Bab 3. Losing Valuable Things

Bab 3. Losing Valuable Things

.

.

.

...🌺🌺🌺...

Jodhistira

Ia menutup pintu ruangan itu dengan cepat, bahkan ia mengantongi kunci itu dengan semaunya. Tak membiarkan wanita itu lolos.

" Apa-apaan ini?" Lintang beringsut mundur dan terlihat ketakutan. Setelah main comot order tanpa konfirmasi, kini pria itu terlihat sangat menakutkan.

Jodhi terus berjalan, kini tubuh Jodhi dan Lintang semakin tak berjarak. Jodhi meraba pipi dan kini menyentuh dagu wanita itu. Menatap Lintang dengan sorot mata tajam dan dingin.

" Aku sudah membayarmu mahal, jadi kau harus melayaniku dengan baik!" Jodhi berkata sembari menatap Lintang penuh arti.

Lintang bahkan bisa menghirup aroma tubuh kita itu. Benar-benar liar.

Wanita itu justru ketakutan dengan sikap Jodhi yang begitu mengintimidasi. Apalagi, ia sempat menangkap raut ketakutan dari wajah manager- nya tadi saat berkata kepada dirinya.

Ada apa sebenarnya?

" Iku aku!" Jodhi menarik lengan Lintang dengan paksa.

"Lepas!" Lintang memberontak. Sungguh, ini adalah kali pertamanya Lintang mendapatkan client seperti itu. Kasar dan kurang ajar.

" Apa kau tidak pernah datang kemari? Aku hanya melayani tamu di ruangan ini saja, aku tidak open BO!" Ucap Lintang yang mengusap pergelangan tangannya karena cekalan tangan Jodhi cukup kuat. Ia kini menatap sengit ke arah Jodhi.

" Kau bahkan tidak mengenaliku Lin!" Jodhi membatin, hatinya tertawa sumbang, sungguh ia rindu sekali dengan wanita itu. Tapi, bayangan Lintang yang menolaknya dulu benar-benar membuat Jodhi merasa terhina.

" Aku tidak perduli, bosmu sudah setuju dan aku sudah membayar ku mahal. Lagipula, wanita sepertimu harusnya beruntung bisa laku semahal itu kan?"

" Aku adalah satu-satunya orang yang berani membayarmu mahal. Kau tahu itu!"

Jodhi menatap Lintang tajam, entah mengapa ia sebenernya tak tega mengucapkan hal itu. Namun, rasa egonya benar-benar telah mengalahkan kewarasannya.

Mata dan hidung Lintang memanas. Ia terluka dengan ucapan Jodhi yang membombardir harga dirinya itu. Ia memang bukan manusia yang tahir dari dosa, tapi ia masih bisa menjaga mahkotanya yang berharga hingga saat ini. Meski ia bekerja dalam kubangan lumpur dunia malam.

" Aku tidak mau, aku bekerja hanya untuk menemani minum, bukan untuk tidur!" Lintang masih mendebat Jodhi.

" Wanita murahan sepertimu berani menolakku?" Jodhi mencengkeram rahang Lintang, membuat Wanita itu mendongak.

Mata Jodhi membulat dan urat matanya memerah. Ia sebenarnya marah karena melihat Lintang yang pasti sudah pernah ditindih dan di tiduri oleh banyak pria.

Jodhi sebenarnya tak terima akan hal itu.

PLAK!!

Lintang yang sudah diujung batas kesabarannya melayangkan tamparan kepada Jodhi, membuat pria itu kini menatap Lintang dengan napas memburu.

"Sial, bahkan aku masih tidak tega untuk menyakiti wanita ini!"

Jodhi sebenarnya merasa pipinya langsung kebas dan panas. Namun, entah mengapa ia sedikit tak tega melihat wanita itu menangis. Ia sadar jika mulutnya terlalu tajam dalam menyakiti Lintang.

Lintang menangis, hidupnya selama ini benar-benar sulit. Dan kini, tiba-tiba ada pria tak taat aturan saat bertamu di cafe itu dan berbicara hal yang begitu menyakitkan. Tahu apa pria itu soal hidupnya?

" Ikut!" Jodhi langsung merengkuh tubuh Lintang seperti memanggul karung beras. Sedikit menggelitik sih, tapi pria itu benar-benar ingin membawa Lintang pergi.

