"Kenapa lagi-lagi aku harus mengenal cinta. Dan kenapa aku bisa-bisanya sebodoh itu terjebak akan ucapan manis yang ia ucapkan, kenapa? Kamu sangat bodoh Putri ...kamu sangat bodoh!"umpat Putri dalam hati.
Buliran demi buliran air mata mulai menjatuhi kedua pipinya. Mengingat akan masa remaja yang cukup bahagia, Putri nampak tersenyum manis mengingat semua kenangan itu. Biar pun sebenarnya ada luka yang sangat menyayat hatinya yang sangat sulit untuk ia pendam sampai sekarang.
"Jika saja aku tidak mengikuti saran dari Mama angkat-ku mungkin aku tidak akan pernah mendapatkan penderitaan seperti ini. Revan, Nina aku kangen sama kalian ...aku kangen berkumpul bersama kalian seperti dulu ...aku kangen kalian."
Putri membatin dengan air matanya yang terus membanjiri sudut matanya.
Memandang langit yang sangat cerah dengan berbarengan tetesan air matanya yang mulai berjatuhan membahasi kedua pipinya. Putri mengingat akan cinta yang dulunya ia pendam pada seorang laki-laki sebelum mengenal pria bernama Rafa.
Kini rasa cinta dari Pria yang berusaha ia lupakan sejak masih duduk di bangku SMA entah kenapa rasa kangen yang tiba-tiba muncul menyertai dirinya.
FLASH BACK ( SEWAKTU SMA )
Tampak sepasang kekasih yang tengah bermain di taman bunga, raut wajah senang terpancar dari keduanya. sang pria langsung memegang salah satu tangan dari sang gadis tersebut, sehingga membuat sang gadis langsung memandang ke arahnya. Pria itu tersenyum dan langsung memutar-mutar tubuh gadis itu secara perlahan.
Gadis itu tampak tertawa bahagia, sedangkan sang pria dia tampak tersenyum karena melihat gadisnya tersenyum.
"Revan. Hari ini aku sangat senang sekali, karena aku bisa menghabiskan waktuku bersamamu!" ucap Gadis itu.
"Benarkah. Kalau begitu aku pun sangat senang bisa menghabiskan waktuku bersama denganmu," jawab Revan sambil berhenti memutar tubuh Nina.
Suasana yang mesra yang dihasilkan oleh mereka nampaknya telah didukung oleh suasana yang terlihat sangatlah cerah tanpa adanya awan mendung yang tak terlihat menyinari Langitan.
"Sayang?"tanya Nina.
"Iya sayang, ada apa?"balas Revan.
"Aku hanya ingin mengatakan kalau seumpama kita dipisahkan akan keadaan apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan terus mempertahankan hubungan kita ini?" tanya Revan, Wanita yang berada dalam pelukannya kini nampak tersipu malu lalu membuat Nina berpaling darinya.
"Apa maksud kamu? Kenapa kamu bertanya seperti itu?"tanya Nina.
"Ya soalnya aku lihat belakangan ini kamu tambah semakin cantik. Aku takut kalau kecantikan kamu akan memisahkan kita karena adanya orang ketiga,"goda Revan yang mulai berani.
"Sayang lihatlah aku!" Nina memegang wajah Revan dengan manja." Di dunia ini laki-laki yang cuma ada di hatiku itu cuma kamu, jadi kamu jangan punya pikiran yang aneh-aneh seperti itu jujur aku tidak Suka. Jika kamu masih mengatakannya lagi aku akan sedih,"kata Nina.
Revan langsung memegang kedua bahu Nina.
"Kamu tidak perlu sedih, aku yakin pasti Tuhan akan selalu menyatukan kita untuk selalu bersama, jadi kamu tidak boleh sedih lagi ya, sayang. Baiklah untuk mengembalikan suasana apakah kamu mau lihat apa yang sudah aku siapkan untukmu saat ini," ucap Revan sambil melepaskan kedua tangannya dari bahu Nina.
