Ketegasan Ares

Setelah Ares pergi ke kantor, Lyza bangun lalu membersihkan dirinya. Akhir-akhir ini ia sudah sedikit terbiasa bangun pagi. Dalam tidurnya pun sudah tidak pernah mimpi buruk seperti yang lalu-lalu.

Setelah berganti pakaian, Lyza turun ke bawah. Lyza menuju dapur dan rupanya ada pembantu yang di pekerjaan Ares di sana. Dia sedang membersihkan dapur.

" Selamat pagi nyonya, ada yang bisa saya bantu? ". Sapa sang pelayan. Yang namanya ija, kita sebut saja bi Ija.

" Hmm pagi. Tidak aku hanya ingin sarapan ". Seumur-umur, baru kali ini Lyza sarapan tepat waktu. Biasanya ia sarapan sekitar jam sepuluh keatas.

" Apa perlu saya buatkan nyonya? ".

" Tidak perlu, aku makan roti saja ". Duduk di meja makan.

Bi Ija tersenyum. " Kalau begitu saya lanjut pekerjaan saya dulu nyonya ". Lyza mengangguk menanggapi.

Lyza mengolesi rotinya dengan selai strawberry kesukaannya. Setelah nya, ia tidak langsung memakan roti tersebut. " Apa aku harus berdoa juga yah? ". Gumam Lyza. Ia selalu memperhatikan Ares saat makan, dan pasti Ares selalu berdoa setiap ingin makan.

" Tapi, apa aku pantas mengatakan apa yang selalu di katakan pak ustadz yah? ". Masih ragu. Namun saat ia sekali lagi mengingat bagaimana se-khusyuk nya Ares membaca doa sebelum makan, Lyza jadi semakin yakin.

Melihat kiri, kanan, depan, belakang. Saat sudah memastikan tidak ada orang, Lyza mulai menengadah kan tangannya. Ia menutup mata, dan mulai mengingat-ingat apa yang selalu di katakan Ares saat hendak makan.

Lyza membaca doa sebelum makan, hanya bergumam agar tak ada orang yang mendengarnya. Setelah membaca doa, yang hampir memakan waktu lima menit itu, entah apa yang dibacanya. Lyza mulai menikmati makanannya.

Di sisi lain

Ares tersenyum melihat ponselnya. Di mana di dalam ponsel, Bi Ija mengirim video sang istri yang sedang khusyuk membaca doa sebelum makan. Ares Terkekeh. " Apa yang kamu baca sih sayang ". Gumam Ares, gemas melihat Lyza yang sangat lama bergumam sendiri.

Ares Memang sengaja membesarkan suaranya saat ia berdoa sebelum makan, agar Lyza mendengar dan mempelajari nya. Ares tahu bahwa Lyza seorang wanita cerdas namun masih polos. Karena terkurung dengan dunia gelap. Karena itu, Ares ingin menuntun Lyza agar menjadi lebih baik.

Ares bersyukur telah mempersunting Lyza, sebab Lyza seorang istri yang penurut, walaupun ia keras kepala, namun karena kepolosan nya mengenai dunia luar membuat Lyza sangat polos dan menurut saja jika berhadapan dengan Ares.

Diluar sana banyak wanita Sholeh dan baik-baik, namun belum tentu penurut seperti Lyza. Lyza Memang sering berkata kasar, namun setidaknya ia bukan seorang munafik. Lyza bagaikan janda, yang kalau di tanya masih suci tentu bilangnya tidak. Bukan seperti seorang gadis yang ditanya masih suci, bilang nya iya! Namun, belum tentu ia jujur.

" Wis.. pengantin baru kerjaannya senyam-senyum mulu ". Celetuk Egi yang sedari tadi melihat Ares senyum-senyum memperhatikan layar ponselnya.

Egi berniat ingin memberitahu Ares mengenai rapat yang sebentar lagi akan dimulai, namun melihat Ares senyum-senyum seperti itu, membuat nya urung untuk merusak kebahagiaan Ares.

" Ah! Kamu Gi, bikin kaget. Ada apa? ". Menaruh ponsel di atas meja.

" Rapat sebentar lagi dimulai. Yuk kita ke ruang rapat ".

" Ayo ". Berdiri, saat hendak menuju pintu keluar.

" Res, ingat yah kamu harus tegas! ". Entah sudah keberapa kali Egi mengingatkan.

" Haha tenang saja ". Menepuk pundak Egi.

Saat mereka sudah sampai di ruang rapat, semua orang berdiri menyambut Ares dan Egi masuk. Ares tersenyum ramah kepada semua orang di dalam ruang rapat, berbeda dengan Egi yang menatap tajam mereka. Egi bisa melihat tatapan meremehkan dari beberapa pihak, sebenarnya Ares juga bisa melihatnya, namun sebisa mungkin ia tetap tersenyum.