" Kalau pria lain bisa meniduri kamu dengan harga ratusan ribu, aku akan membayar sepuluh kali lipat. Aku ingin kamu tahu Lin, orang yang dulu kau hina kini bahkan bisa membeli seluruh tubuhmu!"

" Lepas!" Kau memang pria gila!"

Jodhi hanya diam meski Lintang memukul punggungnya tiada henti. Ia menatap tajam Zaky yang juga ketakutan

" Jika kau tak memberikanku wanita itu malam ini. Jangan harap dia tau bahkan kau bisa membuka tempat kecilmu ini besok!" Ucapnya sesaat setelah ia berhasil mengintimidasi Zaky di ruangannya tadi.

Zaky tak berani menolong, ancaman akan masa depan cafenya itu membuat dirinya tak memiliki nyali. Jodhi benar-benar berhasil mengintimidasi Zaky dengan kuasanya.

Sial!!!

Banyak pasang mata melihat kejadian itu, namun mereka mengira jika Lintang pasti tengah mabuk. Hal seperti itu sudah sangat lumrah terjadi di dunia malam. Bisnis lendir dengan segala *****-bengeknya sudah bukan rahasia umum.

Jodhi memasukkan Lintang secara paksa kedalam mobilnya melalui pintu kanan, sejurus kemudian ia turut masuk dan berada di depan kemudi. Anak dari Rania itu kini mengunci pintu mobilnya dengan automatic lock agar wanita itu tidak kabur.

" Buka Tolong!"

" Tolong!" Lintang memukul-mukul kaca mobil, namun tak satupun yang bisa mendengar.

" Sekalipun kau berteriak hingga serak, kau tidak akan pernah bisa keluar dari sini!" Ucap Jodhi tersenyum licik. Pria itu sejurus kemudian menginjak pedal gasnya dengan cepat, mobil itu benar-benar bermanuver kasar.

Kini Lintang benar-benar merasa mati kutu, entah apa yang akan terjadi nanti. Kenapa ia bisa mendapatkan tamu pria gila seperti itu. Oh astaga!

Sialan!

.

.

Raka

Malam itu, Papa Abi dan Mama Dhira serta adiknya Kalyna pamit pulang saat suhu tubuh Citra sudah mendekati normal. Meninggalkan dirinya bersama Citra.

Kini, Raka terlihat menarik selimut untuk anaknya, mencium kening Citra penuh kasih sayang. Ya, malam ini Raka akan menemani putrinya itu.

" Good night girls!" Ucapnya tersenyum sembari mengusap lembut rambut berkilau anaknya, sesaat setelah ia mencium kening Citra.

Hati Raka sesak, ia tahu mental anaknya benar-benar goyah. Apalagi, usia citra merupakan usia yang tengah butuh-butuhnya sosok pendamping.

Tapi keadaan selalu punya kenyataan. Huft!

DRRRTT!!

Papa Indra memanggil...

Raka menghembuskan nafasnya. Jangan sampai jika papanya tahu bila cucunya sakit beliau juga akan meminta hal yang sama. Tidak!

" Ya Pah, ada apa?" Ia terlihat memijat keningnya seraya membetulkan posisi setengah duduk, saat benda pipih itu sudah menempel ke cuping telinganya.

" Jatayu barusan lihat story WA nya Kalyna. Mereka lagi di rumah kamu? Apa Citra sakit?"

Raka memejamkan matanya seketika, adiknya itu benar-benar.

" Iya tadi demam, tapi sekarang udah mendingan!" Sahutnya dengan wajah lesu meski Papa Indra tidak bisa melihatnya.

" Berantem lagi sama temannya? Atau karena kenapa?"

" Makanya Ka, Papa udah bilang berkali-kali pindahin sekolah aja, atau kalau enggak kamu nikah lagi aja deh. Udah empat tahun kamu menduda!"

" Pikirkan anak kamu. Banyak ibu sambung yang baik, gak semua ibu tiri itu jahat. Contohnya mama Anggi!"

Tuh kan benar, itu lagi- itu lagi yang di bahas. Haduh, kini Raka benar-benar mumet dengan pembahasan yang ujung-ujungnya meminta dirinya menikah lagi. Tapi sungguh, ia benar-benar belum bisa melupakan cinta pertamanya.

