tangannya dari bagian perut dan sekarang wajah gadis itu tampak memucat. "Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Tidak boleh," gumam Dea sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Jika Dea tengah mencemaskan masa depannya yang semakin suram, Julian tengah berbahagia karena pernikahannya bersama Dea sudah berada di depan mata.

"Bilang sama Dea, setelah menikah tidak usah menunda-nunda kehamilan. Lebih cepat, lebih baik. Lagi pula Ayah dan Ibu sudah tua, Julian. Kami sudah tidak sabar ingin menimang cucu pertama kami. Benar 'kan, Yah?" ucap Ibu Julian.

Ayah Julian pun tersenyum. Sama seperti yang dikatakan oleh istrinya, seperti itu pula yang ia rasakan saat ini. Ia pun sudah tidak sabar ingin menimang cucu pertama mereka.

"Ya, apa yang dikatakan oleh Ibumu benar, Julian. Ayah pun sudah tidak sabar ingin melihat bagaimana tampannya cucu laki-laki Ayah nantinya," sahut Ayah Julian.

"Lah, bagaimana kalau nanti yang lahir malah bayi perempuan?" tanya Julian kepada Sang Ayah yang begitu yakin bahwa cucu pertamanya nanti adalah seorang bayi laki-laki.

"Ya, tidak masalah. Walaupun yang lahir pertama adalah cucu perempuan, bagi Ayah sama saja," jawab Sang Ayah mantap.

Julian pun menghela napas lega. Ia senang karena ternyata Sang Ayahnya tidak mempermasalahkan baik itu cucu perempuan maupun cucu laki-laki. Ia tersenyum kemudian menghampiri kedua orang tuanya tersebut.

"Terima kasih, Ayah, Ibu. Aku berjanji kepada kalian bahwa aku akan tetap menjadi anak yang berbakti walaupun aku dan Dea sudah menikah," ucap Julian yang kini berjongkok di hadapan kedua orang tuanya tersebut.

"Aminn, selalu ingat kata-katamu ini ya, Julian." Lelaki paruh baya itu mengelus lembut puncak kepala Julian dengan mata berkaca-kaca.

"Ya, Ayah," sahut Julian mantap.

***

Beberapa hari kemudian.

Di Rumah Sakit.

"Bagaimana kondisi anak saya, Dok? Apakah sudah ada perkembangan?" tanya Tuan Harry kepada salah satu Dokter yang bertugas menangani Alfa.

Dokter itu menggelengkan kepalanya pelan dan wajahnya terlihat lesu. "Masih belum ada kemajuan yang berarti, Tuan Harry. Kondisi Tuan Muda Alfa masih sama seperti sebelumnya."

Tuan Harry menghembuskan napas berat. Jawaban Dokter tersebut membuat hatinya semakin sedih. Apa lagi kondisi Sang Istri yang sekarang ini juga ikut-ikutan menurun setelah mengetahui kondisi anak semata wayangnya tersebut.

"Ya, Tuhan! Berikan lah satu kesempatan lagi untuk anakku. Semoga setelah ini hidupnya bisa berubah menjadi lebih baik lagi," gumam Tuan Harry sambil terus memperhatikan tubuh Alfa yang lemah tak berdaya.

"Ehm, maaf, Tuan Harry. Saya permisi dulu soalnya masih ada pasien yang harus saya tangani," ucap Dokter itu sambil tersenyum kepada Tuan Harry yang masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Ucapan Dokter itu membuyarkan lamunan Tuan Harry. Tuan Harry segera membalas senyuman hangat Dokter tersebut kemudian menyahutnya. "Baik. Terima kasih banyak, Dokter."

Setelah Dokter pergi, David pun segera menghampiri majikannya tersebut. "Tuan Harry, apa Anda ingin mengunjungi Ervan Hardy Kusuma? Katanya, pemuda itu sudah sadar," ucap David kepada Tuan Harry yang masih terpaku menatap kondisi anaknya.

Tuan Harry sempat terdiam sambil berpikir. Setelah beberapa saat, ia pun menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Ajak aku ke ruangan pemuda itu. Ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya," sahut Tuan Harry.

"Baik, Tuan." David pun segera menuntun lelaki paruh baya itu menuju ruangan di mana Ervan dirawat.

Beberapa meter sebelum mereka tiba di ruangan pemuda itu, terdengar suara jeritan yang begitu memilukan dari ruangan itu. Jeritan yang keluar dari bibir Ervan. Lelaki itu menjerit histeris setelah tahu bahwa kakinya sudah diamputasi oleh Dokter.

