Bab 17. Tabir gelap
.
.
.
...🌺🌺🌺...
...Jika kau tahu rasanya lara, kenapa engkau sedari awal malah berteman dengan petaka?...
...Aku tahu jika cinta itu kerap angkuh dan sombong. Bahkan sewaktu aku tiba di persimpangan kenyataan, ia masih sama sekali tak mengenaliku....
...Tolong!...
...Bantu aku temukan diri......
...~Wanita nestapa...
.
Galuh
Dengan perasaan perih ia kini mengguyur tubuhnya dengan air dingin yang masih tekucur dari shower di kamar mandinya. Ia ingin sekali dahaganya yang kering akan sentuhan pria bisa terpuaskan. Namun tidak dengan cara seperti ini.
Entah mengapa ia semakin merasa kecewa kepada Adipati. Bisakah ia hidup normal seperti orang lain yang mencintai satu sama lain meski dalam hatinya sendiri ia benar-benar merasa jika Mas Adi masih seperti orang lain.
Kini, ia semakin merasa benar akan keputusan yang ia ambil terkait pil kontrasepsi yang ia minum setiap hari.
Mas Adi rupanya telah pergi. Apa tidak terlambat ke kantor pikirnya? Sebab waktunya pasti telah terpangkas saat menggaulinya dengan kasar tadi.
Ia mencoba menotolkan bedak guna menyamarkan mata sembabnya agar tidak terlalu kentara. Tapi usahanya sia-sia. Semua itu tak bisa ia tutupi.
Huft! Ia tak ingin dunia tahu jika dirinya merupakan wanita dengan rasa batin yang tersiksa.
Perasaan kecewa semakin merayap di hatinya. Bahkan lebih hanya sekedar marah. Galuh benar-benar kecewa dengan suaminya itu. Muncul sejumput niatan untuk menyerah dan mengakhiri saja mahligai impian yang nyatanya tak kunjung ia dapatkan bersama Adipati itu.
" Apa aku sebaiknya bilang saja ke Ibu?"
.
.
Adipati
Kepalanya panas. Dadanya bergemuruh. Jiwanya dikuasai pikiran tidak sehat demi mendengar ucapan Galuh. Ia pasti sudah gila karena jelas telah menyakiti istrinya itu.
Ia sudah mengirimkan pesan kepada temannya jika ia alpha hari ini. Sama sekali tak bisa konsentrasi akibat ucapan Galuh yang menyulut emosinya.
Sedari awal ia memang tidak mencintai Galuh, bahkan tak mengenal satu sama lain.
" Jadi dia udah curiga?" Tanya Maya sembari menyandarkan kepalanya dan mengusap dada Adipati yang kini duduk muram di sofa apartemennya.
" Bukan curiga!" Adipati tentu tak akan memberitahukan hal ini kepada kekasihnya.
" Tapi sama tersiksanya kayak aku!" Sahutnya dengan alis terangkat dan tatapan kosong.
Ya, Maya dan Adipati telah lebih dulu merajut tali asmara sebelum kedua orangtua mereka saling menjodohkan.
Maya yang cinta buta kepada Adipati murka akan hal itu. Namun, di satu sisi ia juga tak bisa nyelonong untuk melabrak apalagi meminta Adi untuk menolak.
Ada orang tua Adipati yang begitu membuat Maya berpikir dua kali untuk menggagalkan pernikahan kekasihnya itu.
Adi merupakan orang yang begitu menyayangi orang tuanya. Untuk itulah, pria itu bahkan rela menurut dengan menikahi Galuh yang notabene adalah anak dari sahabat papanya.
" Udah jangan dipikirkan. Lebih baik kamu pikirin ini!" Ucap Adi yang mengusap lembut buah cinta mereka yang terlah bersemayam di dalam perut Maya.
Ya, Maya rela di madu. Walau dalam kenyataannya, Galuh dan Adi telah menikah terlebih dahulu baik secara hukum maupun agama, namun Maya merasa telah memiliki Adi terlebih dahulu.
Kenyataan yang begitu rumit bukan?
" Terus gimana mas?" Maya menatap muram wajah Adipati. Secara hukum, posisinya belum aman meski secara agama ia merupakan istri sah Adipati.
Adipati benar-benar dirundung kemumetan yang berlipat, " Aku minta sama kamu tolong bersabar dulu ya... Aku lagi nyari rumah buat kamu dan calon anak kita. Nanti kalau perut kamu sudah besar, aku cariin pembantu biar kamu ada yang jaga!"
" Aku minta maaf sama kamu May, karena belum bisa setiap hari nemenin kamu!" Adi menatap muram wajah istrinya yang tengah menyusut air matanya.
Oh astaga, entah siapa yang harus disalahkan jika sudah seperti ini.
Maya mengangguk seraya mencoba tersenyum meski dadanya sesak, " Aku tahu kok mas. Yang penting kamu enggak akan ninggalin aku!" Ucapnya dengan suara bergetar.
Membuat dada Adipati nyeri demi mendengar ucapan Maya.
Adi mengembuskan napasnya kasar, kini ia mencium puncak kepala Maya dengan pikiran semrawut. Teringat akan saja Galuh yang menangis saat ia kungkung tadi.
" Beberapa hari lagi mama papaku mau datang..jadi...."
" Aku tahu kok!" Maya seketika melonggarkan pelukannya dan kini menyusut cairan dari matanya yang tak mau berhenti keluar itu. Merasa iri kepada Galuh yang setiap hari bisa bertemu dengan suaminya.
" May...aku mohon kamu sabar dulu. Aku bakal cari cara nanti!"
" Aku minta kamu ngerti keadaan kita!" Adi menatap mata muram.
Tanpa Adi sadari, ia telah bermain-main dengan api yang sewaktu-waktu bisa saja membakarnya. Habis tak bersisa.
Bagaimanapun juga Galuh merupakan wanita baik dan tak bersalah. Ia dan wanita itu sama-sama tak bisa menolak permintaan kedua orangtuanya. Apalagi perkataan papa yang selalu menusuk itu membuat dirinya tak bisa menolak.
" Kalau kamu tidak mau nurut dengan kata papa, lebih baik tinggalkan saja rumah ini. Jangan anggap kami ini orang tua kamu! Menikah dengan Galuh atau jangan pernah temui kami lagi!"
" Papa hanya ingin kamu menikah dengan wanita yang tepat Adi. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu!"
Kata-kata itu masih menjadi cemeti yang selalu berhasil mencambuk kesadarannya kala ia berniat menceraikan Galuh. Ia masih berniat mencari alasan yang tepat. Ia juga telah berusaha bersikap buruk kepada wanita itu, namun sepertinya wanita itu sama sekali tak terperdaya.
Lebih-lebih lagi, Adipati tak tega jika terlalu berlaku terlalu kasar pada wanita itu. Sungguh, entah kapan kesemrawutan ini akan berkahir.
.
.
.
.
.
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
fiendry🇵🇸
sebagai laki2 kamu yg salah, karena apa perempuan selalu benar...
justru kalau kmu cinta dgn maya perjuangkan dia bukan malah sampai menyakiti Galuh. luruskan semuanya, orang tua pelan2 akan mengerti..
2022-10-23
0
Farul Ayang
pa gk tega😡😡😡 barusan gk sadar udh kasarin Galuh😤😤😤😤
2022-08-22
0
Siti Jufrah
galuh wanita bodoh
adipati pria pegecut
2022-08-14
1