Bab 3. Losing Valuable Things
.
.
.
...🌺🌺🌺...
Jodhistira
Ia menutup pintu ruangan itu dengan cepat, bahkan ia mengantongi kunci itu dengan semaunya. Tak membiarkan wanita itu lolos.
" Apa-apaan ini?" Lintang beringsut mundur dan terlihat ketakutan. Setelah main comot order tanpa konfirmasi, kini pria itu terlihat sangat menakutkan.
Jodhi terus berjalan, kini tubuh Jodhi dan Lintang semakin tak berjarak. Jodhi meraba pipi dan kini menyentuh dagu wanita itu. Menatap Lintang dengan sorot mata tajam dan dingin.
" Aku sudah membayarmu mahal, jadi kau harus melayaniku dengan baik!" Jodhi berkata sembari menatap Lintang penuh arti.
Lintang bahkan bisa menghirup aroma tubuh kita itu. Benar-benar liar.
Wanita itu justru ketakutan dengan sikap Jodhi yang begitu mengintimidasi. Apalagi, ia sempat menangkap raut ketakutan dari wajah manager- nya tadi saat berkata kepada dirinya.
Ada apa sebenarnya?
" Iku aku!" Jodhi menarik lengan Lintang dengan paksa.
"Lepas!" Lintang memberontak. Sungguh, ini adalah kali pertamanya Lintang mendapatkan client seperti itu. Kasar dan kurang ajar.
" Apa kau tidak pernah datang kemari? Aku hanya melayani tamu di ruangan ini saja, aku tidak open BO!" Ucap Lintang yang mengusap pergelangan tangannya karena cekalan tangan Jodhi cukup kuat. Ia kini menatap sengit ke arah Jodhi.
" Kau bahkan tidak mengenaliku Lin!" Jodhi membatin, hatinya tertawa sumbang, sungguh ia rindu sekali dengan wanita itu. Tapi, bayangan Lintang yang menolaknya dulu benar-benar membuat Jodhi merasa terhina.
" Aku tidak perduli, bosmu sudah setuju dan aku sudah membayar ku mahal. Lagipula, wanita sepertimu harusnya beruntung bisa laku semahal itu kan?"
" Aku adalah satu-satunya orang yang berani membayarmu mahal. Kau tahu itu!"
Jodhi menatap Lintang tajam, entah mengapa ia sebenernya tak tega mengucapkan hal itu. Namun, rasa egonya benar-benar telah mengalahkan kewarasannya.
Mata dan hidung Lintang memanas. Ia terluka dengan ucapan Jodhi yang membombardir harga dirinya itu. Ia memang bukan manusia yang tahir dari dosa, tapi ia masih bisa menjaga mahkotanya yang berharga hingga saat ini. Meski ia bekerja dalam kubangan lumpur dunia malam.
" Aku tidak mau, aku bekerja hanya untuk menemani minum, bukan untuk tidur!" Lintang masih mendebat Jodhi.
" Wanita murahan sepertimu berani menolakku?" Jodhi mencengkeram rahang Lintang, membuat Wanita itu mendongak.
Mata Jodhi membulat dan urat matanya memerah. Ia sebenarnya marah karena melihat Lintang yang pasti sudah pernah ditindih dan di tiduri oleh banyak pria.
Jodhi sebenarnya tak terima akan hal itu.
PLAK!!
Lintang yang sudah diujung batas kesabarannya melayangkan tamparan kepada Jodhi, membuat pria itu kini menatap Lintang dengan napas memburu.
"Sial, bahkan aku masih tidak tega untuk menyakiti wanita ini!"
Jodhi sebenarnya merasa pipinya langsung kebas dan panas. Namun, entah mengapa ia sedikit tak tega melihat wanita itu menangis. Ia sadar jika mulutnya terlalu tajam dalam menyakiti Lintang.
