Bab 14. Serangan misterius

Di luar kelas, Yohan berjalan jalan tanpa arah. Hampir setiap hari guru Wu mengusirnya dengan berbagai alasan. Tujuannya hanya satu, membuang beban yang merepotkan. Yohan. Sekarang dirinya benar benar dilihat seperti sampah. Setiap kali ia berjalan orang orang pasti tak ingin berdekatan dengannya. Mereka akan menatap dirinya dengan jijik. Hanya dua orang yang dekat dengannya. Satu orang mencurigakan yang tertarik pada dirinya, dan satu orang lagi yang menginginkan dirinya.

"Kemana kau akan pergi?" tanya salah seorang yang dekat dengannya.

"Aku hanya berjalan jalan saja. Kenapa kau keluar kelas?"

"Didalam sangat membosankan. Lebih menyenangkan pergi keluar." ujarnya.

Munpung ada Shin disini, Yohan jadi penasaran dengan cucu Chen Zinyu yang selalu pak tua licik itu banggakan. "Ngomong ngomong, apa kau tahu tentang cucu kepala akademi?" tanyanya.

"Aku tidak tahu banyak. Yang aku tahu hanya hanya dikatakan orang orang saja."

"Tidak apa apa, aku hanya ingin tahu sedikit."

"Yang kutahu katanya dia perempuan paling cantik, rambutnya putih dengan sedikit merah diujungnya, bakat seni bela dirinya juga sangat jenius, tubuhnya indah, tapi meskipun dia cantik, ekspresinya mati. Dia hanya memperlihatkan wajah datar pada setiap orang termasuk kepala akademi sendiri. Walaupun begitu kepala akademi sangat menyayanginya melebihi dirinya sendiri.

Tapi sayangnya umur cucunya tidak panjang, dia meninggal begitu cepat." jelasnya panjang. "Namun, ada rumor lain yang beredar." ujarnya lagi kembali membuat Yohan tertarik. "Ada rumor mengatakan, Kepala akademi membangkitkan kembali cucunya dengan teknik terlarang!? Makanya sampai sekarang Kepala Akademi masih menganggap cucunya masih hidup. Semua orang sekarang menggapnya gila dan pikun." bisiknya yang membuat Yohan sedikit terkejut.

"Jiangshi?" tanyanya.

"Benar, bukankah dia benar benar gila? Meskipun cucunya kembali bangkit, tapi tidak ada jaminan jiwanya kembali. Hanya raganya yang hidup, tapi jiwanya sudah lama mati."

Pantas saja orang tua itu mengatakan hal hal aneh padanya. 'Rupanya dia sendiri sudah gila.' pikirnya.

...***...

Makhluk kegelapan

Mereka adalah makhluk yang hanya hidup didunia bawah dan tidak bisa hidup didunia tengah atau atas. Tapi melihat mereka ada didunia tengah, sepertinya ada seseorang yang sengaja memanggil mereka dengan elemen pemanggil. Karena mereka sebanyak ini sepertinya kultivator ini adalah seorang yang ahli dari aliran hitam. Seperti yang dikatakan oleh Chen Zinyu.

Saat mereka berada di halaman belakang sekolah, tiba tiba serangan datang entah dari mana. Para monster itu langsung menyerang mereka tanpa kompromi.

"Aaaaarrrrkkk!?" Makhluk makhluk itu bersuara sangat nyaring yang membuat Yohan dan Shin tak bisa berkonsentrasi dan sibuk menutup telinga mereka.

Tidak lama makhluk makluk itu menyerang. Meskipun gerakan mereka tidak cepat, tapi suara mereka yang berisik membuat kedua orang itu hanya sibuk menghindar.

Sraat

Yohan melompat mundur ketika salah satu dari mereka mencakar dirinya, "Akh!?" erangnya kesakitan. Terlihat luka cakaran yang menghitam dan mengeluarkan aura hitam ditangannya.

"Ada apa?" Tanya Shin yang sibuk menyerang balik.

"Ah, tidak apa apa." Jawab Yohan. Ia tidak ingin menjadi penghalang Shin melawan makhluk makhluk itu. Yohan melihat lukanya, perlahan lukanya sembuh dengan sendirinya. 'Lukanya langdung sembuh? Setelah keluar dari Goa itu penyembuhanku jadi cepat.' pikirnya.