.

.

Jodhistira

Ia membawa Paksa Lintang alias Melati ke sebuah hotel berbintang kelas terbaik di kota itu. Sebuah kamar executive suite room ia pesan bahkan dengan mudahnya. Saking seringnya pria itu menggunakan kamar yang sama.

The Royal Hotel.

Lintang kini pasrah saat tangan kekar itu mencengkeram kuat pergelangan tangannya. Benar-benar tak bisa lolos dari sang predator.

Lintang bahkan heran, kenapa Pria itu seolah membuat kesemua karyawan disana bungkam. Kalau begini ceritanya, jelas Lintang akan sangat susah untuk kabur.

Bahkan saat berada di dalam lift, aura mencekam kian begitu kentara. Membuat Lintang benar-benar ketakutan.

" Siapa sebenarnya kamu?" Lintang memberanikan diri untuk bertanya saat lift itu terlihat naik. Ia merasa seperti pernah melihat pria yang tengah memaksanya itu.

" Aku?" Jodhi menatap Lintang yang terlihat ketakutan di sampingnya. Menyunggingkan senyuman licik.

" Aku orang yang akan memilikimu 24 jam kedepan!" Jodhi tersenyum smirk. Membuat Lintang kini menelan ludahnya karena senyum pria itu sungguh mengerikan. Mati aku!

" Tuan kumohon lepaskan saya, saya...!" Lintang bahkan kini mengeluarkan jurus untuk memohon. Wanita itu bahkan memanggil Jodhi dengan penuh kesopanan. Ia benar-benar takut jika pria itu memakannya ( mengandung makna konotasi).

Jodhi bergeming, kini wanita itu bahkan merengek seperti bocah setelah beberapa waktu yang lalu ia sempat merasakan tamparan dari tangan halus itu. Damned!

Pintu lift itu terbuka, kini Jodhi dengan wajah datar dan tatapan dingin berjalan seraya tekun menyeret lengan Lintang dengan posesif dan kasar. Benar-benar pria asu!

Sebuah card lock terlihatlah digunakan Jodhi untuk membuka kamar hotel yang jelas berharga mahal itu. Membuat Lintang menelan ludahnya dengan susah. Sungguh ia takut.

.

.

Lintang

"AAAAAAA!"

Lintang berteriak karena Jodhi mendorong tubuh Lintang dengan kasar , hingga membuat tubuh wanita itu terpantul- pantul di atas kasur pegas ukuran besar itu.

Tubuh Lintang sudah sangat bergetar hebat saat ini, aduh bagiamana caranya kabur kalau sudah begini?

Ia beringsut mundur kala pria itu mulai mendekat. Mau apa pria itu?

" Istirahatlah dulu, karena 24 jam kedepan kau harus bisa memuaskan ku seperti kau memuaskan orang lain!" Ucap Jodhi penuh penekanan dan tersirat aura kemarahan di mata pria itu. Aneh sekali pikirnya.

Lintang benar-benar sedih kala hatinya dihujam dengan kata-kata pedas Jodhi. Pria itu sedari tadi tak hanya menyakiti Lintang dengan perbuatannya, namun juga dengan ucapannya yang terlontar bagai racun.

" Saya bukan pelacur!"

Ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis. Ia memang bekerja di cafe plus-plus itu, namun hanya sebatas memegang dan juga mengelus barang pusaka pria berkantong tebal. Ia tidak pernah menemani tidur apalagi melayani naf su para pria nakal.

Itu sudah perjanjian, dan selama ini ia melakoni hal itu aman-aman saja.

Jodhi tertawa mengerikan. Oh andai saja Lintang tahu jika pria yang memaksanya itu merupakan pria yang pernah menyatakan cinta untuk dirinya dulu.

" Bukan pelacur? Lalu di sebuah apa? Lon te?"

Lintang terlihat mengeraskan rahangnya sembari menahan buncahan emosi yang membara.

Sejurus kemudian Lintang menangis, sungguh ia tak peduli jika selama ini banyak pasang mata yang memandangnya kotor, atau bahkan banyak bibir yang kerap mencibir. Ia hanya mementingkan ibunya. Dari mana lagi ia bisa mendapatkan uang untuk pengobatan ibunya?