" Silahkan duduk ". Ares masih dengan senyum ramah. Semua orang yang ada di ruang rapat itu pun duduk.

" Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu ". Salam Ares, ada yang menjawab namun ada yang diam saja atau bahkan mengumpat dalam hati.

" Baik, jadi pasti kalian sudah tau maksud saya mengadakan rapat kali ini ". Ucap Ares dengan ramah.

Egi yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala, ia tidak tahu kenapa Ares masih bisa seramah ini.

" Egi coba kamu jelas kan tentang rapat kita kali ini ".

" Baik tuan ". Jawab Egi. Ia pun mulai berbicara, namun nada bicaranya sangat dingin. Egi menatap tajam Kepada orang-orang yang melihat remeh Ares.

" Seperti yang tuan Ares katakan tadi, anda sekalian pasti sudah tahu maksud dari rapat kali ini ". Menarik nafas. " Pak Gilang, Pak Riki kalian berdua bisa jelaskan dengan apa yang kalian lakukan dengan kejadian tiga hari lalu di club xxx ". Ujar Egi dingin.

Para dewan direksi disitu saling tatap, dan setelahnya mereka menatap kedua orang yang disebut oleh Egi tadi.

Tidak ada ketakutan di mata mereka berdua, membuat Egi kesal, ingin sekali rasanya ia lempar kursi ke wajah tebal mereka berdua.

Pak Gilang berdiri. " Begin tuan Ares, jadi saya dan pak Riki bekerjasama dengan ketua mafia di bawah naungan keluarga Warrent agar dapat menghasilkan uang lebih untuk perusahaan ini juga ". Jelas pak Gilang

Pak Riki ikut berdiri. " Iya benar tuan, seharusnya anda senang kami melakukan nya ". Tersenyum menang dan dibalas Ares dengan senyuman ramah.

Brakk...

Egi menggobrak meja didepannya. Jika Ares sabar melihat tingkah kedua orang didepannya, lain hal dengan Egi yang sungguh ingin membuang kedua orang itu ke laut.

" Kau..__ ". Perkataan Egi terhenti, saat Ares mengangkat tangannya tanda agar Egi diam.

Ares menarik nafas. " Terima kasih untuk anda berdua yang sudah susah payah bekerjasama dengan para mafia itu untuk kebutuhan perusahaan ". Masih menampilkan senyuman ramah, membuat kedua orang yang telah terbang ke langit itu semakin terbang hingga menembus Cakrawala.

Bahkan para dewan direksi yang tidak tahu apa-apa sedikit terkejut saat mengetahui permasalahan yang terjadi disini, namun sang pemimpin perusahaan sangat santai.

" Tapi.. ". Menyilangkan kakinya, tatapannya yang tadi ramah dan teduh berubah datar nan tajam. " Perusahaan saya tidak memerlukan bantuan haram kalian berdua! Karyawan saya tidak akan menerima gaji haram hasil dari perbuatan kalian ". Lanjutnya dengan tatapan tajam, membuat semua orang didalam ruang rapat bergidik ngeri.

Ini pertama kalinya mereka melihat Ares yang sangat tidak ramah seperti ini. " Kalian berdua sudah saya peringati sebanyak dua kali, dan ini yang terakhir! Jika kalian melakukan nya, mau tak mau siap tak siap kalian berdua harus hengkang dari jajaran direksi! Kalian tau kan kekuasaan ku?! ". Menatap tajam kedua orang yang masih berdiri dengan wajah pucat dengan tatapan tajam.

" Selama ini aku hanya diam bukan berarti aku tidak bisa membuat kalian berdua bungkam, atau takut dengan kalian ". Terkekeh namun nadanya sangat mengejek.

" Aku hanya tidak ingin membuat kalian berdua tidur di jalanan, kasian keluarga kalian jika harus menanggung apa yang kalian lakukan ". Lanjut Ares, kali ini Egi tersenyum senang melihat Ares yang mengeluarkan taring nya.

" Jadi, tidak ada lagi yang namanya kesempatan!! ".

Duarrr...

Bagai tersambar petir, kedua orang itu tak dapat berkata-kata mendengar apa yang baru saja ia dengarkan. Selama ini mereka kira Ares takut dengan mereka atau Area terlalu baik.

" A.. apa maksud mu, siapa yang mendukung mu ". Pak Gilang mencoba untuk membela diri. Ia melihat kesemua dewan direksi, namun semua nya hanya diam bahkan mengalihkan pandangan mereka.

Saham yang mereka punya tak bisa di saingi dengan apa yang di punya oleh Ares. Walaupun saham Ares kalah banyak, ia tetaplah seorang tuan muda dari keluarga Warrent yang berkuasa. Perusahaan ini hanya secuil dari apa yang Ares punya.