"Apa yang kau bawa untukku?" tanya Nina dengan wajah penasarannya.
Revan tampak mengeluarkan sebuah mahkota yang terbuat dari bunga, Nina yang melihat itu matanya langsung berbinar. Revan langsung memasangkan mahkota bunga itu ke atas kepala Nina.
Nina tampak tersenyum manis.
"Sayang aku sangat menyukainya, apalagi ini adalah mahkota yang kamu buat. dan aku tau kau pasti membuatnya dengan penuh kasih sayang dan cinta kan," jawab Nina dengan tersenyum manisnya.
Revan yang mendengar itu hanya tersenyum, dia langsung mengusap lembut pucuk rambut Nina kembali mendekap tubuh Nina dengan sangat erat.
" Aku sangat mencintai kamu Nin. Aku sangat mencintai kamu."
Lelaki itu tak henti-hentinya melepaskan dekapannya untuk sang kekasih.
"Aku juga sangat mencintai kamu Rev," balas Nina dengan membalas senyuman manisnya.
Pov Putri
Kadang aku berfikir apa kebahagiaan untuk-ku itu sangatlah mahal jika dibeli. Kenapa aku selalu saja gagal dalam hal percintaan. Apa kamu sadar Revan jika aku disuruh jujur aku sangat mencintaimu. Pertama kali kita bertemu benih-benih cinta mulai tumbuh.
Bahkan pertemanan yang kita jalani sejak sedari kecil aku rasa itulah yang membuatku sedikit nyaman berada disamping-mu. Dan sejak saat itu aku mulai mengenal apa itu cinta, tapi apa gunanya cinta jika pada akhirnya cinta itu bukanlah milik-ku seutuhnya.
Aku sadar aku bukanlah siapa-siapa. Dan jika dibandingkan aku tidak ada apa-apanya dengan Nina, tapi dia teman-ku, jadi mana mungkin aku akan tega merebutnya apalagi bilang jika aku sangat mencintai kekasihnya.
Biarlah hati ini yang menahan siksaan ini asalkan diantara persahabatan kita tidak ada kehancuran hanya karena rasa cinta yang kita rasakan dalam satu laki-laki yang sama.
Menghampirinya secara perlahan. Putri yang sedari tadi menahan sedihnya tak lama ia terlihat berusaha tegar menatap kemesraan yang dilakukan kedua temannya tepat di depan matanya sendiri.
"Gitu ya ditempat umum aja masih sanggup untuk berpelukan? Apa kalian tidak kasihan apa kalau melihat orang-orang yang masih jomblo melihat kemesraan kalian ini," ledek Putri yang spontan membuat pandangan keduanya teralihkan.
"Putri kamu itu kebiasaan suka datang dengan cara tiba-tiba, kita kan malu," timpal Nina dengan menundukkan kepalanya karena malu.
"Tapi aku tidak malu tuh jika harus berpelukan sama kamu?" timpal Revan yang meledek Nina ketika menundukkan kepalanya.
"Tuh denger pawang kamu saja tidak malu, kenapa kamu harus malu sih Nin," timpal Putri mencoba membangkitkan suasana.
"Eh kamu ngapain datang kesini. Apa kamu mencoba merusak pemandangan yang indah ini?"ledek Revan dengan merangkul Putri dan menyempitkan ke ketiaknya.
"Idih sok cakep siapa juga yang mau gangguin kalian. Aku datang kesini cuma mau menjemput Nina lagi. Lepasin, kamu tuh jorok banget sih! Kamu tidak pakai parfum ya?"keluh Putri sambil mencoba menutup hidungnya.
"Tuh tahu," balas Revan yang seketika langsung didorong oleh Putri.
"Idih pantesan bau banget. Nina tuh lihat cowok kamu dia itu jorok banget kenapa kamu sampai mau sih pacaran sama dia!"sindir Putri.