Namun, entah mengapa ucapan Jodhi yang setajam silet itu membuat hatinya sakit. Di sandangi predikat yang bukan sebenarnya itu, jelas membuat hati Lintang terluka.

" Tolong Tuan, tolong jangan sakiti saya. Saya bisa memuaskan anda dengan cara lain!" Ia memberanikan dirinya untuk berbicara, bahkan merendahkan diri. Sungguh ia takut jika sampai Jodhi akan melahap selaput daranya.

" Bahkan saat aku sudah membayar mu dengan mahal pun, kau masih saja tidak mau Lin. Apa jika Raka yang memesanmu kau akan dengan sukarela menyerahkan tubuhmu?"

" Perempuan sok suci?" Jodhi mendorong tubuh Lintang dengan gerakan cepat, membuat dirinya langsung terlentang ke atas kasur itu.

Astaga bagaimana ini?

Jodhi merayap ke atas tubuh Lintang, kini pria itu mulai membuka kemejanya dengan cepat. Mata Lintang membulat demi melihat dada liat pria itu yang penuh dengan tato hingga ke punggungnya. Benar-benar sangar.

Lintang menangis, jelas ia akan habis oleh pria itu. Oh astaga, bagaimana ini?

.

.

Jodhistira

Ia benar-benar tersulut dengan ucapan Lintang yang makin membuatnya geram. Bayangan ucapannya sewaktu dulu kian membuat Jodhi marah. Bahkan, Jodhi merasa Lintang sok suci.

Ia sebenarnya ingin melakukan hal itu dengan lembut meski ia tahu jika Lintang seorang wanita penghibur. Namun kesombongan yang di tunjukkan Lintang membuat dirinya tak bisa berfikir jernih.

Jodhi terlihat menarik baju Lintang dengan Paksa. Membuang baju wanita itu ke sembarang arah.

Jakun Jodhi seketika naik turun demi melihat dua gundukan indah seputih susu yang benar-benar menggiurkan.

" Tubuhmu pasti sudah puluhan bahkan ratusan kali di jamah orang kan?" Mata Jodhi memerah, dengan gerakan kasar ia masih terus melucuti pakaian Lintang dengan tak sabar.

" Tuan kumohon, hanya ini yang aku punya untuk suamiku nanti!" Lintang bahkan sampai berucap memohon.

" Tolong kasihani aku Tuan!" Lintang bahkan masih memohon saat tubuhnya sudah setengah telan jang.

" Apa kau pikir aku percaya jika wanita sepertimu masih suci, hah?" Dalam hatinya terus saja menyangkal. Sakit hatinya benar-benar harus terlampiaskan. Ia ingin mencabik-cabik wanita itu saat itu juga.

Jodhi melu*mat bibir lintang dengan kasar, pria itu benar-benar telah menyakiti Lintang. Ia memilin puncak dada Lintang yang benar-benar menggairahkan itu. Sedikit merasa marah karena benda dengan bentuk seindah itu pasti sudah terobralkan.

Brengsek!

" Mmmmm!" Lintang yang kehabisan nafas kini memukul dada bidang Jodhi. Membuat Jodhi kini melepaskan sejenak ciumannya.

Jodhi menindih dan mengunci pergerakan Lintang, cassanova kelas kakap itu jelas lihai saat bertarung diatas ranjang. Oh man! jangan ragukan hal itu!

Kedua tangan lintang ia rentangkan senada dengan kedua tangan kekarnya yang bermasa otot liat. Jodhi melahap kuncup dada wanita itu. Lintang menggelinjang, secara fisik menolak namun naluri alami justru menyambut. Sial.

Jodhi meraba ujung pangkal pa ha Lintang yang rupanya sudah basah. Dengan seringai licik Jodhi kini menyambar bibir Lintang kembali.

Terasa begitu menggairahkan.

" Sepertinya kau juga menginginkannya!" Bisik Jodhi sekilas, membuat Lintang menoleh dengan wajah merah. Jelas itu diluar kendali Lintang.

Sialan!

Kelelakian Jodhi yang sudah mengeras jelas kini menuntut lebih. Pria itu benar-benar larut dalam gelombang hasrat. Niat hati ingin memberikan pelajaran untuk Lintang, kini malah ia harus menerima simalakama dari perbuatannya. Aset berharganya meronta- ronta ingin segera memasuki kedalaman sempit itu.