" Egi ". Titah Ares. Egi mengangguk lalu menghubungi satpam untuk mengusir mereka berdua.

Tak lama kemudian satpan pun tiba, bukan sembarang satpam. Satpam yang di pekerjaan perusahaan adalah satpam terlatih yang langsung dipilih oleh Ares langsung.

" Seret kedua orang tak tau diri itu ". Menunjuk ke arah pak Gilang dan pak Riki.

Tanpa ba bi bu lagi, kedua satpam itu meringkus kedua orang itu.

" Maafkan saya.. tuan, saya mohon ". Pak Gilang dan Pak Riki langsung berlutut, sebenarnya Ares tidak tega, namun ia tetaplah seorang pemimpin yang harus tegas.

Ares hanya menatap datar kedua orang itu, sampai kedua satpam tersebut berhasil membawa mereka keluar.

" Saya peringati sekali lagi, jika tidak ada yang ingin bernasib sama dengan kedua orang tadi, sebaiknya tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain ". Kata Ares dingin.

" ingat! saya tidak pernah main-main dengan perkataan saya ".

Glek..

Semua orang mengangguk.

Ares berdiri. " Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu ". Salam Ares dan keluar dari ruangan itu diikuti oleh Egi dengan senyuman kemenangan.

Di sepanjang jalan, semua karyawan yang berpapasan dengan Ares tersenyum ramah dan menyapa Ares. Ares membalas dengan senyuman ramah juga. Ares Memang terkenal sebagai pemimpin perusahaan yang sangat ramah. Egi juga membalas mereka dengan senyuman. Masa seorang CEO sangat ramah, tapi asistennya malah dingin. Itukan tidak afdol.

Sesampainya mereka berdua di dalam ruangan. " Ahhahah kau lihat wajah mereka tadi. Seharusnya sudah sejak dulu kamu seperti itu Res ". Duduk di sofa

Ares ikut duduk di sofa. " Haiss sebenarnya aku tidak tega. Namun yah salah mereka sendiri yang tidak menepati janji untuk berubah ".

.........

Jam menunjukkan pukul 17.30 namun belum ada tanda-tanda Area akan pulang. Biasanya sesudah bahda ashar Area sudah pulang jika hanya ke pesantren.

Lyza duduk di ruang tv sembari menonton tv. Sebenarnya ia sedang menunggu Ares pulang, namun yang di tunggu-tunggu dari tadi belum menampakkan batang hidungnya.

Lyza melirik ponselnya. Ia sangat ingin menghubungi Ares, namun gengsinya masih menguasai diri Lyza.

" Pak Ustadz sangat lama. Apa yang di kerjakan di kantornya yah ". Keluh Lyza sekali lagi melihat ke arah jam.

Lyza menghela nafas pelan. Ia berdiri " mending aku masak saja dulu. Tapi ini bukan untuk pak ustadz, tapi aku juga ingin makan. Yah kalo pak ustadz ingin ikut makan masakan ku yah tidak apa-apa ". Ucap Lyza dan berjalan ke dapur dengan semangat.

" nyonya apa mau saya bantu? ". ujar Bi Ija saat melihat Lyza sedang berkutat dengan alat tempur dapur.

" tidak perlu. Istirahat lah, sekarang sudah bukan jam kerjamu ". Titah Lyza tanpa melihat bi Ija.

" Baik Nyonya ". Bi Ija pun pergi dari situ. Selama ia bekerja jadi pembantu di rumah itu, tak pernah sekalipun bi Ija memasak untuk sang majikan. Membuat nya sangat senang, apalagi kerjaannya hanya membersihkan rumah yang bahkan selalu bersih.

Mana gaji bi Ija bukan kaleng-kaleng lagi! fiks betah bi Ija jadi pembantu di rumah besar itu.

Tak lama kemudian, Ares pulang. Ia sempat sholat Maghrib di jalan sebelum pulang kerumah.

Saat masuk, ia tidak mendapati sang istri padahal biasanya Lyza selalu berada di ruang tv untuk menonton. Namun sekarang wanita yang memenuhi pikirannya dari tadi tak nampak.

Ares mencium aroma sedap dari dapur. Ares berjalan ke arah dapur, ia tersenyum melihat sang istri yang sedang memasak dengan sangat lihai sembari bersenandung.

'cantiknya Istri ku'.

