Di halaman belakang akademi terlihat Shin sedang melatih Jingmi berlatih kuda kuda dengan beban sekeranjang batu batu seukuran kepala di punggungnya. Terlihat banyak pukulan di wajah Jingmi. Wajahnya babak belur seperti dikeroyok ribuan massa. Tidak disangkanya kalau Shin orang yang begitu kejam ketika menghajar murid. Dia bahkan sudah mengutuk Shin ribuan kali dalam hatinya.
Srak
Bruk
Shin menendang telapak kaki Jingmi yang membuat telapak kaki bocah itu bergeser dan akhirnya jatuh.
"Kuda kuda yang benar, serangga!? Jika kakimu masih bergeser maka kuda kudamu masih salah. Apa kau mau menerima pukulanku lagi!? Ke ke ke ke ke," ujar Shin sambil terkekeh. Ya, itulah sifat aslinya, seorang bajingan psikopat yang berwajah malaikat.
Dalam hati Jingmi sudah mengumpat ribuat kali untuk baj_maksudnya Shin. Dan dirinya baru tahu kalau Shin suka membunuh orang sesuka hatinya. Dia pernah bertanya apa alasannya, tapi jawaban yang dia berikan adalah, hanya untuk bersenang senang. Sungguh, dia tak mengerti apa yang dipikirkan orang itu. Jika seperti itu, apa bedanya gurunya dengan para bajingan di keluargga Yuan?
Beberapa hari lalu…
"Aaah!?"
Tergeletak seorang perempuan dengan darah berceceran di dada perut dan juga bola matanya. "Bereskan dia!?" ujar Shin sembari mengelap belati ditangannya.
Di samping itu ada Jingmi yang terbelalak melihat gurunya baru saja membunuh seseorang yang tak bersalah. "B bagaimana kau bisa membunuh seseorang yang tidak bersalah? Dia_" Shin membekap mulut Jingmi dengan tangannya yang masih bernoda darah.
"Diam dan turuti perintahku. Serangga kecil sepertimu tidak berhak mengatakan apa yang benar dan salah padaku. Jika kau terus mengoceh seperti ini maka kau adalah yang selanjutnya!?" ujar Shin. Kemudian pergi keluar ruangan. Tidak lama di ambang pintu dia berhenti, "Jam 3 pagi, pergilah ke halaman belakang akademi! Jika kau ingin menjadi kuat." lanjutnya sembari tersenyum jahat. Dia benar benar pergi sekarang.
Setelah itu terdengar suara kaca yang pecah. Pria itu memang benar benar hebat, bisa membuat dimensinya sendiri. "Huuh…" Jingmi menghembuskan nafas dengan kasar. Untuk Beberapa jam tubuhnya sudah gemetaran serta berkeringat dingin. Ini adalah kali pertama dia melihat seseorang membunuh orang lain. Setelah Shin pergi, baru dia bisa bernafas dengan bebas. Dia melirik mayat disampingnya, 'Jika aku tidak menurut, maka aku akan jadi selanjutnya? Tidak, itu tidak akan terjadi!?' pikirnya.
Setelah hari itu, Jingmi selalu berusaha kabut dari Shin. Tapi dirinya selalu tertangkap dan sebagai hukumannya adalah dihajar habis habisan.
Pagi jam tiga lebih beberapa detik…
"Hah hah hah…" Jingmi berlari dari asrama murid pekerja menuju halaman belakang akademi. Disini, seseorang yang memasuki akademi Qing Luo yang belum memasuki umur berlatih akan menjadi pekerja sebelum menjadi murid. Tapi di khususkan untuk keluarga besar hal itu tidak berlaku.
"Kau terlambat tiga detik." ujar Shin selesai menghitung kedatangan Jingmi.
"Maaf, tadi…"
"Push up seratus kali."
"Apa?!"
"Dua ratus kali."
"It…"
"Tiga ratus kali."
"………"
"Empat ratus kali."
"Aku tidak mengatakan apapun!?" ujarnya tidak terima.
"Kau sangat lama jadi ditambahkan. Lalu karena kau bicara lagi jadi…" Shin pura pura berhitung, "Lima…"
Jingmi segera melakukan push up sebanyak yang Shin katakan. Dia melirik pria itu, terlihat senyum puas diwajahnya, 'Dasar orang gila!?' umpatnya dalam hati.
