Berangkat Ke Aceh

Aku dan Yunus menuju ke kantin, tapi sebelumnya si Yunus membacakan surat dari adik kelas yang bernama Yanti itu.

" Gimana Ren, seperti biasa mau nggak jadi pacarnya.. ", Jawab Yunus sambil tertawa dan mengangkat satu alis meledekku ", udah deh, jangan ngeledek terus, lo kan tau gue nggak mau pacaran, tapi langsung menikah kalau nanti ketemu wanita yang pas, " jawabku kalem.

Hmmm.. oke mudah - mudahan lo cepat ketemu wanita idaman lo, kasian jomblo terus hahaaa ", jawab Yunus lagi.

Aku cuma senyum saja karena kalau di jawab terus bisa panjang tidak kelar - kelar.

" Nus... "panggilku pelan.

Hmm... " jawab Yunus sambil menbaca surat itu ", seperti biasa, simpan saja surat itu dan kalau mau balas, bilang gue minta maaf belum ingin pacaran, mau fokus belajar oke, " kataku.

" siap bos...", jawab Yunus.

Yunus memang sahabat sejatiku, dia sudah aku anggap seperti sodaraku, tidak pernah mengkhianatiku, dan aku percaya padanya, semoga kami sampai tua juga seperti itu.

Kami pun kemudian makan karena memang sudah lapar, tanpa kami sadari tiba - tiba datang Tasya.

"maaf...kak Rendi ya...", iya jawabku.

Ini...Kak saya ada undangan ulang tahun, kalau bisa kakak datang ya, malam minggu ini ", kata Tasya adik tingkat mantap.

"maaf sebelumnya Tasya, kak Rendi sepertinya tidak bisa datang, karena akan berangkat ke Aceh untuk aksi kemanusiaan disana ", sambar Yunus sambil melihat ke arahku.

Betul Tasya apa yang di bilang Yunus, tapi terima kasih untuk undangannya ", jawabku.

Kalau begitu saya permisi dulu ya kak... ", jawab Tasya sambil menunduk entah sedih atau malu ".

Setelah makan di kantin, aku dan Yunus langsung menuju ke pakiran motor, dan habis itu aku dan Yunus menuju ke kantor LSM untuk ketemu dengan Pak Iwan.

Begitu sampai di kantor LSM, Pak Iwan sudah menunggu kedatangan kami dan segera kami menuju ruang yang biasanya di gunakan untuk rapat.

Begini dek Rendi dan dek Yunus, setelah Bapak, berkoordinir dengan teman - teman di lapangan mareka sangat antusias dan mareka berharap secepatnya bantuan itu terkumpulkan, dan ada dari kalian yang bersedia ikut ke Aceh guna langsung memberi bantuan sekaligus menghibur adik - adik disana yang sedikit trauma, " kata Pak Iwan panjang lebar.

Sebelumnya kami juga sudah setuju untuk ikut ke Aceh mewakili Kampus, yang ikut ke Aceh, Insha Allah saya, Malik dan Yunus Pak, " kataku .

Baiklah dek Rendi, kalo begitu Bapak menunggu kabar selanjutnya, mungkin dalam minggu ini kita berangkat ke Aceh beserta dengan bantuan yang akan kita berikan kepada mareka, " kata Pak Iwan lagi", baik Pak mungkin lebih cepat lebih baik, " jawabku.

" Iya dan jangan lupa juga ijin dari Orangtua dan pihak Kampus.

Dan juga saya akan menghubungi pihak Pesawat Herkules yang akan membawa kita kesana, " kata Pak Iwan.

Baik kalau begitu, kami akan segera menunggu kabar dari bapak? " kataku.

Baik kalau begitu sampai ketemu lagi di waktu kita berangkat ke Aceh ", kata Pak Iwan.

Baik pak terima kasih untuk bantuannya, "kataku sambil menjabat tangan beliau sekalian mohon pamit.

Setelah dari kantor LSM, kami langsung pulang ke rumah masing - masing.

Sampai di rumah aku menemui Papa dan Mama, dan sekaligus minta ijin mau ke Aceh untuk langsung memberikan bantuan untuk para korban Tsunami.

Kapan kamu berangkat sayang, Mama dan Papa mendukung apa yang kamu kerjakan.

" Nak...??? ", panggil Mama lembut?".

Kerjakan dengan ikhlas, jangan mengeluh, karena mareka lebih menderita dari pada kita, tunjukan rasa simpati dan sayang kepada sodara - sodara kita disana.

Semangatin mareka, bahwa hidup mareka masih panjang, bangkitkan semangat mareka yang mungkin sebagian dari mareka sudah pesimis atau trauma, ajak mareka bicara dan ikhlaskan tentang cobaan ini.

Mama yakin kamu mampu membantu mareka, setidaknya buat mareka semangat lagi untuk hidup dan terus berjuang untuk masa depannya lagi ", nasehat Mama.

Aku langsung memeluk Mama, dan tak terasa air mataku jatuh ", jagoan Papa pasti bisa, Papa yakin itu ", kata Papa mantap.

