Murderer & Love
SMA Daeil, merupakan sebuah sekolah menengah atas yang cukup bergengsi. Sekolah ini menghasilkan siswa yang berpendidikan dengan baik. Namun, sebaik apapun sekolah tersebut, tetap saja ada satu atau dua orang pembuat onar yang selalu membuat masalah.
Di halaman belakang sekolah, terlihat sekitar selusin pemuda. Mereka semua memiliki wajah yang tidak bersahabat, bahkan memiliki senyum jahat di wajah mereka ketika mereka menatap tiga orang yang sedang berlutut dengan posisi seperti sedang push-up.
Ketiga orang ini gemetar dan mereka memiliki memar disekujur tubuh mereka. Salah satu dari mereka bahkan terisak tangis karena menahan sakit.
Mendengar isakan tangis tersebut, seorang pemuda berdecak kesal dan ekspresinya seketika berubah kesal. Dia mendekati pemuda yang terisak tersebut dan menendangnya dengan keras, membuatnya terjatuh dan berguling beberapa kali.
"Sialan, kau ini sangat berbisik! Kau melakukan kesalahan, karena terlambat mengirimkan makanan untukku dan teman-temanku, jadi kau seharusnya meminta maaf dan bukannya menangis!"
Pemuda tersebut berkata dengan kesal, tatapannya jijik saat dia melihat pemuda yang baru saja dia tendang.
"Maaf... Maafkan aku..."
Dengan suara lemah yang hampir tidak terdengar, pemuda yang ditendang itu meminta maaf dan berhenti terisak, takut mendapat tendangan lainnya.
Dua orang lainnya yang memiliki nasib lebih baik darinya hanya bisa memandangnya dengan prihatin.
"Hei, Roy. Jangan kasar begitu. Jika dia sakit dan tidak masuk sekolah, siapa yang akan menyiapkan makanan untuk kita?"
Seorang pemuda berkepala botak dengan tubuh besar dan tinggi berkata, terkekeh dengan tatapan mengejek.
Pemuda itu, yang bernama Roy, yang baru saja menendang pemuda yang terisak itu mengangguk.
"Kau benar, tidak seharusnya aku bersikap kasar begini. Bukan begitu, sobat?"
Roy yang berdiri di hadapan pemuda yang baru saja dia tendang itu berjongkok, menatap pemuda tersebut dengan seringai main-main dan menampar wajahnya dengan pelan.
Pemuda tersebut gemetar hebat, dia memaksakan dirinya untuk mengangguk.
"Baiklah, sekarang kau boleh pergi. Ingat, besok kau harus membawakanku makanan yang banyak, mengerti? Hari ini kau terlambat memberikannya padaku, jadi aku sangat kelaparan. Tapi, karena aku orang baik, aku akan memaafkanmu."
Roy berdiri, berbalik dan menatap dua orang pemuda lainnya, yang juga merupakan korban.
"Kalian berdua juga boleh pergi. Ingat, besok bawakan aku makanan yang lebih banyak, mengerti?"
Kedua pemuda itu, yang masih berlutut mengangguk dan segera bangkit dan meninggalkan halaman belakang sekolah.
Kembali pada Roy, dia merupakan seorang pemuda yang merupakan seorang pembuat onar di SMA Daeil. Dia merupakan siswa yang paling sering dipanggil ke ruang kepala sekolah, bahkan hampir dikeluarkan dari SMA Daeil. Selain itu, banyak dari para guru yang membencinya karena sikapnya yang sering membuat onar itu.
Roy bukan hanya pembuat onar, tapi dia juga sering memalak para siswa lainnya untuk membelikannya makan siang. Sudah banyak orang yang menjadi korbannya.
Bukan hanya dirinya, namun ada teman-temannya juga yang memiliki sikap yang sama sepertinya. Mereka semua membentuk kelompok, untuk memalak dan dari kelompok tersebut, Roy merupakan seorang pemimpin.
*****
"Ugh, ya ampun. Ini sangat sakit! Roy benar-benar keterlaluan! Aku hanya terlambat lima menit, tapi dia memukuliku seperti ini!"
Di dalam ruang unit kesehatan sekolah, seorang pemuda dengan wajah memar mengeluh kesakitan dan mengutuk Roy dengan keras. Tangannya terus-menerus bergerak, menyembuhkan luka memarnya dengan obat-obatan yang ada di unit kesehatan tersebut.
Pemuda itu tidak lain bernama Niko.
Dia merupakan salah satu dari sekian banyak korban Roy. Dia juga salah satu dari tiga orang yang berada di halaman belakang sekolah tadi. Namun, dia bukanlah orang yang ditendang, jadi dia bisa menghela napas lega karena terlepas dari nasib buruk.
Niko sendiri sebenarnya merupakan siswa yang cukup rajin dan pintar. Dia disukai banyak guru karena sikapnya yang teladan dan disiplin. Namun, sayangnya dia memiliki penampilan seorang culun, membuatnya terlihat mudah diganggu.