Lintang menangis, hidupnya selama ini benar-benar sulit. Dan kini, tiba-tiba ada pria tak taat aturan saat bertamu di cafe itu dan berbicara hal yang begitu menyakitkan. Tahu apa pria itu soal hidupnya?
" Ikut!" Jodhi langsung merengkuh tubuh Lintang seperti memanggul karung beras. Sedikit menggelitik sih, tapi pria itu benar-benar ingin membawa Lintang pergi.
" Kalau pria lain bisa meniduri kamu dengan harga ratusan ribu, aku akan membayar sepuluh kali lipat. Aku ingin kamu tahu Lin, orang yang dulu kau hina kini bahkan bisa membeli seluruh tubuhmu!"
" Lepas!" Kau memang pria gila!"
Jodhi hanya diam meski Lintang memukul punggungnya tiada henti. Ia menatap tajam Zaky yang juga ketakutan
" Jika kau tak memberikanku wanita itu malam ini. Jangan harap dia tau bahkan kau bisa membuka tempat kecilmu ini besok!" Ucapnya sesaat setelah ia berhasil mengintimidasi Zaky di ruangannya tadi.
Zaky tak berani menolong, ancaman akan masa depan cafenya itu membuat dirinya tak memiliki nyali. Jodhi benar-benar berhasil mengintimidasi Zaky dengan kuasanya.
Sial!!!
Banyak pasang mata melihat kejadian itu, namun mereka mengira jika Lintang pasti tengah mabuk. Hal seperti itu sudah sangat lumrah terjadi di dunia malam. Bisnis lendir dengan segala *****-bengeknya sudah bukan rahasia umum.
Jodhi memasukkan Lintang secara paksa kedalam mobilnya melalui pintu kanan, sejurus kemudian ia turut masuk dan berada di depan kemudi. Anak dari Rania itu kini mengunci pintu mobilnya dengan automatic lock agar wanita itu tidak kabur.
" Buka Tolong!"
" Tolong!" Lintang memukul-mukul kaca mobil, namun tak satupun yang bisa mendengar.
" Sekalipun kau berteriak hingga serak, kau tidak akan pernah bisa keluar dari sini!" Ucap Jodhi tersenyum licik. Pria itu sejurus kemudian menginjak pedal gasnya dengan cepat, mobil itu benar-benar bermanuver kasar.
Kini Lintang benar-benar merasa mati kutu, entah apa yang akan terjadi nanti. Kenapa ia bisa mendapatkan tamu pria gila seperti itu. Oh astaga!
Sialan!
.
.
Raka
Malam itu, Papa Abi dan Mama Dhira serta adiknya Kalyna pamit pulang saat suhu tubuh Citra sudah mendekati normal. Meninggalkan dirinya bersama Citra.
Kini, Raka terlihat menarik selimut untuk anaknya, mencium kening Citra penuh kasih sayang. Ya, malam ini Raka akan menemani putrinya itu.
" Good night girls!" Ucapnya tersenyum sembari mengusap lembut rambut berkilau anaknya, sesaat setelah ia mencium kening Citra.
Hati Raka sesak, ia tahu mental anaknya benar-benar goyah. Apalagi, usia citra merupakan usia yang tengah butuh-butuhnya sosok pendamping.
Tapi keadaan selalu punya kenyataan. Huft!
DRRRTT!!
Papa Indra memanggil...
Raka menghembuskan nafasnya. Jangan sampai jika papanya tahu bila cucunya sakit beliau juga akan meminta hal yang sama. Tidak!
" Ya Pah, ada apa?" Ia terlihat memijat keningnya seraya membetulkan posisi setengah duduk, saat benda pipih itu sudah menempel ke cuping telinganya.
" Jatayu barusan lihat story WA nya Kalyna. Mereka lagi di rumah kamu? Apa Citra sakit?"
Raka memejamkan matanya seketika, adiknya itu benar-benar.
" Iya tadi demam, tapi sekarang udah mendingan!" Sahutnya dengan wajah lesu meski Papa Indra tidak bisa melihatnya.
