Di sebuah gang kecil dan gelap, tampak selusin pemuda sedang berkumpul dan merencanakan sesuatu. Wajah para pemuda ini tampak tidak bersahabat. Di tangan mereka terdapat satu buah rokok yang masing-masing mereka nikmati dengan perlahan.
Mereka masih cukup muda, tapi karena salahnya pergaulan, mereka menjadi sedikit rusak.
"Sial. Roy, kapan aku bisa balas dendam? Aku ingin menghajar bocah itu habis-habisan!"
Seorang pemuda botak berteriak marah. Kepalanya yang botak berubah menjadi merah karena marah. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat, seakan ingin memukul sesuatu. Matanya dipenuhi kebencian yang mengerikan.
Ya, pemuda botak itu adalah orang yang sama yang Arya kalahkan tempo hari.
Dia tidak terima karena kalah dari Arya.
Pemuda botak sangat tahu bagaimana kekuatannya, jadi dia yakin kalau dia tidak ceroboh seperti sebelumnya, dia pasti akan menang.
"Tenanglah, kita tidak perlu balas dendam pada orang yang menghajarmu. Kita hanya perlu melampiaskan semuanya pada seseorang."
Roy berkata dengan senyum tipis, membuat pemuda botak tampak tidak puas dengan keputusannya.
"Siapa dia? Katakan padaku dan akan kuhajar orang itu agar rasa kesalku mereda!" Pemuda botak berteriak kesal.
"Niko, kita hanya perlu melampiaskan semuanya pada Niko. Dia adalah samsak tinju terbaik yang pernah ada."
Roy berkata, tersenyum jahat ketika dia membayangkan memukuli Niko nantinya.
Niko adalah korban bully-nya, jadi secara alami Niko takut padanya dan akan melakukan apa saja yang dia perintahkan. Bahkan jika itu harus menjadi samsak tinju, Niko akan setuju.
"Huh, baiklah. Setidaknya dengan memukulinya aku bisa melampiaskan rasa marahku."
Pemuda botak mendengus. Meski tidak puas, dia tetap menerimanya. Selama dia bisa melampiaskan rasa marahnya, dia tidak mempermasalahkan siapapun yang dia pukul nantinya.
"Oh, sungguh beruntung. Lihat, dia ada di sini."
Roy yang melihat keluar gang tertawa gembira. Dia menunjuk seorang pemuda yang terlihat culun dan lemah.
Ya, pemuda culun itu adalah Niko. Dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah selesai dengan sekolah.
"Oy, Niko!"
Sebuah suara mencapai telinga Niko, membuatnya sedikit terkejut dan segera melihat sekeliling untuk mencari sumber suara.
Suara yang dia dengar mirip seperti suara Roy, membuatnya sedikit takut.
"Kemarilah, aku di sini!"
Suara itu terdengar lagi. Dia kemudian menoleh dan mengetahui kalau sumber suara berasal dari dalam gang.
Setelah mendengarnya dua kali, Niko sangat yakin kalau suara ini benar-benar suara Roy.
Dia segera bergidik ketakutan ketika kakinya gemetar. Karena pembully-an yang Roy lakukan padanya, dia jadi agak trauma.
Ketika Roy menyuruhnya, dia ragu antara harus menurutinya atau mengabaikannya.
Jika dia menurutinya, dia tidak tahu bagaimana nasibnya nanti. Tapi jika dia mengabaikannya, dia mungkin akan dipukuli lebih parah dari biasanya.
Dengan enggan, Niko perlahan berjalan menuju gang dengan wajah yang penuh keringat dingin.
"Bagus, akhirnya aku bisa melampiaskan rasa kesalku!"
Pemuda botak mengepalkan tangannya dengan keras, menciptakan suara tulang retak yang membuat merinding.
Mendengar ini, Niko terkejut dan hendak berbalik, melarikan diri tapi sebelum itu terjadi, dia merasakan sesuatu menghantam perutnya dengan keras.
Pemuda botak itu memukul tepat perut Niko, membuat yang dipukul mengerang kesakitan hingga kakinya meninggalkan tanah beberapa centi dan akhirnya terjatuh dalam posisi bersujud.
Niko memegangi perutnya dengan kedua tangannya. Dia merintih kesakitan saat perutnya terpukul. Dia merasa kalau organ dalamnya sedikit bergetar, membuatnya hampir memuntahkan isi perutnya.
Bukan hanya itu, dia juga merasa sulit bernafas.
Perlahan, Niko mengangkat kepalanya dan menatap Roy hanya untuk melihat Roy tertawa kejam.
Dia merasa puas melihat ekspresi kesakitan Niko. Roy kemudian berjongkok di hadapannya dan berkata.
"Niko, jika kau tidak mau dipukul lagi, maka panggil temanmu yang bernama Arya itu. Bawa dia ke sini dan aku akan melepaskanmu."
Roy menarik rambut Niko, membuatnya menatap lurus dirinya.
Mendengar ini, Niko tampaknya sedikit banyak mengetahui niat buruk Roy. Jadi, dia menggeleng tanpa pikir panjang.
"Niko, dengarkan aku. Jika kau memanggil Arya, kau tidak akan pernah kupukul atau diganggu lagi. Kau tidak perlu membelikanku makan siangku lagi ataupun menjadi pesuruhku lagi. Jadi, panggil Arya dan kau akan bebas."
Roy berbisik pada Niko, menghasutnya.
"Tidak, aku tidak akan memanggil Arya meski kau memukulku!"