Jodhi mengarahkan aset pentingnya itu menuju celah sempit milik Lintang, ada hal yang aneh saat ia menghentak. Ini benar-benar sempit. Terlalu sempit.

Lintang merasakan sangat sakit dan perih saat sesuatu yang besar dan tumpul itu memaksa dan mendesak ingin memasuki dirinya.

Jodhi setengah terperanjat, benarkah jika wanita itu sedari tadi telah mengatakan kejujuran? Bagiamana ini?

Sudah kepalang tanggung, kepala benda pentingnya telah berada di ambang daging lembab itu. Jodhi melu*at bibir Lintang dengan harapan membantu wanita itu untuk mengurangi rasa sakit.

Oh sial, bagiamana ini? Apa dia telah melakukan sebuah kesalahan.

Otot lengan Jodhi kini terlihat mengetat saat ia memangku kepala lintang sambil terus mencium dan melakukan gerakan menghentak secara perlahan. Oh sial, she's still a virgin!

Really really virgin!

Jodhi merasa miliknya kini harus berusaha lebih keras saat celah sempit itu seolah sulit tertembus, dengan beberapa kali hentakan yang cukup ekstra, akhirnya Jodhi mampu menembus celah sempit itu.

Ahhhh!

Ia membiarkan sejenak kelelakianya yang sudah terbenam di antara celah sempit nan lembab milik Lintang itu. Kini, mereka berdua benar-benar tengah menyatu.

Sesal, merasa bersalah, marah, emosi. Entahlah, semua rasa bergabung bertangkup senada. Benar-benar sial!

Tanpa Jodhi ketahui, Lintang menitikkan air matanya kala bagian bawahnya kini terasa perih, seperih perasaan hatinya.

Sesuatu yang amat berharga, sesuatu yang selama ini ia jaga, telah hilang begitu saja.

Maaf Ibu!

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nazka Aditya

Nazka Aditya

gk sangka jhodi bakal seliar itu....dan gk sangka juga ternyata ada rasa iri di hati jhodi pada raka...padahal yg bikin jhodi berubah jadi anak yg baik juga raka kan
..?

2023-01-09

0

£rvina

£rvina

kasian lintang, klo kerja di tmpt kayak gitu pasti dicap gak bener... aku ikut ngerasa sakit pas lintang diperawanin.. jd ikut ngejerit .. pasti sakit banget, sama swami jg sakit apalagi sama org yg gk kenal... 😖

