"Gini deh, terserah Bang Robby mau bilang apa tentang aku terserah, yang jelas aku gak ada niatan sedikitpun buat mencelakakan Mama," jawab Dikta memutus pandangan mata mereka dengan membuang muka.
"Gausah percaya, pasti dia yang telpon Tante Reni dan ngabarin ke Tante Reni kalau dia habis ditalak, jadinya Tante Reni datang ke rumah," Glenca berjalan ke arah Robby dan berusaha mempengaruhi Robby.
Dikta menatap Robby dengan mata nanar dengan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir agar Robby tidak mendengar kalimat Glenca yang bernada hasutan.
"Lebih baik kamu pergi dari sini, Abang gak mau kamu ngehasut Mama lagi," Robby mengusir Dikta yang berdiri tak bergeming disana.
Robby terdiam, dia tidak bergerak sedikitpun, betapa hancurnya perasaannya saat ini mendengar ucapan Robby kepadanya.
"Astagfirullah Mas, sehina itu aku dimata kamu, sampai kamu sebegitunya percaya pada omongan Glenca," Dikta luruh air matanya sudah tidak tertahan lagi.
"Sudah! Jangan drama kamu, lebih baik kamu pergi dari sini," Robby menarik tangan Dikta dan memaksanya pergi dari sana.
Dikta yang ingin menemui Mama Reni, memberontak sehingga terjadi adegan tarik menarik disana, dimana Dikta tetap bertahan sedangkan Robby dan Glenca menarik tangan Dikta.
Brak!
Aw!
Dikta mengeluh tertahan saat tubuhnya terjatuh dilantai dengan bagian perutnya yang menyentuh lantai, Robby dan Glenca terdiam saat Dikta meringis sedikit.
"Gausah acting deh, biar kasian gitu sama kamu!" Glenca menarik tangan Dikta yang kewalahan berdiri dab merasakan sakit di perutnya.
"Berhenti!"
Suara seorang pria dengan jas kedokteran miliknya berjalan mendatangi mereka bertiga berusaha menghentikan aksi Glenca dan Robby.
Dia adalah Adam.
"Mas Adam?" lirih Dikta memegangi perutnya saat Adam langsung memapah tubuh Dikta dan membantunya berdiri.
Setelah berhasil berdiri, Dikta segera melepas tangan Adam dan memotong hubungan bersentuhan kulit mereka tadi. "Maaf Mas, bukan mahrom."
"Oh, pahlawan kesiangan sudah datang, gausah ikut campur deh!" Glenca menohok dan tersenyum sinis pada Adam.
"Ini Area rumah sakit, jangan membuat kerusuhan, dan kamu Robby! Jadi ternyata ini alasan dari Dikta menangis tadi, wah sudah hebat kamu, membahagiakan satu wanita saja tidak becus kau malah ingin membahagiakan wanita lain? Sadar Robby haram bagimu menelantarkan istri yang mengandung anakmu!" jawab Adam menunjuk Robby yang masih berdiri santai.
Robby mendelik sinis. "Bukan urusanmu, lagian kau hanya mantan kekasihnya Dikta, kenapa kau harus ikut campur dalam urusan rumah tanggaku."
"Atau jangan-jangan anak dalam kandungan Mbak Dikta, adalah anak dokter ini," timpal Glenca yang menusuk hati Dikta.
"Cukup yah! Jangan kamu bawa-bawa dan mempertanyakan anak dalam kandunganku lagi," Dikta berteriak dengan tangis terisak.
"Aku tidak habis pikir padamu Robby, kau adalah manusia paling berdosa, dibulan ramadhan seperti ini bukannya memuliakan istrimu, kau malah menelantarkannya, aku harap kau tidak akan merasakan apa arti itu kehilangan," Adam benar-benar merasa muak dengan Robby saat itu.
Mama Reni yang mendengar keributan diluar segera berjalan keluar dari ruangan rawatnya dan mendapati Dikta, Adam, Robby dan Glenca disana.
"Ada apa ini?" tanya Mama Reni berjalan ke arah mereka. "Dikta? Kamu kenapa nak?"
Dikta tidak menjawab dia berjalan ke arah Mama Reni juga dan memeluk Mama Reni. "Ada apa Dikta?"
"Maaf Ibu Reni, bukannya saya ingin ikut campur, tapi anak ibu ini baru saja merundung Dikta sehingga membuat Bu Dikta terjatuh di lantai," jelas Adam memotong pembicaraan mereka.
"Astagfirullah, sudah Mama duga sebelumnya, Robby lebih baik kamu bawa perempuan itu pergi dari sini!" ujar Mama Reni mengusir Robby dan Glenca.
"Tapi, Ma?"
"Pergi!"
Mama Reni kali ini berteriak yang membuat Robby menyerah dan menarik tangan Glenca pergi dari sana.
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ridz
makasih koreksinya kak ini belum sempet revisi semenjak ditulis 3 tahun yg lalu maklum waktu itu masih belum paham kepenulisan
2025-03-19
0
gee
kalimat "gini yah" terasa kurang pas dgn keadaan dan kondisi
2025-03-19
0
Jamayah Tambi
Bagus ,tinggalkan Robby dan Glenca.Urus saja mama Reni
2025-02-16
0