"Iya saya serius dan sekarang usia kehamilannya sudah memasuki usia setengah bulan ya sudah kalau gitu saya permisi dulu,"
"Ba ...baik Dok," balas Cassandra yang tanpa menunggu ia pun bergegas masuk.
"Putri mendingan cepat kamu katakan pada Ibu? siapa ayah dari anak yang kamu kandung saat ini ayo katakan?
"Maaf Nyonya saya tidak bisa memberitahu siapa ayah dari anak ini, saya ...saya tidak sanggup," balas Putri yang hanya meneteskan air matanya.
"Apa maksud kamu?"tanya dengan mencengkram pundak Putri.
"Semua ini tidak akan pernah terjadi kalau bukan karena dia, aku harus bertemu dengannya sekarang," batin Putri yang kemudian ia pun segera turun dari atas brangkar dan berlari keluar dari ruang ini.
"Putri kamu mau kemana?" cegah Cassandra akan tetapi Putri jauh dari pandangannya.
Melihat Rafa yang sedang berbincang dengan beberapa temannya, Putri dengan langsung ia menarik tangan Rafa untuk ia ajak pergi. Akan tetapi belum juga ia berhasil membawanya, langkahnya pun terhenti setelah Mamanya Mau jika yang terlebih dulu menghalanginya.
"Putri apa yang kamu lakukan. Dan berani sekali kamu memunculkan diri setelah dengan beraninya kamu pergi dari Rumah. Dan kabur dari tanggung jawab kamu? Apa kamu sudah tidak punya harga diri lagi?" gertak Wanita itu dengan melayangkan tangannya untuk menampar Putri, tapi dengan sigap Putri menangkapnya.
"Aku tidak ada urusan dengan anda, jadi jangan mencari gara-gara," gertaknya yang langsung mendorongnya hingga terjatuh.
"Kamu? Berani sekali kamu berkata seperti itu sama Mama-ku? Kamu?" selangkah Monika ingin menamparnya dan lagi-lagi niatnya terhenti setelah seseorang yang dengan tepat menangkap tangan itu.
"Jika anda berani menamparnya maka saya sendiri tidak akan segan-segan memberi pelajaran pada kalian apa kalian mengerti!" gertaknya yang langsung menghempaskan tangan Monika darinya.
"Kamu terlihat berani karena sekarang sudah ada membelamu rupanya. Dan apa maksud kamu. Apa yang inggin kamu lakukan? Kenapa kamu mengajak Rafa, apa yang inggin kamu katakan?"tanya Monika dengan wajah sinisnya.
Plak ...
Itu tamparan karena dengan beraninya kamu merebut kesucian dariku.
Satu tamparan tepat mengenai wajah Rafa. Terkejut dengan apa yang diucapkannya yang merasa tidak tahu apa-apa ia lantas membentak Putri.
"Apa maksud kamu bilang kalau aku menodai-mu? Punya bukti apa kamu berani menuduh-ku seperti itu?"
"Iya berani sekali kamu menampar Suami-ku. Dan menuduhnya sekeji itu apa kamu sudah gila?"
"Aku tidak ada urusan sama kamu, jadi jangan coba-coba halangi aku," tegas Putri akan tetapi Monika masih menahannya.
"Rafa ini Suami-ku, jadi sudah seharusnya itu juga jadi tangung jawabku jadi mendingan lo pergi kalau lo gak gue gue bakal mempermalukan lo didepan banyak orang," ancam Monika dengan menunjukkan wajah sinisnya.
"Baiklah aku akan pergi, tapi sebelum aku pergi aku inggin berbicara padanya dulu. Dan kamu Rafa? Sekarang kamu sudah tahu kan kalau aku lagi mengandung anak kamu, jadi aku minta sama kamu, kamu harus tanggung jawab atas perbuatan kamu ini, memang sekarang aku tidak punya bukti tapi aku pastikan tak lama aku juga akan punya bukti yang memperjelas kalau kamulah ayah dari anak yang aku kandung ini. Dan malam dimana kamu mabuk kemaren malam itulah kamu melakukan semua itu sampai-sampai dengan teganya kamu merebut kesucian yang selama aku jaga baik-baik.
"Rafa? Apa benar kalau kamu orang yang telah menghamili Putri? timpal Mamanya Monika yang langsung menghampirinya.
"Tidak Ma, Mama harus percaya kalau bukan aku ayah dari anak yang ia kandung. Putri kamu itu ternyata sangat pintar bersandiwara ya? Apa kamu lupa kamu itu kan Gadis yang sering nongkrong di tempat karaoke jadi mungkin karena perbuatan kamu itulah kamu jadi mengandung sekarang, tapi kenapa kamu malah menyalahkan ku?"
"Stop omong kosong apa itu, sudah jelas-jelas waktu itu kamu yang melakukan ini padaku apa sekarang kamu tidak ingin mempertanggung jawabkan-nya?"
"Stop Putri kalau kamu malu akan kelakuan kamu ini setidaknya kamu jangan menuduh orang lain. Dan apa kamu kenal siapa Rafa? Jadi kalau kamu inggin membela diri kamu harus tahu pintar-pintar memilih siapa orang yang ingin kamu incar. Aku tahu kenapa kamu melakukan semua ini kamu masih mencintainya makanya kamu bersandiwara sampai separah ini jadi jangan harap kamu akan menang menuduhnya karena tanpa bukti kita tidak akan pernah percaya apa kamu paham?"
"Baiklah kalau Mama tidak percaya sama aku, tapi yang jelas aku inggin mendapatkan keadilan, miskin bukan berarti harus mengalah. Dan bodoh bukan berarti diam. Dan dia anak orang kaya tapi bukan berarti aku harus diam tanpa mencari keadilan. Dan aku pastikan orang sepertimu tak lama akan mendekam dipenjara,"
Langkah yang akhirnya perlahan-lahan mulai meninggalkan ruangan ini membuat hati Putri seperti tercabik-cabik tanpa tersisa. Apalagi melihat semua orang tidak ada yang mempercayainya membuatnya bingung dengan siapa ia akan melimpahkan rasa sakit ini.
Langkah kaki yang perlahan-lahan mulai pergi dari tempat ini semua pandangan mata pun hanya tertuju kearahnya. Bahkan bukan hanya mata yang sedari tadi memperhatikannya. Akan tetapi mulut mereka pun berbicara dan terus-menerus berkata yang mengatakan jika Putri bukanlah anak sebaik dan polos yang mereka kira.
Matanya yang bisa menahan semua pandangannya akan tetapi tidak dengan telinga sudah berusaha ia mencoba tahan dan sabar tapi kata-kata yang mereka ucapkan sudah sangatlah menyayat hatinya.
Berlari tanpa memperdulikan omongan mereka, dengan air mata yang terus terjatuh hinga tidak tersisa membuat hati Putri tambah semakin hancur tak tersisa.
Langkah yang pelan membuatnya takut akan kemana dan dimana ia akan melangkahkan kakinya sekarang.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Rice Btamban
semoga Ibu yg punya restoran mau nolongin putri
2022-07-11
1
Mariam Marife
putri penderitaan kamu bgtu bertubi-tubi😭
2022-07-10
1