Bab 12

❤️ Happy Reading ❤️

''Assalamualaikum.''

''Wa'alaikumsalam.'

''Sore ma...pa...'' sapa Sifa pada kedua mertuanya yang sedang duduk santai di teras belakang.

''Eh tumben jam segini kamu baru pulang nak?'' tanya mama Iren.

''Iya ma tadi Sifa mampir ke panti asuhan dulu soalnya.'' jawab Sifa.

''Fa...duduk sini, ada yang mau mama tanyain ke kamu.'' kata mama Iren sambil menepuk sisi di sebelahnya.

''Ma, biarin menantu kita ini istirahat dulu.'' tegur papa Adi.

''Gak apa-apa kok pa.'' sahut Sifa. ''Ada apa ma?'' tanyanya setelah duduk di samping sang ibu mertua.

''Ini masalah Kendra.'' kata mama Iren.

''Sudah Sifa duga.'' celetuk Sifa.

''Duga gimana?'' tanya mama iren begitu mendengar kata-kata sang mantu.

''Iya pasti papa dan mama penasarankan tentang Kendra.'' tebak Sifa.

''Iya sayang.'' sahut mama Iren.

''Sebelumnya maaf ya ma, pa kalau Sifa dan mas Kevin gak bicaraain ini secara matang sama mama dan papa.'' ucap Sifa.

''Gak apa-apa nak papa dan mama ngerti kok apa pun yang kalian berdua lakukan itu untuk kebaikan Kendra.'' sahut papa Adi dengan cepat agar menantu sulungnya itu tak merasa gak enak hati.

''Fa, mama penasaran deh memangnya kamu dan Kevin sudah ada calonnya untuk Kendra?'' tanya mama Iren.

''Sudah ma.'' jawab Sifa. ''Kalau belum Sifa dan mas Kevin tak akan berani mengajukan tantangan itu pada Kendra.'' sambungnya.

''Siapa? mama kenal gak?'' tanya mama Iren lagi dengan semangat.

''Dia salah satu anak panti asuhan yang biasa Sifa datengin.'' jawab Sifa.

''Masih salah satu dari naungan perusahan Wijaya?'' tanya papa Adi.

''Iya pa.'' jawab Sifa. ''Anaknya tu sudah cantik, sopan, cerdas, baik, sholehah lagi.'' sanjung Sifa. ''Nah itu loh ma kue yang selalu Sifa bawa setiap habis dari panti...itu dia yang bikin.'' cerita Sifa lagi.

''Owalah kirain mama itu kue kamu beli dari bakery.'' celetuk mama Iren. ''Wah mama jadi tambah penasaran sama calon cucu mantu mama itu.'' kata mama Iren dengan semangat.

''Eh tapi mama dan papa beneran gak apa-apakan kalau dia hanya anak panti asuhan?'' tanya Sifa. ''Walaupun yatim piatu tapi orangtuanya jelas ma, pa. ''kata Sifa lagi dan menceritakan tentang bagaimana Nisa bisa berada di panti asuhan itu.

''Kasihan sekali nasibnya.'' ujar mama Iren.

''Kamu ini kayak baru kenal kami sehari dua hari saja nak.'' sahut papa Adi. ''Kami bukan orangtua yang kolot yang harus selalu menggunakan prinsip 3 b, bibit, bebet, bobot karena bagi kami kita semua ini sama di mata Allah SWT.'' tuturnya lagi dengan bijak.

''Mama jadi sudah gak sabar ingin ketemu dengannya.'' kata mama Iren. ''Siapa namanya?'' tanyanya.

''Nisa ma.'' jawab Sifa. ''Nanti Sifa ajak mama buat ketemu dia, tapi setelah dia sudah menjawab permintaan Sifa untuk menerima perjodohan ini.'' kata Sifa.

''Lah jadi dia belum setuju to...'' kata mama Iren.

''Sifa saja ngomongnya baru hari ini ma dan Sifa kasih dia waktu untuk berpikir, jadi besok kita akan tau jawabannya.'' jawab Sifa. ''Sifa gak mau gegabah ma, pa, sudah bilang pada Nisa tapi takutnya Kendra beneran terima tantangan Sifa dan langsung cari pacar...Sifa gak mau buat anak gadis orang kecewa.'' katanya memberi alasan.

''Apa kamu yakin bahwa gadis itu mau menerima permintaan kamu?'' tanya papa Adi.

''Semoga saja pa.'' sahut Sifa. ''Beberapa hari belakangan ini Sifa sudah melakukan pendekatan padanya dan tadi Sifa juga sudah menceritakan tentang Kendra termasuk kisah cintanya dengan wanita lucnut itu.'' sambungnya lagi.