Sialnya lagi sangat sulit push up empat ratus kali dengan tubuh kurus kering seperti ini. Dan kenapa rasanya sangat berat untuk mengangkat tubuh? Terlihat Shin yang berada di atas punggung Jingmi.
"Kenapa? Cepat angkat!? Apa segini saja kau sudah menyerah? Haiss, kalau begini saja kau sudah menyerah, maka tidak ada gunanya kau bertekat menjadi kuat. Sia sia saja aku mengajari sampah sepertimu!?" ujarnya tanpa hati.
Langsung saja provikasi Shin bekerja begitu mulus. Jingmi langsung mengangkat tubuhnya dengan provokasi Shin yang membuatnya panas hatinya. 'Lihat saja nanti, aku akan membalasmu sialaaaan!?' pikirnya jengkel.
Sedangkan Shin tersenyum licik melihat Jingmi sangat mudah terprovokasi.
Tiga jam telah berlalu dan matahari sudah tampak sinarnya, "Baiklah, kurasa cukup untuk hari ini." ujarnya sembari berdiri. Lalu pergi dengan cepat.
Latihan hari ini habis hanya untuk push up. "Apa aku akan baik baik saja diajari olehnya?" ujarnya pada diri sendiri.
...***...
"Yohan, aku ingin makan daging rusa." ujar Chen Zinyu.
"Lalu?"
"Tangkapkan rusa untukku."
"Tidak, aku harus berlatih."
"… lalu panggang dagingnya. Bayangkan jika dicampur dengan saus bawang putih, bukankah kau belum pernah mencobanya?" ujar Chen Zinyu mengabaikan jawaban Yohan.
Pemuda itu memang belum pernah mencobanya. Ia rasa, dirinya sedikit tergoda untuk_tapi tidak. "Kenapa kau tidak menyuruh yang lain saja? Kenapa kau harus menyuruh seseorang yang cacat sepertiku?" ujar Yohan terus terang.
"Karena kita adalah…"
"Keluarga. Aku tahu, Keluarga seharusnya menuruti permintaan keluarganya yang lain. Bukankah itu yang ingin kau katakan?" ujarnya yang sudah paham betul ucapan Chen Zinyu setiap hari.
"Ho ho ho ho ho, kau benar sekali. Kau memang pantas jadi keluargaku!? jadi pergilah dan tangkap rusa untukku!?"
"Bisakah aku membunuhmu saja?" ujarnya terlanjur jengkel.
"Maka kau akan menjadi keluarga yang durhaka!?" balas Chen Zinyu.
Akan selalu ada jawaban dari pak tua itu. Anehnya, meskipun Yohan berbicara tidak sopan atau blak blakan, pria tua itu akan menanggapinya dengan candaan. Kecuali jika sifat aneh Yohan yang sering panik dan pikiran jahat lainnya muncul, pak tua itu akan mulai mengomel.
Pada akhirnya Yohan pergi ke hutan untuk menangkap rusa.
"Tunggu!? Kemana kau akan pergi?" tanya Chen Zinyu bingung.
"Tentu saja menangkap rusa."
"Bukan ke arah sana!? tapi ke arah sebaliknya!? Astaga, aku khawatir apa aku bisa menikmati daging rusaku jika begini. Ini!? Ambillah!? Gunakan itu sebagai petunjuk jalanmu." Chen Zinyu memberikan lipatan kertas peta yang sudah dipersiapkannya.
"Ini tidak per_"
"Kau perlu!? Dasar buta arah!? Jangan sok menolaknya, aku tahu kau membutuhkan ini. Dan jangan buang buang waktu lagi!? Cepat pergi!?" omelnya sembari menempelkan kertas itu ke wajah pemuda didepannya.
Yohan mengambil kertas itu, yang katanya peta. "Baiklah, aku berangkat."
"Ya, berangkatlah dan tangkap rusa yang besar."
...***...
Di hutan Yohan terlah sampai beberapa jam lebih lambat. Seharusnya satu jam sudah sampai ke hutan terdekat. Tapi karena tersesat jadi waktu sampai sangat lama. Meskipun memiliki peta ditangannya, ia tetap saja tidak bisa membedakan arahnya.
"Apa kau sudah mendengar kabarnya? Katanya satu keluarga bela diri habis dibantai oleh penjahat gila yang akhirnya telah bangkit." ujar salah satu pemburu memasuki hutan.