Doa kami untuk kamu selalu sayang ", kata Mama lagi sambil mencium kepalaku.

Pa...??Ma...???", kalian adalah Mutiara dalam Hidupku...", kataku sambil mencium tangan Papa dan Mama.

Sesudah meminta ijin dari kedua Orang Tuaku, aku langsung telpon ke Yunus dan Malik, tentang pergi ke Aceh.

Dan besok kalo bisa semua bantuan dari seluruh Fakultas sudah bisa di serahkan ke kantor LSM untuk selanjutnya di bawa ke Aceh.

Sesudah menghubungi mareka, akupun siap - siap istirahat karena besok pagi harus ke kampus.

Setelah sholat subuh aku jogging sebentar habis itu langsung mandi untuk berangkat ke Kampus, setelah sarapan aku pamit ke Papa dan Mama, habis itu langsung pergi menuju kampus.

Sampai di kampus, aku langsung ke kantor BEM, anak - anak sudah menungguku disana, baiklah teman - teman mulai hari ini selama 3 hari kedepan, bantuan yang kita butuhkan saya harap bisa terkumpulkan dan bisa segera kita bawa ke kantor LSM untuk segera bisa di bawa ke Aceh, " kataku.

Dan kemaren saya dan Yunus pulang dari kantor LSM, dalam minggu ini kami segera ke Aceh, dan saya harap kepada teman - teman di sini untuk terus fokus dan pantau terus kegiatan di sini dan juga di Aceh.

Nanti kita saling komunikasi. Untuk David, Mita dan Sonny, kalian siap - siap untuk acara Tafakur Alam, yang lain siap dengan tugas masing - masing, " kataku.

Kita semua harus ikhlas dalam bekerja, Insha Allah akan terasa ringan dan jangan mengeluh karena ini tugas kelompok bukan perorangan, saling bantu membantu karena kita semua satu kesatuan dalam kepengurusan BEM.

Jadi ada yang keberatan dengan tugas ini? " kataku.

semua mengelengkan kepala dan mareka semua siap membantu untuk terlaksana acara kemanusiaan ini.

Aku dalam hati lega dan sangat bersyukur mendapatkan teman - teman yang baik, yang saling tolong menolong, Walaupun berbeda agama tapi saling support, mengigatkan kalau misalnya melakukan kesalahan, itulah gunanya teman dalam kebaikan.

Tiba - tiba telpon gengamku berbunyi, dan itu dari Pak Iwan, setelah aku minta waktu untuk mengangkat telpon, mareka semua mempersilahkan, aku keluar dari ruangan.

" Assalamu'alaikum dek Rendi..." kata Pak Iwan. Wa'alaikum salam pak ", jawabku.

Maaf sebelumnya dek Rendi, Bapak mengganggu waktu dek Rendi ", kata pak Iwan.

Tidak apa - apa Pak, kebetulan rapatnya sudah mau selesai ", jawabku.

Begini dek Rendi, saya dapat telpon barusan dari pihak pesawat Herkules, Mareka akan berangkat ke Aceh, hari Kamis besok jam 10 pagi sudah Take Off dan kalau memang bisa, kita akan berangkat bersama - sama ke Aceh pada hari itu, bagaimana dek Rendi apakah bisa? " tanya Pak Iwan.

Begini Pak Iwan saya akan menanyakan hal ini kepada teman - teman, sekalian juga tentang bantuannya apakah sudah terkumpul biar sekalian dibawa ke Aceh, " kataku.

Baik, Kalo begitu dek Rendi, Bapak tunggu kabar dari dek Rendi, kalau bisa siang ini sudah Bapak terima, karena harus di beritahukan ke pihak Herkules sana ", Kata Pak Iwan.

", Baik kalau begitu Pak, saya akan segera mengabari kepada Bapak " kataku.

baik kalau begitu Bapak tunggu kabar dari dek Rendi.

" Assalamu'alaikum...", kata Pak Iwan.

", Wa'alaikum salam ", jawabku sambil menutup telpon.

Setelah menutup telpon dari Pak Iwan, aku kembali masuk ke ruang Bem.

Teman - teman barusan ada telpon dari Pak Iwan LSM, beliau bilang, bahwa pihak pesawat Herkules yang akan membawa bantuan ke Aceh itu akan berangkat hari kamis, jam 10 pagi.

", Bagaimana Malik, Yunus, siap tidak berangkat ke Aceh besok lusa, minta izin dari orang tua ya? dan juga buat teman - teman yang lain secepatnya hari ini dan besok sudah terkumpul semua bantuan, baik pakaian, makanan, minuman, popok bayi, dan yang lainnya yang di perlukan, saya harap besok sudah terkumpul disini, " kataku.

", baik Ren...!!!!", kami akan segera melakukan tugas ini, " kata Sonny.

Baiklah...kalau begitu kita semua gerak cepat, kumpulkan semua bantuan dari seluruh Fakultas di kantor BEM.

Lusa saya akan bawa ke kantor LSM." kataku. baiklah rapat cukup disini, sekarang kita bubar dan lakukan tugas ini dengan ikhlas.