" Berantem lagi sama temannya? Atau karena kenapa?"
" Makanya Ka, Papa udah bilang berkali-kali pindahin sekolah aja, atau kalau enggak kamu nikah lagi aja deh. Udah empat tahun kamu menduda!"
" Pikirkan anak kamu. Banyak ibu sambung yang baik, gak semua ibu tiri itu jahat. Contohnya mama Anggi!"
Tuh kan benar, itu lagi- itu lagi yang di bahas. Haduh, kini Raka benar-benar mumet dengan pembahasan yang ujung-ujungnya meminta dirinya menikah lagi. Tapi sungguh, ia benar-benar belum bisa melupakan cinta pertamanya.
.
.
Jodhistira
Ia membawa Paksa Lintang alias Melati ke sebuah hotel berbintang kelas terbaik di kota itu. Sebuah kamar executive suite room ia pesan bahkan dengan mudahnya. Saking seringnya pria itu menggunakan kamar yang sama.
The Royal Hotel.
Lintang kini pasrah saat tangan kekar itu mencengkeram kuat pergelangan tangannya. Benar-benar tak bisa lolos dari sang predator.
Lintang bahkan heran, kenapa Pria itu seolah membuat kesemua karyawan disana bungkam. Kalau begini ceritanya, jelas Lintang akan sangat susah untuk kabur.
Bahkan saat berada di dalam lift, aura mencekam kian begitu kentara. Membuat Lintang benar-benar ketakutan.
" Siapa sebenarnya kamu?" Lintang memberanikan diri untuk bertanya saat lift itu terlihat naik. Ia merasa seperti pernah melihat pria yang tengah memaksanya itu.
" Aku?" Jodhi menatap Lintang yang terlihat ketakutan di sampingnya. Menyunggingkan senyuman licik.
" Aku orang yang akan memilikimu 24 jam kedepan!" Jodhi tersenyum smirk. Membuat Lintang kini menelan ludahnya karena senyum pria itu sungguh mengerikan. Mati aku!
" Tuan kumohon lepaskan saya, saya...!" Lintang bahkan kini mengeluarkan jurus untuk memohon. Wanita itu bahkan memanggil Jodhi dengan penuh kesopanan. Ia benar-benar takut jika pria itu memakannya ( mengandung makna konotasi).
Jodhi bergeming, kini wanita itu bahkan merengek seperti bocah setelah beberapa waktu yang lalu ia sempat merasakan tamparan dari tangan halus itu. Damned!
Pintu lift itu terbuka, kini Jodhi dengan wajah datar dan tatapan dingin berjalan seraya tekun menyeret lengan Lintang dengan posesif dan kasar. Benar-benar pria asu!
Sebuah card lock terlihatlah digunakan Jodhi untuk membuka kamar hotel yang jelas berharga mahal itu. Membuat Lintang menelan ludahnya dengan susah. Sungguh ia takut.
.
.
Lintang
"AAAAAAA!"
Lintang berteriak karena Jodhi mendorong tubuh Lintang dengan kasar , hingga membuat tubuh wanita itu terpantul- pantul di atas kasur pegas ukuran besar itu.
Tubuh Lintang sudah sangat bergetar hebat saat ini, aduh bagiamana caranya kabur kalau sudah begini?
Ia beringsut mundur kala pria itu mulai mendekat. Mau apa pria itu?
" Istirahatlah dulu, karena 24 jam kedepan kau harus bisa memuaskan ku seperti kau memuaskan orang lain!" Ucap Jodhi penuh penekanan dan tersirat aura kemarahan di mata pria itu. Aneh sekali pikirnya.
Lintang benar-benar sedih kala hatinya dihujam dengan kata-kata pedas Jodhi. Pria itu sedari tadi tak hanya menyakiti Lintang dengan perbuatannya, namun juga dengan ucapannya yang terlontar bagai racun.
" Saya bukan pelacur!"
Ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis. Ia memang bekerja di cafe plus-plus itu, namun hanya sebatas memegang dan juga mengelus barang pusaka pria berkantong tebal. Ia tidak pernah menemani tidur apalagi melayani naf su para pria nakal.
Itu sudah perjanjian, dan selama ini ia melakoni hal itu aman-aman saja.
Jodhi tertawa mengerikan. Oh andai saja Lintang tahu jika pria yang memaksanya itu merupakan pria yang pernah menyatakan cinta untuk dirinya dulu.
" Bukan pelacur? Lalu di sebuah apa? Lon te?"
Lintang terlihat mengeraskan rahangnya sembari menahan buncahan emosi yang membara.
Sejurus kemudian Lintang menangis, sungguh ia tak peduli jika selama ini banyak pasang mata yang memandangnya kotor, atau bahkan banyak bibir yang kerap mencibir. Ia hanya mementingkan ibunya. Dari mana lagi ia bisa mendapatkan uang untuk pengobatan ibunya?
Namun, entah mengapa ucapan Jodhi yang setajam silet itu membuat hatinya sakit. Di sandangi predikat yang bukan sebenarnya itu, jelas membuat hati Lintang terluka.
" Tolong Tuan, tolong jangan sakiti saya. Saya bisa memuaskan anda dengan cara lain!" Ia memberanikan dirinya untuk berbicara, bahkan merendahkan diri. Sungguh ia takut jika sampai Jodhi akan melahap selaput daranya.
" Bahkan saat aku sudah membayar mu dengan mahal pun, kau masih saja tidak mau Lin. Apa jika Raka yang memesanmu kau akan dengan sukarela menyerahkan tubuhmu?"
" Perempuan sok suci?" Jodhi mendorong tubuh Lintang dengan gerakan cepat, membuat dirinya langsung terlentang ke atas kasur itu.
Astaga bagaimana ini?
Jodhi merayap ke atas tubuh Lintang, kini pria itu mulai membuka kemejanya dengan cepat. Mata Lintang membulat demi melihat dada liat pria itu yang penuh dengan tato hingga ke punggungnya. Benar-benar sangar.
Lintang menangis, jelas ia akan habis oleh pria itu. Oh astaga, bagaimana ini?
.
.
Jodhistira
Ia benar-benar tersulut dengan ucapan Lintang yang makin membuatnya geram. Bayangan ucapannya sewaktu dulu kian membuat Jodhi marah. Bahkan, Jodhi merasa Lintang sok suci.
Ia sebenarnya ingin melakukan hal itu dengan lembut meski ia tahu jika Lintang seorang wanita penghibur. Namun kesombongan yang di tunjukkan Lintang membuat dirinya tak bisa berfikir jernih.
Jodhi terlihat menarik baju Lintang dengan Paksa. Membuang baju wanita itu ke sembarang arah.
Jakun Jodhi seketika naik turun demi melihat dua gundukan indah seputih susu yang benar-benar menggiurkan.
" Tubuhmu pasti sudah puluhan bahkan ratusan kali di jamah orang kan?" Mata Jodhi memerah, dengan gerakan kasar ia masih terus melucuti pakaian Lintang dengan tak sabar.
" Tuan kumohon, hanya ini yang aku punya untuk suamiku nanti!" Lintang bahkan sampai berucap memohon.
" Tolong kasihani aku Tuan!" Lintang bahkan masih memohon saat tubuhnya sudah setengah telan jang.
" Apa kau pikir aku percaya jika wanita sepertimu masih suci, hah?" Dalam hatinya terus saja menyangkal. Sakit hatinya benar-benar harus terlampiaskan. Ia ingin mencabik-cabik wanita itu saat itu juga.
Jodhi melu*mat bibir lintang dengan kasar, pria itu benar-benar telah menyakiti Lintang. Ia memilin puncak dada Lintang yang benar-benar menggairahkan itu. Sedikit merasa marah karena benda dengan bentuk seindah itu pasti sudah terobralkan.