"Aku sudah dengar itu, katanya dia memiliki teknik penghisap.roh dan darah. Sangat mengerikan. Aku hanya takut jika dia datang ke kota ini." ujar pemburu yang lain.
Diam diam Yohan menguping pembicaraan mereka dengan berjalan di belakang keduanya. Ia merasa tertarik dengan pembicaraan kedua pemburu ini.
"Benar, tapi kurasa akademi Qing Luo akan mengurusnya walaupun memerlukan beberapa waktu."
"Jangan terlalu mengandalkan akademi, meskipun mereka adalah penguasa di tempat ini tapi apa mereka sebanding dengan penjahat gila yang katanya penjahat legendaris itu?"
Setelah beberapa detik mereka menjadi diam.
"Eeeyy, sudah sudah!? Jangan bicara tentang penjahat gila lagi. Lebih baik kita memikirkan bagaimana cara menangkap rusa tanpa bertemu dengan rubah merah." ujar salah satu dari mereka lagi.
"Haih, aku lupa kalau dihutan ini sudah ada rubah merah. Astaga, kenapa rubah merah ini tiba tiba muncul, membuat susah saja."
"Kau benar. Seminggu yang lalu tidak ada rubah merah di hutan ini. Yang ada hanya binatang buas dan hewan buruan biasa. Tapi sekarang kenapa bisa ada rubah merah?"
"Ya, dan aku dengar sudah ada banyak kultivator yang mencoba menangkap rubah itu dan menjinakkannya. Tapi karena rubah merah adalah hewan suci, jadi mereka kewalahan menjinakkannya. Kebanyakan dari mereka mati sia sia."
"Oh, dan… apa kau tahu?" tanya pemburu itu mulai memelankan suaranya.
Pemburu yang lain mulai mendekatkan telinganya untuk mendengar, "Apa?"
Yohan mulai menajamkan kemampuan mengupingnya.
"Aku dengar disini ada wanita cantik berambut putih dengan jubah hitam dan berkulit pucat." bisik pemburu itu dengan suara kecil, namun masih bisa terdengar oleh Yohan.
"Tapi sayangnya dia gila."
"Apa?" ujar Yohan tanpa sadar bersuara.
Langsung saja kedua pemburu itu menengok ke arahnya dengan tatapan terkejut. Mereka kaget kalau pembicaraan mereka selama ini disimak oleh orang lain. "Astaga, jadi kau selama ini menguping pembicaraan kami?" tanya salah satu dari mereka.
"Eeh, aku tidak sengaja dengar karena kalian bicara dengan keras." alasannya. Meskipun kenyataannya benar ia menguping.
Mereka saling pandang karena alasan Yohan terdengar masuk akal, "Baiklah, kali ini kami maafkan. Tapi lain kali jangan menguping lagi, itu tidak sopan nak." ujar mereka. Lalu bergegas pergi menjauh dari Yohan.
Yah, setidaknya ia cukup banyak mendapatkan informasi dari dua orang tadi. Entah kenapa rasanya ia mulai mengerti pembicaraan mereka. Penjahat gila yang dimaksud oleh mereka, juga di sebutkan oleh Shin. Di pesan dari mayat guru itu juga terdapat tulisan penjahat gila. Yang bisa Yohan simpulkan adalah semua ini berhubungan dengan pesan kecil di gulungan dan juga Shin. Hal ini bisa dirinya tanyakan lebih lanjut ke pria itu.
Kemudian tentang rubah merah, ia pernah bertemu dengan rubah itu sekali. Saat dirinya ditugaskan untuk mencari tanaman herbal. 'Kenapa rasanya aku merasa rubah itu mengikutiku?' pikirnya. Dan yang terakhir adalah wanita cantik berambut putih,memakai jubah hitan dan berkulit pucat. Saat mendengar ciri cirinya Yohan langsung teringat dengan cucu Chen Zinyu. Kakek tua itu selalu bercerita tentang cucunya setiap hari dan setiap detik. Rasanya Yohan sudah bosan mendengarnya. Apa ia hanya berpikir berlebihan karena Chen Zinyu selalu bercerita tentang cucunya?
Iya, pasti ia hanya berpikir berlebihan karena pak tua itu terus bercerita tentang cucunya. Mana mungkin seseorang yang telah mati hidup kembali. Terkecuali jiangshi, itupun jiangshi yang tidak memiliki akal dan pikiran.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments