David menarik napasnya mendengar ucapan Mia, tunangannya. Sebelum pulang tadi ia memang memeluk tubuh Luna. Di Villa saat sarapan, ia juga sambil memeluk tubuh wanita itu. Tentu saja parfum wanita tertinggal di tubuh David.
"Tentu aja bau parfum wanita. Bos aku wanita. Dia pasti memakai parfum mahal sehingga berdekatan dengannya aja, meninggalkan bau tang sama."
"Bos kamu wanita?" tanya Mia.
"Ya, kenapa?"
"Apakah Bos kamu cantik? Masih muda? Baik?" tanya Mia beruntun.
"Kalau memberi pertanyaan itu satu-satu,Mia. Aku nggak tau harus jawab yang mana duluan," ucap David sedikit keras.
Mia tampak merengut mendengar ucapan David. Tidak biasanya cowok itu berkata demikian. Biasanya ia akan menjawab semua pertanyaan Mia walaupun banyak.
David juga tak pernah meninggikan suaranya. Mia dan David berasal dari desa yang sama. Dari semenjak Sekolah Dasar, mereka telah berteman baik.
Menyadari kesalahannya David memeluk tubuh Mia, membawa ke dalam dekapan dadanya.
David membujuk Mia dan meminta maaf. Ia beralasan capek, yang membuat tadi suaranya sedikit tinggi.
"Perutku lapar. Katanya tadi masak kesukaanku. Mana ...?" ucap David mengalihkan pembicaraan.
"Tunggu, aku siapkan sebentar."
Mia melangkah menuju meja tempat ia menyimpan semua makanan. Gadis itu menata semuanya dihadapan David.
Cowok itu tampak menyuap makanan yang Mia masak dengan lahap. Gadis itu menatap tunangannya dengan banyak pertanyaan.
Apakah David begitu capeknya sehingga membuat emosinya tidak stabil?
..............
Sementara itu dikediamamnya Luna baru selesai mandi. Ia duduk di depan televisi sambil menunggu jam makan malam.
Alex yang baru datang, entah dari mana melihat istrinya duduk dengan santai menghampiri wanita itu.
Alex menatap Luna dengan mata merah, saat melihat banyak jejak di leher istrinya. Ia berdiir dihadapan Luna.
Luna tetap mengacuhkan suaminya itu. Ia mengambil ponsel dan menyibukkan dirinya.
Merasa Luna mengacuhkannya, Alex menjadi emosi. Dengan wajah memerah ia menarik baju kaos yang Luna pakai dengan keras hingga robek.
"Apa maumu?" ucap Luna dengan suara keras, ia jadi terbawa emosi.
"Dasar ja*la*ng. Dengan siapa kamu bercinta? Pantas kamu pergi tanpa izin," ucap Alex.
"Untuk apa aku meminta izin denganmu? Apakah kamu pernah mengatakan kemana kamu pergi?"
"Kamu itu masih istrimu, dengan nggak tau malunya kamu melakukan hubungan badan. Apakah kamu mau jadi pela*cur?"
Luna mengangkat tangannya ingin menampar pipi Alex, tapi kalah cepat. Pria itu dengan sigap menahannya.
" Jika kamu bisa dengan seenaknya membawa wanita kerumah ini dan bercinta dengan pel*acu*rmu . Kenapa aku tidak boleh melakukan hal yang sama?" tanya Mia dengan suara keras.
"Dasar ja*l*ang. Kamu itu masih istriku. Apakah pantas seorang istri bercinta dengan pria lain?"
"Oh jadi yang boleh berhubungan dan bercinta dengan wanita lain itu hanya kamu."
"Aku pria, memiliki wanita lebih dari satu itu biasa."
"Jadi wanita tidak boleh memiliki dua pria? Jika begitu, ceraikan aku. Biar aku bisa bebas bercinta dengan pria lain," ucap Luna dengan suara tinggi.
Plak. Alex menampar pipi Luna dengan kerasnya. Hingga keluar darah dari sudut bibir wanita itu. Luna merasakan kepalanya pusing. Ia duduk di sofa.
"Jangan harap aku akan menceraikan kamu. Jika aku melihatmu dengan pria lain, jangan harap aku akan memaafkan perbuatanmu itu," ucap Alex. Ia lalu berjalan meninggalkan Luna yang menahan sakit di pipinya.
Luna tak dapat lagi menahan air matanya. Ia berjalan masuk ke kamar tamu yang saat ini ia tempati. Luna mengambil tas dan kunci mobil. Ia lupa jika pakaiannya sobek karena tarikan Alex tadi.
Luna melajukan mobilnya. Ia terus menjalankan mobilnya hingga tiba di pinggir jalan yang sunyi. Luna menghentikan mobilnya. Ia menangis di dalam mobil sendirian.
Tiba-tiba Luna teringat David. Ia menghubungi nomor cowok itu. David yang sedang duduk berkumpul bersama teman satu kostnya dan juga Mia menjadi kaget melihat nama Luna di ponselnya.
David memohon izin pada Mia untuk mengangkat ponselnya. Ia sedikit menjauh dari Mia.
Saat David mengangkat ponselnya, terdengar suara tangisan Luna, membuat David menjadi sangat kuatir.
"Kamu kenapa?" tanya David kuatir.
"Aku mau mati aja," gumam Luna, tapi suaranya masih dapat didengar dan membuat David kaget.
"Luna, dengar aku. Kamu sekarang ada dimana. Coba share lokasimu," ucap David.
Luna mengirim loaksinya berada. Melihat lokasi itu, David makin kuatir. Ia tau tempat itu sangat sunyi.
David dengan tergesa berjalan lagi menuju teman-temannya. David meminta seorang teman dekat mengantarnya.
Mia menjadi heran dan kaget melihat David yang tergesa begitu. Ia sengaja minta antar agar nanti bisa mengendarai mobilnya Luna.
"Kamu mau kemana? Kenapa tergesa, apakah ada masalah?" tanya Mia.
"Maaf Mia, aku harus pergi. Emang ada sedikit masalah," ucap David. Ia mengajak sahabatnya untuk segera pergi bersama.
*
*
*
**Bersambung
Apakah David dapat menemukan lokasi Luna berada? Jangan lupa, nantikan terus kelanjutannya. 😘😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Bambang Hidayat
kasian sekali sama Luna...aku juga sedih lihat cerita nya.
2023-08-14
0
Satria Maulana
bagus,namanya cerita hayalan,pembaca santuy jangan baper
2023-03-22
0
Ririt Rustya Ningsih
si david uda berani main api...🙄🙄
2022-11-05
0