"Astaga ini anak mulutnya memang tidak pernah benar kalau ngomong," gerutu Revan yang langsung membungkam mulut sahabatnya itu.
"Sudah-sudah jangan berantem terus, ayo Putri kita berangkat," ajak Nina yang menarik tangan Putri, tapi dihalangi Revan.
"Nin, kamu tuh kenapa sih harus punya teman kaya cubby ini, kaya tidak ada teman lagi saja. Kan aku yang pertama kali datang, jadi harusnya kamu itu berangkatnya sama aku, bukan sama si chubby ini," ledek Revan.
"Idih ...gini-gini juga banyak yang naksir lagi, pastinya biar pun sedikit gesrek aku juga teman kamu lagi dasar tiang listrik!" sindir Putri dengan nada kesalnya.
"Iya ...iya bawel!"balas Revan tak lupa mengacak-acak poni putri yang rapi.
"Ya udah sayang aku berangkat dulu ya, kasih tahu aku kalau kamu kenapa-kenapa. Dan kasih tahu aku juga kalau di apa-apain sama dia biar aku sendiri yang jadikan dia perkedel!"ledek Revan tak henti-hentinya menggoda Putri.
"Untung saja temen, coba saja kalau tidak sudah aku pites juga ini orang!"umpat Putri dengan kesal.
"Sudah-sudah jangan ladeni dia."
"Ya sudah aku pergi, kamu hati-hati dah."
"Dah juga," balas Nina dengan membalas lambaian tangan sang kekasih.
Pov Putri
Sahabat. Aku sangat bersyukur memiliki dua sahabat seperti mereka, biar pun kita tidak mempunyai ikatan persaudaraan sama sekali, tapi mereka selalu ada disaat aku sedang terpuruk, hancur akibat siksaan dan hinaan yang dilontarkan keluarga-ku sendiri.
Dengan adanya mereka aku merasa punya semangat hidup yang sangat bearti. Dengan adanya dukungan mereka aku merasa sangat bahagia mendapatkan seseorang yang sangat tulus menyayangi-ku seperti mereka.
Walau pun perih rasanya hati ini melihat orang yang kita cintai nyatanya tidak pernah berpaling pada kita.
Adik. Mungkin kata itu yang sangat cocok untuk digambarkan oleh laki-laki seperti Revan. Biar pun kita sudah menjadi sahabat sejak kecil, tidak ada perlakuan khusus yang ia berikan kepada-ku kecuali perlakukan layaknya seorang adik.
Batin yang hanya bisa ia ucapkan. Air matanya yang terlihat terjatuh membahasi kedua pipinya. Tak lama Nina yang melihat ia dengan segera langsung mengusap air mata itu.
" Kamu kenapa? Apa kamu menangis? Apa dia telah menyingung perasaan kamu?" tanya Nina nampak cemas.
"Tidak. Aku tidak kenapa-kenapa kok!" balas Putri yang mencoba tegar.
"Putri kita sudah berteman sejak lama. Biar pun persahabatan kita terjadi sejak SMA aku tahu mana kamu yang lagi sedih dan mana kamu yang ceria. Dan sekarang apa yang aku lihat kamu itu Putri yang lagi sedih, jadi cepat kasih tahu apa yang sedang kamu alami? Siapa yang membuat-mu bersedih seperti ini, siapa?"tegas Nina memaksa Putri berkata jujur.
"Aku tahu kamu sedang mencemaskan aku Nin, tapi beneran aku tidak apa-apa,"balas Putri mencoba mengalihkan perhatian lain.
"Apa kamu serius?"tanya Nina.
"Iya aku serius?" Nona hanya memberikan anggukan.
"Baiklah kalau kamu tidak apa-apa yuk kita pergi sekarang," ajak Nina.
"Baiklah ayo!" balas Putri kemudian mereka pun pergi.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Sukliang
lanjutttt
2022-07-23
1
Santai Dyah
jejak dulu besok Bru tukeran bca
2022-06-25
1