Episodes
1 Hari Yang Cerah
2 Gunung Pangrango Sukabumi
3 Nasehat Papa
4 Fakultas Ekonomi
5 Sebuah Harapan
6 Ketua BEM
7 Menyita Waktu
8 Bencana Alam
9 TSUNAMI Aceh
10 Bantuan untuk Tsunami
11 Menyalurkan Bantuan
12 Berangkat Ke Aceh
13 Berangkat ke Aceh II
14 Berangkat Ke Aceh III
15 Berangkat ke Aceh IV
16 Mengunjungi Korban Tsunami
17 Menghibur Adik Adik Di Pengungsian
18 Ke Batoh
19 Tiga Minggu Di Aceh
20 Ke LHOK NGA
21 Masih di LHOK NGA
22 Perpisahan Yang Mengurai Air Mata
23 Rindu Yang Tertahan
24 Kebimbangan Hati Rendi
25 Kegundahan Jiwaku
26 Pertemuan Yang Menggetarkan Hati.
27 Mencari Tau Tentang Aisha
28 Rencana Masuk Pesantren
29 Primadona Desa
30 Santri Mukiman
31 Merasakan Jadi Santri
32 Menemui Ustadz Ahmad Ma'ruf
33 Lamaran Pak Kyai Abdul Somad
34 Bareng Yunus ke Kampus
35 Misi dari Rendi
36 Rapat
37 Salah Paham
38 Menanti Kabar
39 Doa Faisal
40 Suasana Kantor BEM
41 Usulan David dan Malik
42 Kabar Tak Enak
43 Janji Ke Rumah Pak Ustadz
44 Deg-degkan
45 Salah Sangka
46 Menemui Abah Aisha
47 Syarat Dari Abah
48 Kesibukan Yang Padat
49 Saran Untuk Andi
50 Ke Kantor Papa
51 Impian Anita
52 Lumayan Sibuk
53 Penutupan Pendaftaran Calon BEM
54 Seleksi Calon Ketua BEM
55 Terpilih Ketua BEM Yang Baru
56 Hafalan Surah AR-RAHMAN
57 Persiapan Menuju Pernikahan
58 Menikah dengan Gadis Pujaanku
59 Malam Pertama Yang Tertunda
60 Kerinduan Pada Aisha
61 Menemui Bidadariku
62 Menjemput Istriku
63 Hadiah Untuk Aisha
64 Malam Yang Indah Tuk Rendi Dan Aisha
65 Akibat Perbuatanku
66 Janjiku
67 Menginap Di Rumah Mama.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Hari Yang Cerah
2
Gunung Pangrango Sukabumi
3
Nasehat Papa
4
Fakultas Ekonomi
5
Sebuah Harapan
6
Ketua BEM
7
Menyita Waktu
8
Bencana Alam
9
TSUNAMI Aceh
10
Bantuan untuk Tsunami
11
Menyalurkan Bantuan
12
Berangkat Ke Aceh
13
Berangkat ke Aceh II
14
Berangkat Ke Aceh III
15
Berangkat ke Aceh IV
16
Mengunjungi Korban Tsunami
17
Menghibur Adik Adik Di Pengungsian
18
Ke Batoh
19
Tiga Minggu Di Aceh
20
Ke LHOK NGA
21
Masih di LHOK NGA
22
Perpisahan Yang Mengurai Air Mata
23
Rindu Yang Tertahan
24
Kebimbangan Hati Rendi
25
Kegundahan Jiwaku
26
Pertemuan Yang Menggetarkan Hati.
27
Mencari Tau Tentang Aisha
28
Rencana Masuk Pesantren
29
Primadona Desa
30
Santri Mukiman
31
Merasakan Jadi Santri
32
Menemui Ustadz Ahmad Ma'ruf
33
Lamaran Pak Kyai Abdul Somad
34
Bareng Yunus ke Kampus
35
Misi dari Rendi
36
Rapat
37
Salah Paham
38
Menanti Kabar
39
Doa Faisal
40
Suasana Kantor BEM
41
Usulan David dan Malik
42
Kabar Tak Enak
43
Janji Ke Rumah Pak Ustadz
44
Deg-degkan
45
Salah Sangka
46
Menemui Abah Aisha
47
Syarat Dari Abah
48
Kesibukan Yang Padat
49
Saran Untuk Andi
50
Ke Kantor Papa
51
Impian Anita
52
Lumayan Sibuk
53
Penutupan Pendaftaran Calon BEM
54
Seleksi Calon Ketua BEM
55
Terpilih Ketua BEM Yang Baru
56
Hafalan Surah AR-RAHMAN
57
Persiapan Menuju Pernikahan
58
Menikah dengan Gadis Pujaanku
59
Malam Pertama Yang Tertunda
60
Kerinduan Pada Aisha
61
Menemui Bidadariku
62
Menjemput Istriku
63
Hadiah Untuk Aisha
64
Malam Yang Indah Tuk Rendi Dan Aisha
65
Akibat Perbuatanku
66
Janjiku
67
Menginap Di Rumah Mama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!