Tubuh Niko tidak besar, dia memiliki tinggi badan seperti pada umumnya. Wajahnya biasa dan dia memakai kacamata. Oleh karena itu, dia sering diganggu oleh Roy dan kelompoknya untuk membelikan makanan untuk mereka dengan menggunakan uang sakunya sendiri.
Setelah mengobati lukanya, Niko keluar dari unit kesehatan dan pergi ke kantin. Ini adalah jam istirahat makan siang, jadi dia merasa lapar dan ingin segera memakan sesuatu. Juga, dipukuli oleh Roy membuatnya kelelahan, jadi makan akan mengisi kembali tenaganya.
Ketika Niko tiba di kantin, hiruk pikuk suara berisik memenuhi kantin ketika para siswa berjalan dan mencari meja sambil membawa nampan di tangan mereka.
Niko segera menuju salah satu kios dan memesan makanan. Dia mengantri sebentar dan segera mencari meja setelah dia mendapatkan makanannya. Dia melihat sekeliling dengam cermat dan menghela napas pelan. Semua meja hampir penuh dan dia merasa tidak nyaman jika harus berbagi meja dengan orang yang tidak dia kenal.
Mencari sebentar, Niko menemukan meja yang hanya ditempati oleh satu orang saja. Meja itu ada di pojok, jadi Niko segera menuju ke sana. Juga, orang yang duduk di meja tersebut merupakan kenalannya.
"Arya, boleh aku bergabung denganmu? Aku tidak mendapat meja." Niko bertanya
Pemuda tersebut, yang dipanggil Arya, mengangkat kepalanya dan menatap Niko dengan tatapannya yang tajam.
Melihat Niko memiliki memar, Arya terkejut dan menatapnya dengan mengerutkan dahi.
"Niko, apa kau berurusan lagi dengan Roy?"
Niko tidak menjawab, dia duduk di hadapan Arya dan menghela napas.
"Tidak perlu dibahas, Arya. Semua adalah kesalahanku karena terlalu mudah diganggu."
"Hei, aku sudah mengatakan padamu, jika kau diganggu lagi oleh Roy dan kelompoknya, datanglah padaku dan akan kuhabisi semua bajingan itu. Bukan masalah besar jika hanya menghajar selusin orang."
Niko terdiam, dia merasa bahwa temannya Arya terlalu berlebihan.
Arya sendiri merupakan teman baik Niko. Mereka pernah berada di kelas yang sama di tahun pertama mereka.
Selain itu, Arya sendiri terkenal dengan banyak rumor buruk. Dia juga sama seperti Roy, kebanyakan guru tidak senang dengan dirinya. Namun, dia bukan pembuat onar seperti Roy. Dia hanya terlalu sering berkelahi, itupun jika ada orang yang menyinggungnya.
Jika tidak, maka Arya tidak akan berkelahi.
Arya juga memiliki wajah yang cukup tampan, dengan tubuh tinggi dan sedikit berisi akan otot. Meski begitu, sedikit gadis yang tertarik padanya.
Alasannya sederhana, semua karena rumor buruknya.
Arya sendiri memiliki tatapan tajam dan sikapnya yang dingin benar-benar menjadi idaman para wanita. Namun, sekali lagi, jarang ada yang tertarik padanya.
Selain itu, Arya sendiri sudah memiliki seseorang yang dia cintai.
Menyantap makanannya, Niko makan dengan lahap.
Arya yang melihat ini menghela napas. Dia kemudian melanjutkan makannya dengan santai.
"Hei, di sini sangat ramai! Hei, kau! Kemari, belikan aku makanan, biaya kau yang tanggung!"
Sebuah suara terdengar dari suatu arah.
Niko membeku dan sendoknya yang penuh makanan berhenti di udara. Dia dengan kaku menoleh ke sumber suara dan terkejut, mengetahui bahwa suara itu berasal dari orang yang selama ini mengganggunya, yaitu Roy!
Niko sedikit tidak menyangka dengan kedatangan Roy dan kelompoknya di kantin. Lagipula, Roy jarang pergi ke kantin dan selalu menyuruh orang untuk membelikan makan siangnya.
Arya yang mendengar suara Roy ikut menoleh dan segera mengerutkan dahinya.
Roy yang berada agak jauh dari tempat Arya duduk tiba-tiba merinding. Dia merasakan tatapan seseorang terkunci padanya dan dia yakin bahwa tatapan orang itu bukanlah tatapan yang baik.
Menoleh dengan kaku, Roy menatap ke arah meja Arya dan Niko berada. Dia terkejut mengetahui bahwa Arya yang memelototinya.
Namun, ketika dia melihat Niko, keterkejutannya berubah menjadi seringai jahat. Dia segera mengajak kelompoknya menuju tempat Niko berada.
Niko jelas menyadari jika Roy menuju ke arahnya. Dia berdecak kesal dan rasa takut memenuhi hatinya. Dipukuli oleh Roy memang membuatnya marah, tapi daripada itu, dia takut.