Ervan tidak bisa menerima kenyataan pahit itu dan ia terus mencaci-maki tim medis serta kedua orang tuanya yang ada di ruangan tersebut.

"Kenapa kalian mengambil keputusan ini sebelum meminta izin kepadaku, hah!" teriaknya dengan wajah memerah. Ia menatap satu-persatu wajah semua orang yang ada di ruangan itu, termasuk Ayah dan Ibunya.

"Kami terpaksa mengambil keputusan ini, Tuan Ervan. Sebab kondisi kaki Anda sudah tidak bisa dipertahankan lagi," jelas Dokter yang menangani Ervan.

"Apa yang dikatakan oleh Dokter itu memang benar, Nak. Kakimu sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kami sudah melihat dengan mata kepala kami sendiri bagaimana kondisi kakimu saat itu. Dan demi kebaikanmu, kami pun terpaksa mengizinkan Dokter untuk melakukan tindakan operasi tersebut," tutur Ibunya Ervan.

Ya, pada saat kecelakaan, kaki Ervan terjepit body mobil. Bahkan team rescue pun kesulitan saat mencoba mengeluarkan tubuh Ervan dari dalam mobil milik Alfa yang sudah tidak berbentuk tersebut.

"Seharusnya kamu bersyukur, Nak. Tuhan masih sayang kepadamu. Kamu masih diberikan keselamatan. Kamu masih bisa menarik napas hingga sekarang. Coba lihat dua sahabatmu yang lainnya, Alfa dan Arman," lirih sang ayah dengan wajah sendu menatap ke arah puteranya, Ervan.

Seketika Ervan berhenti menjerit. Ia menatap lekat kepada Sang Ayah kemudian bertanya. "Memang apa yang terjadi pada mereka?"

Sang ayah membuang napas berat. "Arman meninggal di tempat, Van, dan ia sudah dimakamkan di samping makam Ayahnya. Sementara Alfa, Alfa masih ...." Belum habis Ayahnya berkata-kata, Tuan Harry dan David tiba di ruangan itu.

"Kondisi Alfa masih kritis dan sampai sekarang ia belum sadarkan diri," sela Tuan Harry sembari menghampiri tempat tidur Ervan.

Ervan terdiam dengan raut wajah kusut. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa tragedi di malam itu sudah membuat salah satu sahabatnya harus kehilangan nyawa. Dan bukan hanya Arman, ia dan Alfa pun turut mendapatkan sebuah hukuman yang teramat berat.

"Terima kasih sudah bersedia mengunjungi kami, Tuan Harry. Mari, silakan duduk," ucap Ayah Ervan yang begitu antusias menyambut kedatangan Tuan Harry.

"Tidak masalah, Tuan Kusuma. Malah sebaliknya, tujuan saya ke sini adalah untuk meminta maaf karena kelalaian putra saya, putra Anda pun harus ikut merasakan akibatnya," sahut Tuan Harry dengan tatapan penuh penyesalan menatap lelaki sebayanya itu.

Tuan Kusuma menarik napas dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. Ia meraih tubuh Tuan Harry kemudian memeluknya dengan erat.

"Tidak, Tuan Harry. Yang salah di sini bukan hanya Alfa, tetapi juga anak saya," jawabnya.

...***...

Terpopuler

Comments

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

balasan allah melecehkan anak yatim..

2022-10-13

4

Kooki

Kooki

coba ja dikehidupn nyata bs spt itu lnsung kna karma.

2022-10-04

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

itu karma kalian karena sydah jahat ke gadis lugu seperti Dea , gadis ystim piatu yng kalian leceh kan 😡😡😡😡😡

2022-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139 Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140 Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141 Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142 Promo Karya 'Still Love You'
143 Promo Karya 'The Gray Autumn'
144 Derit Ranjang Adik Angkat
145 Simpanan Janda Kaya
146 Gadis Kaki Palsu
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Jerat Hasrat Pangeran Gaib
139
Promo Karya 'Ternoda Sebelum Akad'
140
Promo Karya 'Jerat Asmara Sang Mafia'
141
Promo Karya 'Terjerat Cinta Pria Dingin'
142
Promo Karya 'Still Love You'
143
Promo Karya 'The Gray Autumn'
144
Derit Ranjang Adik Angkat
145
Simpanan Janda Kaya
146
Gadis Kaki Palsu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!