2022-12-10

0

Raden Ajeng Safitri

Raden Ajeng Safitri

kan emang susu Thor,, ahihihi 😃😃😃

2022-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ayah!
2 Bab 2. Sepenggal kisah
3 Bab 3. Losing Valuable Things
4 Bab 4. Manusia dengan segala warna hidupnya
5 Bab 5. Bersembunyi dari kejaran
6 Bab 6. Seperti pernah bertemu
7 Bab 7. Hari buruk untuk semua
8 Bab 8. Pria arogan
9 Bab 9. Sikap Manusiawi
10 Bab 10. Wanita Rapuh
11 Bab 11. Arti kehadiran keluarga
12 Bab 12. Merasa asing dalam rumah sendiri
13 Bab 13. Manusia dengan segala persoalannya
14 Bab 14. Mengetahui fakta
15 Bab 15. Tak sejalan
16 Bab 16. Menghujamku dengan luka
17 Bab 17. Tabir gelap
18 Bab 18. Kau menyakitiku Ayah!
19 Bab 19. Hati yang terluka
20 Bab 20. Menyentuh kalbuku
21 Bab 21. Bertemu lagi
22 Bab 22. Dualisme
23 Bab 23. Kemustahilan
24 Bab 24. Isi Kalbu
25 Bab 25. Persimpangan ambigu
26 Bab 26. Secuil luapan isi hati
27 Bab 27. Di batas keresahan
28 Bab 28. Tak sengaja
29 Bab 29. Getaran itu
30 Bab 30. Kalah telak
31 Bab 31. Insan yang ironis
32 Bab 32. Aku dan segala kesedihanku
33 Bab 33. Mengoyak paksa nurani
34 Bab 34. Petunjuk dari nirwana
35 Bab 35. Ujian seorang pria
36 Bab 36. Bertemu rival sebenarnya
37 Bab 37. Merasa terancam
38 Bab 38. Macam warna hidup manusia
39 Bab 39. Ucapan menohok
40 Bab 40. Menipu diri
41 Bab 41. Arti sebuah kecemburuan
42 Bab 42. Mulai mengendus
43 Bab 43. Secuil sedu sedan
44 Bab 44. Titik terendah dalam hidup
45 Bab 45. Menyingkap tabir gelap
46 Bab 46. Lentera kehidupan yang meredup
47 Bab 47. Mendung di hati
48 Bab 48. Aku dan perasaan ini
49 Bab 49. Fakta
50 Bab 50. Siasat
51 Bab 51. Akar pahit masa lalu
52 Bab 52. Sebuah peringatan
53 Bab 53. Puing kesedihan
54 Bab 54. Jurang yang dalam
55 Bab 55. Sebuah insiden
56 Bab 56. Kekhawatiran itu
57 Bab 57. Satu perhatian
58 Bab 58. Meniti takdir
59 Bab 59. Become a nanny?
60 Bab 60. Seraut wajah yang tak asing
61 Bab 61. Hari pertama
62 Bab 62. Rasa demi rasa
63 Bab 63. A Feud
64 Bab 64. Sebuah petaka
65 Bab 65. Di titik rendah kehidupan
66 Bab 66. Cikal bakal kejahatan
67 Bab 67. Angin sakal sebuah keluarga
68 Bab 68. Pelukan itu
69 Bab 69. Siapa dia sebenarnya?
70 Bab 70. Perasaan yang berubah
71 Bab 71. Menyelamatkan Citra part1
72 Bab 72. Menyelamatkan Citra part2
73 Bab 73. Menyelamatkan Citra part3
74 Bab 74. Dendam hanya membuatmu berteman dengan kerugian
75 Bab 75. Sebuah Cinta yang datang terlambat
76 Bab 76. Akhir dari Kepanikan
77 Bab 77. Rasaku rasamu
78 Bab 78. Puncak rasa legowo
79 Bab 79. Insan dalam amuk asmara
80 Bab 80. Hawa panas
81 Bab 81. Selaksa peristiwa
82 Bab 82. Akulah pelindungmu
83 Bab 83. Resmi milikku
84 Bab 84. Love you
85 Bab 85. Di Lounge
86 Bab 86. Bertemu mantan rival
87 Bab 87. Tirta membangkit sukma
88 Bab 88. Rasa titipan
89 Bab 89. Nyonya Raka
90 Bab 90. Ratu di hidupku
91 Bab 91. Selapis kebersamaan
92 Bab 92. Kebenaran tetap harus di kabarkan
93 Bab 93. Di kesunyian hati Jodhi
94 Bab 94. Two-line fighter
95 Bab 95. Riuh kebahagiaan
96 Bab 96. Wanita berwajah kuyu
97 Bab 97. Penggalan kisah pilu
98 Bab 98. Pertolongan dari wanita dekil
99 Bab 99. Berkalang tanah
100 Bab 100. Danuja Pradipta
101 Bab 101. Kejang
102 Bab 102. Wajah yang meresahkan
103 Bab 103. Sometimes love doesn't need a reason