Dengan suara berat dan nafas terputus-putus, Niko menolak permintaan Roy.
Dia yakin kalau dia memanggil Arya, maka Arya mungkin akan berurusan dengan Roy dan kelompoknya. Dia tidak ingin menimbulkan masalah bagi Arya.
Mendengar Niko menolaknya, Roy menjadi kesal. Tatapannya berubah menjadi dingin.
Dia kemudian menampar Niko dengan seluruh tenaganya, membuat kepala Niko berputar.
Kini di pipinya terdapat tanda merah bekas tamparan.
"Hei, jangan menamparnya terlalu keras. Dia samsak tinjuku saat ini."
Pemuda botak tampak tidak puas. Dia masih ingin memukul Niko, jadi saat melihat Roy menamparnya, dia takut Niko tidak dapat bertahan dari pukulan selanjutnya.
Mengabaikannya, Roy menatap Niko sekali lagi dan berkata.
"Jika kau tidak ingin kupukul, maka turuti aku dan panggil temanmu itu."
Roy melotot, membuat Niko ketakutan tapi dia tetap menggelengkan kepalanya, menunjukan bahwa dia tidak akan memanggil Arya meski dihajar habis-habisan.
Berbeda dari sebelumnya, kini Roy memerah karena marah. Dia menampar Niko sekali lagi hingga yang ditampar memiliki wajah merah.
Tak berhenti di situ, Roy memerintahkan beberapa temannya untuk menghajar Niko sebagai balasan karena menolak untuk menurutinya.
Melihat empat orang menghampirinya, Niko ketakutan setengah mati. Dia ingin berdiri dan melarikan diri tapi karena terlalu takut, dia kehilangan seluruh tenaganya.
"Hei, hei. Jangan seenaknya memakai samsak tinjuku!"
Pemuda botak berkata, mengepalkan tangannya dan memukul kepala Niko, membuat wajahnya menghantam tanah dengan keras.
Niko merasa sakit di wajahnya, terutama hidungnya yang terus mengeluarkan darah. Dia sangat kesakitan tapi tidak menunjukan tanda-tanda akan kehilangan kesadaran.
Kemudian, pemuda botak menyuruh dua orang untuk membahu Niko berdiri dan menjegalnya.
Niko akhirnya berdiri dengan dibantu oleh dua orang tapi bukan berarti dia bebas, dia malah menderita lebih parah. Kedua tangannya dipegangi oleh dua orang dengan kuat, menyebabkan dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Melihat kondisi menyedihkan Niko, Roy tersenyum jahat dan terkekeh. Dia tampaknya sangat menikmati pemandangan ini.
Kembali pada pemuda botak, dia tersenyum lebar saat mengepalkan tangannya dan memukul perut Niko lagi.
Niko langsung terbang beberapa langkah dan jatuh. Rasanya lebih sakit dari yang sebelumnya, menyebabkan dia memuntahkan isi perutnya.
"Jangan salahkan aku karena menghajarmu, salahkan temanmu yang mencari masalah denganku."
Pemuda botak mendekati Niko, meludahinya dengan jijik. Rasa kesalnya dengan Arya masih ada, tapi dia merasa sudah lebih baik.
Setelah itu, pemuda botak dan Roy menyuruh yang lain untuk menghajar Niko jika mereka mau.
Pada akhirnya, Niko dipukuli lagi oleh empat orang lainnya. Mereka memukuli Niko karena mereka memiliki rasa kesal yang tak terlampiaskan. Jadi, melihat ada seseorang yang bisa digunakan untuk melampiaskan rasa kesalnya, mereka tidak akan segan-segan memukulinya.
Setelah dihajar hingga babak belur, Niko kehilangan kesadarannya.
Keadaannya saat ini sangat menyedihkan. Seluruh tubuhnya penuh dengan memar. Wajahnya merah karena tamparan Roy sementara hidungnya masih mengeluarkan darah yang tidak berhenti mengalir.
Roy dan kelompoknya yang melihat Niko tak sadarkan diri tidak merasa bersalah sama sekali. Mereka hanya tertawa, mengejek Niko.
Tiba-tiba, Roy tersenyum penuh makna. Dia mendapatkan ide bagus dan segera mendekati Niko. Dia meraba-raba tubuh Niko sekana sedang mencari sesuatu.
Melihat ini, yang lainnya terkejut dan menatap Roy, sedikit jijik. Mereka berpikir bahwa Roy menyukai sesamanya, makanya dia meraba-raba Niko.
Setelah beberapa saat, Roy tertawa ketika dia menemukan apa yang dia inginkan.
Di tangannya, terlihat sebuah dompet yang tidak lain adalah milik Niko. Dia segera membukanya dan tersenyum bahagia. Dia menemukan bahwa di dalam dompet Niko terdapat sejumlah uang yang cukup untuk biaya makannya hari ini.
Melihat Roy mengeluarkan dompet milik Niko, semuanya segera mengerti alasan Roy meraba-raba Niko. Mereka semua salah paham padanya.
Setelah itu, mereka semua meninggalkan Niko yang tak sadarkan diri itu di gang seorang diri. Tak ada yang berniat menolongnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Arthur Anderson
Sdh dipukuli, di curi pula uangnya
2022-12-18
1
Arthur Anderson
Si Niko bego bgt sih, pdhl MC dh blg klo misalnya dia digangguin sm Roy and the gank, panggil aj si MC, beres.
2022-12-18
0
Mommy QieS
Ingin rasanya aku menimpuk Roy dan teman ²nya. Aku kesal aku gera
m
2022-08-26
1