"Arya, sebaiknya kita pindah saja. Roy pasti datang membawa masalah." Niko menyarankan.
Arya tetap diam, hanya mendengus dingin dan menunggu kedatangan Roy.
Niko menggertakkan giginya, merasa Arya mengabaikannya.
"Yo, Niko. Lama tak jumpa. Oh, kau sedang makan, ya?"
Roy menyapa, bersikap baik dan ramah.
Sudut mulut Niko berkedut mendengar ini.
Mengarahkan tatapannya pada makanan Niko, Roy memiliki ide bagus.
Mengambil piring makanan Niko, Roy memakannya sambil berdiri. Ketika dia memakan beberapa suapan, dia tiba-tiba memuntahkannya kembali dengan jijik.
"Niko, apa yang kau makan ini? Rasanya benar-benar menjijikan!"
Roy membuang semua makanan yang ada di piring tersebut ke lantai. Dia jelas melakukannya dengan sengaja, ingin mengerjai Niko.
Niko yang melihat itu gemetar karena marah. Wajahnya menggelap ketika dia berkata.
"Kau...!"
Sebelum kata-kata Niko keluar, sebuah nampan melayang dan mengenai wajah Roy.
Niko terkejut dan menoleh ke sumber datangnya nampan terbang itu, menyadari jika yang melemparnya adalah Arya.
"Sialan, siapa yang berani...!"
Roy tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, dia terkejut dan matanya melebar saat melihat Arya melompat dari atas meja dan melayang di udara dengan kakinya yang diarahkan padanya.
Dengan suara bugh, dada Roy ditendang oleh Arya dan dia terpental cukup jauh, jatuh terbaring di lantai.
Kelompok Roy yang melihat ini semuanya terkejut, mulut mereka terbuka lebar.
Roy mengerang kesakitan dan dia jadi kesulitan bernapas. Wajahnya pucat dan ekspresi ngeri terlihat jelas.
Tanpa menunggu Roy bangkit, Arya berdiri di hadapannya, mengangkat kakinya dan menginjak dada Roy tanpa keraguan, menyebabkan Roy mengerang kesakitan dan napasnya tertahan.
"Hei, tidakkah kau lihat aku sedang makan di sana? Kenapa kau dengan begitu bodohnya memuntahkan makananmu di hadapanku? Juga, makanan yang kau ambil bukan milikmu, melainkan milik Niko!"
Arya menekan dada Roy dengan kakinya.
Nadanya sangat dingin sehingga membuat orang yang mendengarnya merinding.
Dia jelas merasa sangat kesal. Dia sedang duduk menikmati makanannya, namun Roy tiba-tiba datang dan memuntahkan makanan yang sudah dia kunyah tepat di depan matanya. Selain itu, Roy juga mengganggu Niko, teman baiknya.
Jadi, dengan Roy bertindak seperti tadi, setidaknya Arya memiliki alasan lebih untuk menghajar Roy.
Orang-orang di sekeliling yang sedang menikmati makanan mereka seketika berhenti ddan memusatkan fokusnya pada Arya yang sedang menginjak dada Roy.
Mereka semua segera berbisik satu sama lain, beberapa bersyukur karena Roy mendapat kemalangan, sementara beberapa lainnya terdengar bersemangat saat melihat adanya perkelahian.
Di sisi lain, kelompok Roy yang terkejut dan terdiam itu akhirnya mendapat kesadaran mereka kembali karena bisikan orang-orang di sekitar mereka.
Dengan cepat, seorang pemuda botak bertubuh besar lari dan menabrakkan tubuhnya ke tubuh Arya, membuat Arya kehilangan keseimbangannya dan terlempar beberapa langkah. Dia terjatuh namun segera bangkit, mengerang kesakitan dan membersihkan debu pada pakaiannya.
Pemuda botak yang berhasil menyingkirkan Arya dari Roy segera membantu Roy bangkit.
Roy berdiri dan memegangi dadanya. Napasnya terengah-engah dan dia menatap Arya dengan penuh kebencian. Dia kemudia berbisik pada pemuda botak di sebelahnya dan pemuda botak itu mengangguk setuju.
Pemuda botak itu kemudian menajamkan tatapannya dan mendekati Arya.
Ketika dia berhadapan dengan Arya, perbedaan tinggi keduanya bisa terlihat jelas, dengan pemuda botak itu satu kepala lebih tinggi dari Arya.
Saling menatap, keduanya melotot dan tangan mereka terkepal dengan keras.
Dalam hitungan detik, Arya dan pemuda botak itu bertukar pukulan, namun karena tubuh pemuda botak itu lebih besar daripada Arya, dia jadi bisa menepis tinjunya dengan tangannya yang lain sementara tangannya yang terkepal memukul wajah pemuda botak itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Raudhatul Jannah Lubis
keren Thor👍
2023-08-05
0
Arthur Anderson
Wew, tipe manhwa bet. Author sering baca manhwa kah?
2022-12-12
1
Arthur Anderson
Siapa ini thor? MC nya kah?
2022-12-12
1