Akhirnya mereka jatuh karena saling tabrak. Tapi keduanya bangkit lagi setelah kebingungan, lalu berlari menuju Yohan. Namun mereka mengulangi apa yang baru mereka alami dan berkali kali jatuh. Hal itu membuat Yohan menyadari sesuatu, kedua monster itu tidak bisa melihat ke samping. Bisa dibilang penglihatan mereka buruk jika dari samping. Terlihat senyum senang diwajahnya ketika menemukan kelemahan mereka.

Dirinya berlari menyamping dan menyerang mereka dengan dengan elemen apinya.

Blarr

Keduanya langsung terbakar hangus. Senyum senang terlihat jelas diwajahnya, "Shin, serang mereka dari samping!?" ujar Yohan.

"Baiklah!?" setelah mengikuti kata Yohan, pemuda itu menyerang kedua monster yang dilawannya dari samping. Dia menebasnya dalam sekejap.

Slassh

Makhluk makhluk itu akhirnya dikalahkan. Tidak lama Yohan menghampiri Shin yang telah berhasil membunuh kedua monster. "Ayo kita kembali, aku memiliki firasat buruk." ujar Yohan.

"Ya." mereka berjalan kembali ke akademi dengan Shin yang memandu ke depan.

Tidak setelah mereka kembali ke akademi, makhluk kegelapan yang menyerang mereka juga menyerang ke dalam akademi. Terjadi keributan dimana mana. Apa lagi mereka yang belum bisa menggunakan elemen mereka.

Yohan segera berlari menuju keributan.

"Tunggu, kau ingin kemana?" tanya Shin yang menahan Yohan.

"Tentu saja menolong mereka." jawab Yohan.

"Biarkan saja para guru yang mengurus mereka. Lebih baik kita ke tempat para murid berkumpul." ujarnya. Sebenarnya Shin tidk ingin susah susah melawan hal hal yang merepotkan. Dia lebih suka memperhatikan orang lain yang menyelesaikannya. Dia tidak peduli mau orang lain kesusahan, yang penting dirinya selamat.

Yohan melihat para guru yang melawan makhluk makhluk itu. Sepertinya para guru itu tidak membutuhkan bantuannya. Dan sepertinya seseorang disampingnya ini sama sekali tidak memiliki niat menolong orang lain. "Baiklah, ayo!?" balasnya sembari pergi bersama Shin menuju ke tempat murid murid lainnya.

...***...

Sesampainya ditempat pengungsian terlihat para murid yang ketakutan. Mereka diungsikan ke dalam aula darurat. Yang diungsikan hanya murid murid baru saja. Sedangkan para murid yang sudah lama tidak. Mereka ditugaskan untuk melawan monster.

Karena ini adalah pertama kalinya mereka melihat makhluk kegelapan. Jadi semuanya panik ketakutan. "Ayo kita duduk disana!?" ujar Shin menunjuk tempat kosong.

Tapi ketika mereka sudah ada ditempat itu tiba tiba saja beberapa orang berbadan besar datang dan menduduki tempat mereka. Tentunya itu membuat mereka tidak suka dan melihat orang orang itu kesal.

"Pergi pergi, tempat ini milik kami. Cari saja tempat lain!?" ujar ketiga orang itu. Mereka adalah para senior yang lari dari pertarungan dan bersembunyi di aula.

Meskipun kesal tapi Shin mencoba untuk tetap tersenyum, "Maaf senior, tapi sepertinya senior yang harus pergi. Karena kami yang lebih dulu menemukannya!?" balas Shin.

"Hah? Apa maksudmu ban*sat?" mereka berdiri dengan amarah.

" Mengusir kami? Kau berani?" tanya orang paling besar.

"Sudah, kita hajar saja mereka!" ujar salah satu dari ketiga orang itu dengan tubuh paling krempeng.

Salah satu dari mereka berbadan besar melayangkan pukulan ke arah Shin, dengan santai dirinya menangkap tangan senior itu dan memelintir tangannya.

Krak

"Aaagghh!?" teriak senior tersebut.

Terlihat senyum senang diwajah Shin melihat senior tersebut kesakitan. Shin mendekatkan wajahnya ke telinga senior itu dan memisikkan sesuatu, "Teriaklah dan panggil teman temanmu!? Dan aku akan mematahkan lehermu!?" bisiknya.