TBC

Lyza Tsundere yah gan 🤣

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Like, komen dan votenya 😘

Terpopuler

Comments

Nurdiana Hadiwinoto

Nurdiana Hadiwinoto

lanjut

2023-02-17

1

Nurul Eny

Nurul Eny

ketua mafia bisa masak juga

2022-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Kekejaman Lyza
2 Interogasi
3 Ustadz Tampan
4 Surat
5 Makhluk Dari Planet Lain!!!?
6 Mafia Cantik VS Ustadz Tampan
7 Taruhan
8 OTW Ijab Qobul
9 Kerasukan Setan!
10 Serangan
11 Ketua mafia polos
12 Bukan menantu Tersakiti
13 Pak Ustadz Cemburu
14 Misi Pendekatan
15 Tertangkap basah
16 Gantinya
17 Ketegasan Ares
18 Kegalauan Lyza
19 Ketua Mafia Cemburu?
20 Penjelasan
21 Ke Kantor
22 Dia Istriku
23 Mengerjai Lyza
24 Langga
25 Rela Terluka
26 Berdamai dengan masa lalu
27 Bertekad untuk belajar
28 Perubahan
29 Suka Kamu
30 Rahasia Lyza
31 Demi kebahagiaan
32 Biarkan dirimu bahagia
33 Tch Gombal
34 Suami Posesif
35 Akhirnya...
36 ada apa?
37 Semakin Dekat
38 Di Kantor
39 Minyak
40 Menebus Dosa
41 Janji
42 Perpisahan
43 Nasehat
44 Rencana Zean
45 Lamaran Zean
46 Pernikahan Zera
47 MP Zera
48 Jawaban dari semuanya
49 Ares dibuat kalang kabut
50 Kehidupan baru
51 Ustadzah Lyza
52 Ke Pengajian
53 Ketemu
54 Pelukan hangat
55 Promosi
56 Obrolan ringan
57 Jangan tinggalkan kami lagi
58 Dasar Nakal
59 Rapat dadakan
60 Mampus
61 Cinta Pertama
62 Mall
63 Masih sama
64 Warung atau Restoran?
65 Lembur
66 Yang ke-2?
67 Yang kedua sungguhan
68 Bakso
69 Asisten pribadi
70 Percaya Dirilah
71 Masa lalu Re
72 Kekhawatiran Zean
73 Baby Lisya
74 Benar 'kan
75 Akira dan Atifa
76 Tiba-tiba
77 Berkumpul Bersama ( End )
78 Info
79 Othor amatir
80 Akhirnya Novel baru
81 ____
82 Dream Wedding ~
83 Bukan yang kedua
84 Kisah Fatih
85 Othor kembali
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kekejaman Lyza
2
Interogasi
3
Ustadz Tampan
4
Surat
5
Makhluk Dari Planet Lain!!!?
6
Mafia Cantik VS Ustadz Tampan
7
Taruhan
8
OTW Ijab Qobul
9
Kerasukan Setan!
10
Serangan
11
Ketua mafia polos
12
Bukan menantu Tersakiti
13
Pak Ustadz Cemburu
14
Misi Pendekatan
15
Tertangkap basah
16
Gantinya
17
Ketegasan Ares
18
Kegalauan Lyza
19
Ketua Mafia Cemburu?
20
Penjelasan
21
Ke Kantor
22
Dia Istriku
23
Mengerjai Lyza
24
Langga
25
Rela Terluka
26
Berdamai dengan masa lalu
27
Bertekad untuk belajar
28
Perubahan
29
Suka Kamu
30
Rahasia Lyza
31
Demi kebahagiaan
32
Biarkan dirimu bahagia
33
Tch Gombal
34
Suami Posesif
35
Akhirnya...
36
ada apa?
37
Semakin Dekat
38
Di Kantor
39
Minyak
40
Menebus Dosa
41
Janji
42
Perpisahan
43
Nasehat
44
Rencana Zean
45
Lamaran Zean
46
Pernikahan Zera
47
MP Zera
48
Jawaban dari semuanya
49
Ares dibuat kalang kabut
50
Kehidupan baru
51
Ustadzah Lyza
52
Ke Pengajian
53
Ketemu
54
Pelukan hangat
55
Promosi
56
Obrolan ringan
57
Jangan tinggalkan kami lagi
58
Dasar Nakal
59
Rapat dadakan
60
Mampus
61
Cinta Pertama
62
Mall
63
Masih sama
64
Warung atau Restoran?
65
Lembur
66
Yang ke-2?
67
Yang kedua sungguhan
68
Bakso
69
Asisten pribadi
70
Percaya Dirilah
71
Masa lalu Re
72
Kekhawatiran Zean
73
Baby Lisya
74
Benar 'kan
75
Akira dan Atifa
76
Tiba-tiba
77
Berkumpul Bersama ( End )
78
Info
79
Othor amatir
80
Akhirnya Novel baru
81
____
82
Dream Wedding ~
83
Bukan yang kedua
84
Kisah Fatih
85
Othor kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!