104 Bab 104. Is that you? My star?
105 Bab 105. Anak haram
106 Bab 106. Dia?
107 Bab 107. Menemukanmu
108 Bab 108. Naluri anak
109 Bab 109. Sesal menggelayut
110 Bab 110. Api kecemburuan
111 Bab 111. Di titik emosional
112 Bab 112. Pria dan sebuah logika
113 Bab 113. Pencabut hatiku
114 Bab 114 . Long time no see
115 Bab 115. Ungkapan hati
116 Bab 116. Sebuah dukungan
117 Bab 117. Anakku
118 Bab 118. Keresahan seorang Ibu
119 Bab 119. Perjuangan Jodhi
120 Bab 120. Sebuah penegasan
121 Bab 121. Tantrum
122 Bab 122. Di sudut malam
123 Bab 123. Kala anak menjadi alasan
124 Bab 124. Inspeksi mendadak
125 Bab 125. Pingsan
126 Bab 126. Belatung nangka!
127 Bab 127. Kamu cemburu?
128 Bab 128. Membuat sebuah kesepakatan
129 Bab 129. Mempertimbangkan
130 Bab 130. Keadaan selalu punya kenyataan
131 Bab 131. Ayah Danuja
132 Bab 132. Potret nyata sebuah kehidupan
133 Bab 133. Secuil titik terang
134 Bab 134. Akhir dari penantian
135 Bab 135. Travel plans to the west
136 Bab 136. Kebijaksanaan para orang tua
137 Bab 137. Danuja's Grandma
138 Bab 138. Anak Ayah!
139 Bab 139. Bertiga bersama kalian
140 Bab 140. See you again
141 Bab 141. Kota J, aku kembali
142 Bab 142. Terimakasih sudah mau menerimaku
143 Bab 143. Aku sayang padamu
144 Bab 144. Rahasia semesta
145 Bab 145. Karma
146 Bab 146. Jelang pernikahan
147 Bab 147. Saya terima nikah dan kawinnya...
148 Bab 148. Perusuh
149 Bab 149. Resah di tengah sukacita
150 Bab 150. Sisipan kisah
151 Bab 151. Arti sebuah kesabaran
152 Bab 152. Oh God!
153 Bab 153. Dibatas logika
154 Bab 154. Akhir kisah bahagia ( The End)
155 Bab 155. From Author with love
156 Bab 156. Present New creation
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Bab 1. Ayah!
2
Bab 2. Sepenggal kisah
3
Bab 3. Losing Valuable Things
4
Bab 4. Manusia dengan segala warna hidupnya
5
Bab 5. Bersembunyi dari kejaran
6
Bab 6. Seperti pernah bertemu
7
Bab 7. Hari buruk untuk semua
8
Bab 8. Pria arogan
9
Bab 9. Sikap Manusiawi
10
Bab 10. Wanita Rapuh
11
Bab 11. Arti kehadiran keluarga
12
Bab 12. Merasa asing dalam rumah sendiri
13
Bab 13. Manusia dengan segala persoalannya
14
Bab 14. Mengetahui fakta
15
Bab 15. Tak sejalan
16
Bab 16. Menghujamku dengan luka
17
Bab 17. Tabir gelap
18
Bab 18. Kau menyakitiku Ayah!
19
Bab 19. Hati yang terluka
20
Bab 20. Menyentuh kalbuku
21
Bab 21. Bertemu lagi
22
Bab 22. Dualisme
23
Bab 23. Kemustahilan
24
Bab 24. Isi Kalbu
25
Bab 25. Persimpangan ambigu
26
Bab 26. Secuil luapan isi hati
27
Bab 27. Di batas keresahan
28
Bab 28. Tak sengaja
29
Bab 29. Getaran itu
30
Bab 30. Kalah telak
31
Bab 31. Insan yang ironis
32
Bab 32. Aku dan segala kesedihanku
33
Bab 33. Mengoyak paksa nurani
34
Bab 34. Petunjuk dari nirwana
35
Bab 35. Ujian seorang pria
36
Bab 36. Bertemu rival sebenarnya
37
Bab 37. Merasa terancam
38
Bab 38. Macam warna hidup manusia
39
Bab 39. Ucapan menohok
40
Bab 40. Menipu diri
41
Bab 41. Arti sebuah kecemburuan
42
Bab 42. Mulai mengendus
43
Bab 43. Secuil sedu sedan
44
Bab 44. Titik terendah dalam hidup
45
Bab 45. Menyingkap tabir gelap
46
Bab 46. Lentera kehidupan yang meredup
47
Bab 47. Mendung di hati
48
Bab 48. Aku dan perasaan ini
49
Bab 49. Fakta
50
Bab 50. Siasat
51
Bab 51. Akar pahit masa lalu
52
Bab 52. Sebuah peringatan
53
Bab 53. Puing kesedihan