Senior itu menelan paksa ludahnya. "K kurang ajar!? Ayo serang dia bersamaan!?" sahutnya gugup. Mereka menyerang Shin bersama sama.

Disaat yang sama Yohan menendang perut salah satu senior hingga membutanya terlempar beberapa langkah. Dan Shin juga menendang senior yang dia pelintir tangannya hingga menabrak temannya.

Bruk

Ketiganya langsung jatuh bersamaan. "Ayo kita panggil yang lain!?"

"Tidak, lebih baik kita cari tempat lain."

"Apa? Tapi…" dia sama sekali tidak menyelesikan ucapannya. Mereka pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

"Apa yang kau katakan padanya?" tanya Yohan penasaran.

"Aku hanya memintanya untuk mencari tempat lain, jika tidak aku akan memberi tahu guru." jawab Shin.

Yohan tahu sebenarnya bukan itu yang dikatakan pria itu. Dia pasti mengatakan hal hal yang menakutkan pada mereka. Mereka duduk di lantai seperti yang lain. Tapi belum juga Yohan duduk, seseorang memukul wajahnya hingga terlempar beberapa langkah.

Bugh

"Siapa yang_"

"Semua ini pasti adalah ulahmu!? Dasar pembawa sial!? Orang cacat sepertimu tidak seharusnya berada disini sialan!?" teriak Rudao dengan penuh amarah. Terlihat jelas urat urat yang menonjol di lehernya disertai rahangnya yang mengeras.

"Rudao, tenanglah. Aku tidak melakukan apapun yang_"

"Jangan berlagak bodoh dasar munafik!? Aku tahu kau menyimpan dendam kepada kami!? Karena itu kau menyebabkan semua ini terjadi, benar bukan?" ujarnya semakin lantang membuat semua orang disana melihat mereka. Sejujurnya apa yang dikatakan Rudao tidak masuk akal. Semua orang mengetahui elemen Yohan adalah api. Jadi semuanya menganggap apa yang dituduh Rudao hanyalah bualan semata dan hanya didasari dengan kebencian dia sendiri terhadap Yohan.

'Kalaupun aku ingin membalas dendam, aku akan melakukannya dengan sangat niat dengan membunuh kalian semua sekaligus.' pikirnya dalam hati. Yah, dia memang membenci orang orang disini didalam lubuk hatinya yang terdalam. Akan tetapi untuk memanggil monster kegelapan untuk menyerang mereka itu di luar kemampuannya. Sebab Yohan tidaklah sehebat itu sampai bisa memanggil monster dari dunia bawah.

Tidak lama datang teman teman Rudao menenangkannya. "Sudahlah, si sampah ini tidak ada hubungannya dengan semua ini. Ayo kembali saja, semua orang memperhatikanmu!?" ajak temannya.

"Ck…" dia berjalan menjauh bersama teman temannya. Lalu melirik Qin Qiu yang melihatnya dengan senyuman. Pipinya langsung memerah, dia membalas senyuman Qin Qiu dengan senyumannya.

Disela sela itu, Shin melihat interaksi keduanya. Sangat aneh menurutnya, seseorang yang menginginkan orang lain malah membuat orang itu dijauhi dengan dirinya sendiri yang menjadi satu satunya yang berharga untuk orang itu.

...***...

Di perbatasan gunung kun jian, tepatnya di hutan perbatasan terlihat seorang gadis dengan pakaian compang camping mencoba untuk melangkah ke luar hutan. Namun ragu untuk melangkah keluar. Kakeknya bilang untuk tetap berada di dalam hutan. Karena semua orang telah menganggapnya sebagai orang mati. Tapi ia ingin bertemu dengan seseorang di luar sana. Meskipun dirinya lebih menyukai didalam sini, tapi seseorang itu lebih penting dari kenyamanannya.

"Ggrrau raoo…" terlihat seorang jiangshi yang berjalan pincang menuju perbatasan, tapi belum sampai keluar dia berbalik kembali karena terdapat batas suci. Gadis itu terus memperhatikan jiangshi tersebut dari belakang. Apa yang dikenakan jiangshi itu membuatnya mendapat satu ide.

Beberapa menit kemudian, setelah menghajar jiangshi dan merebut pakaiannya gadis itu memakai jubah hitam yang mana pakaian milik jiangshi tersebut. Menarik tudung jubah hingga menutupi sebagian wajahnya. Dengan begini tidak akan ada yang mengenalinya. Ah, benar juga, dia juga harus menyembunyikan rambut putihnya yang mencolok. Baiklah, sekarang dia sudah siap!?