Brengsek!
" Mmmmm!" Lintang yang kehabisan nafas kini memukul dada bidang Jodhi. Membuat Jodhi kini melepaskan sejenak ciumannya.
Jodhi menindih dan mengunci pergerakan Lintang, cassanova kelas kakap itu jelas lihai saat bertarung diatas ranjang. Oh man! jangan ragukan hal itu!
Kedua tangan lintang ia rentangkan senada dengan kedua tangan kekarnya yang bermasa otot liat. Jodhi melahap kuncup dada wanita itu. Lintang menggelinjang, secara fisik menolak namun naluri alami justru menyambut. Sial.
Jodhi meraba ujung pangkal pa ha Lintang yang rupanya sudah basah. Dengan seringai licik Jodhi kini menyambar bibir Lintang kembali.
Terasa begitu menggairahkan.
" Sepertinya kau juga menginginkannya!" Bisik Jodhi sekilas, membuat Lintang menoleh dengan wajah merah. Jelas itu diluar kendali Lintang.
Sialan!
Kelelakian Jodhi yang sudah mengeras jelas kini menuntut lebih. Pria itu benar-benar larut dalam gelombang hasrat. Niat hati ingin memberikan pelajaran untuk Lintang, kini malah ia harus menerima simalakama dari perbuatannya. Aset berharganya meronta- ronta ingin segera memasuki kedalaman sempit itu.
Jodhi mengarahkan aset pentingnya itu menuju celah sempit milik Lintang, ada hal yang aneh saat ia menghentak. Ini benar-benar sempit. Terlalu sempit.
Lintang merasakan sangat sakit dan perih saat sesuatu yang besar dan tumpul itu memaksa dan mendesak ingin memasuki dirinya.
Jodhi setengah terperanjat, benarkah jika wanita itu sedari tadi telah mengatakan kejujuran? Bagiamana ini?
Sudah kepalang tanggung, kepala benda pentingnya telah berada di ambang daging lembab itu. Jodhi melu*at bibir Lintang dengan harapan membantu wanita itu untuk mengurangi rasa sakit.
Oh sial, bagiamana ini? Apa dia telah melakukan sebuah kesalahan.
Otot lengan Jodhi kini terlihat mengetat saat ia memangku kepala lintang sambil terus mencium dan melakukan gerakan menghentak secara perlahan. Oh sial, she's still a virgin!
Really really virgin!
Jodhi merasa miliknya kini harus berusaha lebih keras saat celah sempit itu seolah sulit tertembus, dengan beberapa kali hentakan yang cukup ekstra, akhirnya Jodhi mampu menembus celah sempit itu.
Ahhhh!
Ia membiarkan sejenak kelelakianya yang sudah terbenam di antara celah sempit nan lembab milik Lintang itu. Kini, mereka berdua benar-benar tengah menyatu.
Sesal, merasa bersalah, marah, emosi. Entahlah, semua rasa bergabung bertangkup senada. Benar-benar sial!
Tanpa Jodhi ketahui, Lintang menitikkan air matanya kala bagian bawahnya kini terasa perih, seperih perasaan hatinya.
Sesuatu yang amat berharga, sesuatu yang selama ini ia jaga, telah hilang begitu saja.
Maaf Ibu!
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Nazka Aditya
gk sangka jhodi bakal seliar itu....dan gk sangka juga ternyata ada rasa iri di hati jhodi pada raka...padahal yg bikin jhodi berubah jadi anak yg baik juga raka kan
..?
2023-01-09
0
£rvina
kasian lintang, klo kerja di tmpt kayak gitu pasti dicap gak bener... aku ikut ngerasa sakit pas lintang diperawanin.. jd ikut ngejerit .. pasti sakit banget, sama swami jg sakit apalagi sama org yg gk kenal... 😖
2022-12-10
0
Raden Ajeng Safitri
kan emang susu Thor,, ahihihi 😃😃😃
2022-11-21
0