Ya Tuhan... Aku benar benar terkejut mendengar ucapan papaku.Meski tanpa luka dadaku terasa sakit bagai di tikam sejuta pedang. Sakit dan menyesakkan.
Bagaimana bisa papa yang ku hormati , ku sayangi dan ku banggakan melakukan hal sekejam itu.
Wanita itu sudah kehilangan suaminya, dan dalam keadaan hamil tua kehilangan rumah tempat tinggalnya pula.Pantas saja dia tidak tinggal lagi di Jakarta dan pindah ke Blitar.
Semua ini gara gara aku. Itu terjadi karena diriku .Ucapan dan sikapku yang dulu begitu egois . Semua berimbas kepadanya. Benar benar jahat aku ini . Iblis... Aku memaki diriku sendiri.
*****
Malam harinya aku duduk sendiri di belakang kemudi mobilku.Aku terdiam sambil terus menatap ke seberang.
Ya..Aku mendatangi tempat wanita itu lagi tanpa sepengetahuan Bisma.Aku mengamati semua yang dilakukan wanita itu dari balik kaca mobilku.
Wanita itu yang entah siapa namanya, sedang sibuk melayani pembeli yang singgah di warungnya sambil menggendong salah satu anaknya.
Di sisi lainnya aku melihat ibu wanita itu nampak kesulitan menenangkan anak kembar yang satunya lagi.Padahal pengunjung warung itu lumayan ramai.Mereka nampak begitu kerepotan.
Bahkan ada seorang ibu ibu pengunjung yang turut iba dan berusaha menenangkan anak yang sedang bersama neneknya itu.Tapi yang ada malah tangisnya semakin menjadi.
Aku yang begitu penasaran kenapa anak itu begitu akhirnya nekat turun dan masuk ke warung itu.
" Gado gado satu bu.." ucapku memesan makanan pada ibu wanita itu yang sedang berusaha menenangkan cucunya bersama ibu ibu pengunjung itu.
" Iya. .sebentar ya den..silahkan duduk dulu" ucap ibu itu ramah menutupi kepanikannya .
" Lho..kenapa cucunya menangis Bu?" tanyaku pura pura tidak tahu.
"Ini Cucu Ibu minta digendong Mamanya.. tapi Mamanya masih sibuk melayani pembeli..." kata Ibu itu.
"Saya gendong juga tidak mau.." ucap Ibu pengunjung di sebelahnya.
"Dia maunya cuma sama Mamanya den.. Mamanya juga sedang sibuk..dan lagi adik kembarnya yang digendong itu sedang rewel. Agak demam..tidak mau turun dari gendongannya "
" Biasa itu bu.. lagi 'goda'... mengetes kesabaran orang tuanya.." Ucap ibu ibu pembeli itu lagi.
Ya Tuhan ... kasihan sekali anak ini.. juga Mamanya... menghadapi banyak pembeli anak rewel anak sakit.. pantas saja tadi pagi belanja pun dia tetap membawa anaknya itu.
" Kamu mau aku gendong..? " ucapku spontan sambil menghampiri bocah kecil yang tengah menangis keras itu.
Bocah tampan itu sesaat menoleh padaku dan sepertinya dia mengenali wajahku.
" Papa..." ucapnya seraya berlari cepat ke arahku dan memelukku.
" Papa papa..." Dia berucap sambil tersenyum dan menyentuh mukaku.
" Dafa.. tidak boleh begitu.. " nenek Dafa langsung berucap sambil menepuk pelan punggungnya.
" Tidak apa apa bu... Biar saya tenangkan dulu Dafa nya... Ibu bantu anak ibu saja.. sepertinya dia kerepotan.." ucapku.
" Tapi..."
"Saya tunggu pesanan saya di meja itu ya..sambil bermain dengan Dafa dulu..." Ucapku seraya melangkah ke ke meja kosong di samping tempat lesehan aku dan Bisma tadi pagi.
" Baiklah... tolong ya den.." ucap Ibu itu buru buru pergi dan membantu mama si kembar yang sibuk membuat pesanan pembeli dan mengantarkannya.
" Kok bisa nurut sama kamu ya.. padahal sama saya tidak mau.. "
Aku tersenyum simpul. Tangis Dafa terhenti dan dia terus memanggil manggil aku dengan riangnya . " Papa papa..."
" Ya ya ya .. kamu boleh panggil aku dengan sesuka hatimu. Tapi ingat ya , jangan menangis.. lihat tu..Mama kamu dan nenek kamu sedang sibuk .Kamu tidak boleh rewel ya " ucapku sambil duduk di atas tikar lesehan sederhana di warung itu.
Dafa mengangguk angguk seperti mengerti maksud ucapan ku.
"Kamu suka kucing?" Tanyaku
" meong??" Dafa menatapku dengan wajah innocent nya.
" Iya meong... kalau kamu pintar kita nonton tom jerry yuk.."ucapku seraya mengeluarkan hp ku dari saku celana.
Kemudian aku membuka you tube dan mencari salah satu video kucing dan tikus lucu itu.
Dafa tampak senang melihatnya. Dia duduk di atas pangkuanku sambil menonton video dengan hati senang.
Aku menatap bocah kecil malang itu. Kemudian menoleh pada saudara kembarnya yang berada di gendongan mamanya.
Aku tak bisa membayangkan apa saja yang sudah mereka alami selama beberapa tahun belakangan ini. Aku benar benar merasa bersalah pada mereka. Hingga tanpa sadar , aku memeluk Dafa erat dengan mata berkaca kaca menahan air mataku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments