Aku ingat selama berobat di luar negeri aku mengalami masa masa yang sangat tidak mengenakkan . Aku sering bermimpi buruk. Suara seorang pria tak di kenal yang merintih kesakitan dan meminta tolong sering menghantuiku dalam tiap malam ku. Dan aku sering terbangun di tengah malam dengan keringat dingin membanjir di tubuhku. Dan kadang aku berhalusinasi melihat sosok seperti hantu di kamarku. Hantu seorang pria yang berlumuran darah di sekujur tubuhnya. Dan itu sangat mengerikan.
" Pergi pergi....jangan ganggu aku!!" Teriak ku histeris.
"Yoga..." Mamaku menangis sambil memelukku.
" Dia di sana Ma.. pria itu... " ucapku . Mamaku cuma bisa memelukku semakin erat dan menangis bersamaku.
Beberapa bulan dirawat di sana, aku juga mendapat terapi di psikiater selain terapi pemulihan kakiku. Dan tetap tiap malam ku lalui dengan mimpi seperti itu.
Aku berpikir mungkin pria itu menjadi hantu penasaran yang terus menerorku.Dia mungkin belum meninggal dengan tenang.
Aku tidak tahu saat itu mungkin hantu pria itu sedih melihat keadaan istrinya karena sikap Papaku . Dan juga mertuanya. Yang tega mengusirnya padahal dia sedang hamil tua.
Satu kata yang selalu dia ucapkan di mimpiku dalam keadaan berlumuran darah.
" tolong....."
Aku menyeka butiran bening yang jatuh dari mataku. Aku benar benar bersedih mengetahui semua fakta yang terjadi karena keegoisanku.
Aku yang lari dari tanggung jawab karena sedih kehilangan kekasihku tak peduli bagaimana nasib malang wanita itu yang di tinggal suaminya.
Aku hanya bisa terdiam dan memikirkan bagaimana dan apa yang harus aku lakukan terhadap wanita itu dan anak anaknya untuk menebus kesalahanku.
Semenjak aku pulih dari berobat ke luar negri yang kulakukan cuma mabuk mabukan tiap kali mimpi buruk itu datang.
Meski sudah tidak setiap hari datang menghantui ku seperti dulu . Mungkin karena Mamaku menyuruh orang rumah mengadakan selamatan dan mengirim doa untuknya.
Aku sempat berhenti kuliah dan sibuk dengan alkohol untuk melupakan kesedihanku.
Kehilangan Bulan merupakan pukulan terberat ku. Aku mabuk mabukan bersama teman temanku dengan banyak wanita yang ku panggil untuk menemani minum tapi tidak ada satupun yang dapat menggantikan Bulan.
Hingga akhirnya Mamaku menitipkan ku ke Pamanku yang berada di kota Jombang .. Kota beriman..semboyan nya...haha.
Mama kira semudah itu menjadi beriman karena tinggal di kota itu.. 😤
Pamanku seorang guru mengaji di sebuah pondok pesantren di kota itu. Dia sedikit demi sedikit mengajariku tentang agama yang selama ini aku lupakan.
Mengenalkan aku pada Guru besarnya yang sering menasehati ku dan membimbingku. Berusaha berdamai dengan masa laluku dan hidup lebih baik.
Mendoakan Bulan dan juga pria itu. Dan menerima semua kalau yang terjadi itu sudah suratan takdir dari Tuhan yang kita sebagai manusia tidak punya daya sama sekali terhadap kehendaknya.
Aku berhenti mabuk mabukan , berhenti bermain wanita dan berhenti mendatangi klub malam. Aku berusaha menata hidupku kembali.
Karenanya setelah itu aku mau melanjutkan kuliahku lagi .Tapi bukan di Ibu Kota Jakarta lagi melainkan di Kota Surabaya yang jauh sekali dari tempat asalku..
Pamanku bilang lingkungan baru akan membawa pengaruh yang baru pula.
Mama dan Papa senang dan mendukung keputusanku walaupun itu berarti mereka akan terpisah dariku sampai aku lulus nanti. Meski begitu mereka terkadang mengunjungi ku. Mereka tau aku masih enggan ke ibu kota tempat tinggal ku karena takut aku trauma lagi.
Papaku membelikan aku sebuah rumah mewah 2 lantai yang luas dekat dengan kampus baruku. Fasilitasnya lengkap mulai dari rumah yang begitu besar dan megah , taman bunga di samping dan di depan. Mobil sporty kesukaanku terpajang di garasi dan beberapa mobil mahal lainnya.
Dan sebuah kolam renang dan lapangan basket lengkap dengan ring basketnya walaupun cm satu ring yang biasa disebut separuh lap.
Papa tahu aku dulu suka bermain basket juga. Aku merasa nyaman tinggal di sana di temani seorang pembantu dan seorang tukang kebun yang merangkap sebagai penjaga.
Aku melanjutkan kuliahku dan bertemu Bisma di sana. Dan sudah setahun lebih aku bersahabat dengannya.
Aku tidak peduli dia anak seorang petani dengan latar belakang keluarga biasa saja, aku menganggap dia sudah seperti saudaraku sendiri karena dia anak yang baik .
Dia menerimaku dengan masa laluku yang tak pernah ku tutup tutupi darinya.Dia bahkan sering menasehati ku pula.
" Move on bro..."ucapan yang selalu kuingat teringat dari bibir Bisma saat aku menceritakan tentang kecelakaan itu.Dimana aku juga kehilangan Bulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments