"Apa kau ingin membunuhku?" Tanya Yohan yang ditujukan pada orang dibelakangnya. Sambil memegangi mulut dan hidungnya dengan sapu tangan abu abu.
Seketika orang itu membeku ketika Yohan mengetahui dirinya ingin membunuhnya. Padahal dia tidak membuat suara sedikitpun tapi Yohan dengan mudah mengetahui keberadaannya, 'Aku memiliki firasat orang ini berbahaya.' Pikir orang itu sembari mundur beberapa langkah.
Yohan berbalik, ia melihat seorang pria berbaju hitam dengan topeng diwajahnya. Dia masih menutupi sebagian wajahnya dengan sapu tangan. Tekanan yang diberikan pria itu benar benar membuatnya kewalahan.
Sedangkan pria itu sendiri bingung mengapa pemuda didepannya terus menutupi hidungnya dengan sapu tangan. "Bagaimana kau tahu aku ada dibelakangmu?" tanya pria bertopeng.
"Itu mudah, bayanganmu terlihat olehku dan bau darah dari tubuhmu sangat menyengat. Aku tebak sebelum kau membunuh orang ini, kau sudah lebih dulu membunuh orang lain. Apa aku benar?" tanya Yohan sembari menunjuk bayangan pria itu.
"Jangan sok tahu, aku baru membunuh orang itu hari ini. Aku sarankan kau kabur dariku sebelum pedangku membuatmu menjadi potongan daging." Ujar pria itu yang membuat smirk di wajahnya.
Yohan mengernyitkan tengah alisnya, ''Aku baru membunuh orang itu hari ini' Itu artinya dia sudah membunuh orang lain kemarin. Tekanan darinya cukup besar. Ranahnya pasti lebih tinggi dari Jiang Feng. Jika aku bertarung dengannya sudah pasti aku akan mati. ' Pikir Yohan. Ia mengusap darah di hidungnya. Seperti yang dikatakan Lu Xiao, tubuhnya lebih lemah daripada manusia biasa yang tidak berlatih Qi. "Kabur darimu, lalu kau mengejar dan membunuhku? Itu sama saja usaha melarikan diriku sia sia, bukan?" Tanya Yohan sembari memiringkan kepalanya melihat orang itu tajam.
'Darah? Jadi dari tadi dia mimisan? Sangat lemah.' pikir Pria itu. Terlihat pemuda bertopeng itu heran dengan perkataan Yohan, "Hah, bagaimana kau tahu itu akan sia sia jika kau saja belum mencobanya?" Tanya Pemuda bertopeng.
"Kau bisa melihatnya, tubuhku sangat lemah bahkan hanya untuk berlari darimu. Aku juga bisa merasakan niat membunuh yang ditujukan padaku." ujar Yohan ssangat terus terang.
Prua bertopeng itu melihat Yohan dari atas sampai bawah. IJelas sekali dengan melihat tubuh kurus pria itu. "Pfft, asal kau tahu yang kau hadapi sekarang adalah penjahat gila yang terkenal. Aku bisa membunuhmu kapanpun aku inginkan. Jadi suatu keberuntungan bagimu aku membiarkanmu kabur dariku!? Atau, apa kau ingin mati ditanganku sekarang?" pria itu menatap Yohan dengan seringai serta hawa membunuh.
Sekali lagi Yohan menutupi hidungnya, "Penjahat, gila?" entah mengapa nama ini terasa tidak asing baginya. 'Ah, benar juga!? Satu tahun yang lalu orang orang di kota Chifeng ramai membicarakan penjahat gila yang membantai keluarga cabang Mo. Jadi orang ini adalah penjahat gila itu? jika benar dia adalah orang itu, bukannya aku benar benar dalam bahaya.' pikir Yohan mulai panik.
'Dia mimisan lagi? Kenapa dia sangat lemah?' pikir pria bertopeng heran.
Tidak lama dari kejauhan dua orang guru akademi datang dengan pedang terbang.
Pria bertopeng itu berdecak kesal, "Ck, kau sangat beruntung. Tapi jika kita bertemu lagi maka aku tidak akan segan segan membunuhmu." ujar pria bertopeng itu kemudian melarikan diri.
Dua guru tiba di tempat Yohan sekarang. Yohan terlihat cukup senang karena mereka tiba tepat waktu sebelum nyawanya melayang.
Qin Qiu segera menghampiri Yohan setelah memanggil guru. "Yohan, apa kau baik baik saja? Aku lihat dari kejauhan ada orang bertopeng disini mengancammu." ujarnya khawatir
'Sungguh wanita yang baik?' pikirnya yang sangat ragu memuji Qin Qiu. "Aku baik baik saja." ujarnya. Lalu teringat kalau pria bertopeng barusan memiliki gelagat ingin memeriksa mayat itu. "Sepertinya dia ingin mengambil sesuatu dari mayat itu." karena menurutnya hal ini sangat penting, Yohan segera memberitahukan kedua guru itu yang pastinya membuat kedua guru disana terkejut.
"Apa maksudmu nak?" Tanya pak tua yang menyelamatkan Yohan, namanya Lao Yan. Dia adalah guru ahli mantra dan pedang.
"Aku perhatikan dia terus melihat mayat itu. Jadi aku pikir ada yang ingin dia ambil dari mayatnya." ujar Yohan mengatakan pendapatnya. Meskipun belum pasti, tapi ia sangat yakin jika pria bertopeng itu selalu mencoba melirik mayat dibelakang Yohan bahkan saat berbicara dengannya.
"Heh, anak bau kencur sepertimu tahu apa? Jangan berlagak detektif hanya karena kau berhasil menemukan satu mayat." ujar seorang pria paruh baya yang berkumis tipis disebelah Lao Yan. Dia bernama Li Wei, wakil kepala akademi Qing Luo.
Yohan menatap orang itu dengan mata merahnya yang sangat tajam, memperlihatkan dengan jelas kalau ia tidak suka dengan perkataannya.
"Apa? Kau tidak senang aku mengatakan ini padamu? Astaga~ aku sangat takut melihat mata merah itu~" Li Wei meremehkan perkataan Yohan. Dia memang terkenal sering menghancurkan mental murid murid demi kesenangannya sendiri atau melampiaskan kejengkelannya jika dimarahi kepala akademi.
Astaga, apa moncongnya ini perlu di setrika? Kenapa begitu menyebalkan? Tapi karena ada Lao Yan, seseorang yang notabenenya penyelamat bagi Yohan, ia mencoba sabar. Meskipun dalam hati ia ingin sekali mengiris moncong pria itu.
"Wakil kepala, kau jangan memperkeruh suasana. Sebaiknya kita bawa saja mayat ini dan_." kata katanya terpotong setelah melihat siapa mayat yang tergeletak di tanah. "Bukankah ini adalah guru Bei? Bagaimana bisa guru Bei meninggal? Wakil kepala, kita benar benar harus menyelidiki tuntas kematian guru Bei!?" ujar Lao Yan seseorangya serius.
Li Wei teringat suatu hal kecil beberapa bulan lalu, 'Aku pikir guru Bei mendapatkan tugas khusus dari kepala akademi ke suatu tempat. Tapi bagaimana bisa dia pulang dengan menjadi mayat seperti ini?' pikirnya. "Haih, ini jadi semakin merepotkan. Baik_ Hei bocah!? Apa yang kau lakukan?" teriak Li Wei melihat Yohan sudah menggeledah mayat yang bernama guru Bei tersebut.
"Yohan, aku tahu kau ingin membantu kami, tapi mengotopsi mayat tanpa mendapat persetujuan itu tidak sopan." ujar Lao Yan.
"Hei bed*bah!? Apa yang kau lakukan? Menjauh dari mayat itu." Bentak Li Wei pada Yohan. Dia berjalan mendekati Yohan dan berusaha menjauhkannya dari mayat guru Bei.
Tanpa mempedukan omongan berisik Li Wei, Yohan mencoba mencari apa yang disembunyikan mayat ini. Dari baju dan tempat lain di tubuh mayat tidak ada satupun. Tapi ia akhirnya menemukan suatu kejanggalan kecil. Yohan merogoh mulut mayat tersebut dan melihat ada gulungan kecil disana. Ia segera memperlihatkan gulungan kecil itu pada mereka, "Lihat? Aku tidak mengada ada!? Dia benar benar menyembunyikan sesuatu." Ujar Yohan memperlihatkan gulungan kecil itu.
Lao Yao segera mengambil gulungan kecil itu dan melihatnya. Kemudian melihat Li Wei seperti mengisyaratkan sesuatu. "Maafkan kami karena meragukanmu, nak. Karena kau sudah menemukan hal yang paling penting kami harus memberimu hadiah!" Lao Yan mengeluarkan dua koin yang bergambar bintang. "Ini adalah koin bintang, koin ini sangat berguna didalam akademi. Kau bisa membeli apapun di toko akademi dengan satu koin. Ambillah!?" pak tua itu menyerahkan koin bintang pada Yohan.
Awalnya Yohan ragu, tapi kemudian ia mengambil koin itu. "Terima kasih."
"Tapi lain kali kau tidak boleh melakukan hal tidak sopan seperti itu lagi." ujar Lao Yan. Setelah itu mereka berdua pergi dan hanya menyisakan Yohan dan Qin Qiu.
"Waah, boleh aku lihat koinnya?" tanya Qin Qiu dengan mata berbinar binar.
Yohan berikan satu untuk Qin Qiu, "Ini untukmu!?"
"A apa? Tapi aku hanya ingin melihatnya."
"Kau yang memanggil guru kemari, jadi kau pantas mendapatkan satu." ujar Yohan.
Gadis itu terlihat ragu mengambilnya, "Apa kau yakin?" tanyanya kembali.
"Jika kau tidak mau…"
Dengan cepat Qin Qiu mengambil koin bintang, "A akan ku ambil!? Terima kasih banyak." ujarnya senang.
Yohan tidak menjawab Qin Qiu, dia memilih pergi meninggalkan gadis itu.
"Ah, tunggu!?" gadis itu berusaha mengejar Yohan dari belakang.
Sedangkan Yohan seperti mengeluarkan sesuatu dari mulutnya. Itu adalah gulungan kecil yang ia temukan. Ternyata didalam mulut mayat itu ada dua gulungan dan Yohan menyimpan satu gulungan kecil itu. Dirinya menyimpan gulungan itu dengan senyum samar diwajahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Tikno Wijaya
mantap bagus.. asal jgn putus tengah jalan saja
2022-04-25
1