54
Bab 54. Jurang yang dalam
55
Bab 55. Sebuah insiden
56
Bab 56. Kekhawatiran itu
57
Bab 57. Satu perhatian
58
Bab 58. Meniti takdir
59
Bab 59. Become a nanny?
60
Bab 60. Seraut wajah yang tak asing
61
Bab 61. Hari pertama
62
Bab 62. Rasa demi rasa
63
Bab 63. A Feud
64
Bab 64. Sebuah petaka
65
Bab 65. Di titik rendah kehidupan
66
Bab 66. Cikal bakal kejahatan
67
Bab 67. Angin sakal sebuah keluarga
68
Bab 68. Pelukan itu
69
Bab 69. Siapa dia sebenarnya?
70
Bab 70. Perasaan yang berubah
71
Bab 71. Menyelamatkan Citra part1
72
Bab 72. Menyelamatkan Citra part2
73
Bab 73. Menyelamatkan Citra part3
74
Bab 74. Dendam hanya membuatmu berteman dengan kerugian
75
Bab 75. Sebuah Cinta yang datang terlambat
76
Bab 76. Akhir dari Kepanikan
77
Bab 77. Rasaku rasamu
78
Bab 78. Puncak rasa legowo
79
Bab 79. Insan dalam amuk asmara
80
Bab 80. Hawa panas
81
Bab 81. Selaksa peristiwa
82
Bab 82. Akulah pelindungmu
83
Bab 83. Resmi milikku
84
Bab 84. Love you
85
Bab 85. Di Lounge
86
Bab 86. Bertemu mantan rival
87
Bab 87. Tirta membangkit sukma
88
Bab 88. Rasa titipan
89
Bab 89. Nyonya Raka
90
Bab 90. Ratu di hidupku
91
Bab 91. Selapis kebersamaan
92
Bab 92. Kebenaran tetap harus di kabarkan
93
Bab 93. Di kesunyian hati Jodhi
94
Bab 94. Two-line fighter
95
Bab 95. Riuh kebahagiaan
96
Bab 96. Wanita berwajah kuyu
97
Bab 97. Penggalan kisah pilu
98
Bab 98. Pertolongan dari wanita dekil
99
Bab 99. Berkalang tanah
100
Bab 100. Danuja Pradipta
101
Bab 101. Kejang
102
Bab 102. Wajah yang meresahkan
103
Bab 103. Sometimes love doesn't need a reason
104
Bab 104. Is that you? My star?
105
Bab 105. Anak haram
106
Bab 106. Dia?
107
Bab 107. Menemukanmu
108
Bab 108. Naluri anak
109
Bab 109. Sesal menggelayut
110
Bab 110. Api kecemburuan
111
Bab 111. Di titik emosional
112
Bab 112. Pria dan sebuah logika
113
Bab 113. Pencabut hatiku
114
Bab 114 . Long time no see
115
Bab 115. Ungkapan hati
116
Bab 116. Sebuah dukungan
117
Bab 117. Anakku
118
Bab 118. Keresahan seorang Ibu
119
Bab 119. Perjuangan Jodhi
120
Bab 120. Sebuah penegasan
121
Bab 121. Tantrum
122
Bab 122. Di sudut malam
123
Bab 123. Kala anak menjadi alasan
124
Bab 124. Inspeksi mendadak
125
Bab 125. Pingsan
126
Bab 126. Belatung nangka!
127
Bab 127. Kamu cemburu?
128
Bab 128. Membuat sebuah kesepakatan
129
Bab 129. Mempertimbangkan
130
Bab 130. Keadaan selalu punya kenyataan
131
Bab 131. Ayah Danuja
132
Bab 132. Potret nyata sebuah kehidupan
133
Bab 133. Secuil titik terang
134
Bab 134. Akhir dari penantian
135
Bab 135. Travel plans to the west
136
Bab 136. Kebijaksanaan para orang tua
137
Bab 137. Danuja's Grandma
138
Bab 138. Anak Ayah!
139
Bab 139. Bertiga bersama kalian
140
Bab 140. See you again
141
Bab 141. Kota J, aku kembali
142
Bab 142. Terimakasih sudah mau menerimaku
143
Bab 143. Aku sayang padamu
144
Bab 144. Rahasia semesta
145
Bab 145. Karma
146
Bab 146. Jelang pernikahan
147
Bab 147. Saya terima nikah dan kawinnya...
148
Bab 148. Perusuh
149
Bab 149. Resah di tengah sukacita
150
Bab 150. Sisipan kisah
151
Bab 151. Arti sebuah kesabaran
152
Bab 152. Oh God!
153
Bab 153. Dibatas logika
154
Bab 154. Akhir kisah bahagia ( The End)
155
Bab 155. From Author with love
156
Bab 156. Present New creation

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!