...***...

Setelah penyerangan misterius, perlahan keadaan di akademi kembali pulih. Mereka kembali ke aktivitas masing masing dan melupakan serangan monster dunia bawah seperti angin lalu. "Cepat sekali mereka melupakannya, tapi tatapan mereka padaku tidak berubah sama sekali." ujar Yohan kesal. Benar, mereka cepat melupakan serangan dari pemanggil tingkat tinggi. Tapi masih saja melihat Yohan sebagai sampah.

krasak… krasak…

Langkahnya berhenti melangkah ketika mendengar suatu suara berisik. "Apakah itu salah satu monster yang masih hidup?" tanyanya. Dia melangkah lebih dekat ke arah semak semak.

"Hwaaaaa!?" teriak seorang bocah keluar dari dalam semak menabrak Yohan.

Seketika Yohan terjengat kaget ketika seorang anak tiba tiba menabraknya keluar dari semak semak. Anak itu lebih muda tiga tahun darinya.

………

Tiba tiba suasananya jadi sunyi, "Siapa kau?" tanya Yohan heran. Seingatnya tidak ada anak kecil seperti itu di akademi ini.

"Aku? Aku adalah… Ho Jingmi!?" ujarnya bangga dan lantang.

"Ho… Jingmi?"

"Benar!? Ho Jingmi!?"

"Jadi, kau siapa?" tanya Yohan sekali lagi menanyakan identitas anak yang bernama Ho Jingmi tersebut.

"Aku… eeh… emm…" sepertinya bocah itu bingung harus berkata apa.

"Huff, ayo!? Aku akan mengantarmu pulang ke ibumu!?"

"Tidak!? Aku tidak ingin pulang!?"

"Apa, kenapa kau tidak ingin pulang?"

"Jika aku pulang, jika aku pulang…" Jingmi terlihat ingin menangis, dia memegangi ujung bajunya dan menggigit bibir bawahnya dengan mata yang berkaca kaca. Sepertinya dia memiliki masalah di keluarganya.

