❤️ Happy Reading ❤️
Makan malam keluarga pun berlangsung dengan hikmat, setelahnya mereka mengobrol kembali ke ruang keluarga sambil ngopi dan nyemil cantik.
Tak lupa pula Sifa menyajikan kue yang di buat oleh gadi pilihannya itu.
''Kalian coba cicip, ini kue bikinan Nisa.'' kata Sifa memberi tahu.
''Ini apa?'' tanya mama Iren.
''Bolu pisang nyonya.'' jawab Nisa.
''Oma, panggil Oma saja sayang dan ini opa serta itu kakek dan nenek.'' kata mama Iren lalu menunjuk orang yang dia sebutkan.
Semua orang antusias mencoba kue buatan Nisa karena menurut cerita dari sang mommy kue buatannya itu sangat enak.
''Kamu gak mau coba juga kak?'' tanya Sifa pada sang putra yang hanya diam saja seolah acuh tak acuh.
''Masih kenyang mom.'' jawab Kendra.
''Ini enak banget loh kak, kakak nyesel loh entar gak makan.'' kata Kirana.
''Kalau enak habisin aja.'' sahut Kendra.
''O iya Nisa, kalau boleh tau sekarang umur kamu berapa?'' tanya ibu Dewi.
''24 nek.'' jawab Nisa.
''Wah seumuran sama aku dan kak Kenan dong kak.'' kata Kirana.
''Terus kamu kerja atau gimana saat ini?'' tanya mama Iren.
''Kerja Oma.'' jawab Nisa.
''Dimana?'' tanya mama Iren lagi.
''Di sekolah dasar xx Oma.'' jawab Nisa.
''Itukan sekolah dasar internasional kan...'' sahut ibu Dewi dan di angguki olah Nisa.
''Berarti kak Nisa sama seperti kakek dan nenek yang seorang guru.'' kata Kirana lagi menyahut.
''Ken, ajak Nisa ke taman belakang.'' perintah Kevin. ''Kalian berdua butuh saling mengenal.'' katanya lagi.
''Iya dad.'' jawab Kendra lalu bangkit dari duduknya dan melenggang pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi sehingga membuat Kevin dan Sifa geleng-geleng kepala melihat tingkah sang putra.
''Nisa, kamu bisa mengikuti Kendra nak.'' kata Sifa.
''Baik bu'.'' jawab Nisa dan pergi melangkah mengikuti langkah pemuda yang ada di depannya.
*****
Kendra berdiri membelakangi Nisa menghadap ke arah kolam renang yang ada di sana.
''Di kasih iming-iming hadiah apa kamu sama mommy sampai mau menerima perjodohan ini.'' kata Kendra tanpa membalikkan badannya saat Nisa sudah berdiri tepat di belakangnya.
''Maksud kamu?'' tanya Nisa yang masih belum paham.
''Iya kamu di kasih imbalan apa sama mommy?'' tanyanya lagi. ''Uang?'' ucapnya. ''Berapa, 100 juta, 200jta, 1 milyar, 2 milyar atau berapa? '' ujarnya.
''Aku gak ngerti sama omongan kamu.'' kata Nisa yang tak mau memperpanjang pembicara ini.
''Halah gak usah sok gak mengerti dengan apa yang aku ucapkan.'' sarkas Kendra. '' Gak mungkin kamu mau menerima perjodohan ini begitu saja tanpa embel-embel materi... jelas-jelas kita saja gak saling kenal.'' Kendra mengeluarkan kata pahitnya lagi dan itu membuat hati Nisa sedikit nyeri mendengarnya, ingin menangis tapi dia tetap bertahan menyimpan air matanya itu sebisa mungkin agar tak terlihat lemah dan cengeng.
''Heh orang kaya...apa di pikiran kalian yang ada cuma uang...uang...serta materi semata.'' kata Nisa. ''Saya menerimanya karena saya dan adik-adik yang ada di panti merasa berhutang budi atas segala kebaikan yang beliau berikan.'' kata Nisa lagi. ''Dan ibu anda juga tak menjanjikan apapun pada saya.'' sambungnya.
''Hah...gak mungkin.'' kata Kendra tak percaya. ''Jadi sekarang katakan berapa uang yang mommy ku berikan maka akan aku beri tiga kali lipat asal kamu menolak perjodohan ini.'' katanya.
''Terserah anda mau percaya atau tidak itu urusan anda dan bukan urusan saya.'' kata Nisa. ''Dan kalau anda tidak mau melaksanakan perjodohan ini,maka silahkan anda bicara sendiri pada ibu anda.'' lanjut Nisa. ''Permisi.'' pamit Nisa.
''Oh iya satu lagi, saya sungguh kasihan dengan ibu Sifa, karena beliau yang baik hati harus mempunyai putra yang sombong dan angkuh seperti anda.'' kata Nisa sebelum benar-benar meninggalkan Kendra. ''Saya juga kasihan pada beliau karena harus bersusah payah mencarikan jodoh untuk putranya yang ternyata tak punya hati.'' imbuhnya lalu melangkah masuk.
*****
''Loh Nisa kok kamu sudah masuk? Kendra mana?'' tanya Sifa.
''Dia masih di belakang bu'.'' jawab Nisa. '' Emm karena sudah cukup larut malam jadi Nisa mohon pamit bu' dan terimakasih atas segala jamuannya.'' ucap Nisa lalu menyalami satu persatu orang yang ada di sana.
''Ini sudah malam sayang, biar ibu panggilkan Kendra untuk mengantarmu ya.'' kata Sifa.
''Gak usah bu', saya bisa pulang sendiri.'' ucap Nisa.
''Gak bisa, kalau kamu gak mau di antar Kendra...kamu di antar supir saja.'' kata Sifa, lalu sang nyonya Wijaya itu meminta salah satu art agar mengantar Nisa serta memberi tahu supir yang menjemput Nisa tadi.
Sifa sedikit curiga dengan apa yang terjadi antara putranya dan Nisa, karena dia bisa melihat bahwa wajah Nisa nampak begitu kecewa di tambah lagi dengan mata yang berkaca-kaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒄𝒆𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑲𝒆𝒏𝒅𝒓𝒂 𝒌𝒐𝒌 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑲𝒆𝒗𝒊𝒏 𝒅𝒖𝒍𝒖
2024-06-23
0
dikala senja
seruu cewenya berani ngomong
2022-09-17
0
Helen Apriyanti
emmm kndra ketus sekali dn mnykiti hti nisa scra tdk lngsung... buat kndra bicin jtuh hayi sm nisha kk author
2022-07-17
0