Luna bangun ketika sinar matahari yang masuk melalui celah pintu menyinari tubuhnya.
Setelah membersihkan diri habis melakukan hubungan kemarin, mereka berdua terlelap dengan posisi saling memeluk.
Luna bangun dan langsung menuju kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Saat sedang asyik menyabuni badan, Luna merasakan tangan memeluk pinggangnya.
Wanita itu membalikkan tubuhnya dan melihat David yang tersenyum semringah. David merapatkan tubuh mereka.
"Kita pulang setelah sarapan," ucap Luna.
"Aku dengan motor. Nanti aku akan ikuti mobil kamu dari belakang."
"Aku pengin banget keliling kota dengan motor."
"Kapan kamu ingin, hubungi aku."
"Kamu serius akan menekuni profesi ini terus."
"Aku nggak ada pilihan lain. Aku butuh uang buat biaya kuliah."
"Aku akan biayai kuliah kamu," gumam Luna, tapi suaranya masih dapat di dengar David.
"Aku malu. Masa pria yang dibiayai wanita."
David makin merapatkan tubuh mereka. Jujur ia telah merasakan sesuatu yang beda sejak awal melihat Luna.
"Boleh aku hanya memanggil nama," bisik David. Ia sengaja menghembuskan napasnya di telinga Luna. David sudah tahu, jika telinga salah satu bagian ditubuh Luna yang sangat sensitif.
Luna yang merasa geli, memukul dada David pelan. Ia memeluk pinggang cowok itu.
"Terserah kamu mau memanggil apa?"
"Bagaimana jika kamu bekerja denganku saja. Nanti aku yang meminta pada Hendra. Aku minta kamu berhenti, dan membayar uang dendanya."
"Kamu baik banget," ucap David. ia mengecup bibir mungil Luna.
...........
Luna menjalankan mobilnya perlahan menuju kota Jakarta diikuti David dengan motornya. Di tengah perjalanan, Luna beristirahat. Masuk ke salah satu restoran.
Luna dan David makan dengan duduk yang sangat berdekatan seperti sepasang kekasih. Sudah tidak ada lagi kecanggungan di antara mereka.
"Kita pisah di sini saja. Aku nggak mau ada yang melihat," ucap Luna.
"Kamu malu jika ada yang melihat, masa wanita cantik seperti kamu jalan bareng cowok gembel seperti aku."
"Bukan begitu, David. Aku hanya ingin menjaga nama baikku dan kamu. Nanti setelah kamu diterima di perusahaan barulah kita bisa terangan jalan bareng. Nggak akan ada yang curiga."
"Kamu pasti nggak ingin pacarmu tau'kan?"
"Kamu tau aku telah memiliki kekasih?"
"Dia menghubungi saat kamu masih tertidur. Namanya tertulis sayangku."
"Maaf ...." ucap David.
"Kenapa harus minta maaf."
"Aku nggak jujur bicara ini."
"Nggak ada kewajiban kamu untuk jujur mengatakan semua mengenai pribadimu. Jangan sungkan begitu. Ingat David, kita hanya Partner ranjang."
David memandangi wajah Luna dengan intens. Terus terang, David tak suka saat Luna mengatakan itu, walaupun sebenarnya itulah kenyataannya.
David tidak bisa memungkiri jika ia mulai tertarik dengan Luna. Namun ia selalu berusaha menepis perasaan itu karena itu telah memiliki tunangan.
"Kamu benar, Luna. Kita hanya partner ranjang," lirih David.
Setelah melakukan pembayaran Luna masuk ke mobil, David menunggu hingga mobil Luna menghilang dari pandangan baru ia melanjutkan perjalanannya.
David langsung menuju kost Mia. Tadi gadis itu memintanya jika pulang dari luar kota langsung menuju tempatnya.
David menarik napas panjang saat berada di depan kost tunangannya. Cowok itu mengingat pergulatannya dengan Luna yang ia lakukan selama dua hari ini.
Dengan langkah perlahan, David mengetuk pintu kamar kost Mia. Terdengar suara langkah kaki mendekat. Mia tersenyum melihat David yang berdiri di balik pintu.
Mia memeluk tubuh David. Semenjak kepergian David, pikirannya tidak menentu. Ia takut terjadi sesuatu pada cowok yang sangat ia cintai.
"Masuklah, aku tadi masak sayur asam dan goreng tempe mendoan kesukaan kamu. Di tambah sambal terasi."
David masuk dengan pikiran tak menentu. Rasa bersalah membuat ia jadi gugup. Hal itu dapat terbaca oleh Mia.
"Kenapa kamu kelihatan canggung. Kayak orang yang pertama kali berkunjung aja."
"Aku hanya capek," ucap David.
"Istirahat aja dulu. Aku buka pintunya kalau kamu takut ada yang mencurigai kita."
Mia membuka pintu kamarnya selebar mungkin. Ia meminta David berbaring sementara ia mempersiapkan makanan.
David mencoba memejamkan mata. Bayangan Luna kembali hadir di pikirannya. David menepis dengan tangannya. Gerakan itu membuat Mia heran.
"Kamu kenapa? Seperti lagi banyak pikiran," ucap Mia.
"Maafkan aku, Mia," lirih David. Ia bangun dari rebahannya.
"Kenapa minta maaf? Aku rasa kamu nggak ada salah?"
"Mungkin mulai hari ini,kita tak bisa sering bersama. Aku harus membagi waktuku dengan pekerjaan."
"Jangan merasa bersalah begitu. Aku mengerti," ucap Mia. Gadis itu kembali memeluk tubuh David. Kali ini Mia memandangi David dengan seksama.
"Kenapa memandangku seperti itu?" tanya David.
"Tubuhmu bau parfum wanita," gumam Mia. Namun suaranya mampu membuat David kaget. Ia tak tau harus menjawab apa dengan ucapan Mia.
*
*
*
Bersambung.
Apakah Mia mulai mencurigai David? Jangan lupa nantikan terus kelanjutan dari novel ini. 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Safa Almira
david
2024-07-12
0
Anonymous
jadiin saya seperti david untuk mengejar mimpi dan tujuan hidup saya
2023-01-15
0
Anonymous
bikinkan, akal
2023-01-15
0