Setelah menggoda Arya sekali, Yuki tampak belum puas dan menggodanya terus-menerus. Dia perlahan meregangkan tubuhnya, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang seksi dan memikat.
Tentu, Arya sebagai pemuda yang sehat melirik sejenak sebelum mengalihkan pandangannya ke bukunya lagi, mencoba fokus.
"Sungguh melelahkan mengerjakan semua pekerjaan seorang diri. Andai saja ada seseorang yang bisa membantuku."
Yuki berkata dengan sedikit manja namun dia mengatakan yang sebenarnya. Dia perlahan bersandar pada bahu Arya dan ekspresinya terlihat begitu nyaman dan dia menikmatinya dengan tenang.
Yuki merasakan bahwa bahu Arya sedikit keras dan berotot tapi dia merasakan kehangatan di sana. Ini membuatnya tidak ingin menjauh.
Merasakan kepala Yuki di bahunya, Arya terkejut dan wajahnya memerah sementara Niko menatapnya dengan niat membunuh dan mengutuk Arya berkali-kali.
"Tante, bisakah minggir sedikit? Aku kesulitan bergerak."
Suara Arya sedikit gemetar. Dia sebenarnya tidak ingin Yuki menyingkir dari sandarannya, tapi melihat Niko yang tampak marah padanya, dia tidak memiliki pilihan lain. Lagi pula, jika dia bertindak berlebihan kemungkinan pertemanannya dengan Niko menjadi agak canggung.
Seakan tidak mendengar Arya, Yuki memejamkan matanya dan berpura-pura tidur.
"Ibu, hentikan. Jangan mengganggu Arya lagi. Jika pacarnya mengetahuinya, itu akan menyebabkan masalah untuk Arya."
Niko yang sudah sangat kesal akhirnya mengungkapkan rasa kesalnya. Dia berkata dengan lembut tapi dapat terdengar jelas bahwa dia sedang kesal.
Tentu saja dia kesal dan marah. Ibunya baru saja bersandar pada temannya, membuatnya merasa aneh dengan sikap ibunya.
Mendengar ini, Yuki segera membuka matanya, mengangkat kepalanya dan menatap Arya dengan terkejut dan sedikit kecewa.
"Hei, Niko. Aku dan Lucy hanya teman."
Arya membantah Niko.
"Pembohong. Jelas sekali kalau kau dan Lucy adalah pasangan. Kalian sangat mesra saat itu!"
"Tidak, aku dan Lucy benar-benar hanya teman."
Arya berkata dengan serius.
Seperti yang dia katakan, dia dan Lucy hanya teman. Mereka memang saling suka dan saling mencintai, tapi untuk beberapa alasan Arya tidak bisa menjalin hubungan pacaran dengan Lucy.
Mendengar ini, Yuki yang awalnya terkejut dan sedikit kecewa segera menghela nafas lega.
Ketika mengetahui bahwa Arya memiliki seseorang yang disukainya, Yuki jadi penasaran. Sudah sewajarnya bagi para wanita untuk bergosip, jadi wajar jika Yuki bertanya beberapa hal tentang Lucy.
Tapi sayangnya, Arya selalu menghindari pertanyaan yang berkaitan dengan Lucy.
*****
Saat sore hari, ketika Arya dan Niko selesai belajar bersama, Arya segera berpamitan pada Yuki dan Niko.
"Tante, tolong terima ini."
Sebelum kembali, Arya tiba-tiba mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan memberikannya pada Yuki.
Melihat dirinya diberikan amplop secara tiba-tiba, Yuki terkejut dan bertanya-tanya.
"Untuk apa amplop ini?"
"Ah, ini untuk menggantikan uang Tante yang waktu itu digunakan untuk biaya rumah sakitku. Tolong diterima."
Saat Arya berkelahi dan membunuh Roy dan kelompoknya, dia lengah dan berakhir mendapat beberapa pukulan keras dan Roy dan beberapa orang lainnya, menyebabkan tulang rusuknya patah dan memar di beberapa bagian tubuhnya sehingga dia harus dirawat di rumah sakit selama satu minggu.
Selama satu minggu itu, biaya rumah sakit Arya ditanggung oleh Yuki.
Karena Yuki yang menanggung biaya rumah sakitnya, Arya merasa tidak enak hati padanya. Jadi saat dia memiliki uang, dia secara alami ingin menggantikannya meski agak terlambat.
Mendengar ini, Yuki sedikit bingung sebelum akhirnya mengerti apa yang Arya maksud.
"Mengganti biaya rumah sakit? Itu sudah lama sekali. Jangan membahasnya lagi. Aku melakukannya karena aku ingin, kamu tidak perlu mengembalikannya."
Yuki tersenyum sedikit.
"Tidak. Tolong jangan ditolak, Tante. Ini adalah uangku sendiri yang kudapat dari membuka toko roti bersama Niko. Tolong diterima."