"Ikutlah denganku."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Liu Yohan
3 Bab 2. Kebakaran
4 Bab 3. Dunia yang hancur
5 Bab 4. Pembunuhan pertama
6 Bab 5. Orang yang mengaku penjahat gila
7 Bab 6. Tidak bisa kultivasi
8 Bab 7. Api sejati
9 Bab 8. Teman baru untuk orang aneh
10 Bab 9. Hadiah untukmu
11 Bab 10. Hasil yang tak terlihat
12 Bab 11. Kakek menyebalkan
13 Bab 12. Orang orang aneh
14 Bab 13. Jiangshi cantik + Rubah merah
15 Bab 14. Serangan misterius
16 Bab 15. Makanan Anjing
17 Bab 16. Kebangkitan seseorang
18 Bab 17. Guru, murid dan keluarga
19 Bab 18. Gadis aneh 1
20 Bab 19. Gadis aneh 2
21 Bab 20. Keributan di kasino
22 Bab 21. Katakanlah, “Aku. Mencintaimu!?”
23 Bab 22. Anjing setia 1
24 Bab 23. Anjing setia 2
25 Bab 24. Waktu tiga tahun
26 Bab 25. Menjadi penjahat
27 Bab 26. Kembalinya penjahat
28 Bab 27. Pembakaran sampah
29 Bab 28. Reuni
30 Bab 29. Cerita masa lalu
31 Bab 30. Bestie
32 Bab 31. Tidak tahu apa apa
33 Bab 32. Sumpah
34 Bab 33. klan pengemis
35 Bab 34. wanita gila dan bayinya
36 Bab 35. Kontrak naga kembar
37 Bab 36. Keluarga
38 Bab 37. Sebuah keadilan
39 Bab 38. Pemimpin muda Sekte Demonik.
40 Bab 39. Pertemuan dengan Ming Jiajun
41 Bab 40. Akar dari dendam
42 Bab 41. Musuh kuat
43 Bab 42. Latihan jurus pertama berpedang
44 Bab 43. Mengatasi kelemahan
45 Bab 44. Mencari tahu tentang wanita misterius
46 Bab 45. Mencari informasi wanita misterius
47 Bab 46. Hari terbukanya portal
48 Bab 47. Labirin bagian luar 1
49 Bab 48. Labirin bagian luar 2
50 Bab 49. Labirin bagian luar 3
51 Bab 50. Labirin bagian dalam 1
52 Bab 51. Labirin bagian dalam 2
53 Bab 52. Labirin bangian dalam 3
54 Bab 53. Lapisan kedua, labirin bagian dalam 1
55 Bab 54. Lapisan kedua, labirin bagian dalam 2
56 Bab 55. Pondok tua flower garden
57 Bab 56.
58 Bab 10. Teratai putih
59 Bab 11. Permainan
60 Bab 12. Perkenalan
61 Bab 13. Teratai spiritual
62 Bab 14. Orang berstatus yang tidak berguna
63 Bab 15. Memberi dan menerima
64 Bab 16. Kerinduan pada kata cinta
65 Bab 17. Ming Jiazhen
66 Bab 18. Suara yang memanggil
67 Bab 19. Ilusi hati 1
68 Bab 20. Ilusi hati 2
69 Bab 21. Uluran tangan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Liu Yohan
3
Bab 2. Kebakaran
4
Bab 3. Dunia yang hancur
5
Bab 4. Pembunuhan pertama
6
Bab 5. Orang yang mengaku penjahat gila
7
Bab 6. Tidak bisa kultivasi
8
Bab 7. Api sejati
9
Bab 8. Teman baru untuk orang aneh
10
Bab 9. Hadiah untukmu
11
Bab 10. Hasil yang tak terlihat
12
Bab 11. Kakek menyebalkan
13
Bab 12. Orang orang aneh
14
Bab 13. Jiangshi cantik + Rubah merah
15
Bab 14. Serangan misterius
16
Bab 15. Makanan Anjing
17
Bab 16. Kebangkitan seseorang
18
Bab 17. Guru, murid dan keluarga
19
Bab 18. Gadis aneh 1
20
Bab 19. Gadis aneh 2
21
Bab 20. Keributan di kasino
22
Bab 21. Katakanlah, “Aku. Mencintaimu!?”
23
Bab 22. Anjing setia 1
24
Bab 23. Anjing setia 2
25
Bab 24. Waktu tiga tahun
26
Bab 25. Menjadi penjahat
27
Bab 26. Kembalinya penjahat
28
Bab 27. Pembakaran sampah
29
Bab 28. Reuni
30
Bab 29. Cerita masa lalu
31
Bab 30. Bestie
32
Bab 31. Tidak tahu apa apa
33
Bab 32. Sumpah
34
Bab 33. klan pengemis
35
Bab 34. wanita gila dan bayinya
36
Bab 35. Kontrak naga kembar
37
Bab 36. Keluarga
38
Bab 37. Sebuah keadilan
39
Bab 38. Pemimpin muda Sekte Demonik.
40
Bab 39. Pertemuan dengan Ming Jiajun
41
Bab 40. Akar dari dendam
42
Bab 41. Musuh kuat
43
Bab 42. Latihan jurus pertama berpedang
44
Bab 43. Mengatasi kelemahan
45
Bab 44. Mencari tahu tentang wanita misterius
46
Bab 45. Mencari informasi wanita misterius
47
Bab 46. Hari terbukanya portal
48
Bab 47. Labirin bagian luar 1
49
Bab 48. Labirin bagian luar 2
50
Bab 49. Labirin bagian luar 3
51
Bab 50. Labirin bagian dalam 1
52
Bab 51. Labirin bagian dalam 2
53
Bab 52. Labirin bangian dalam 3
54
Bab 53. Lapisan kedua, labirin bagian dalam 1
55
Bab 54. Lapisan kedua, labirin bagian dalam 2
56
Bab 55. Pondok tua flower garden
57
Bab 56.
58
Bab 10. Teratai putih
59
Bab 11. Permainan
60
Bab 12. Perkenalan
61
Bab 13. Teratai spiritual
62
Bab 14. Orang berstatus yang tidak berguna
63
Bab 15. Memberi dan menerima
64
Bab 16. Kerinduan pada kata cinta
65
Bab 17. Ming Jiazhen
66
Bab 18. Suara yang memanggil
67
Bab 19. Ilusi hati 1
68
Bab 20. Ilusi hati 2
69
Bab 21. Uluran tangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!