Arya sedikit memaksa. Dia tidak ingin berhutang budi pada Yuki, makanya dia bersikeras memberinya amplop itu.
"Arya, dengar. Aku sungguh tidak membutuhkan kamu menggantinya. Simpas saja uang itu untuk dirimu di masa depan."
"Tapi Tante, jika kau tidak menerimanya mungkin aku tidak akan berkunjung ke sini lagi karena merasa tidak enak hati pada Tante."
Arya yang ditolak lagi membuat ekspresi sedih. Matanya terkulai dan dia menundukkan kepalanya sedikit, mengerucutkan bibirnya untuk menunjukan bahwa dia cemberut.
Mendengar kalau Arya tidak akan berkunjung lagi, Yuki terkejut dan merasa bahwa jika dia tidak menerima amplop dari Arya, dia tidak akan pernah melihat pemuda itu lagi.
Entah mengapa, tapi Arya sepertinya sudah menempati tempat yang spesial di hati Yuki, membuatnya tidak tega melihat Arya cemberut.
"Ba-baiklah, aku akan menerimanya."
Dengan tangan gemetar karena enggan, Yuki mengambil amplop dari Arya meski terpaksa.
Melihat amplopnya diambil, Arya segera mendongak dan tersenyum puas.
"Oh ya, aku memiliki beberapa film yang kubeli beberapa hari terakhir, apakah kamu mau menontonnya bersama denganku dan Niko?"
Yuki tiba-tiba berkata demikian, membuat Arya sedikit terkejut.
"Um, baiklah. Jika aku memiliki waktu luang, aku akan berkunjung dan menonton film bersama Tante dan Niko."
Setelah bertukar beberapa kata dengan Yuki, Arya pergi kembali ke rumahnya.
*****
Di SMA Daeil, terlihat sekolah ini mulai beroperasi seperti biasanya setelah libur panjang yang diadakan karena keadaan yang tak terduga.
Para siswa yang sudah mendapat libur panjang merasa sangat senang dan ketika mereka masuk sekolah kembali, beberapa dari mereka mengeluh bahwa libur sekolah mereka kurang panjang. Ya, libur panjang adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu para siswa, termasuk Arya.
Dia sedikit malas untuk masuk sekolah lagi. Jika dia bisa memilih, dia lebih suka berada di toko rotinya dari pada berada di sekolah.
Saat ini, Arya dan Lucy sedang berada di perjalanan menuju kelas mereka. Keduanya berada di kelas yang sama, jadi tidak heran mereka berjalan bersama.
"Arya, tiga hari ini kamu kemana saja? Kamu tidak terlihat selama tiga hari terakhir dan terkadang kamu tidak membalas chatku."
Lucy tiba-tiba mengeluh, tidak senang karena Arya jarang terlihat tiga hari terakhir.
Arya sedikit berkeringat dingin ketika Lucy bertanya demikian. Selama tiga hari terakhir, dia sibuk belajar bersama di rumah Niko dan selama tiga hari terakhir ini juga, Yuki menjadi lebih dekat dengannya.
Yuki menjadi sedikit manja dan terkadang menggoda Arya sedikit, menyebabkannya merasa bersalah pada Lucy. Dia merasa bahwa dia sedang selingkuh dengan Yuki.
Inilah alasan mengapa dia sedikit berkeringat dingin.
"A-aku sibuk belajar untuk ujian nanti."
"Tapi Arya, kamu bisa datang ke rumahku dan kita bisa belajar bersama. Aku merindukanmu, kamu tahu?"
"Maaf, maaf. Setelah ujian ini selesai, ayo kita jalan-jalan."
Arya segera meminta maaf dengan tulus saat melihat Lucy sedikit tidak senang. Tentu saja, jika Lucy merindukannya maka dia secara alami juga merindukannya.
Lucy segera tersenyum ketika Arya mengajaknya jalan-jalan. Semua rasa tidak senangnya segera menghilang. Jika Arya sudah berkata demikian, maka sudah pasti mereka akan pergi kencan selama satu hari penuh.
"Aku menantikannya." Kata Lucy dengan senyuman manis
Kemudian, mereka segera memasuki kelas dan melakukan ujian kenaikan kelas dengan lancar.
Setelah beberapa hari, nilai dibagikan dan setiap siswa akan mendapat kelas yang berbeda.
Saat kelas dibagikan, Arya dan Lucy terkejut karena mereka mendapat kelas yang berbeda.
Lucy akan berada di kelas 3-1 sementara Arya berada di kelas 3-3.
Hal ini membuat mereka tidak senang tapi karena mereka tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa pasrah dan menerimanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
reedha
TTM dong.... hadeuh...
2022-11-27
2
reedha
Tante Yuki lupa ya, anakmu ada di situ...
2022-11-27
3
teti kurniawati
eh tante ko nakal ya.. kasian niko donk. Anaknya kena mental
2022-09-28
0